Pov Nareshpati Sadewa Adibrata

Mereka baru saja memakamkan neneknya di salah satu negara kecil di benua Eropa yang terkenal sangat nyaman.

Sekarang Naresh menghadap laki laki asing yang ternyata adalah papanya. Juga dua orang lanjut usia yang dipanggil oma dan opa, orang tua papanya.

"Mamamu menyembunyikan keberadaanmu dari papa dan juga oma opamu. Untung satu hari sebelum omamu anfal, beliau sempat menelpon papa."

Papanya menghela nafas sebentar

"Papamu tersangkut masalah besar, jadi harus menyingkir dulu. Biasa kisruh elit politik," ujar oma menjelaskan.

Naresh melihat perbedaan yang sangat jelas. Oma dari opanya kelihatan tegas, beda dengan oma dari mamanya yang lembut.

"Maaf kalo papa tidak bisa hadir saat mamamu meninggal," ucap papanya dengan suara getir.

Naresh masih membeku. Kesedihannya tumpah lagi. Mamanya meninggal ketika dirinya baru berumur lima tahun.

Saat itu hanya neneknya yang menemaninya dan mereka menangis bersama. Kakeknya juga ngga pernah terlihat karena sudah pergi selamanya sebelum dia lahir. Begitu kata neneknya.

"Sekarang kamu sudah papa temukan. Kamu akan bersekolah di sini dan mempelajari semua aset papa. Kamu harus tumbuh jadi pria yang kuat, Naresh. Dunia luar sangat kejam."

Naresh akui ucapan papanya sangat benar. Dia baru saja mengalaminya.

"Papa, opa dan oma yakin kamu pasti bisa Naresh."

Naresh ngga menjawab. Tapi sejak hari ini semuanya berubah. Naresh yang memang pendiam berubah menjadi semakin pendiam. Penampilannya pun dikoreksi papanya. Dia punya fashion stylist yang mengurusi penampilannya hingga menjadi sosok dingin dan sangat berwibawa.

Setelah bertahun tahun berlalu, Nareshpati sudah tidak mendengar kabar Nathalia dan sepupu sepupunya. Naresh tau, keluarga mereka menutup ruang publik dengan sangat rapat.

Yang tidak disangka, dia berinteraksi dengan bagian dari keluarga Airlangga Wisesa juga. Eldar dan Erland. Keduanya mengundangnya di acara pernikahan sepupu mereka.

Beberapa minggu sebelum undangan pesta, dia sudah kembali ke negaranya. Juga papa serta oma dan opanya. Kata papa situasi ekonomi dan politik sudah membaik.

Mereka sudah mengunjungi kuburan mama dan kakeknya. Naresh juga sudah melihat rumah neneknya lagi. Rumah itu tidak dijual ataupun dikontrakan. Tetap kosong tapi papanya sudah meminta orangnya untuk rutin membersihkan dan merawatnya. Ada kenangan Naresh di sana.

Malam ketika dia sedang bersiap siap untuk menghadiri undangan pesta dari Erland dan Eldar, Papanya memasuki kamarnya.

"Kamu perginya bareng Racel?"

Naresh belum memberikan jawaban. Racel, anak teman papanya yang akan dijodohkan (lagi) dengannya.

Setelah menolak beberapa perempuan, papanya ngga kenal kata menyerah. Naresh juga belum punya kekasih.

"Dia sudah dua hari ini di sini. Kamu belum menemuinya?"

Setelah pertemuan di Paris atas usaha kedua orang tua mereka, Naresh masih tetap dingin.

Menurutnya perempuan itu sama seperti perempuan perempuan lainnya yang gampang didapat.

Sama seperti perempuan perempuan di club yang sesekali dia datangi. Untuk keperluan bisnis atau sekedar having fun.

Mereka hanya beda di status saja. Yang satu beruntung jadi anak orang kaya, sedangkan yang lainnya harus bekerja keras demi tuntutan perut dan gaya hidup.

"Dia akan ke sini sebentar lagi. Untuk pesta sebesar itu kamu akan sangat kesepian jika tidqk membawa pasangan," kekeh papanya-Sandi Adibrata.

Naresh masih ngga menyahut. Dia kini sedang mengenakan koleksi jam mahalnya.

"Keluarga Airlangga Wisesa punya pengaruh besar di negara ini. Apalagi anak mereka menikah dengan turunan Artha Mahendra. Bisnis dengan mereka ngga pernah mengenal kata rugi," jelas papanya lagi.

Dari banyaknya kalimat yang dilontarkan papanya, ada satu yang nyantol dan mengusik keacuhannya.

Airlangga Wisesa?

"Kamu belum tau?" Papanya seakan tau yang dia pikirkan.

"Erland dan Eldar bagian dari keluarga Airlangga Wisesa. Dua pasang pengantin yang akan menikah itu sepupu sepupu mereka."

DEG

Jantung Naresh berhenti berdetak beberapa.detik.hingga dia tidak mendapatkan asupan oksigen.

Nathalia yang menikah?

"Papa tau siapa sepupu Erdar dan Erland yang menikah?" tanyanya dengan suara tercekat. Dia mengabaikan undangan yang diberikan kedua relasinya itu.

"Kamu belum tau siapa yqng menikah?" Papanya tertawa berderai.

Kali ini Naresh ngga suka mendengar suara tawa papanya yang menunda informasi yang ingin segera dia dengar.

Kalo Nathalia yang menikah, apakah dia masih bisa santai dan tetap acuh?

"Fadel dan Karla. Keduanya menikahi keturunan Artha Mahendra."

Oksigen mulai bisa terhirup lagi. Jantungnya juga sudah berdetak normal.

Aneh,.dia.merasa lega. Setelah delapan tahun berlalu, nama itu masih menimbulkan kekhawatiran di hatinya.

Fadel..... Karla......

Dia berusaha mengingat, agak lama juga.

Ooo, batinnya setelah berhasil mengingat keduanya. Keduanya teman yang beda kelas dengannya

"Kalo kamu masih ngga sreg juga dengan Racel, papa akan mencoba mendekatkan kamu dengan keturunan Artha Mahendra atau Airlangga Wisesa," ucap papanya ringan.

Mata Naresh memicing.

Papanya menepuk pelan pundak Naresh sebelum melangkah keluar dari dalam kamarnya.

Membawa Racel bersamanya tidak buruk juga.

*

*

*

Pertemuan ini cukup mengejutkan walaupun Naresh berusaha tetap tenang menghadapi mantan teman temannya waktu SMA. Tapi Melihat Nathalia yang semakin cantik membuat getar getar di hati Naresh tumbuh lagi.

Ngga masuk akal. Setelah berhasil melupakan Nathalia selama bertahun tahun, malah kini terasa sia sia. Mungkin karena dia sudah terlalu bucin yang mendekati jadi bu lol (bucin to lol)

Naresh yakin Nathalia masih mengingatnya. Walaupun sekarang dia sudah jauh berubah. Tidak ada lagi kaca mata tebal yang menyangga hidungnya. Tidak ada lagi rambut yang selalu rapi karena kelebihan pomade. Dan tubuh kurus ringkih yang selalu membawa tas ransel berat sudah berganti denga sosok atletis karea dia rajin nge gym dan berkuda.

Semuanya sudah tidak ada. Dia sudah sangat bermetamorfosis. Sejak bersama neneknya, dia menjadi anak yang alim dan patuh Tapi sejak dibawa oleh daddynya, semua itu sudah hilang.

Beberapa kali dia memang sempat bertemu Ferdy. Tapi bertemu dengan Nathalia dan sepupu sepupunya baru kali imi, di pesta pernikahan sepupu mereka.

Abiyan juga sudah minta maaf, mengakui kesalahannya.

Sepertinya memang ngga ada masalah yang selama ini dia prasangkakan.

Bertahun tahun dia menduga mereka senang menghinanya.

Mungkin dia sudah salah paham, terlalu berprasangka buruk pada teman teman sekelasnya.

Wajah Abiyan juga nampak sungguh sungguh saat meminta maaf padanya tadi.

Saat dia pergi waktu itu, perasaannya memang sangat berantakan. Kehilangan neneknya dan juga hal paling memalukan yang dia alami waktu itu membuat dia shock berat

Terpopuler

Comments

Sleepyhead

Sleepyhead

Sudah pah, Anakmu ini sudah jatuh hati dengan keturunan Artha Mahendra

2025-09-16

3

Susma Wati

Susma Wati

papanya naresh juga mau tuh njodohin naresh dengan salah satu keturunan aerlangga wasesa, sudah dapet restu naresh dari papanya tuh atau jadi sama nathalia t

2025-09-16

1

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

sudah papa... naresh udah jatoh cintrong ma keturunan Airlangga wisesa...tinggal makin di jorokin mendekat aja 😁😁😁

2025-09-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!