Pagi di dalam penjara,
Beberapa bulan sudah berlalu sejak Amara masuk dan menjalani hukumannya.
Dan dalam beberapa bulan itu juga sudah ia mulai bergaul dan berdamai dengan keadaan.
Amara mulai bisa menerima keberadaan dirinya yang memang harus mempertanggung jawabkan semua perbuatannya di dalam penjara.
Dan selama itu pula, ia dekat dengan sosok seorang Aprilia Sarah.
Sosok teman yang ia peroleh di dalam jeruji besi penjara dan memberinya banyak ilmu. Khususnya ilmu bersyukur dan ikhlas menerima.
Pagi ini Amara telah duduk di meja panjang tempat para nara pidana di penjara itu biasa makan.
Amara yang biasanya enggan menyuap makanannya, sejak bergaul dengan sesama nara pidana khususnya April.
ia berubah menjadi sosok yang berbeda.
Amara mau memakan apapun yang di berikan oleh pihak penjara kepadanya dan mulai bergaul dengan siapapun tanpa melihat latar belakangnya terlebih dahulu.
Klonteng klonteng....
suara jeruji besi di pukul tanda akan ada panggilan dari petugas untuk salah satu napi di sana.
" nona Amara Raharja...ada tamu untukmu "
Benar saja,
tak lama setelah terdengar suara itu, seorang petugas datang dan memanggil Amara yang sedang sarapan bersama kawan kawannya.
" Amara...." panggil April
" hemm...." jawab Amara acuh
" kau di panggil, ada tamu untukmu " kata April melanjutkan kata katanya sambil menyenggol pundak Amara.
Amara tak bergeming, wanita itu tetap sibuk menyuap makananya.
" nona Amara..." panggil petugas itu lagi, tapi kali ini petugas itu telah berdiri di hadapan Amara yang sedang sibuk sarapan.
" mohon ikut kami...ada yang ingin bertemu denganmu " lanjut petugas itu.
" apa lagi....?! " jawab Amara kesal.
Entah sudah berapa banyak orang yang datang dan ingin menemuinya.
Namun semua ia tolak tanpa terkecuali keluarga sang paman juga papa kandungnya sendiri.
Jujur...
Amara tak tak ingin lagi merasa semakin tersiksa karena merasa bersalah dengan melihat mereka semua khususnya keluarga sang paman yang nyatanya meski telah ia sakiti sedemikian rupa, mereka masih saja memaafkannya.
Dan hal itu semakin sukses menceburkan dirinya ke dalam jurang penyesalan yang seakan tak bertepi dan tak berdasar.
" sudah ku bilang aku tidak mau menerima tamu dan bertemu dengan siapapun.
Bukankah kalian ingin aku mempertanggung jawabkan semua perbuatanku....?! ya...aku sedang menjalankannya sekarang. Tapi kenapa kalian terus menggangguku.
Plis...jika mereka ada perlu denganku suruh mereka menemui pengacaraku.
Aku sudah memberi kuasa atas segala urusanku padanya " jawab Amara acuh.
" nona Amara..." tiba tiba sebuah panggilan dengan suara berbeda membuat Amara mendongak
Seraut wajah asing terpapar di hadapannya.
" siapa kamu ?! " tanya Amara sambil bangkit dari duduknya tanpa sadar.
Hal itu karena samar samar wajah orang asing itu mengingatkannya akan seseorang yang sangat tidak ingin ia temui.
" namaku Liong...aku datang atas perintah atasanku "
" aku tidak mengenalmu ataupun atasanmu " jawab Amara ketus.
" atasan saya ingin bertemu dengan anda " jawab laki laki bernama Liong itu tanpa memperdulikan penolakan Amara itu.
" maaf...aku sibuk, aku tidak punya waktu untuk bertemu dengan atasanmu itu... " jawab Amara seenaknya sambil berniat untuk duduk kembali.
" jika anda tidak mau menemuinya maka dia sendiri yang akan datang kemari " jawab laki laki yang memperkenalkan dirinya dengan nama Liong itu lagi.
Wajah Amara sontak berubah pias.
Samar samar ingatannya akan orang yang berkaitan dengan orang di hadapannya itu kian jelas.
Tiba tiba Amara merasa gentar, tanpa sadar wanita itu melipat bibirnya rapat rapat.
" anda tentukan sendiri, anda yang datang menemuinya atau dia yang akan datang menemui anda di sini " suara Liong kembali terdengar dan lebih bernada ancaman menurut Amara.
Teman teman Amara saling berpandangan. Baru kali ini seorang nara pidana bisa di temui oleh pengunjungnya di dalam ruang lingkup penjara.
Seberapa berkuasanya orang itu...pikir mereka sambil kemudian menatap Amara penuh tanya.
Amara menarik nafas dalam dan kemudian menghembuskannya dengan kasar.
Tak lama tanpa sepatah kata ia hendak melangkah.
" Amara..." April memegang pergelangan tangannya.
" It's ok...aku akan baik baik saja " kata Amara sambil mengusap punggung tangan April yang memegang pergelangan tangannya.
" pak petugas...bawa aku padanya, aku akan menemuinya " kata Amara ke pada petugas yang tadi memanggilnya tanpa menghiraukan sosok Liong yang juga masih berada di sana.
Amara kemudian mengikuti langkah petugas itu begitupun dengan Liong.
Hingga sampai di depan sebuah ruangan mereka berhenti.
" silahkan masuk nona " kata petugas itu mempersilahkan Amara.
" di sini ?! di ruangan ini ?! " cicit Amara.
Pasalnya ruangan itu tidak mirip dengan ruangan untuk menerima pengunjung, tapi lebih mirip dengan ruang kerja.
Dan ternyata ruang itu di kemudian hari di ketahui Amara sebagai ruang kepala penjara.
" hemm...silahkan nona " jawab petugas itu sambil menggangguk.
Hati Amara perlahan sedikit tenang dia pikir siapa orang yang bisa menemuinya di ruangan seperti ini.
Pasti Ryu...
Cicitnya di dalam hati, dengan senyum yang sedikit tersungging di bibirnya...Amara pun membuka pintu itu.
Cklek...
" Ryu...kau kah...." Amara masuk dan langsung berucap, namun kata katanya tak berlanjut ketika ia melihat seseorang berdiri membelakanginya.
Seseorang dengan postur tubuh tinggi menjulang, stelan jaz berwarna abu muda yang ia pakai semakin menambah kesan gagah pada seseorang itu meski laki laki itu hanya terlihat dari belakang.
Akan tetapi...
Amara sangat tahu jika seseorang itu bukanlah sosok orang yang tadi sempat terpikirkan olehnya.
Amara hafal betul karakter tubuh Ryu, meski kedua orang itu memiliki postur tubuh yang sama sama tinggi menjulang dan bahu yang tegap.
Amara mengerutkan keningnya menatap seseorang itu dan mencoba menebak siapa kira kira seseorang itu.
" siapa kamu ?! " tanya Amara pada akhirnya.
Mendengar pertanyaan itu, seseorang itu memutar tubuhnya.
Amara sontak terperangan dan terkejut ketika ia melihat wajah seseorang itu.
" kau...." desis Amara lirih, tanpa sadar wanita itu melangkah mundur ke belakang.
Wajah seseorang itu seketika membuat Amara ketakutan dan tubuhnya terasa tremor tiba tiba.
" hai Amara....apa kabar ?! " sapa seseorang itu dengan senyum menyeringai menatap kepada Amara.
" kau...sedang apa kau di sini...?! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Widia Aldiev
hadududuuuh Amara yg di datangi q yg ikut gemeter g karuan 🥵
2025-09-25
0
Susi Akbarini
ayoooo..
matt mau ngapain..
❤❤😀😀😘😍😙❤❤❤
2025-09-15
1
Tuti Tyastuti
pasti matt kaka kembar lea
2025-09-15
0