Bab 4. Kedatangan Dimas Membela Shanum

Ricky menurunkan tangannya, dia kenal pria yang datang itu. Dia adalah adik angkat istrinya yang sudah meninggal. Sekarang, dialah pemimpin asosiasi Megantara. Sebuah perusahaan dagang terbesar di kota C ini.

Dengan wajah canggung, Ricky segera menghampiri Dimas.

"Tuan Dimas..."

Sayangnya ketika Ricky menghampiri dan menyapa Dimas. Pria itu malah melewatinya begitu saja. Tidak perduli pada Ricky, dan segera menghampiri Shanum.

Wajah Ricky berubah masam. Tapi mau marah juga tidak mungkin. Di depannya ada banyak anak buah Dimas. Ya, pria itu memang kerap membawa para penjaga di belakangnya. Jika tidak, mana orang seperti Ricky akan patuh di depan dan di belakang wajahnya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Dimas pada Shanum.

Diana yang melihat itu sangat kesal.

'Kenapa sih, dia selalu membela Shanum. Menyebalkan!' batinnya yang memang tidak suka siapapun berpihak pada Shanum.

Shanum menoleh ke arah paman angkatnya itu.

"Aku jatuh, sakit!" katanya dengan wajah memelas.

Dimas tanpa menunggu di segera mengangkat tubuh Shanum.

"Aku akan bawa kamu ke rumah sakit!" kata Dimas.

Shanum mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Dimas.

Semua orang yang melihat pemandangan itu kembali bergunjing. Siapa yang tidak kenal Dimas Megantara. Semua orang bermimpi untuk sekedar bersalaman dengannya. Sekarang meteka melihat pria lajang 30 tahun mengendong Shanum.

"Wah, dia beruntung sekali"

"Iya sebenarnya apa hubungan mereka"

"Padahal tuan Ricky kan hanya pemimpin kantor cabang Megantara saja"

"Dia datang untuk pesta ini, atau untuk gadis itu?"

Ricky mendengar gunjingan dari para tamu itu. Segera merasa panik. Dia harus bisa menjelaskan pada Dimas. Kalau tidak terjadi apa-apa pada Shanum. Itulah kenapa, meski kerap menyiksanya, Ricky tidak menghabisi Shanum. Karena memang sebelum gadis itu berusia 21 tahun. Shanum juga masih dalam pengawasan Dimas.

"Tuan Dimas, ini salah paham sebenarnya..."

"Tapi yang aku lihat tidak seperti itu. Kamu tidak percaya pada Shanum. Kamu menyakitinya. Maka, seperti wasiat kak Sofia. Aku yang akan menjaganya mulai sekarang!"

Ricky langsung panik. Kalau Shanum ikut Dimas. Semua uang bulanan Shanum tentu harus diberikan pada Dimas. Dia tidak bisa mengambil keuntungan lagi. Karena dari 30 juta yang bulanan yang harus di berikan pada Shanum, yang merupakan wasiat dari ibunya. Ricky hanya memberikan 3 juta saja perbulan pada anaknya itu. Sisanya dia nikmati dengan istri barunya dan kedua anak kandungnya itu.

"Tuan Dimas. Jangan seperti itu. Tolong pengertiannya. Ini hanya kesalahpahaman. Shanum, katakan pada paman angkatmu. Apa kamu tidak sayang pada ayah. Kamu pasti tidak akan meninggalkan ayah kan, nak?" tanya Ricky yang langsung berubah menjadi lembut pada Shanum.

Tidak hanya kata-katanya yang menjadi sangat lembut dan terdengar begitu tulus. Ekspresi wajah Ricky juga menjadi begitu lembut. Memelas, terlihat banyak sekali harapan di matanya ingin tetap bersama dengan anaknya.

Jika saja itu Shanum yang dulu, yang memang belum mengetahui kebenaran, bahwa pria itulah yang sebenarnya telah menghabisi nyawa ibunya perlahan dengan meracuninya. Mungkin Shanum akan luluh.

Mungkin saja Shanum akan langsung minta diturunkan dari gendongan Dimas. Mungkin Shanum akan segera memeluk ayahnya itu. Dan mengatakan tidak akan pernah meninggalkan ayahnya. Akan sangat patuh pada ayahnya.

Namun, Shanum yang sekarang di depan mereka ini, adalah Shanum yang tahu betul kebusukan Ricky, Yuyun, Dion dan Diana. Dia tidak akan pernah mengulang kesalahan yang sama. Dia tidak akan pernah percaya pada keluarga ini lagi.

"Paman, pria tua ini berbohong. Dia mau pukul aku tadi. Padahal aku hanya mempertanyakan tentang rekaman cctv yang terpotong. Dia juga menyalahkan aku..."

Wajah Ricky makin panik.

"Shanum..."

Namun saat Ricky mau menegur Shanum. Dimas yang tadinya terus menatap Shanum. Segera mengalihkan pandangannya dengan sangat tajam ke arah Ricky. Membuat pria itu menelan salivanya dengan susah payah. Boro-boro bisa melanjutkan apa yang ingin dia katakan.

"Dia juga mau mengurungku di ruang bawah tanah, kalau aku tidak minta maaf pada Diana" lanjut Shanum.

Diana benar-benar dibuat terkejut.

'Sejak kapan gadis bodohh dan penakut itu berani mengadu pada paman angkatnya. Dulu saja, kalau ayah menyuruhnya tidak bertemu dengan paman angkatnya itu saat paman angkatnya datang ke rumah. Dia selalu menurut. Dia sangat inginkan kasih sayang dan pengakuan ayah. Kenapa sekarang dia berani mengadu? kenapa dia seperti tidak takut lagi kalau di benci oleh ayah!' dalam hatinya Diana merasa bingung.

Wajah Ricky menjadi lebih panik dari sebelumnya.

"Tuan Dimas..."

"Leo!" panggil Dimas pada asisten pribadinya.

Pria dengan perawakan ala-ala binaragawan itu segera mendekat ke arah Dimas.

"Periksa rekaman itu. Jika seperti apa yang dikatakan Shanum. Maka suruh mereka memilih, siapa yang harus menggantikan Shanum dikurung di ruang bawah tanah..."

Dimas menjeda ucapannya pada Leo. Dan segera menoleh ke arah Shanum.

Semua orang bisa melihatnya. Ketika Dimas bicara pada orang lain. Pria itu akan menunjukkan tatapan tegas dan nada suara mendominasi. Akan tetapi, jika dia bicara pada Shanum atau menatap Shanum. Maka tatapannya menjadi sangat lembut, intonasinya juga menjadi sangat rendah dan enak di dengar.

"Berapa lama?" tanya Dimas.

Shanum paham, paman angkatnya itu pasti bertanya tentang berapa lama seseorang harus dikurung di ruangan bawah tanah itu.

"24 jam tanpa makan dan minum" jawab Shanum.

'Itu tidak akan membuat mati, tapi akan sangat menakutkan. Setiap jam bahkan akan sangat lama. Rasakan itu' batin Shanum.

Karena dia memang tidak ingin membuat 4 orang jahat itu mati. Mereka, harus perlahan membayar rasa sakit yang dulu Shanum rasakan.

"Kamu dengar Leo. Awasi, jangan sampai lengah!"

"Baik tuan"

Setelah mengatakan itu, Dimas segera membawa Shanum keluar dari rumah itu. Sementara Leo dan anak buahnya segera memeriksa rekaman cctv. Banar saja, ada 20 menit dipotong.

"Siapa yang mau dengan sukarela menjalani hukuman. Atau aku akan pilih acak?" tanya Leo dengan tatapan dan raut wajah datar.

"Ayah, aku tidak mau!" kata Diana yang merangkul lengan ayahnya dan menangis.

"Mas, kamu tidak mungkin membiarkan aku..."

"Aku juga tidak mau!" tegas Dion.

Ricky kebingungan. Dia juga tidak ingin berada di ruangan bawah tanah itu.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ciwidey

Ciwidey

luar biasa🤭🤭🤭🤭🤭

2025-09-24

1

Azahra Rahma

Azahra Rahma

kurung aja semuanya ,,berempat

2025-09-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!