Hampir tiga puluh menit Candramaya menunggu kedatangan suaminya. Tapi, Krisna tak juga datang. Berkali-kali dia menghubungi Krisna, namun, baik telepon ataupun pesannya, tak juga direspon oleh sang suami.
Candramaya kini mencoba menghubungi Ayuning, untuk mengetahui, apakah Krisna sudah lama meninggalkan rumah untuk menjemputnya?
Sama seperti Krisna, Ayuning pun tak merespon panggilannya. Padahal setahunya, Ayuning biasanya masih terjaga di waktu-waktu seperti saat ini.
"Ini kenapa, sih!? Pada susah banget dihubunginya!?" umpat Candramaya kesal, karena kakak beradik itu tak ada satupun yang merespon teleponnya. Candramaya tak tahu alasan Ayuning tak merespon, karena saat ini Ayuning berada di kamar Rangga dan meninggalkan ponselnya di kamar.
"May, kamu jadi dijemput suamimu?" tanya Diana, rekan kerja Candramaya yang sudah mengenakan jas hujan, karena hujan yang turun merata di seluruh wilayah Jakarta.
"Iya, Dy. Ini masih nunggu." Candramaya menoleh arloji di tangannya yang sudah menunjukkan pu kul 20.45 menit. Dia tidak tahu di mana posisi suaminya saat ini berada.
"Aku tinggal duluan nggak apa-apa, May? Mumpung hujannya nggak terlalu deras." Diana berpamitan, tapi sebenarnya dia juga kasihan melihat Candramaya menunggu sendirian di lobby mall.
"It's OK, Dy. Bentar lagi juga suamiku sampai, kok." Walau Candramaya tak tahu keberadaan suaminya sekarang, tapi dia yakin suaminya akan segera tiba di mall itu.
"Ya sudah, aku duluan, ya? Bye, May ..." pamit Diana.
"Oke, Dy. Hati-hati, awas jalanan licin!" Candramaya mengingatkan Diana agar berkendaraan yang aman dan tidak ngebut.
Candramaya kembali fokus pada ponselnya dan mencoba menghubungi nomer Krisna kembali.
"Iiihh, kok malah nggak aktif?" Candramaya mendengus kasar. Alih-alih panggilannya diangkat, nomer Krisna justru tidak aktif.
Tiba-tiba saja jantung Candramaya berdebar kencang. Perasaan cemas pun secara mendadak menggelayuti hatinya.
"Ya Allah, kenapa perasaanku tiba-tiba nggak enak, ya?" Candramaya membantin, karena perasaan aneh seketika menyer4ngnya.
Candramaya mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, mencoba membesarkan hati dan menenangkan diri, menganggap semua baik-baik saja dan tidak perlu dicemaskan.
***
Dua orang berseragam polisi berdiri di depan rumah Krisna. Mereka mendatangi rumah Krisna, setelah mendapatkan alamat rumah Krisna dari kartu tanda penduduk yang ada di dompet Krisna.
Mereka tidak menemukan ponsel Krisna di dalam mobil yang dikendarai oleh pria itu, Karena setelah terjadi kecelakaan, ada orang yang memanfaatkan situasi dengan mengambil ponsel milik Krisna, sehingga polisi tidak bisa menghubungi pihak dari keluarga korban kecelakaan tersebut.
Lebih dari lima menit mereka menunggu di depan pintu rumah Krisna. Namun, ketukan pintu dan bel yang mereka bunyikan tak berhasil membuat orang yang ada di dalam rumah membukakan pintu untuk mereka. Karena sebelumnya Krisna sudah berpesan kepada Ayuning, agar tidak membukakan pintu kepada siapapun orang yang datang ke rumah itu.
"Maaf, Bapak-bapak ini cari siapa, ya?"
Suara terdengar dari sebelah rumah Krisna, Pak Asep, tetangga Krisna bertanya kepada polisi-polisi itu. Tentu saja kunjungan orang berseragam polisi pasti akan menimbulkan kecurigaan warga, termasuk Pak Asep, yang kebetulan menjabat sebagai ketua RT di lingkungan rumah Krisna.
Kedua polisi itu kemudian berjalan menghampiri Pak Asep.
"Selamat malam, Pak. Saya Toni dan ini rekan saya Bahar. Apa benar ini rumah Pak Krisna?" tanya polisi yang mengaku bernama Toni.
"Benar, Pak. Ini rumahnya Pak Krisna. Tapi, kayaknya Pak Krisna nya nggak ada di rumah, Pak. Tadi saya lihat pergi bawa mobil." Pak Asep sempat melihat Krisna membawa mobil pergi meninggalkan rumah dan menerangkan kepada kedua polisi tersebut. "Memangnya ada apa, ya, Pak?" tanya Pak Asep penasaran.
"Kami ingin menyampaikan berita tentang kecelakaan yang dialami Pak Krisna kepada pihak keluarganya, Pak." Bahar menjelaskan tujuan kedatangan mereka ke rumah Krisna.
"Innalillahi! Lalu bagaimana kondisi Pak Krisna, Pak?" Pak Asep tersentak mendengar kabar kecelakaan yang dialami oleh tetangganya.
"Saat ini korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Sumber Sehat. Kami datang kemari untuk memberitahu pihak keluarga, karena tidak ditemukan ponsel di mobil yang dikendarai oleh korban," kata Toni, sedikit menginformasikan soal keberadaan Krisna saat ini yang sudah ditangani oleh pihak medis.
"Ya Allah, kasian sekali Pak Krisna." Pak Asep ikut berempati atas apa yang menimpa Krisna.
"Apa ada pihak keluarga Pak Krisna yang tinggal di rumah ini, Pak?" tanya Burhan menoleh ke arah rumah Krisna.
"Pak Krisna tinggal bersama istri, adik dan anaknya, Pak." Pak Asep menerangkan.
"Apa mereka tidak ada di rumah? Sejak tadi kami mengetuk pintu tidak ada anggota keluarga yang keluar." Toni menerangkan kesulitan mereka bertemu dengan keluarga korban.
"Mungkin Bapak bisa membantu kami menghubungi pihak keluarga korban?" Karena Pak Asep dan Krisna bertetangga, Burhan menduga keluarga Pak Asep menyimpan no telepon keluarga Krisna.
"Oh, sebentar saya tanya istri saya dulu, Pak. Istri saya kayaknya punya nomer HP istrinya Pak Krisna. Bapak silakan menunggu di rumah saya saja dulu." Pak Asep mempersilakan polisi duduk di kursi teras rumahnya.
"Baik, terima kasih, Pak." Toni dan Burhan menerima tawaran Pak Asep, kemudian melangkah ke teras rumah Pak Asep, sementara Pak Asep sendiri masuk ke rumah untuk menemui istrinya.
***
Candramaya akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah menggunakan ojek online. Dia terlalu lelah menunggu, sementara Krisna tak kunjung datang, padahal waktu yang digunakan untuk sampai ke mall dari rumah biasanya tidak lebih dari dua puluh menit.
Biasanya, Krisna tak pernah memperbolehkannya memakai kendaraan umum untuk beraktivitas, karena Krisna sendiri yang siap mengantar dan menjemput Candramaya beraktivitas di kantor.
Sementara hati Candramaya masih gusar, karena dia masih belum mendapat kabar dari sang suami. Begitu juga dengan Ayuning yang masih belum merespon panggilan teleponnya.
Ayat Kursi tak putus dibaca dari mulut Candramaya. Dikala hatinya gelisah, dia selalu mengandalkan membaca ayat Kursi untuk membuatnya tenang.
Ddrrtt
Dering telepon di tangannya membuatkan Candramaya yang sedang memejamkan mata dan berdoa terkesiap. Dia pun segera melihat layar ponselnya, berharap sang suami yang menghubungi saat ini.
"Bu Dini?" Candramanya terkejut saat mengetahui orang yang menghubunginya adalah tetangga rumahnya. Keningnya berkerut karena merasa heran, ada apa istri Pak RT menghubunginya?
Candramaya langsung mengangkat panggilan telepon dari ibu Dini, Karena ia merasa ada yang sesuatu yang terjadi yang berkaitan dengan keluarganya.
"Halo, assalamualaikum, ada apa, Bu?" tanya Candramaya saat mengangkat panggilan telepon tersebut.
"Waalaikumsalam. May, kamu ada di mana?" tanya Ibu Dini.
"Saya dalam perjalanan pulang, Bu. Ada apa ya, Bu?" Detak jantung Candramaya makin kencang, karena rasa penasaran dan cemas yang menerpanya.
"Ada tamu yang ingin bicara denganmu, May," jawab Ibu Dini.
"Tamu siapa, Bu?" Candramaya heran, Siapa yang datang mencarinya malam-malam begini?
"Sebentar, May. Kamu bicara langsung saja sama orangnya," ucap Ibu Dini sebelum akhirnya seseorang yang tak Candramaya kenal bicara kepadanya.
"Selamat malam Bu Maya. Kami dari kepolisian, ingin menyampaikan kabar soal kecelakaan yang dialami oleh Pak Krisna."
Deg
Jantung Candramaya seakan ingin lepas dari tempatnya, ketika suara pria itu mengucapkan kalimat Krisna mengalami kecelakaan.
"Ya Allah ..." Tubuh Candramaya melemas. Nafasnya tertahan, air matanya pun tak dapat terbendung menetes di pipinya.
Mendengar kabar suaminya mengalami kecelakaan adalah hal paling mengerikan yang ia dengar, meskipun ia tidak tahu bagaimana kondisi suaminya saat ini. Pantas saja hatinya sejak tadi sangat gusar, pantas saja suaminya sedari tadi tak merespon teleponnya.
"Suami saya gimana, Pak? Apa suami saya baik-baik saja?" Dengan terisak Candramaya berusaha mencari informasi tentang kondisi Krisna.
"Saat ini korban sudah berada di IGD Rumah Sakit Sumber Sehat, Bu," jawab polisi yang memberi kabar pada Candramaya.
"Ya Allah, Mas Krisna, hiks ..." Tak tertahan kesedihan Candramaya saat ini, mengetahui orang yang dicintainya mengalami musibah tak terduga. "Pak, tolong bawa saya ke Rumah Sakit Sumber Sehat! Suami saya kecelakaan." Candramaya meminta driver taxi untuk mengubah arah tujuannya karena dia ingin segera mengetahui kondisi suaminya saat ini. Dia juga langsung mengakhiri percakapan dengan pihak polisi setelah mengucapkan terima kasih karena telah memberinya kabar.
*
*
*
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
Ayuning teguh dengan pesan Krisna untuk tidak membukakan pintu saat Krisna pergi ya.Untunv ada pak RT yg akhirnya bisa menghubungi Maya sehingga kegelisahan Maya terjawab klo perasaan hati gak enak ternyata Krisna memgalami musibahl.
2025-09-14
3
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
Sekarang kamu tahu kan Maya suamimu tadi berangkat menjemput mu karena hujan jadi harus sabar supaya bisa sampai di tempat mu kerja. Semoga suamimu bisa selamat ya
2025-09-12
2
Esther Lestari
Suamimu kecelakaan karena mau jemput kamu Maya.
Selalu saja ada yang memanfaatkan situasi saat kecelakaan, tega sekali yg mengambil hp Krisna
2025-09-15
2