"Sudah, Pi. Kata Jeng Dian, Alan enggak masalah. Jadi dia menerima pernikahan perjodohan ini," jawab Mami Sinta.
"Syukurlah kalau begitu," jawab Papi Aryo.
Namun, hati dan pikiran Mami Sinta tiba-tiba merasa kurang nyaman. Ketika suaminya sedang sibuk berbincang dengan RT setempat, ia akhirnya memilih untuk menemui Alan.
"Adek, mami pinjam Kak Alan sebentar ya?" pinta Mami Sinta.
"Iya, Mi." Lintang anak yang penurut terutama pada kedua orang tuanya. Alhasil ia mengiyakan tanpa menaruh curiga sama sekali.
Alan pun berjalan mengekori ibu mertuanya itu ke teras samping rumah. Sedangkan Lintang ditemani oleh dua kakak iparnya membahas urusan wanita dewasa terutama malam pengantin.
"Nak Alan, maaf mami mau tanya sesuatu yang penting."
"Iya, Mi. Silahkan saja,"
"Apa kamu sudah tau soal masa lalu Lintang yang pernah menjadi ABK?" tanya Mami Sinta secara to the point.
Deg...
"ABK? Anak berkebutuhan khusus kah?" batin Alan.
Alan seketika terpaku mendengar satu kalimat pertanyaan yang terlontar dari bibir Mami Sinta. Sebuah kalimat yang baru saja singgah di telinganya.
"Maksud mami?"
"Apa mamamu tidak bilang kalau Lintang itu pernah mengidap autis?"
Alan berusaha menahan semua reaksi terkejutnya. Ia tak ingin menampakkan hal itu di depan mertuanya.
"Kenapa mama enggak bilang soal ini padaku? Pantas saja otak dia sebiji kecambah kalau diajak bicara. Huft!" keluh Alan dalam hatinya.
"Nak," panggil Mami Sinta karena melihat Alan terdiam. "Nak Alan," ulangnya.
"Eh, iya Mi. Maaf," sahut Alan seketika lamunannya buyar.
"Apa kamu sudah tau soal itu?"
"Iya, Mi. Aku sudah tau soal itu kok. Mami enggak perlu khawatir," jawab Alan terpaksa berbohong pada ibu mertuanya.
Ia tak ingin hubungan baik antara Mama Dian dan Mami Sinta bermasalah karena hal ini.
"Terima kasih banyak Nak Alan. Mami dan papi titip Lintang ya," ucap Mami Sinta seketika bernafas lega, lalu menepuk pundak Alan.
"Iya, Mi.
☘️☘️
Sepeninggal Mami Sinta masuk ke dalam rumah, Alan bergegas memberi kode mata pada ibunya yang sedang duduk. Mama Dian seketika berjalan perlahan mengikuti Alan yang keluar ke teras belakang rumah Lintang.
"Ada apa, Lan?"
"Mama kenapa enggak pernah bilang ke aku kalau Lintang itu mengidap autis?"
Deg...
Mama Dian seketika terpaku dengan degup jantungnya bergemuruh. Namun ia menarik nafasnya sejenak dan berusaha rileks. Walaupun ia tau saat ini raut wajah Alan sedang tak bersahabat.
"Ma!" seru Alan karena Mama Dian tak meresponnya.
"Mama lupa bilang ke kamu soal masa lalu Lintang," jawab Mama Dian.
Ia sengaja menutupi hal itu dari Alan. Mama Dian pikir hal itu tak begitu penting karena Lintang juga sudah dinyatakan sehat.
Selain itu, Mama Dian juga khawatir Alan menolak perjodohan ini jika tau Lintang pernah menyandang status sebagai ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
"Apa? Lupa?"
"Iya,"
"Yang benar saja, Ma!" geram Alan dengan suara tertahan. "Asal mama tau kalau aku bicara dengannya itu suka gak nyambung. Dia ke kanan terus aku ke kiri. Otaknya cuma sebiji kecambah, Ma. Apalagi umurnya juga masih kecil ditambah autis pula!" imbuhnya.
"Justru kamu beruntung, Lan."
"Beruntung gimana? Yang ada musibah, Ma."
"Lintang kan masih polos dan mudah kamu bimbing menjadi istri yang baik. Apalagi Lintang itu anaknya penurut kok. Perkara dia autis, itu dulu Lan."
"Dulu gimana?"
Mama Dian pun bercerita sesuai informasi yang didapatkan dari orang tua Lintang. Istri Alan tersebut memang pernah mengidap autis namun kategori ringan, ditambah speech delay atau terlambat berbicara sewaktu kecil.
Keluarga Lintang kategori berpunya secara materi tentu memberikan terapi yang mumpuni untuk menyembuhkan Lintang. Dari speech delay tersebut memang berdampak pada Lintang mengenai rasa percaya diri yang kurang, kesulitan berinteraksi dengan banyak orang dan cara Lintang sebagai ABK dalam mengungkapkan ekspresinya ketika berkomunikasi dengan orang lain.
Pernah ketika SD, Lintang coba dimasukkan ke sekolah umum oleh keluarganya dengan tetap menjalani terapi di luar jam sekolah. Namun hal itu berujung Lintang kurang bisa mengikuti dengan cepat pelajaran di sekolahnya dan akhirnya dibully oleh beberapa temannya.
Lintang sempat opname karena hal itu. Psikisnya terkena hingga menyebabkan fisiknya demam dan suka mengigau serta ketakutan bertemu orang luar selain keluarganya.
Sejak itu Lintang akhirnya menjalani sekolah di rumah. Ketika Lintang sudah lancar berbicara serta berkomunikasi dua arah, serta gejala autis sudah jarang ditemukan, ia pun masuk SMA umum.
Selama di SMA tersebut, Lintang tak pernah dibully. Hanya saja dia memang suka menyendiri dan tak punya teman dekat. Hanya teman yang sesekali berbicara dengannya selama di kelas.
Lintang dinyatakan sembuh oleh terapinya. Namun keluarga dan orang sekitar Lintang tetap wajib mendukung dan memberinya semangat untuk mengimbangi kehidupan menjadi orang normal pada umumnya.
"Kamu kan dokter anak, Lan. Pastinya kamu tau tentang mereka yang pernah menyandang status sebagai ABK. Setiap anak yang lahir ke dunia ini tak mungkin mau menjadi seorang ABK. Bukan kelemahannya, tapi justru itulah kelebihan mereka menjadi anak spesial."
Tanpa disadari keduanya, tepatnya dibalik sebuah pintu area belakang ada sosok yang diam-diam berdiri di sana dan mendengarkan segala percakapan yang terjadi antara Alan dan Mama Dian.
Perlahan, air matanya menetes dan membasahi pipi cantiknya.
"Aku sangat mencintaimu, tapi ternyata kakak tak mencintaiku. Cuma gara-gara aku penyakitan," batin Lintang sendu bagai ditusuk sembilu.
Bersambung...
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Ais
lan lan udah ajlah kamu brenti aja jd dokter apalg profesi kamu dokter anak masa dpt istri mantan prnyandang ABK shock hrsnya kamu bs menerima ini dgn lapang dada apalg dgn pengalaman kamu sbg dokter anak tp diluar itu sbg pria normal seharusnya kamu bs ikhlas menerima smua kekurangan pasangan kamu lan klo dlm pernikahan dan rumah tangga yg kamu kejar hny sempurna fisik memtal pasangan kamu aja ya percuma lan ujung"nya klo kamu menemukan sisi buruk pasangan kamu maka kamu akan mudah berpaling dgn perempuan lain itulah kenyataan yg bnyk terjadi didunia nyata dlm pernikahan dan rumah tangga zaman now intinya belajar bersyukur lan dan jng suka membandingkan pasangan kita sm yg lain emang rumput tetangga slalu nampak hijau nah tugas kamu sbg kepala rumah tangga bikin rumput halaman rumah kamu jauh lbh hijau dr pd diluar taman rumah kamu
2025-09-13
0
kiya
hadehhh si Alan ini ya, umur aja yg tua tp ga bs nahan emosi, hrs bget ya lgsg omongin itu diacara, walopun udah sembunyi2 akhirnya kedengeran sm lintang kan, smg aja lintang ga membentengi dirinya lg dr org luar, bisa susah nanti klo si Alan dah cinta tp lintang mlh menutup diri
2025-09-13
0
Fitri Yaningsih
nyesrk banget jadi lintang mana denger sendiri lagi ......sabar ya lintang semua akan indah pada waktunya semua ada prosesnya yang penting kamu sudah dinyatakan sembuh tinggal buktikan saja bahwa kamu mampu semangat 💪
2025-09-14
0