Bab 2 : Penderitaan Yang Harus Dilalui

Siang itu, langit Kota Jinan diliputi cahaya matahari yang terik, tapi di halaman Paviliun Qingshan suasana terasa berbeda. Beberapa gerobak besar berisi peti kayu dan karung beras telah berjajar rapi, siap untuk berangkat menuju Kota Shengguang, sebuah kota dagang yang jaraknya sekitar dua hari perjalanan ke arah selatan.

Perjalanan ini bukanlah urusan sepele—seluruh barang yang dikirim bernilai sangat tinggi, dan jalur yang harus dilalui berbahaya karena melewati Hutan Yulong, tempat sarang banyak beast spiritual dan juga kabarnya dihuni oleh iblis tingkat rendah.

Jiang Shen berdiri di sudut, menatap tumpukan barang yang hampir setinggi tembok gerbang. Keringat sudah membasahi pakaian lusuhnya karena sejak pagi ia dipaksa mengangkat dan menyusun muatan ke atas gerobak. Tangannya lecet, pundaknya perih, tapi ia tak berani mengeluh. Baginya, setiap kesempatan bekerja adalah cara untuk bisa tetap bertahan dan menabung.

Namun, berbeda dari biasanya, kali ini ia tidak hanya ditugaskan mengangkat barang. Pengurus Paviliun menyebutkan bahwa ia harus ikut serta dalam perjalanan menuju Shengguang, bertanggung jawab menjaga muatan serta menurunkannya ketika sampai.

Meskipun jelas ini lebih seperti alasan untuk memanfaatkan tenaganya, dalam hati kecil Jiang Shen ada sedikit rasa bersemangat—ini pertama kalinya ia akan keluar dari kota, melihat dunia luar yang selama ini hanya ia dengar dari cerita orang lain.

Karena jalur penuh bahaya, pihak Paviliun Qingshan pun tidak gegabah. Mereka merekrut sepuluh pendekar kultivasi dari luar untuk menjadi pengawal kafilah.

Dari kejauhan, Jiang Shen melihat para pendekar itu berdiri dengan pakaian rapi, wajah penuh percaya diri, masing-masing membawa senjata tajam yang terikat di pinggang atau punggung mereka.

Mereka semua berada di ranah Pembangunan Fondasi. Sembilan orang berada di level 1, sementara satu orang tampak lebih menonjol—seorang pria berusia sekitar tiga puluhan dengan aura tenang namun menekan.

Dialah pemimpin rombongan, berada di level 5 Pembangunan Fondasi, kekuatannya jelas jauh lebih tinggi dibanding yang lain.

Bagi Jiang Shen yang masih manusia biasa tanpa kultivasi, keberadaan mereka seperti gunung yang tak tergapai. Ia bisa merasakan jelas perbedaan di antara dirinya dengan mereka, meski hanya berdiri beberapa langkah saja.

Untuk sekedar memperjelas, jalan kultivasi yang ada di dunia ini terbagi dalam sembilan ranah:

Kondensasi Qi (level 1–10) – tahap dasar, di mana seseorang mulai merasakan dan mengumpulkan energi spiritual ke dalam tubuh.

Pembangunan Fondasi (level 1–10) – tahap membangun dasar kuat, memperkuat tubuh, dan mulai mampu menggunakan teknik sederhana.

Inti Emas (level 1–10) – energi qi terkondensasi menjadi inti emas di dantian, kekuatan meningkat pesat.

Jiwa Emas (level 1–10) – jiwa dan roh diperkuat, serangan spiritual mulai bisa dilakukan.

Raja (level 1–10) – pemimpin wilayah kecil, kekuatan luar biasa dan mampu menghancurkan pasukan dengan mudah.

Kaisar (level 1–10) – penguasa yang dapat menundukkan ribuan orang, tubuh dan qi mencapai kesempurnaan tingkat tinggi.

Pendekar Suci (level 1–10) – kekuatan mereka dapat mempengaruhi langit dan bumi, nama mereka dicatat dalam sejarah.

Setengah Abadi (awal, menengah, puncak) – berada satu langkah dari keabadian, kekuatannya tak terbayangkan.

Abadi – puncak dari jalan kultivasi, keberadaan mereka seperti dewa, jarang sekali terlihat di dunia fana.

Jiang Shen hanya bisa menatap dengan kagum dan sedikit iri. Di dalam hatinya, ia bersumpah suatu hari ia pun akan berdiri sejajar, atau bahkan melampaui para pendekar yang kini dipandanginya.

“Oi, anak desa!” teriak Wei Liang sambil berjalan mendekat dengan wajah sinis. “Jangan bengong! Kau pikir ikut ke Shengguang itu jalan-jalan? Kau di sini hanya untuk memanggul barang, bukan melotot melihat para pendekar. Cepat naikkan lagi dua karung itu ke gerobak, atau aku lempar kau keluar sekarang juga!”

Tawa kuli lain pun pecah, suara mereka memenuhi halaman. Jiang Shen menggertakkan giginya, namun tetap diam. Ia membungkuk, mengangkat karung lain dengan tubuh yang gemetar, lalu meletakkannya ke atas gerobak.

Langkah demi langkah persiapan dilakukan. Kuda-kuda hitam yang besar diikatkan pada gerobak, senjata para pendekar diperiksa, dan barang-barang dagangan dikunci rapat. Jiang Shen berdiri di barisan paling belakang, napasnya berat namun matanya menatap lurus ke depan.

Hari ini, ia akan keluar dari Jinan untuk pertama kalinya. Ia tahu, bahaya menunggu di luar sana, dan dirinya hanyalah kuli lemah tanpa perlindungan. Tapi entah mengapa, ada getaran aneh di hatinya—seolah perjalanan ini akan menjadi awal dari sesuatu yang lebih besar.

Dan ketika lonceng besar di gerbang Paviliun Qingshan berdentang, rombongan itu pun bersiap untuk berangkat…

...

Rombongan Paviliun Qingshan akhirnya bergerak meninggalkan Kota Jinan. Derap kaki kuda terdengar berat, roda-roda gerobak berderit menahan beban barang dagangan. Suara riuh pasar lama-kelamaan memudar, berganti dengan kesunyian jalanan panjang yang sepi.

Setelah beberapa jam perjalanan, dinding batu kota Jinan sudah tak terlihat lagi di belakang. Jalanan berubah menjadi tanah keras yang membentang lurus tanpa banyak pepohonan. Di kiri dan kanan, hamparan rumput luas terhampar sejauh mata memandang, bergoyang diterpa angin sore. Langit biru mulai merona jingga, tanda matahari bersiap tenggelam di ufuk barat.

Jiang Shen duduk di bagian belakang salah satu gerobak, tubuhnya masih terasa pegal setelah seharian mengangkat muatan. Ia mengusap peluh di wajahnya, menatap sekeliling dengan mata penuh rasa ingin tahu. Ini pertama kalinya ia benar-benar melihat dunia luar. Bagi orang lain mungkin pemandangan itu biasa saja, namun bagi Jiang Shen, hamparan luas itu terasa seperti kebebasan—berlawanan dengan hidup sempitnya di Jinan.

Namun kebebasan itu tak bertahan lama. Begitu senja merayap dan cahaya mulai redup, pemimpin pengawal—pria ranah Pembangunan Fondasi level 5—mengangkat tangan dan memberi perintah untuk berhenti.

“Kita tidak boleh memaksa perjalanan di malam hari. Cari tempat datar yang aman, dirikan tenda. Besok pagi kita lanjut.”

Para pengawal segera turun dari kuda, mulai menyusun tenda dan memeriksa sekitar. Jiang Shen, seperti biasa, dipanggil Wei Liang dengan nada meremehkan.

“Hoi, anak desa! Jangan bengong. Cepat dirikan tenda, buat perapian, siapkan makan malam. Kalau kau lambat, jangan harap bisa tidur malam ini!”

Jiang Shen menggertakkan gigi, lalu menuruti perintah. Ia mengangkat tiang-tiang kayu, memasang tali, dan menarik kain tenda dengan tenaga sisa. Tangannya yang sudah lecet kembali tergores, darah merembes sedikit, namun ia tak peduli.

Setelah itu, ia berjongkok, menyusun kayu kering yang ia kumpulkan di sepanjang perjalanan, lalu menyalakan api dengan susah payah. Butuh beberapa kali percikan sebelum akhirnya api kecil menyala, memberi kehangatan di tengah udara malam yang mulai dingin.

Namun tugasnya belum selesai. Para pekerja lain menyuruhnya menyiapkan makanan. Jiang Shen memotong sayuran, merebus air, bahkan memanggang daging sapi kering yang sudah disiapkan sejak dari Jinan. Asap tipis mengepul, aroma gurih dari daging yang dipanggang menusuk hidung, membuat perutnya yang kosong terasa semakin perih.

Ketika semuanya siap, ia menyerahkan masakan itu kepada para pekerja dan pengawal. Gelak tawa terdengar saat mereka duduk melingkar, menikmati makanan hangat di bawah cahaya api unggun. Potongan dendeng sapi yang lezat berpindah dari tangan ke tangan, dimakan dengan lahap.

Jiang Shen duduk di sudut, menatap piring kayu di tangannya. Isinya hanya sepotong roti kering yang keras, hampir basi. Tak ada daging, tak ada sayuran, meskipun semua itu ia yang menyiapkannya dengan susah payah.

“Jangan berharap makan daging, anak desa,” kata salah satu pekerja lain sambil terkekeh, menenggak arak. “Itu untuk orang-orang yang berharga, bukan sampah sepertimu.”

Wei Liang ikut menimpali, tawa angkuhnya menusuk telinga. “Kau seharusnya bersyukur diberi roti kering itu. Kalau aku yang memutuskan, mungkin kau bahkan hanya boleh mencium aroma daging saja!”

Tawa pecah, sementara Jiang Shen hanya menunduk. Ia menggenggam roti kering itu erat-erat, lalu menggigitnya pelan. Rasanya hambar, keras, bahkan membuat gusinya sakit. Tapi ia memakannya juga, karena ia tahu tubuhnya butuh tenaga untuk bertahan.

Api unggun berderak, langit malam dipenuhi bintang yang berkilau. Suara binatang malam sesekali terdengar dari kejauhan, membuat suasana semakin hening. Semua orang tampak puas, kecuali Jiang Shen.

Di dalam hatinya, bara kecil kembali menyala. Setiap hinaan, setiap ketidakadilan, ia telan dalam-dalam. Sakitnya ia simpan. Lapar, lelah, marah—semuanya ia kumpulkan. Bukan untuk ditumpahkan sekarang, tapi untuk hari nanti, saat ia bisa berdiri dan membalas dunia dengan caranya sendiri.

Dan malam itu, di bawah bintang-bintang, Jiang Shen berbaring sendirian di tanah keras tanpa alas, hanya beralaskan jaket tipis. Matanya tetap terbuka, menatap langit, sembari berbisik dalam hati:

“Suatu hari … aku akan keluar dari penderitaan ini. Aku akan lebih kuat dari siapapun di sini.”

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

👍🏻🌟👍🏼🌟👍🏻

2025-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Jiang Shen
2 Bab 2 : Penderitaan Yang Harus Dilalui
3 Bab 3 : Malam Yang Brutal
4 Bab 4 : Permata Hijau
5 Bab 5 : Menggapai Langit Pertama
6 Bab 6 : 8 Meridian
7 Bab 7 : Ranah Pembangunan Fondasi
8 Bab 8 : Jenius Sejati
9 Bab 9 : Pulang
10 Bab 10 : Ibu
11 Bab 11 : Pil Penempa Tubuh
12 Bab 12 : Janji Yang Terucap
13 Bab 13 : Tingkatan Senjata
14 Bab 14 : 3 Bulan Berlatih
15 Bab 15 : Mendaftar Turnamen
16 Bab 16 : Alkemis Kelas 4
17 Bab 17 : Ranah Inti Emas
18 Bab 18 : Atribut Bawaan Ganda
19 Bab 19 : Dimulainya Turnamen
20 Bab 20 : Tiga Monster Muda
21 Bab 21 : Menarik Perhatian
22 Bab 22 : Duel Spektakuler
23 Bab 23 : Berakhirnya Semifinal
24 Bab 24 : Malam Yang Ramai
25 Bab 25 : Final
26 Bab 26 : Hasil Akhir
27 Bab 27 : Pemulihan
28 Bab 28 : Pembagian Hadiah
29 Bab 29 : Pil Awet Muda
30 Bab 30 : Tawaran Yang Menggiurkan
31 Bab 31 : Kecewa
32 Bab 32 : Kebohongan Kecil
33 Bab 33 : Membayar Hutang Darah
34 Bab 34 : Dua Pria Misterius
35 Bab 35 : Pemenang Mengambil Hadiahnya
36 Bab 36 : Penyebab Penyerangan
37 Bab 37 : Keberuntungan Kecil
38 Bab 38 : Peningkatan Gila-gilaan
39 Bab 39 : Efek Peningkatan
40 Bab 40 : Sekte Naga Hitam
41 Bab 41 : Kesepakatan Kecil
42 Bab 42 : Mendapatkan Esensi Petir Langit
43 Bab 43 : Bahaya Sedang Mengintai
44 Bab 44 : Hong Baili
45 Bab 45 : Rasa Sakit
46 Bab 46 : Diskusi Penting
47 Bab 47 : Lengkapnya Bahan Pil Penempa Jiwa
48 Bab 48 : Membuat Pil Penempa Jiwa
49 Bab 49 : Pagoda Langit
50 Bab 50 : Menerobos
51 Bab 51 : Perasaan Seorang Wanita
52 Bab 52 : Konflik Yang Memanas
53 Bab 53 : Membalaskan Dendam
54 Bab 54 : Menghabisi Murid Inti Sekte Naga Hitam
55 Bab 55 : Batu Spiritual
56 Bab 56 : Gunung Kabut
57 Bab 57 : Pertarungan Di Gunung Kabut
58 Bab 58: Menambang Batu Spiritual
59 Bab 59 : Peti Harta
60 Bab 60 : Organisasi Bulan Merah
61 Bab 61 : Pil Penyembuh Organ
62 Bab 62 : Memulai Penyerapan Batu Spiritual
63 Bab 63 : Satu Bulan Penuh Berkultivasi
64 Bab 64 : Dimensi Raja Naga Petir
65 Bab 65 : Serangan Yang Mematikan
66 Bab 66 : Di Ambang Maut
67 Bab 67 : Serangan Terakhir
68 Bab 68 : Ranah Raja
69 Bab 69 : Pergerakan 3 Klan Besar
70 Bab 70 : Alam Kekacauan
71 Bab 71 : Terbukanya Alam Kekacauan
72 Bab 72 : Memasuki Alam Kekacauan
73 Bab 73 : Perebutan Harta
74 Bab 74 : Jiang Shen Beraksi
75 Bab 75 : Pembantaian
76 Bab 76 : Bongkahan Batu Misterius
77 Bab 77 : Kapal Perang Kuno
78 Bab 78 : Han Jingxiao
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 : Jiang Shen
2
Bab 2 : Penderitaan Yang Harus Dilalui
3
Bab 3 : Malam Yang Brutal
4
Bab 4 : Permata Hijau
5
Bab 5 : Menggapai Langit Pertama
6
Bab 6 : 8 Meridian
7
Bab 7 : Ranah Pembangunan Fondasi
8
Bab 8 : Jenius Sejati
9
Bab 9 : Pulang
10
Bab 10 : Ibu
11
Bab 11 : Pil Penempa Tubuh
12
Bab 12 : Janji Yang Terucap
13
Bab 13 : Tingkatan Senjata
14
Bab 14 : 3 Bulan Berlatih
15
Bab 15 : Mendaftar Turnamen
16
Bab 16 : Alkemis Kelas 4
17
Bab 17 : Ranah Inti Emas
18
Bab 18 : Atribut Bawaan Ganda
19
Bab 19 : Dimulainya Turnamen
20
Bab 20 : Tiga Monster Muda
21
Bab 21 : Menarik Perhatian
22
Bab 22 : Duel Spektakuler
23
Bab 23 : Berakhirnya Semifinal
24
Bab 24 : Malam Yang Ramai
25
Bab 25 : Final
26
Bab 26 : Hasil Akhir
27
Bab 27 : Pemulihan
28
Bab 28 : Pembagian Hadiah
29
Bab 29 : Pil Awet Muda
30
Bab 30 : Tawaran Yang Menggiurkan
31
Bab 31 : Kecewa
32
Bab 32 : Kebohongan Kecil
33
Bab 33 : Membayar Hutang Darah
34
Bab 34 : Dua Pria Misterius
35
Bab 35 : Pemenang Mengambil Hadiahnya
36
Bab 36 : Penyebab Penyerangan
37
Bab 37 : Keberuntungan Kecil
38
Bab 38 : Peningkatan Gila-gilaan
39
Bab 39 : Efek Peningkatan
40
Bab 40 : Sekte Naga Hitam
41
Bab 41 : Kesepakatan Kecil
42
Bab 42 : Mendapatkan Esensi Petir Langit
43
Bab 43 : Bahaya Sedang Mengintai
44
Bab 44 : Hong Baili
45
Bab 45 : Rasa Sakit
46
Bab 46 : Diskusi Penting
47
Bab 47 : Lengkapnya Bahan Pil Penempa Jiwa
48
Bab 48 : Membuat Pil Penempa Jiwa
49
Bab 49 : Pagoda Langit
50
Bab 50 : Menerobos
51
Bab 51 : Perasaan Seorang Wanita
52
Bab 52 : Konflik Yang Memanas
53
Bab 53 : Membalaskan Dendam
54
Bab 54 : Menghabisi Murid Inti Sekte Naga Hitam
55
Bab 55 : Batu Spiritual
56
Bab 56 : Gunung Kabut
57
Bab 57 : Pertarungan Di Gunung Kabut
58
Bab 58: Menambang Batu Spiritual
59
Bab 59 : Peti Harta
60
Bab 60 : Organisasi Bulan Merah
61
Bab 61 : Pil Penyembuh Organ
62
Bab 62 : Memulai Penyerapan Batu Spiritual
63
Bab 63 : Satu Bulan Penuh Berkultivasi
64
Bab 64 : Dimensi Raja Naga Petir
65
Bab 65 : Serangan Yang Mematikan
66
Bab 66 : Di Ambang Maut
67
Bab 67 : Serangan Terakhir
68
Bab 68 : Ranah Raja
69
Bab 69 : Pergerakan 3 Klan Besar
70
Bab 70 : Alam Kekacauan
71
Bab 71 : Terbukanya Alam Kekacauan
72
Bab 72 : Memasuki Alam Kekacauan
73
Bab 73 : Perebutan Harta
74
Bab 74 : Jiang Shen Beraksi
75
Bab 75 : Pembantaian
76
Bab 76 : Bongkahan Batu Misterius
77
Bab 77 : Kapal Perang Kuno
78
Bab 78 : Han Jingxiao

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!