Bab 5 – Cahaya Api yang Tersembunyi

Langit sore memerah, mentari mulai tenggelam di balik pegunungan. Desa Qinghe beristirahat setelah seharian bekerja, suara jangkrik mulai terdengar dari semak-semak.

Xiao Feng terbaring di pondok sederhana milik Wu Zhen. Bahunya diperban dengan kain kasar, tubuhnya penuh luka. Setiap gerakan kecil membuatnya meringis. Namun, meski seluruh tubuhnya sakit, sorot matanya justru dipenuhi cahaya baru—campuran antara rasa sakit, kegigihan, dan keyakinan.

“Aku benar-benar melakukannya… aku melawan binatang buas itu dan tetap hidup,” pikirnya.

“Kalau aku bisa melakukan itu, maka aku bisa melakukan lebih banyak lagi.”

Wu Zhen duduk bersila di dekat tungku api, merebus ramuan herbal pahit. Uap harum menyebar di udara, meski rasa pahitnya menusuk hidung.

“Minum ini.” Ia memberikan mangkuk kayu pada Xiao Feng.

Tanpa ragu, bocah itu menenggaknya, meski wajahnya langsung meringis karena rasa pahit menusuk lidah.

Wu Zhen terkekeh pelan. “Kau akan terbiasa. Ramuan itu akan memperbaiki sedikit aliran Qi-mu.”

Setelah beberapa saat hening, Wu Zhen menatap Xiao Feng dengan sorot tajam.

“Xiao Feng, kau sudah membuktikan bahwa tekadmu cukup kuat. Tapi tekad saja tidak cukup. Untuk melangkah lebih jauh, kau harus memiliki teknik kultivasi. Tanpa itu, Qi-mu hanyalah energi liar yang mudah menghilang.”

Xiao Feng menegakkan tubuhnya, meski terasa sakit. “Guru, tolong ajarkan padaku.”

Wu Zhen mengangguk. “Teknik kultivasi yang akan kuberikan padamu adalah warisan dari guruku dulu. Namanya ‘Nyala Api Kehidupan’ (Flame of Life Art). Meski hanya teknik dasar, tapi jika dijalankan dengan benar, ia bisa menjadi fondasi yang lebih kokoh dari seribu teknik tinggi.”

Mata Xiao Feng melebar. “Api… kehidupan?”

Wu Zhen menutup matanya, lalu perlahan membuka telapak tangannya.

Dalam sekejap, setitik api kecil menyala di tangannya—bukan api biasa, melainkan api biru pucat, berkilau seolah hidup.

Api itu menari pelan, tapi aura hangatnya menggetarkan hati Xiao Feng.

“Api ini bukan sekadar panas,” jelas Wu Zhen. “Ia adalah simbol kehidupan. Jika kau bisa menyalakannya di dalam tubuhmu, itu akan menjadi tanda bahwa kau benar-benar memasuki jalan kultivasi.”

Wu Zhen memberikan instruksi.

“Duduk bersila. Fokus pada dantian-mu, tepat di bawah pusar. Bayangkan sebuah percikan api kecil di sana. Tarik napas… biarkan Qi-mu terkumpul pada percikan itu. Jangan biarkan padam.”

Xiao Feng menurut. Ia memejamkan mata, mengatur napas sesuai arahan gurunya. Dalam kegelapan pikirannya, ia membayangkan sebuah percikan kecil, rapuh dan hampir padam. Ia mencoba mengalirkan Qi tipisnya ke arah sana.

Awalnya, Qi-nya berantakan, liar dan sulit dikendalikan. Ia batuk keras, darah segar mengalir dari sudut bibirnya.

Wu Zhen tidak menolongnya. Ia hanya berkata, “Jangan berhenti. Semua kultivator pernah mengalami kegagalan pertama. Kau harus mengendalikan Qi itu, bukan membiarkannya mengendalikanmu.”

Xiao Feng mencoba lagi. Berkali-kali Qi-nya berantakan, membuat tubuhnya gemetar kesakitan. Dadanya terasa seperti terbakar dari dalam. Namun setiap kali ia hampir menyerah, wajah orang tuanya yang samar muncul di pikirannya, juga sumpahnya pada langit.

“Aku… tidak boleh berhenti…” bisiknya dengan napas berat.

Waktu berlalu. Tubuhnya basah oleh keringat, wajahnya pucat. Namun perlahan, Qi-nya mulai lebih teratur. Ia berhasil mengarahkan seberkas kecil energi ke percikan imajinasinya.

Dan tiba-tiba, di dalam tubuhnya, ia merasakan sesuatu menyala.

Bukan api sungguhan, melainkan sebuah percikan hangat di dalam dantiannya.

Mata Xiao Feng terbuka lebar. “Guru! Aku… aku merasakannya! Ada api kecil di dalam tubuhku!”

Wu Zhen tersenyum samar. “Itu dia… benih Nyala Api Kehidupan. Kau telah berhasil menyalakan cahaya pertama.”

Cahaya kecil itu membuat tubuh Xiao Feng terasa lebih hidup. Luka di bahunya seperti sedikit berkurang sakitnya, napasnya terasa lebih ringan. Ia tahu ini bukan ilusi—api kecil itu benar-benar nyata.

Wu Zhen berkata, “Sekarang kau hanya memiliki percikan. Tapi jika kau terus memeliharanya, ia akan tumbuh. Suatu hari, api itu bisa menjadi lautan api yang mampu membakar gunung dan membelah langit.”

Xiao Feng mengepalkan tangannya. “Aku akan menjaganya, Guru. Sampai api ini menyala seterang bintang di langit!”

Wu Zhen mengangguk puas. Namun di dalam hatinya, ia bergumam,

“Anak ini… jika terus berkembang dengan tekad sekuat ini, mungkin ia benar-benar akan melampaui gurunya. Bahkan… melampaui para dewa.”

Malam tiba. Xiao Feng duduk di luar pondok, menatap bintang-bintang. Ia bisa merasakan percikan kecil itu menyala samar di dalam tubuhnya, memberi rasa hangat dan tenang.

Tangannya menggenggam batu giok hijau warisan ayahnya.

“Ayah, Ibu… aku sudah menyalakan api pertamaku. Aku akan terus melangkah, sampai aku benar-benar bisa melindungi semua yang kucintai. Suatu hari, aku akan mencapai puncak dan menantang langit itu sendiri.”

Bintang-bintang berkelip, seolah menjawab sumpahnya.

Terpopuler

Comments

༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐

Tidak perlu pakai istilah bahasa Inggris Thor..

2025-09-10

0

Nanik S

Nanik S

Maaantaaaap

2025-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 – Anak Desa yang Diremehkan
2 Bab 2 – Pertemuan dengan Guru Misterius
3 Bab 3 – Ujian Pertama dalam Kultivasi
4 Bab 4 – Pertarungan Pertama Xiao Feng
5 Bab 5 – Cahaya Api yang Tersembunyi
6 Bab 6 – Bayangan Permusuhan
7 Bab 7 – Rahasia Batu Giok
8 Bab 8 – Bisikan Rahasia di Desa Qinghe
9 Bab 9 – Perpisahan yang Berat
10 Bab 10 – Jejak Pertama di Dunia Luar
11 Bab 11 – Kota Hongya yang Berbahaya
12 Bab 12 – Rahasia Batu Giok Mulai Terungkap
13 Bab 13 – Ujian Darah dan Api
14 Bab 14 – Bayangan Sekte Naga Merah
15 Bab 15 – Pertempuran di Penginapan
16 Bab 16 – Jejak Darah di Kota Hongya
17 Bab 17 – Kedatangan Pengawas Darah
18 Bab 18 – Raungan Naga Melawan Darah
19 Bab 19 – Bayangan Balas Dendam Sekte
20 Bab 20 – Utusan Sekte
21 Bab 21 – Pertarungan di Alun-Alun
22 Bab 22 – Bayangan Patriark
23 Bab 23 – Ujian Rahasia Naga
24 Bab 24 – Ujian Hati Naga
25 Bab 25 – Badai di Kota Hongya
26 Bab 26 – Api dan Emas, Pertempuran di Atas Kota
27 Bab 27 – Luka dan Harapan, Jalan Meditasi Naga Emas
28 Bab 28 – Berburu, Alkimia, dan Tribulasi Pertama
29 Bab 29 – Ujian Darah dan Api
30 Bab 30 – Racun, Darah, dan Pedang Tersembunyi
31 Bab 31 – Gua Rahasia dan Bisikan Naga
32 Bab 32 – Jejak Pertama di Alam Rahasia Naga Purba
33 Bab 33 – Tribulasi Pertama di Gunung Hitam
34 Bab 34 – Warisan Pertama Naga Emas
35 Bab 35 – Latihan Darah Naga, Pertemuan di Hutan
36 Bab 36 – Tribulasi Kedua, Api dan Petir
37 Bab 37 – Jejak Asal-Usul
38 Bab 38 – Api Persahabatan, Bara Iri
39 Bab 39 – Alam Rahasia Pertama
40 Bab 40 – Darah Pertama di Alam Rahasia
41 Bab 41 – Kuil Darah dan Pertarungan Seimbang
42 Bab 42 – Ujian Darah di Dalam Kuil
43 Bab 43 – Warisan Kuil Darah
44 Bab 44 – Pertemuan dengan Keluarga Darah
45 Bab 45 – Tekanan Langit, Hukum Dunia
46 Bab 46 – Pertarungan dalam Tekanan
47 Bab 47 – Darah Leluhur yang Terlarang
48 Bab 48 – Amarah Langit dan Darah Terlarang
49 Bab 49 – Jejak Darah yang Menggemparkan Dunia
50 Bab 50 – Rapat Besar Sekte Pedang Hitam
51 Bab 51 – Warisan Pedang Hitam yang Tersembunyi
52 Bab 52 – Jurus Kedua yang Membelah Jiwa
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 – Anak Desa yang Diremehkan
2
Bab 2 – Pertemuan dengan Guru Misterius
3
Bab 3 – Ujian Pertama dalam Kultivasi
4
Bab 4 – Pertarungan Pertama Xiao Feng
5
Bab 5 – Cahaya Api yang Tersembunyi
6
Bab 6 – Bayangan Permusuhan
7
Bab 7 – Rahasia Batu Giok
8
Bab 8 – Bisikan Rahasia di Desa Qinghe
9
Bab 9 – Perpisahan yang Berat
10
Bab 10 – Jejak Pertama di Dunia Luar
11
Bab 11 – Kota Hongya yang Berbahaya
12
Bab 12 – Rahasia Batu Giok Mulai Terungkap
13
Bab 13 – Ujian Darah dan Api
14
Bab 14 – Bayangan Sekte Naga Merah
15
Bab 15 – Pertempuran di Penginapan
16
Bab 16 – Jejak Darah di Kota Hongya
17
Bab 17 – Kedatangan Pengawas Darah
18
Bab 18 – Raungan Naga Melawan Darah
19
Bab 19 – Bayangan Balas Dendam Sekte
20
Bab 20 – Utusan Sekte
21
Bab 21 – Pertarungan di Alun-Alun
22
Bab 22 – Bayangan Patriark
23
Bab 23 – Ujian Rahasia Naga
24
Bab 24 – Ujian Hati Naga
25
Bab 25 – Badai di Kota Hongya
26
Bab 26 – Api dan Emas, Pertempuran di Atas Kota
27
Bab 27 – Luka dan Harapan, Jalan Meditasi Naga Emas
28
Bab 28 – Berburu, Alkimia, dan Tribulasi Pertama
29
Bab 29 – Ujian Darah dan Api
30
Bab 30 – Racun, Darah, dan Pedang Tersembunyi
31
Bab 31 – Gua Rahasia dan Bisikan Naga
32
Bab 32 – Jejak Pertama di Alam Rahasia Naga Purba
33
Bab 33 – Tribulasi Pertama di Gunung Hitam
34
Bab 34 – Warisan Pertama Naga Emas
35
Bab 35 – Latihan Darah Naga, Pertemuan di Hutan
36
Bab 36 – Tribulasi Kedua, Api dan Petir
37
Bab 37 – Jejak Asal-Usul
38
Bab 38 – Api Persahabatan, Bara Iri
39
Bab 39 – Alam Rahasia Pertama
40
Bab 40 – Darah Pertama di Alam Rahasia
41
Bab 41 – Kuil Darah dan Pertarungan Seimbang
42
Bab 42 – Ujian Darah di Dalam Kuil
43
Bab 43 – Warisan Kuil Darah
44
Bab 44 – Pertemuan dengan Keluarga Darah
45
Bab 45 – Tekanan Langit, Hukum Dunia
46
Bab 46 – Pertarungan dalam Tekanan
47
Bab 47 – Darah Leluhur yang Terlarang
48
Bab 48 – Amarah Langit dan Darah Terlarang
49
Bab 49 – Jejak Darah yang Menggemparkan Dunia
50
Bab 50 – Rapat Besar Sekte Pedang Hitam
51
Bab 51 – Warisan Pedang Hitam yang Tersembunyi
52
Bab 52 – Jurus Kedua yang Membelah Jiwa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!