Bab 2 – Pertemuan dengan Guru Misterius

Hening malam di Desa Qinghe terpecah oleh suara serangga dan aliran sungai yang berkilau diterpa bulan pucat. Xiao Feng masih duduk di tepi sungai, memeluk batu giok hijau yang terus bergetar samar. Ada rasa hangat menjalari tangannya, membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

“Aneh… mengapa batu ini bereaksi malam ini?” gumamnya.

Sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, kabut tipis dari sungai perlahan menebal, mengalir naik seperti tirai putih. Udara menjadi dingin menusuk tulang. Xiao Feng merinding, menoleh ke sekeliling.

Lalu… suara langkah terdengar. Pelan, tapi jelas, seolah kaki yang menginjak bukan tanah, melainkan udara itu sendiri. Dari balik kabut, muncul siluet seorang pria tua.

Jubahnya panjang berwarna hitam kusam, tetapi setiap lipatannya berkilau samar, seperti menahan rahasia tak terucapkan. Rambutnya panjang, berwarna perak, terurai bebas. Sorot matanya tajam dan dalam, bagai menyimpan lautan bintang.

Xiao Feng terdiam. Kakinya ingin berlari, tetapi tubuhnya membeku.

Pria tua itu berhenti beberapa langkah di depannya, menatapnya dengan tatapan yang membuat Xiao Feng merasa seolah dirinya telanjang, semua rahasia hatinya terbuka.

“Anak kecil,” suara pria itu dalam dan tenang, “apa yang baru saja kau ucapkan?”

Xiao Feng menelan ludah. Tangannya gemetar memegang giok.

“A-aku… aku hanya berjanji pada diriku sendiri. Bahwa suatu hari, aku akan menantang langit.”

Kabut bergolak pelan, seolah bereaksi pada kata-kata itu.

Pria tua itu mendengus ringan, lalu tersenyum samar. “Hah… sudah lama aku tidak mendengar kalimat penuh kesombongan seperti itu. Anak sepertimu biasanya menyerah pada dunia sebelum berani bermimpi.”

Xiao Feng menunduk, tapi matanya tetap bersinar. “Aku tahu aku lemah. Aku tahu aku hanya anak miskin yang diremehkan semua orang. Tapi… aku tidak ingin mati begitu saja tanpa arti. Kalau aku punya kesempatan sekecil apapun… aku ingin mencobanya.”

Pria tua itu terdiam, lalu mengangkat tangannya. Dari telapak tangannya, muncul api biru kecil, berkilat dingin.

“Kalau begitu, tahan ini.”

Api biru meluncur, menempel di dada Xiao Feng.

“Uwahh!” Xiao Feng menjerit. Rasa sakit menjalar, seperti ribuan jarum menembus tubuhnya sekaligus. Ia terjatuh, berguling di tanah, menggigit bibirnya hingga berdarah.

“Rasa sakit ini bukan apa-apa dibanding apa yang menantimu,” suara pria tua itu dingin. “Kalau kau tak sanggup menahan ini, lupakan mimpimu. Tetaplah jadi anak desa, menikah, bertani, dan mati tanpa jejak.”

Xiao Feng menggigil. Air matanya jatuh, tubuhnya gemetar hebat. Tapi di balik itu, ia menggenggam tanah keras dengan kukunya, darah bercampur lumpur.

“Aku… tidak akan menyerah…”

Ia berusaha bangkit, meski lututnya goyah. Rasa sakit mengiris daging, tapi sorot matanya menyala.

“Bahkan kalau tubuhku hancur… aku tidak akan menyerah…!”

Pria tua itu terdiam sejenak. Api biru pun perlahan padam, meninggalkan tubuh Xiao Feng yang terkulai, napasnya terengah-engah.

Senyum samar terlukis di wajah tua itu. “Bagus. Api tekadmu nyata, bukan sekadar kata-kata.”

Pria itu lalu menepuk udara, dan kabut pun surut seolah tunduk padanya. Ia menatap Xiao Feng yang setengah pingsan.

“Namaku adalah Wu Zhen. Aku pernah berjalan di sembilan langit, melihat naik turunnya ratusan sekte, dan menyaksikan darah dewa tumpah ke bumi. Tapi semua itu… hanya bayangan di masa lalu. Sekarang aku hanya seorang pengembara.”

Xiao Feng terbelalak. Nama itu asing baginya, tapi aura yang terpancar jelas bukan milik manusia biasa.

“Mulai malam ini,” lanjut Wu Zhen, “aku akan menguji apakah kau layak berjalan di jalan kultivasi. Jangan kira kau akan mendapat kemewahan. Jalan ini adalah jalan darah, penuh pengkhianatan, penderitaan, bahkan kematian.”

Xiao Feng menarik napas dalam, meski tubuhnya masih sakit.

“Kalau itu jalannya… aku tetap akan melangkah.”

Wu Zhen mengangguk tipis. “Baiklah. Maka mulai besok, kau akan belajar mengendalikan napasmu. Kau akan memelihara tubuhmu, menumbuhkan dasar yang kokoh. Batu giok itu—” ia menatap benda di tangan Xiao Feng, “—adalah kunci. Warisan keluargamu lebih besar daripada yang kau bayangkan.”

Xiao Feng menatap giok hijau itu dengan mata terbelalak.

“Apa maksud Guru?”

Wu Zhen tersenyum samar, tapi tidak menjawab. “Semua akan terungkap pada waktunya.”

Wu Zhen mengangkat tangannya, menyalurkan sedikit energi ke tubuh Xiao Feng. Rasa hangat mengalir, menenangkan rasa sakitnya.

“Tidurlah. Esok pagi, jalan barumu dimulai.”

Xiao Feng terkulai, matanya perlahan tertutup. Namun sebelum sepenuhnya pingsan, ia sempat mendengar suara Wu Zhen berbisik:

“Ingat, Xiao Feng. Menantang langit berarti menantang takdir itu sendiri. Dan takdir… tidak suka diganggu.”

Fajar menyingsing. Desa Qinghe bangun seperti biasa, orang-orang berangkat ke ladang, ayam berkokok, anak-anak bermain. Tak seorang pun tahu, di tepi sungai malam itu, sebuah pertemuan telah mengubah jalannya dunia.

Seorang bocah miskin telah bertemu guru yang kelak akan menuntunnya ke jalan darah dan kejayaan.

Terpopuler

Comments

༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐

Novel ini cerita bagus, mungkin kurang promo sehingga yang Like, Komen sedikit. Semangat Thor 💪💪

2025-09-10

1

Sang_Imajinasi

Sang_Imajinasi

terima kasih atas dukungan dan komentar nya, saya akan perbaiki dan per bagus lagi untuk alur nya

2025-09-10

0

Nanik S

Nanik S

Cerita awal cukup menarik

2025-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 – Anak Desa yang Diremehkan
2 Bab 2 – Pertemuan dengan Guru Misterius
3 Bab 3 – Ujian Pertama dalam Kultivasi
4 Bab 4 – Pertarungan Pertama Xiao Feng
5 Bab 5 – Cahaya Api yang Tersembunyi
6 Bab 6 – Bayangan Permusuhan
7 Bab 7 – Rahasia Batu Giok
8 Bab 8 – Bisikan Rahasia di Desa Qinghe
9 Bab 9 – Perpisahan yang Berat
10 Bab 10 – Jejak Pertama di Dunia Luar
11 Bab 11 – Kota Hongya yang Berbahaya
12 Bab 12 – Rahasia Batu Giok Mulai Terungkap
13 Bab 13 – Ujian Darah dan Api
14 Bab 14 – Bayangan Sekte Naga Merah
15 Bab 15 – Pertempuran di Penginapan
16 Bab 16 – Jejak Darah di Kota Hongya
17 Bab 17 – Kedatangan Pengawas Darah
18 Bab 18 – Raungan Naga Melawan Darah
19 Bab 19 – Bayangan Balas Dendam Sekte
20 Bab 20 – Utusan Sekte
21 Bab 21 – Pertarungan di Alun-Alun
22 Bab 22 – Bayangan Patriark
23 Bab 23 – Ujian Rahasia Naga
24 Bab 24 – Ujian Hati Naga
25 Bab 25 – Badai di Kota Hongya
26 Bab 26 – Api dan Emas, Pertempuran di Atas Kota
27 Bab 27 – Luka dan Harapan, Jalan Meditasi Naga Emas
28 Bab 28 – Berburu, Alkimia, dan Tribulasi Pertama
29 Bab 29 – Ujian Darah dan Api
30 Bab 30 – Racun, Darah, dan Pedang Tersembunyi
31 Bab 31 – Gua Rahasia dan Bisikan Naga
32 Bab 32 – Jejak Pertama di Alam Rahasia Naga Purba
33 Bab 33 – Tribulasi Pertama di Gunung Hitam
34 Bab 34 – Warisan Pertama Naga Emas
35 Bab 35 – Latihan Darah Naga, Pertemuan di Hutan
36 Bab 36 – Tribulasi Kedua, Api dan Petir
37 Bab 37 – Jejak Asal-Usul
38 Bab 38 – Api Persahabatan, Bara Iri
39 Bab 39 – Alam Rahasia Pertama
40 Bab 40 – Darah Pertama di Alam Rahasia
41 Bab 41 – Kuil Darah dan Pertarungan Seimbang
42 Bab 42 – Ujian Darah di Dalam Kuil
43 Bab 43 – Warisan Kuil Darah
44 Bab 44 – Pertemuan dengan Keluarga Darah
45 Bab 45 – Tekanan Langit, Hukum Dunia
46 Bab 46 – Pertarungan dalam Tekanan
47 Bab 47 – Darah Leluhur yang Terlarang
48 Bab 48 – Amarah Langit dan Darah Terlarang
49 Bab 49 – Jejak Darah yang Menggemparkan Dunia
50 Bab 50 – Rapat Besar Sekte Pedang Hitam
51 Bab 51 – Warisan Pedang Hitam yang Tersembunyi
52 Bab 52 – Jurus Kedua yang Membelah Jiwa
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 – Anak Desa yang Diremehkan
2
Bab 2 – Pertemuan dengan Guru Misterius
3
Bab 3 – Ujian Pertama dalam Kultivasi
4
Bab 4 – Pertarungan Pertama Xiao Feng
5
Bab 5 – Cahaya Api yang Tersembunyi
6
Bab 6 – Bayangan Permusuhan
7
Bab 7 – Rahasia Batu Giok
8
Bab 8 – Bisikan Rahasia di Desa Qinghe
9
Bab 9 – Perpisahan yang Berat
10
Bab 10 – Jejak Pertama di Dunia Luar
11
Bab 11 – Kota Hongya yang Berbahaya
12
Bab 12 – Rahasia Batu Giok Mulai Terungkap
13
Bab 13 – Ujian Darah dan Api
14
Bab 14 – Bayangan Sekte Naga Merah
15
Bab 15 – Pertempuran di Penginapan
16
Bab 16 – Jejak Darah di Kota Hongya
17
Bab 17 – Kedatangan Pengawas Darah
18
Bab 18 – Raungan Naga Melawan Darah
19
Bab 19 – Bayangan Balas Dendam Sekte
20
Bab 20 – Utusan Sekte
21
Bab 21 – Pertarungan di Alun-Alun
22
Bab 22 – Bayangan Patriark
23
Bab 23 – Ujian Rahasia Naga
24
Bab 24 – Ujian Hati Naga
25
Bab 25 – Badai di Kota Hongya
26
Bab 26 – Api dan Emas, Pertempuran di Atas Kota
27
Bab 27 – Luka dan Harapan, Jalan Meditasi Naga Emas
28
Bab 28 – Berburu, Alkimia, dan Tribulasi Pertama
29
Bab 29 – Ujian Darah dan Api
30
Bab 30 – Racun, Darah, dan Pedang Tersembunyi
31
Bab 31 – Gua Rahasia dan Bisikan Naga
32
Bab 32 – Jejak Pertama di Alam Rahasia Naga Purba
33
Bab 33 – Tribulasi Pertama di Gunung Hitam
34
Bab 34 – Warisan Pertama Naga Emas
35
Bab 35 – Latihan Darah Naga, Pertemuan di Hutan
36
Bab 36 – Tribulasi Kedua, Api dan Petir
37
Bab 37 – Jejak Asal-Usul
38
Bab 38 – Api Persahabatan, Bara Iri
39
Bab 39 – Alam Rahasia Pertama
40
Bab 40 – Darah Pertama di Alam Rahasia
41
Bab 41 – Kuil Darah dan Pertarungan Seimbang
42
Bab 42 – Ujian Darah di Dalam Kuil
43
Bab 43 – Warisan Kuil Darah
44
Bab 44 – Pertemuan dengan Keluarga Darah
45
Bab 45 – Tekanan Langit, Hukum Dunia
46
Bab 46 – Pertarungan dalam Tekanan
47
Bab 47 – Darah Leluhur yang Terlarang
48
Bab 48 – Amarah Langit dan Darah Terlarang
49
Bab 49 – Jejak Darah yang Menggemparkan Dunia
50
Bab 50 – Rapat Besar Sekte Pedang Hitam
51
Bab 51 – Warisan Pedang Hitam yang Tersembunyi
52
Bab 52 – Jurus Kedua yang Membelah Jiwa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!