Bab 4 – Pertarungan Pertama Xiao Feng

Matahari telah naik tinggi, menyinari Desa Qinghe dengan hangat. Para penduduk sibuk dengan aktivitas masing-masing, namun kabar tentang Xiao Feng yang “berlatih kultivasi di sungai” telah menyebar ke seluruh penjuru desa.

Sebagian orang menertawakannya.

“Anak miskin itu sudah gila,” kata seorang petani.

Namun ada juga yang terdiam, seolah sedikit kagum pada ketekunannya.

Xiao Feng sendiri tidak peduli. Tubuhnya masih terasa sakit, tapi di dalam dadanya ada semangat baru. Ia bisa merasakan aliran tipis Qi yang mengalir di tubuhnya—sangat samar, namun nyata.

“Aku mungkin baru di awal jalan ini,” pikirnya, “tapi aku sudah melangkah. Tak ada jalan untuk mundur lagi.”

Wu Zhen memperhatikan murid kecilnya dari tepi hutan.

“Tubuhmu rapuh, dan Qi-mu masih seperti benih kecil. Jika ingin tumbuh, kau harus mengujinya dengan tempaan keras.”

Xiao Feng menunduk hormat. “Guru, aku siap. Ujian apapun akan kujalani.”

Wu Zhen menatapnya tajam. “Kata-kata mudah diucapkan. Tapi kali ini, ujianmu bukan sekadar duduk di air. Kau akan berhadapan dengan musuh nyata.”

Xiao Feng menelan ludah. Hatinya bergetar, tapi ia tidak menghindar.

Wu Zhen bertepuk tangan sekali. Dari dalam hutan, terdengar lolongan panjang. Beberapa saat kemudian, seekor serigala hutan abu-abu muncul, matanya merah menyala. Hewan itu jelas bukan serigala biasa—auranya tajam, menandakan ia telah menyerap sedikit energi spiritual.

Xiao Feng terkejut. “Guru! Itu… itu binatang buas tingkat pertama, bukan?”

Wu Zhen mengangguk tenang. “Benar. Ia cukup kuat untuk mencabik seorang pria dewasa. Namun, jika kau benar-benar ingin berjalan di jalan kultivasi, kau harus berani menghadapi ketakutanmu. Ini ujianmu, Xiao Feng. Kau tidak boleh lari.”

Xiao Feng merasakan darahnya berdesir. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin membasahi punggungnya. Namun saat melihat mata serigala yang haus darah itu, ia menggertakkan gigi.

“Aku… aku tidak akan mundur!”

Serigala itu melompat, cakarnya mengarah tepat ke wajah Xiao Feng. Bocah itu berguling ke samping, nyaris saja terkoyak. Tanah tempat ia berdiri sebelumnya tergores dalam oleh cakar tajam.

“Cepat! Gunakan Qi-mu untuk memperkuat tubuhmu!” seru Wu Zhen.

Xiao Feng mencoba mengingat aliran hangat samar yang ia rasakan di sungai. Ia menarik napas panjang, membiarkan Qi itu mengalir ke tangannya. Rasa sakit di tubuhnya sedikit berkurang, seolah kekuatannya bertambah.

Serigala kembali menyerang. Kali ini Xiao Feng tidak hanya menghindar, tapi meninju moncongnya dengan sekuat tenaga.

Bugh!

Serigala itu terhuyung, meski tidak jatuh. Xiao Feng sendiri merasa tangannya sakit luar biasa, seolah tulangnya retak.

“Ugh… meski sakit, tapi pukulanku mengenai sasaran. Qi itu… memang membuatku lebih kuat!”

Serigala marah besar, melompat lagi. Kali ini cakarnya berhasil mencakar bahu Xiao Feng, meninggalkan luka dalam dan darah segar mengucur.

Tubuhnya hampir roboh. Rasa sakit membuat pandangannya berkunang-kunang. Namun, di saat itu, ia teringat kata-kata Wu Zhen:

“Jika ingin menantang langit, jangan pernah tunduk pada rasa sakit.”

Xiao Feng berteriak keras, suara parau namun penuh tekad.

“Aku tidak akan kalah! Aku harus bertahan… demi diriku, demi mimpiku… demi janji pada ayah dan ibu!”

Qi di tubuhnya berputar lebih cepat, seolah merespons teriakannya. Tangannya terasa lebih ringan, tubuhnya lebih sigap.

Ketika serigala melompat sekali lagi, Xiao Feng melompat maju bukannya mundur. Ia merunduk di bawah cakarnya, lalu meninju tepat ke perut serigala dengan seluruh tenaga yang ia kumpulkan.

Dugh!

Serigala mengerang kesakitan, terlempar ke tanah. Meski belum mati, tubuhnya berguncang keras dan auranya melemah.

Xiao Feng, dengan tubuh penuh luka, berjalan terhuyung mendekatinya. Napasnya berat, darah masih menetes dari bahunya. Tapi sorot matanya tajam, penuh keberanian.

“Aku mungkin lemah… tapi aku tidak akan pernah lari.”

Ia mengangkat batu besar di dekatnya dengan sisa tenaga, lalu menghantamkannya ke kepala serigala.

Plaaak!

Serigala itu mengerang terakhir kali, sebelum akhirnya jatuh tak bergerak.

Xiao Feng terjatuh ke tanah, kehabisan tenaga. Dadanya naik-turun, tubuhnya gemetar. Namun senyum tipis terukir di wajahnya.

Wu Zhen berjalan mendekat, menatap tubuh kecil yang berdarah namun tidak menyerah.

“Bagus. Kau berhasil melewati ujian pertamamu.”

Ia berjongkok, menekan bahu Xiao Feng untuk menghentikan perdarahannya. “Rasa sakit ini akan menjadi pelajaran. Ingat, jalan kultivasi penuh darah dan luka. Jika kau tidak bisa berdiri setelah jatuh, kau tidak akan pernah sampai ke puncak.”

Xiao Feng mengangguk lemah. “Guru… aku… aku akan bertahan… sampai akhir…”

Wu Zhen tersenyum samar. “Ya. Dan suatu hari, mungkin kau benar-benar bisa menantang langit.”

Terpopuler

Comments

Nanik S

Nanik S

Bagus dan terus semangat

2025-09-11

0

༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐

👍👍👍

2025-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 – Anak Desa yang Diremehkan
2 Bab 2 – Pertemuan dengan Guru Misterius
3 Bab 3 – Ujian Pertama dalam Kultivasi
4 Bab 4 – Pertarungan Pertama Xiao Feng
5 Bab 5 – Cahaya Api yang Tersembunyi
6 Bab 6 – Bayangan Permusuhan
7 Bab 7 – Rahasia Batu Giok
8 Bab 8 – Bisikan Rahasia di Desa Qinghe
9 Bab 9 – Perpisahan yang Berat
10 Bab 10 – Jejak Pertama di Dunia Luar
11 Bab 11 – Kota Hongya yang Berbahaya
12 Bab 12 – Rahasia Batu Giok Mulai Terungkap
13 Bab 13 – Ujian Darah dan Api
14 Bab 14 – Bayangan Sekte Naga Merah
15 Bab 15 – Pertempuran di Penginapan
16 Bab 16 – Jejak Darah di Kota Hongya
17 Bab 17 – Kedatangan Pengawas Darah
18 Bab 18 – Raungan Naga Melawan Darah
19 Bab 19 – Bayangan Balas Dendam Sekte
20 Bab 20 – Utusan Sekte
21 Bab 21 – Pertarungan di Alun-Alun
22 Bab 22 – Bayangan Patriark
23 Bab 23 – Ujian Rahasia Naga
24 Bab 24 – Ujian Hati Naga
25 Bab 25 – Badai di Kota Hongya
26 Bab 26 – Api dan Emas, Pertempuran di Atas Kota
27 Bab 27 – Luka dan Harapan, Jalan Meditasi Naga Emas
28 Bab 28 – Berburu, Alkimia, dan Tribulasi Pertama
29 Bab 29 – Ujian Darah dan Api
30 Bab 30 – Racun, Darah, dan Pedang Tersembunyi
31 Bab 31 – Gua Rahasia dan Bisikan Naga
32 Bab 32 – Jejak Pertama di Alam Rahasia Naga Purba
33 Bab 33 – Tribulasi Pertama di Gunung Hitam
34 Bab 34 – Warisan Pertama Naga Emas
35 Bab 35 – Latihan Darah Naga, Pertemuan di Hutan
36 Bab 36 – Tribulasi Kedua, Api dan Petir
37 Bab 37 – Jejak Asal-Usul
38 Bab 38 – Api Persahabatan, Bara Iri
39 Bab 39 – Alam Rahasia Pertama
40 Bab 40 – Darah Pertama di Alam Rahasia
41 Bab 41 – Kuil Darah dan Pertarungan Seimbang
42 Bab 42 – Ujian Darah di Dalam Kuil
43 Bab 43 – Warisan Kuil Darah
44 Bab 44 – Pertemuan dengan Keluarga Darah
45 Bab 45 – Tekanan Langit, Hukum Dunia
46 Bab 46 – Pertarungan dalam Tekanan
47 Bab 47 – Darah Leluhur yang Terlarang
48 Bab 48 – Amarah Langit dan Darah Terlarang
49 Bab 49 – Jejak Darah yang Menggemparkan Dunia
50 Bab 50 – Rapat Besar Sekte Pedang Hitam
51 Bab 51 – Warisan Pedang Hitam yang Tersembunyi
52 Bab 52 – Jurus Kedua yang Membelah Jiwa
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Bab 1 – Anak Desa yang Diremehkan
2
Bab 2 – Pertemuan dengan Guru Misterius
3
Bab 3 – Ujian Pertama dalam Kultivasi
4
Bab 4 – Pertarungan Pertama Xiao Feng
5
Bab 5 – Cahaya Api yang Tersembunyi
6
Bab 6 – Bayangan Permusuhan
7
Bab 7 – Rahasia Batu Giok
8
Bab 8 – Bisikan Rahasia di Desa Qinghe
9
Bab 9 – Perpisahan yang Berat
10
Bab 10 – Jejak Pertama di Dunia Luar
11
Bab 11 – Kota Hongya yang Berbahaya
12
Bab 12 – Rahasia Batu Giok Mulai Terungkap
13
Bab 13 – Ujian Darah dan Api
14
Bab 14 – Bayangan Sekte Naga Merah
15
Bab 15 – Pertempuran di Penginapan
16
Bab 16 – Jejak Darah di Kota Hongya
17
Bab 17 – Kedatangan Pengawas Darah
18
Bab 18 – Raungan Naga Melawan Darah
19
Bab 19 – Bayangan Balas Dendam Sekte
20
Bab 20 – Utusan Sekte
21
Bab 21 – Pertarungan di Alun-Alun
22
Bab 22 – Bayangan Patriark
23
Bab 23 – Ujian Rahasia Naga
24
Bab 24 – Ujian Hati Naga
25
Bab 25 – Badai di Kota Hongya
26
Bab 26 – Api dan Emas, Pertempuran di Atas Kota
27
Bab 27 – Luka dan Harapan, Jalan Meditasi Naga Emas
28
Bab 28 – Berburu, Alkimia, dan Tribulasi Pertama
29
Bab 29 – Ujian Darah dan Api
30
Bab 30 – Racun, Darah, dan Pedang Tersembunyi
31
Bab 31 – Gua Rahasia dan Bisikan Naga
32
Bab 32 – Jejak Pertama di Alam Rahasia Naga Purba
33
Bab 33 – Tribulasi Pertama di Gunung Hitam
34
Bab 34 – Warisan Pertama Naga Emas
35
Bab 35 – Latihan Darah Naga, Pertemuan di Hutan
36
Bab 36 – Tribulasi Kedua, Api dan Petir
37
Bab 37 – Jejak Asal-Usul
38
Bab 38 – Api Persahabatan, Bara Iri
39
Bab 39 – Alam Rahasia Pertama
40
Bab 40 – Darah Pertama di Alam Rahasia
41
Bab 41 – Kuil Darah dan Pertarungan Seimbang
42
Bab 42 – Ujian Darah di Dalam Kuil
43
Bab 43 – Warisan Kuil Darah
44
Bab 44 – Pertemuan dengan Keluarga Darah
45
Bab 45 – Tekanan Langit, Hukum Dunia
46
Bab 46 – Pertarungan dalam Tekanan
47
Bab 47 – Darah Leluhur yang Terlarang
48
Bab 48 – Amarah Langit dan Darah Terlarang
49
Bab 49 – Jejak Darah yang Menggemparkan Dunia
50
Bab 50 – Rapat Besar Sekte Pedang Hitam
51
Bab 51 – Warisan Pedang Hitam yang Tersembunyi
52
Bab 52 – Jurus Kedua yang Membelah Jiwa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!