IPJ- 5

"Cantiknya!"batin Daniel.

Hannah mengernyit, ia terheran melihat tingkah laku Daniel yang sangat aneh menurutnya itu. Sedari tadi pria itu melamun, tidak mengatakan apapun. Daniel hanya berdiri mematung sembari menatap wajahnya, dengan senyum manisnya.

"Tuan, Anda kenapa?"tanya sambil melambaikan tangannya pada wajah Daniel.

Sementara itu Daniel tersadar dari lamunannya, ia menggelengkan kepalanya dan meminta maaf pada calon istrinya tersebut.

"Iya tidak apa-apa. Mungkin Anda kelelahan. Saya mengerti Tuan, Anda adalah CEO DWAN Group, pantas saja begitu," Hannah tersenyum sambil menatap wajah Daniel.

"Ah iya. Aku memang kelelahan. Hannah, ayo gandeng lenganku, ini adalah bentuk kesopanan. Jangan terlalu percaya diri!"ujar Daniel.

Hannah dengan senang hati menggandeng lengan calon suaminya tersebut, "Iya tenang saja, saya hanya mengikuti tatakrama di negara ini saja. Jangan khawatir, Anda bukan tipe saya!" ceplosnya.

Sementara itu, Daniel menatap kesal calon istrinya tersebut.

"Sepertinya, Tuan Muda memang tidak sabar. Sehingga, dengan mudahnya menyukai gadis penjual bunga itu. Aku jadi takut, kalau Tuan Muda sekarang sudah melupakan Nona Shofia."batin Benny yang sedari tadi memperhatikan keduanya.

"Benny! Ayo siap-siap, Hannah kita naik mobil dulu ya."ujar Daniel sambil membantu Hannah mengangkat gaunnya.

"BAIK TUAN!"jawab Benny.

Sementara itu Hannah menganggukkan kepalanya, dan segera melangkahkan kakinya.

"Hannah begitu sampai rumah, aku harap kamu menyesuaikan dengan Mama dan Papa. Jangan buat mereka kecewa padamu!"

Hannah menoleh, menatap wajah pria tampan berahang tegas tersebut. Ia mengangguk pertanda setuju, dan mengerti apa maksud dari perkataan Daniel.

"Yang pertama, jangan bahas mengenai Shofia, Ke-dua jangan menyela perkataan keduanya. Kamu harus setuju, apapun yang mereka katakan. Dan yang terakhir, aku ingin kamu bersikap seolah-olah kalau kamu tidak tahu tentang hubunganku dan Shofia. Bisa dibilang, pura-pura saja kamu tidak pernah menonton televisi atau berita. Aku yakin, dengan begini keduanya tidak akan meragukan hubungan kita. Dan, setelah makan malam aku ingin mengajakmu untuk menandatangani perjanjian pernikahan kita!"kata Daniel panjang lebar.

Sementara itu, Hannah hanya mengangguk menjawab semua yang Daniel katakan. Energi wanita itu sudah terkuras banyak karena, ia sangat kelelahan hari ini. Bekerja dari siang hingga sore, belum kena omel pelanggan. Ditambah tadi pulang kerja belum istirahat dan, tiba-tiba saja dijemput oleh asisten pribadinya Daniel.

"Saya paham Tuan Muda. Saya janji, tidak akan membuat Sir dan Madam William kecewa di pertemuan pertama ini."kata Hannah sambil membuang mukanya.

"Kamu menjawabku seperti sedang marah. Sebenarnya apa yang terjadi?"

Hannah menggelengkan kepalanya,"Saya hanya sedang PMS, ditambah Anda begitu cerewet. Bagaimana bisa saya tidak kesal."

Daniel menelan salivanya, bisa-bisanya Hannah mengatainya cerewet, "M-maaf saya telah banyak berbicara!"ujarnya lembut.

Hannah menganggukkan kepalanya, ia membuang mukanya dan melihat jendela yang menampilkan jalanan ibu kota negara Etiora ini. Di saat Hannah melamun, tiba-tiba saja ponsel Daniel berdering.

Daniel:"Hallo ada apa, Ma?"

Isabella:"Anak bodoh, bagaimana bisa Shofia datang ke rumah kita? Ini acara perjamuan makan malam keluarga, kenapa dia datang kemari. Bagaimana dengan Hannah, dia sudah di rias bukan?"

Daniel:"Apa? Aku tidak mengundangnya Ma. Sungguh aku tidak tahu dia bisa datang, bagaimana kalau perjamuannya di batalkan saja. Aku akan membawa Nona Hannah pulang ke rumahnya!"

Isabella:"Ya sudah, kau bawa Hannah kembali ke rumahnya. Pastikan dia dalam keadaan aman, dan jangan lupa cari alasan untuk kekasihmu itu, agar dia pulang. Jangan menginap di sini, aku tidak sudi melihat wajahnya yang seperti wanita murahan itu,"

Daniel:"Baiklah Ma, tenangkan dirimu. Aku akan mengantarkan Hannah dulu."

Isabella:"Baiklah, hati-hati di jalan putraku tersayang!"

Daniel menganggukkan kepalanya, setelah itu dia mematikan panggilan video dari ibunya.

"Benny, berhenti di pinggir jalan!"

Benny menganggukkan kepala,"Baik Tuan Muda!"

"Kamu tunggu taksi di sini, aku sudah memesankannya untukmu. Aku akan mengantarkan Hannah pulang dulu!"

Benny mengernyit, "Tidak biasanya Tuan Muda mengantarkan wanita. Sihir apa yang di pakai Nona Hannah, sehingga Tuan Muda begitu menghargai dirinya?" batin Benny.

Kemudian Daniel meminta Hannah duduk bersamanya di depan. Sementara itu, taksi pesanan Daniel sudah sampai dan pada akhirnya pria itu menaiki taksi dan berpamitan pada Hannah dan Daniel.

Kini hanya ada Daniel dan Hannah saja di dalam mobil. Membuat suasana semakin canggung, akan tetapi tiba-tiba saja Hannah merintih kesakitan.

"Nona, apa yang terjadi?"tanya Daniel khawatir.

"Saya tidak apa-apa Tuan, biasanya kalau sedang menstruasi akan seperti ini. Sudah biasa saya begini," jawab Hannah sambil menunjukkan senyum manisnya.

"Kita pulang ke apartemenku saja, kebetulan dekat dari sini,"ujar Daniel sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Hannah memegang sabuk pengaman, karena ia takut dengan Daniel yang sedang menyetir begitu cepat.

"T-Tuan, kenapa Anda mengendarai mobil begitu cepat. S-saya takut!" kata Hannah dengan tubuh gemetar.

Daniel menoleh, menatap wajah ketakutan Hannah,"Maaf aku akan mengurangi kecepatan."ujarnya.

Setelah perjalanan selama 10 menit lamanya, akhirnya Daniel sampai di apartemen miliknya, di kawasan Apple Loong Luxury. Dimana tempat ini terkenal dengan keindahan alamnya. Dan tempat ini begitu strategis, jadi inilah alasan mengapa Daniel membeli apartemen ini.

"Kamu bisa berjalan sendiri tidak?"

"Saya bisa sendiri, Tuan!"

"Baiklah, kalau begitu tunggu di sini. Aku akan membukakan pintu untukmu," Daniel membuka pintu mobilnya, ia turun kemudian membukakan pintu untuk Hannah.

Melihat wajah Hannah yang pucat pasi, Daniel akhirnya menggendong tubuh gadis itu, dan segera membawanya ke apartemen miliknya. Begitu sampai di lantai 10 David menurunkan tubuh Hannah, ia kemudian memakai kartu khusus untuk membuka pintu. Begitu selesai, ia membawa Hannah masuk ke dalam apartemen.

"Dunia orang kaya memang sulit ditebak, tempat yang begitu luas dan indah ini kenapa tidak ditempati?" tanya Hannah polos.

Daniel tersenyum tipis, "Tadinya ini untuk tinggal sementara dengan Shofia, tapi dia memilih tinggal sendiri di kawasan Banana Luxury, dia masih belum mau menikah."Jawabnya dengan nada lirih.

Hannah menatapnya nanar, ia merasa kasihan dengan Daniel.

"Jangan bersedih, Tuan. Mungkin Nona Shofia sedang mengejar mimpinya."

"Mimpi apa lagi? Dia sudah meraih apapun yang dia inginkan. Aku makin lama makin tidak mengerti dengannya!"

Hannah mengusap lembut punggung Daniel, dia memberikan semangat untuk pria itu,"Saya pernah di posisi yang sama. Menunggu kepastian, tapi nyatanya kekasih saya justru selingkuh. Bahkan, dia selalu menjelek-jelekan saya. Sampai saat ini saya masih kesal dengannya, tapi anehnya dia justru mengkhianati saya!" ujarnya lirih.

Daniel membawa Hannah dalam pelukannya, entah kenapa dia merasa sangat kasihan melihat gadis itu. Hingga pada akhirnya, tanpa sadar menangis den membalas pelukan Daniel, "Sebenarnya aku ini kenapa?"batin keduanya.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!