Keesokan harinya
Felisha sudah datang pagi-pagi sekali ke sekolah. Saat terbangun pagi ini dia menerima pesan dari gina yang meminta datang lebih awal sebab alvino akan menunggunya di kelas mereka.
Deg
Dia benar-benar sudah datang." batin felisha.
Perlahan sambil mengatur nafasnya yang lelah karena berlari, felisha mendekat ke arah alvino.
"Kamu terlambat 3 menit." ucap alvino.
Raut wajahnya dingin, tangan nya melipat di depan dadanya. Aura yang terlihat oleh felisha adalah kekesalan alvino.
"ma maaf." hanya kata itu yang keluar dari mulut felisha.
Dia tidak berani menjelaskan pada alvino karena dirasa tidak akan penting untuk alvino sendiri mengetahui alasan keterlambatannya yang hanya 3 menit.
"duduk" titah alvino sambil melirik ke sampingnya.
Felisha menurut dengan duduk di samping alvino, namun ia sedikit menggeser kursinya agar jarak mereka sedikit lebih renggang.
"ingat dengan kesepakatanmu kemarin?" tanya alvino.
Felisha menoleh kemudian mengangguk.
" tentu aku selalu ingat." jawab felisha.
"pertemuan semalam tentu kamu tahu harus apa kan."
Felisha akhirnya paham kenapa alvino meminta untuk menemuinya di pagi hari ini, mungkin alvino takut pertemuan mereka di minimarket semalam akan di bocorkan oleh felisha.
"iya, aku akan menutup mulutku, kamu tenang saja." jawab felisha.
"bagus, kamu juga jangan memiliki praduga tidak benar setelah tahu mengenai aku."
" tidak, tentu saja tidak. Aku tidak pernah menduga hal-hal yang belum pasti." elak felisha
Padahal semalam ia sempat berfikir mengenai alvino yang akan memakai barang yang dibelinya semalam.
Felisha menggelengkan kepala agar tidak mengingat kembali hal itu. Alvino heran saat melihat kelakuan gadis disampingnya.
"kamu kenapa?"
"hah, ti tidak, aku tidak apa-apa." dusta felisha.
Dia hanya mencoba tersenyum canggung pada alvino yang terus menatapnya heran.
"simpan nomormu." alvino menyodorkan ponselnya pada felisha.
"no nomor."
"nomor ponselmu, agar aku tidak sulit memberi informasi padamu."
Dengan gemetar, felisha mengambil ponsel alvino yang dia tahu salah satu ponsel termahal.
Beruntung dia pernah menggunakan ponsel itu yang sama persis seperti milik gina.
"ini." felisha mengembalikan ponsel alvino setelah mengetik nomor nya yang belum ia simpan dan belum ia beri nama.
Alvino pun memberi nama kontak itu dengan nama "FELIS TUTOR".
Setelah itu alvino segera keluar dari kelas felisha karena beberapa murid sudah mulai berdatangan.
Mereka yang melihat alvino ada di kelasnya bertanya-tanya. Adapula yang menduga jika alvino datang kesana untuk menegur felisha yang terlihat lesu di tempat duduknya.
"feli." sapa gina yang kini sudah duduk di tempat sebelumnya alvino duduk.
"apa alvino mengganggumu tadi?" tanya gina.
"tidak, dia hanya ingin menyimpan nomor ponselku untuk komunikasi." jawab felisha.
"benar begitu?" tanya gina lagi.
"iya gina, sudah kamu jangan khawatir."
......................
"jadi lo bakal terima konseling belajar itu?"
Kini alvino sedang berada di kelasnya dan denis menanyakan kebenaran tersebut.
"iya." jawab alvino singkat.
"ck alasan, kenapa lo gak jujur aja sih vin dengan kemampuan lo"
"lo tahu alasan gue ngelakuin ini kan."
"ya tapi setidaknya kalau bokap lo tahu yang sebenernya kalau lo pinter, mungkin dia gak akan memandang lo sebelah mata vin." ungkap denis.
Alvino diam, ya sebenarnya alvino memiliki otak yang pintar. Tidak seperti yang terjadi saat ini.
Dia yakin, jika papanya tahu mungkin alvino akan semakin di arahkan untuk menjadi orang yang di inginkan sang papa. Tanpa memberinya kesempatan untuk mencapai apa yang di inginkan alvino sendiri.
"papa gak akan ngerti dengan apa yang gue mau den." jawab alvino pelan.
Denis menatap sendu pada sahabatnya. Hanya dia yang tahu bagaimana alvino menutup diri dari papa nya sendiri.
"it's oke. Suatu saat bokap lo bakal paham apa keinginan lo." ucap denis menghibur.
"thanks."
"ngomong-ngomong, tutor lo manis juga." ucap denis mengalihkan pembicaraan.
Alvino melototkan matanya pada denis yang dia tahu bagaimana perilaku sahabatnya yang selalu bersikap playboy pada gadis-gadis.
"ck, lo kalau kambing di bedakin juga dibilang cantik." celetuk alvino.
"yeyy, ga gitu juga kali vin. Ya kali di samain cewe sama kambing." kesal denis.
Alvino tertawa dengan kekesalan denis padanya. Pembicaraan mereka pun terhenti saat kelas di mulai.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments