Chapter 05

Suasana hening namun mencekam, terutama bagi Mighty yang sejak tadi mendapatkan tatapan dingin menusuk dari Max. Meskipun mulut pedas nya tidak mengeluarkan kata-kata tajam, melalui matanya, itu cukup mengintimidasi Mighty.

"Jadi, kau mengenalnya?" tanya Thor, melihat reaksi pertama Max saat bertemu Mighty.

"Tidak." sahut Max, singkat tanpa mengalihkan tatapannya.

"Lalu kenapa kau melihatnya seperti itu?" tanya Thor, lagi.

"Aku pernah bertemu dengannya, tapi aku tidak mengenalnya." kata Max, menjelaskan.

"Dan menghabiskan malam bersama." sambung Thor, Max beralih menatap Daddy nya.

"Dia yang merayuku." ujarnya membela diri, Thor manggut-manggut.

"Daddy tahu," sahutnya membuat Max terperangah.

"Bagaimana Daddy ...."

"Dia sudah menceritakan semuanya pada kami, Daddy hanya ingin mendengar jawaban mu." ucap Thor menjelaskan, Alla hanya terdiam menyimak pembicaraan suami dan anaknya.

Meskipun ia bisa mengendalikan keduanya, namun Alla menyadari jika saat ini ia hanya perlu diam dan mendengarkan. Karena Thor sedang melakukan tugasnya sebagai kepala keluarga, dan Alla sangat menghormati itu.

"Menjijikkan," desis Max menatap sinis Mighty yang sejak tadi hanya tertunduk diam.

"Jaga ucapan mu, Max!" sentak Alla, bagaimana pun Mighty, ia sedang mengandung bagian dari keluarga Gorevoy. Ia merasa tidak terima jika seseorang menghina Mighty seperti itu, sekalipun putranya sendiri.

"Wanita yang kau bilang menjijikan ini, sedang mengandung anak mu." ujarnya emosi, Thor menyentuh pundaknya dan meminta sang istri tenang.

"Omong kosong," ucap Max tertawa sumbang.

Kemudian kembali menatap Mighty. "Selain murahan, kau ternyata juga penipu." cibirnya.

"Max, dia tidak bohong." ujar Thor datar.

Max membuang napas kasar. "Jadi Daddy percaya padanya?" tanyanya, mendapat anggukan dari Thor.

"Dad, aku sama sekali tidak mengenalnya. Bahkan aku tidak tahu namanya saat melakukan itu, apa menurut Daddy, aku akan se-ceroboh itu membuang benih?" ucap Max membela diri.

Mighty terlihat semakin ketakutan, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Max berkata benar, karena ialah yang berbuat curang.

"Daddy tahu, tapi kebenaran nya dia sedang hamil." ucapnya melirik Mighty yang meremas tangannya sendiri.

"Itu masalahnya, apa hubungannya denganku."

"Aku hanya melakukannya denganmu." ucap Mighty dengan suara bergetar.

Max mengeraskan rahangnya, tangannya terkepal kuat. "Aku menggunakan pengaman jika kau lupa!" ucap Max, mengingatkan.

"Aku tidak berbohong, Tuan." sahut Mighty memberanikan diri menatap wajah Max yang memerah.

"Kau pikir aku akan percaya!" serunya jengah melihat sikap lemah yang ditunjuk Mighty.

"Kau harus menikahinya, Max." ucap Thor, Max terkejut mendengar itu. Karena kata-kata Thor adalah sebuah perintah yang tak masuk akal baginya.

"Dad, are you kidding me?" Max tak percaya, ia beranjak dari duduknya. "Menikah dengannya? Dengan wanita yang sama sekali tidak aku kenal? Wanita penipu, murahan ...."

"Aku bukan wanita murahan, Tuan." sangkal Mighty tidak terima, keberaniannya tiba-tiba datang saat Max menyebutnya wanita murahan.

"Kau merayu pria yang baru beberapa jam kau temui, apa namanya jika bukan wanita murahan?" sinis Max.

"Ya, aku mengakui itu memang salahku. Tapi aku bukan wanita murahan, karena kau pria pertama yang menyentuh ku." balasnya, membuat Max semakin meradang.

"Jadi kau menyalahkan ku?" Max mendekati Mighty.

"Max, stay away." ucap Alla memperingatkan, namun tangan Max sudah mencengkram dagu Mighty.

"Sa-akit." rintih Mighty.

"Berani sekali kau mengusik hidupku!" matanya memerah karena marah.

"Max, lepaskan Mighty." Alla mencoba melepaskan tangan Max.

"Max, lepaskan!" Thor memperingatkan, Max melepaskan tangan dengan kasar, hingga membuat tubuh Mighty tersungkur kebelakang.

"Awhhhh ...." keluhan Mighty, tangannya memegangi perutnya yang terasa kaku dan sakit.

"Sakit," ucap Mighty.

"Are you okey?" tanya Alla khawatir.

Max tersenyum miring. "Dia sedang bersandiwara, Mom." ucap Max, membuat Alla semakin geram.

"Tolong aku," ucap Mighty sambil menggigit bibirnya menahan sakit.

"Dad, kita harus kerumah sakit." ucap Alla semakin panik, karena tubuh Mighty basah dengan keringat dan terlihat semakin lemah. Thor langsung keluar menyiapkan mobil.

"Mom, dia hanya akting." kata Max.

"Shut up, Max!" bentak Alla melihat Mighty mulai menutup matanya.

"Mighty, Mighty, are you hear me?" Alla menepuk-nepuk pelan pipinya, namun sepertinya Mighty benar-benar pingsan.

"Max, angkat dia." titahnya, namun Max tak bergeming dan hanya menatap datar Mighty yang menutup mata.

"Max!" seru Alla, membuat pria itu mau tak mau mengangkat tubuh lemah Mighty.

"Cepatlah," Alla kembali berseru karena Max berjalan pelan. "Max!" bentak Alla membuka pintu mobil untuk Max.

"Kau ikut kedalam." titah Alla melihat Max akan menurunkan tubuh Mighty.

"Mom, aku ...." Alla mendorong tubuh Max, dan duduk disamping putranya.

"Dad, cepatlah." ucapnya memeriksa denyut nadi Mighty yang melemah.

"Tenang lah, dia pasti baik-baik saja." ucap Thor melihat istrinya yang panik dari kaca spion.

"Dad, denyut nadinya melemah. Dia sedang hamil," suaranya bergetar, membuat Thor melajukan mobilnya dengan cepat.

Max menatap lurus kedepan dengan wajah datarnya, ia sama sekali tidak perduli dengan Mighty. Tidak ada rasa iba dalam hatinya, karena menurut Max, Mighty adalah wanita penipu.

Sesampainya di rumah sakit, Mighty langsung ditangani oleh dokter. Kekhawatiran Alla masih terlihat jelas, karena dokter masih memeriksa kondisi Mighty. Sedangkan Max terlihat santai duduk di kursi tunggu.

"Dokter, bagaimana kondisinya?" tanya Alla setelah melihat dokter yang memeriksa Mighty keluar.

Dokter itu melepaskan maskernya. "Dia baik-baik saja. Stres dan kelelahan membuatnya mengalami kontraksi ringan." kata dokter itu menjelaskan.

"Dia sedang tidur, besok kita akan melakukan pemeriksaan kandungan." penjelasan dokter membuat Alla tenang. Setidaknya, Mighty dan kandungan baik-baik saja.

"Sudah aku katakan jika wanita itu hanya akting." ucap Max, setelah dokter yang memeriksa Mighty berlalu.

Alla menatap tajam putranya. "Kali ini mommy memaafkan mu, lain kali mommy benar-benar akan marah padamu!" ucapnya memperingatkan, Max hanya mengangkat bahunya tanpa rasa bersalah.

"Kali ini kau benar-benar keterlaluan, Max. Bagaimana bisa kau membahayakan calon anakmu?" ucap Thor, Max mengangkat wajahnya menatap sang Daddy.

"Itu bukan benih ku, Dad." sangkalnya, ia yakin jika benihnya tidak akan tumbuh di rahim sembarang wanita.

"Kita akan buktikan nanti." katanya, menarik Alla menuju tempat administrasi, meninggalkan Max seorang diri.

Max melayangkan tinjunya ke udara, ia sangat kesal karena Thor dan Alla percaya begitu saja pada Mighty dari pada putranya sendiri. Entah apa yang sudah Mighty lakukan pada orang tuanya, hingga mereka sangat membelanya.

Matanya menatap tajam pintu IGD, ia beranjak dan akan membuat perhitungan dengan Mighty. Ia memang pria pertama bagi Mighty, tapi ia membayar untuk itu. Lalu kenapa Mighty menuntut tanggung jawab darinya?.

"Dia ingin lebih dari sekedar uang, dasar murahan." batinnya, melihat satu persatu ranjang.

Langkahnya terhenti setelah menemukan ranjang Mighty, wanita itu terlelap dengan tenang. Seolah tidak punya beban pikiran, berbeda dengannya yang emosinya menggebu-gebu.

"Bagaimana dia bisa tidur tenang, setelah mengacaukan hidupku." geramnya.

Max mengangkat tangannya hendak mencekik leher jenjang Mighty, namun ekor matanya melihat perut yang mulai membulat, membuat Max menarik kembali tangannya.

"Sial!" umpatnya, entah kenapa hatinya tidak tega. Padahal Max bukan pria yang mudah memberikan pengampunan dan rasa iba, perasaan tak masuk akal itu tiba-tiba menyeruak dalam hatinya, disaat yang tidak tepat.

*

*

*

*

*

TBC

Jangan lupa like, komen, subscribe, dan vote yaaa☺️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!