Chapter 02

Mighty berdiri didepan pintu sebuah kamar presidential suite, jantungnya berdetak kencang, jarinya saling meremas satu sama lain. Masih ada keraguan dalam hatinya, namun ia menyakinkan diri, jika ia harus masuk kedalam.

Setelah cukup mantap, perlahan tangannya mengetuk pintu itu. Tidak perlu menunggu lama, seseorang membukanya dari dalam, dan mempersilahkan Mighty masuk.

"Sepertinya kau sudah biasa melakukan hal seperti ini." sindirnya, Max menatap sinis pada Mighty yang duduk dihadapannya.

Mighty menarik napas dalam-dalam, membalas tatapan Max. "Itu tidak penting, Tuan. Yang terpenting adalah kita saling membutuhkan." sahutnya tenang.

"Kau butuh kepuasan dariku dan aku butuh uang mu. Tidak ada yang dirugikan disini."

Mighty menyandarkan tubuhnya di sofa sambil terus menatap Max.

"Bukankah kata-kata mu terlalu murahan?" cibir Max, ia tidak menyangka jika Mighty akan bicara terus terang seperti itu.

"Bukankah pria bajingan, yang membuat wanita menjadi murahan." balasnya, Mighty masih terlihat tenang, meskipun dalam hatinya bergejolak.

Ia beranjak mendekati Max. "Tidak perduli seberapa murahan nya diriku, dan seberapa brengsek dirimu. Tapi malam ini kita saling membutuhkan," katanya setengah berbisik, tangannya mulai meraba dada bidang Max.

"Aku akan memulainya jika kau tidak keberatan." kata-katanya terdengar sensual, matanya menatap penuh damba.

Dengan cepat Max mencengkram rahang Mighty, hingga wanita itu mengaduh kesakitan. "Kau terlalu berani bermain denganku," ucap Max geram.

Untuk pertama kalinya setelah ia menjadi duda, ia bertemu dengan wanita yang menurutnya tak tahu malu seperti Mighty. Sangat berbeda dengan mendiang sang istri, Saoirse.

Dulu Saoirse mati-matian menolaknya dan sangat menjaga diri, walaupun pada akhirnya menyerahkan diri padanya. Namun saat itu mereka sudah saling mencintai, hingga keduanya berani berbuat jauh.

Namun Mighty? Wanita itu sangat berani, agresif, dan tak tahu malu. Bahkan Max belum tahu namanya, namun ia dengan berani mengajaknya bercinta. Bukankah hal itu sangat menjijikkan?.

Ya, dalam hatinya, Max memang selalu membandingkan wanita-wanita yang ditemuinya dengan mendiang istri tercinta. Kisah mereka terpaksa berakhir karena takdir, sedangkan cinta masih begitu membara dalam hatinya.

Tentu saja bukan hal yang mudah bagi Max melanjutkan hidup, bayang-bayang kebersamaan nya dengan Saoirse masih begitu melekat di pelupuk mata. Ia juga rutin mengunjungi makam Saoirse yang ada di kota Galway, Irlandia.

Meski merasa kesakitan, tapi Mighty mencoba untuk tersenyum. "Dan sepertinya kau yang takut bermain denganku." desis Mighty seolah menantang.

Max mengeraskan rahangnya, wanita dihadapannya sangat berani. "Jangan bermain-main denganku, Nona." ucapnya memperingatkan.

Namun Mighty malah sengaja menjilat jari tangan Max yang berada di pipinya. "Hanya satu permainan, aku janji." tangannya dengan berani membuka gesper mahal Max, membuat pria 35 tahun itu menggeram kesal, lalu melepaskan cengkraman nya dengan kasar.

"Kau benar-benar jalang, dan aku tidak pernah bermain dengan barang bekas banyak pria." kata Max sinis, ia membuka kancing jas dan melonggarkan dasinya.

Mighty mengepalkan kedua tangannya mendengar kata-kata pedas Max, ingin sekali ia memukul mulut tajam itu, namun sebisa mungkin ia menahan diri.

"Kau terlalu cepat mengambil kesimpulan, Tuan. Bahkan kita belum bercinta ...."

"Aku tidak akan pernah bercinta dengan wanita jalang seperti mu!" sungut Max semakin muak dengan Mighty.

"Tapi kau membuatku semakin penasaran," Mighty menyandarkan kepalanya di dada bidang itu. "Aku masih sangat layak untuk dinikmati," ia meraih tangan Max dan meletakkan di dadanya dengan sedikit menekan.

Max memejamkan matanya, ia berusaha keras menahan gejolak yang mulai tersulut. Ingat, Max dulu adalah seorang pemain, petualangan, penjajah kenikmatan sebelum akhirnya bertemu dengan Saoirse.

Sudah lima tahun ini ia tidak melepaskan hasratnya, bukankah itu sebuah rekor untuk ukuran pria berpengalaman sepertinya? Dan malam ini, ia bertemu Mighty yang agresif, tentu apa yang dilakukan Mighty sangat berpengaruh.

"Aggghhhhhh ...." desah Mighty manja, saat Max dengan sengaja meremas kuat dadanya.

"Aku tahu kau juga menginginkan hal ini terjadi." ia sengaja menghembuskan napas hangatnya di ceruk leher Max.

"Kau terlalu percaya diri!" Max melepaskan tangannya, namun tangan Mighty berhasil menyentuh senjatanya.

Wanita itu menyeringai penuh kemenangan. "Kau mungkin tidak menginginkan ku, tapi dia sangat menginginkan ku." kata Mighty merasakan senjata itu mulai mengeras.

Tanpa menunggu jawaban Max, ia mulai mencium bibir tebal Max meskipun tanpa ada perlawanan. Sedangkan tangannya aktif memberikan pijatan yang sulit ditolak empunya.

"Jangan menolaknya, Tuan. Karena kau akan mendapatkan sesuatu yang tidak pernah kau bayangkan." ucap Mighty, sejenak melepaskan cumbuannya kemudian memulai kembali.

Max yang sejak tadi berusaha menahan diri, kini mulai terhanyut dalam permainan Mighty. Perlahan tapi pasti, ia mulai merespon ciuman itu, hingga Mighty mengeluarkan desahan-desahan kecil.

Kini Mighty berada di pangkuan Max, keduanya sama-sama terhanyut. Bahkan tangan Max aktif menjelajah setiap inci tubuh seksi Mighty, sedangkan Mighty sengaja menggoyangkan pinggulnya, yang berada tepat diatas senjata Max.

Tanpa melepaskan pagutannya, Max membawa Mighty menuju ke ranjang, tangannya mulai melepas kain yang menempel di tubuh Mighty, lalu menghempaskan tubuh langsing itu keatas kasur.

"Owwhhh ...." teriak Mighty terkejut. Ia tidak sadar jika kini sudah seperti bayi yang baru lahir.

Sedangkan Max, mulai melepas pakaian nya dan melempar ke sembarang arah. Kini keduanya sama-sama naked, Mighty terus menatap senjata Max yang berdiri gagah. Ia menelan ludahnya berkali-kali, membayangkan benda itu memasukinya.

"Kau bersikap seolah baru melihatnya," Max mulai mengungkung tubuh Mighty. "Bagaimana? Apakah ukurannya bisa memuaskan mu?" tanya Max, sambil menjilat daun telinga Mighty.

"Enghhhh ...." desah Mighty tertahan. Ia mulai memejamkan matanya, menikmati sentuhan Max.

Max sendiri mulai tak terkendali mengeksplor setiap inci kulit mulus Mighty. Ia pastikan jika wanita yang ada dibawah kendalinya, akan menjerit kenikmatan dan tidak akan pernah melupakan permainannya.

Setelah cukup lama melakukan pemanasan, Max bersiap memulai permainan inti. Ia membuka laci yang ada disamping ranjang, dan mengambil pengaman.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Mighty heran karena Max menghentikan aktivitasnya.

"Memakai pengaman, aku belum gila hingga bercinta dengan wanita sepertimu tanpa menggunakan pengaman." sahut Max, sambil memasang pengaman itu. Kemudian memulai penyatuan.

Namun tidak semudah yang Max bayangkan. "Apa kau tidak bisa melakukannya?" kesal Mighty, karena Max belum berhasil.

Pertanyaan Mighty membuat keraguan Max menguap begitu saja, tadinya ia sempat berpikir jika Mighty belum terjamah. Namun setelah mendengar kalimat yang seolah meremehkan, membuat Max menghentak dengan kasar, hingga ia berhasil membobol pertahanan Mighty.

"Awwhhh, sakit." desah Mighty kesakitan, bahkan air matanya keluar.

Max merasakan sesuatu yang aneh. Ia melihat kearah senjatanya yang kini bersarang dalam tubuh Mighty. Terlihat darah segar keluar, bahkan menetes ke seprei putih, karena ia melakukannya dengan kasar.

"Are you virgin?" tanya Max tak percaya.

Ia sering melakukannya dengan wanita yang berpengalaman, ia dulu juga menjadi pria pertama bagi Saoirse. Dan kini, Max kembali menjadi pria pertama untuk gadis yang bahkan tidak ia ketahui namanya.

*

*

*

*

*

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!