~Three Months Later~
Sejak acara fashion show tiga bulan yang lalu, Mighty benar-benar menghilang bak ditelan bumi. Bahkan saat Abby mencarinya ke Genova, gadis itu tidak ada dan sudah berhenti kerja.
Sedangkan Max juga tidak berhasil menemukannya, padahal Jake sudah mengerahkan orang-orang terbaiknya. Namun belum berhasil menemukan Mighty, entah apa yang dilakukan gadis itu pada tuanya.
Untuk pertama kalinya setelah menduda, Max menyuruhnya mencari tahu tentang seorang gadis, yang menurutnya sangat tidak penting. Karena gadis bernama lengkap Mighty Alessia Marino, hanya seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah restoran kecil.
Max memutar gelas berisi wine yang ada ditangannya, sambil sesekali melirik tajam pada Jake. "Sepertinya kau sudah bosan bekerja denganku," ucapnya, membuat Jake menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Itu tidak benar, Tuan." sangkalnya, bahkan ia berlutut, Max hanya tersenyum sinis.
"Apakah wanita itu lebih hebat dariku? Sehingga kau begitu sulit menemukan nya?"
"Saya akan mencarinya lebih keras lagi, Tuan." sahut Jake meyakinkan.
Max mendesah pelan lalu menyesap minumannya, entah kenapa ia merasa jika hubungannya dengan Mighty tidak hanya sekedar percintaan satu malam. Tapi lebih dari itu, walaupun ia tidak paham kenapa perasaannya seperti itu.
Hal itulah yang membuat Max terus mencari tahu keberadaan Mighty, bukan karena rasa bersalah telah mengambil kegadisannya. Sebab ia sudah membayar mahal untuk yang satu itu.
Max menatap Jake yang masih berlutut dihadapannya. "Apakah sudah ada pencairan dana selama tiga bulan ini?" tanyanya.
Jake menggeleng. "Tidak ada, Tuan. Saya sudah memastikan hal itu." jawabnya, mendengar jawaban Jake membuat Max semakin yakin, jika wanita yang bercinta dengannya punya motif lain.
Max sama sekali tidak mengenal Mighty, keduanya baru bertemu beberapa jam. Dan gadis itu dengan mudahnya menyerahkan diri. Saat itu Mighty mengatakan jika dirinya butuh uang, namun sampai saat ini cek kosong yang ia berikan malah belum dicairkan.
Drttt ... Drttt ... Drttt ....
Ponsel Max berdering, terlihat nama mommy Alla yang sedang meneleponnya.
"Hallo ...."
"...."
"Mom, aku sedang di New Jersey ...."
"...."
Max menatap nanar ponselnya, karena sang Mommy memutuskan panggilan nya begitu saja. Jake memberikan diri mengangkat kepalanya, ia melihat wajah tuannya yang mengeras, seperti sedang menahan emosi.
"Kita kembali ke Moskow." kata Max.
"Tapi ...."
Pyarrrrrrrr....
Max membanting gelas yang ada di tangannya.
"Sekarang! Aku tidak pernah mengulang kata-kataku, Jake." tegasnya membuat Jake mau tak mau mengangguk.
"Baik, Tuan." sahutnya beranjak untuk menyiapkan segala keperluan mereka.
Lebih dari sepuluh tahun bekerja dengan Max, Jake sangat paham perangai seorang Maximilian Gorevoy yang tidak bisa dibantah. Jake masih sangat mencintai hidupnya, ia tidak ingin berakhir ditangan Max, karena menentang pria keras kepala itu.
....
📍 Moskow, Rusia.
"Bagaimana?" tanya Thor pada istrinya, yang baru saja melakukan panggilan pada sang putra, Max.
Alla menghembuskan napas perlahan, lalu menatap wanita muda yang duduk di hadapannya. "Dia akan pulang," jawabnya pelan, namun wanita itu bisa mendengarnya.
Mighty, wanita itu adalah Mighty. Seorang wanita yang sudah beberapa bulan ini dicari oleh Jake, siapa sangka jika ia berani mendatangi mansion Gorevoy yang berada di kota Moskow, Rusia.
"Tuan, disini aku yang bersalah. Aku sengaja merayunya dan menyerahkan diri, aku tidak menyesali itu." jelas Mighty mengakui kesalahannya, ia sama sekali tidak perduli dengan penilaian Thor dan Alla.
"Tapi, kehamilan ini." tangannya mengusap perut yang sudah terlihat membulat. "Aku bersumpah tidak melakukannya dengan pria lain, tolong percaya padaku." ucapnya meyakinkan.
Thor dan Alla saling melihat, keduanya sama-sama menghela napas panjang. Jika saja Max benar-benar ingin memulai sebuah hubungan dengan wanita baru, mereka tentu akan sangat senang.
Sudah terlalu lama Max hidup sendiri, bahkan mereka jarang bisa bertemu, karena Max seakan membangun kehidupan tanpa mereka. Thor dan Alla mengerti jika putranya membutuhkan waktu untuk sendiri, perpisahannya dengan Saoirse bukan hal yang mudah.
Tapi keduanya sama sekali tidak menyangka akan didatangi wanita hamil, dan mengaku mengandung cucunya. Mereka dilema, antara bahagia dan sedih. Bahagia karena akhirnya memiliki penerus keluarga, sedih sebab Max pasti akan marah besar.
Karena Max tidak pernah mengenalkan wanita itu sebelumnya, dan menurut pengakuannya. Mighty lah yang pertama merayu Max, hingga dirinya berbadan dua seperti sekarang.
"Kami percaya padamu," Alla meremas tangan suaminya.
Mendengar itu tak serta-merta membuat wajah gelisah Mighty menjadi tenang, ia gelisah, takut, dan khawatir jika Max menolaknya. Meskipun ia sudah meyakinkan diri untuk tenang, tapi jantungnya tetap berpacu lebih keras.
"Terimakasih," sahutnya lirih. "Tapi bagaimana kalau dia marah dan tidak mengakuinya?" ia bertanya tentang sesuatu yang sudah pasti, Mighty yakin jika Max akan marah padanya.
"Dia pasti akan marah." kata Thor, Alla menoleh padanya.
"Dad," lirihnya, Thor hanya menatap sekilas istrinya.
"Max putraku, aku sangat tahu bagaimana dia." ucapnya membuat tubuh Mighty menegang.
"Tapi jika kata-kata mu jujur, aku akan melindungi mu. Ini janji Thor Gorevoy." tegasnya membuat Mighty sedikit tenang.
.....
Max mengemudi mobilnya dengan kecepatan penuh, membuat Jake berpegangan kuat, memejamkan matanya dan merapalkan doa-doa keselamatan yang ia ketahui.
Bagaimana tidak? Setelah melakukan perjalanan udara lebih dari 24 jam bonus delay dan transit, kini ia harus senam jantung karena Max mengemudikan mobilnya diatas kecepatan rata-rata.
Bahkan Max beberapa kali menerobos traffic light, dan bisa dipastikan jika nanti dirinya lah yang harus mengurusnya. Perjalanan yang seharusnya ditempuh 45 menit, menjadi 19 menit. Bisa dibayangkan secepat apa mobil itu melaju.
BRAKKKK.....
Max membanting kasar pintu mobilnya lalu berlari memasuki mansion megah Gorevoy, meninggalkan Jake yang mual, dan mengeluarkan seluruh isi perutnya. Tubuhnya lemas dan kepalanya berputar-putar, seperti lagi cinta.
"Mom! Dad!" teriak Max begitu memasuki bangunan megah itu. Matanya nyalang mencari orang-orang yang dipanggilnya.
"Tuan Max," ucap salah satu maid senior mansion.
"Dimana Mommy dan Daddy?" desaknya, namun belum sempat maid itu menjawab, suara Thor menghentikannya.
"Pergilah, Olga. Panggil wanita itu kemari," titahnya, maid itu langsung menuruti perintahnya.
"Dad, Mom. Aku tidak melakukan apapun." ucapnya membela diri menatap Thor dan Alla yang berjalan semakin dekat.
"Duduklah, kita bicarakan ini dengan kepala dingin." ucap Thor, duduk di sofa panjang berdampak dengan sang istri.
"Aku ingin tahu wanita mana yang berani ...."
"Itu dia," sela Alla melihat kedatangan Mighty, Max menoleh dan membelalakkan matanya.
"Kau!" seru Max, bangkit dari duduknya. Mighty menghentikan langkahnya, jantungnya berdebar hebat mendengar Max baru mengucapkan satu kata.
"Max, duduk." kata Thor dengan suara rendahnya.
"Dad, aku ...."
"Daddy bilang duduk!" kali ini suaranya lebih keras, membuat Max menuruti perintahnya.
"Mighty, kemari lah." ujarnya, karena Mighty tak kunjung berjalan.
"Kemari lah, Mighty. Max tidak akan menyakitimu," ucap Alla meyakinkan, keraguan dan ketakutan terlihat jelas di wajahnya.
Sambil melirik kearah Max, Mighty berjalan pelan dan memilih duduk di dekat Thor dan Alla. Tatapan mata Max yang datar, mampu membuatnya merinding, ia baru menyadari jika keputusan nya memaksa masuk dalam kehidupan Max adalah salah. Namun sekarang ia tidak bisa mundur lagi, karena sudah menyulut api yang akan membuat dirinya terbakar.
*
*
*
*
*
TBC
Author gak bosen ingetin kalian buat ninggalin jejak di kolom komentar, like, subscribe, dan, vote 😉
Kritik dan saran terbuka lebar yaaaa,
Maaf jika ada kata-kata yang tidak tepat, typo, dan lainya. Author masih belajar, dan masih terus belajar agar bisa membuat novel yang lebih baik🤭
Terimakasih sudah mampir, semoga kalian gak bosan dan mengikutinya novel ini sampai episode terakhir 🤗
Sarangeeee sekebon jagung 🌽🌽🌽
Karena author gak punya kebon🙃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments