(Aurelia berjalan anggun menuju taman. Setiap langkahnya penuh perhitungan. Dari kejauhan, ia bisa melihat Seraphina duduk di bawah gazebo, tersenyum sambil melambai ke arahnya.)
Seraphina
Aurelia! Aku menunggumu dari tadi! Kukira kau sakit.
AURELIA (Tokoh utama)
(Di kehidupan lalu, aku akan berlari memeluknya. Sekarang, melihat senyum itu hanya membuat perutku mual.)
Hanya sedikit pusing saat bangun tidur. Sekarang sudah lebih baik.
Seraphina
Syukurlah! Sini, duduk. Aku sudah siapkan teh chamomile kesukaanmu dan beberapa makaron. Kau harus coba yang rasa pistachio, ini enak sekali!
AURELIA (Tokoh utama)
(Ia menyodorkan makaron itu dengan wajah polosnya. Wajah yang sama saat ia memberiku segelas anggur beracun di malam sebelum penangkapanku.)
(Aku menatap tangannya. Tangan yang sama yang memberikan bukti palsu pada Kael.)
AURELIA (Tokoh utama)
(Mengambil makaron itu, lalu tersenyum tipis.) Terima kasih, Sera. Kau memang selalu tahu kesukaanku.
Seraphina
Tentu saja! Kita kan sahabat terbaik. Aku tahu segalanya tentangmu.
AURELIA (Tokoh utama)
(Oh, ya. Dan aku sekarang tahu segalanya tentangmu.) Begitu, ya? Kalau begitu, kau pasti tahu kalau aku sedang memikirkan sesuatu, kan?
Seraphina
(Sedikit terkejut.) Oh? Apa itu? Tentang pertunanganmu dengan Putra Mahkota Kael?
AURELIA (Tokoh utama)
(Menatap lurus ke mata Seraphina, senyumnya tidak luntur.)
Bukan. Aku sedang berpikir... betapa cepatnya kesetiaan seseorang bisa berubah. Menurutmu begitu juga tidak, sahabatku?
[Catatan Author]
BOOM! 💥 Aurelia langsung melempar "bom" pertama! Kira-kira bagaimana reaksi Seraphina, ya? Apakah topengnya akan mulai retak? 🤔 Ikuti terus di chapter selanjutnya! Jangan lupa dukungannya, guys! ❤️
Comments