Tetangga

Di dalam taksi, mereka sibuk dengan kegiatan dan pikiran masing-masing. Rasyad sibuk dengan i pada nya. Sedangkan Erina, ia sibuk dengan handpone-nya.

Dalam hati Erina bertanya-tanya, kok bisa tujuan mereka sama. Namun Erina tidak berani bertanya karena ia takut dikira kepo.

Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di tempat tujuan. Keduanya sama-sama memberikan ongkos.

"Biar saya saja." Ucap keduanya bersamaan dalam bahasa Inggris.

"Kalian berdua kompak. Mungkin kalian berjodoh." Celetuk sopir taksi.

"Eh saya yang numpang, jadi saya saja yang bayar." Sergah Erina.

"Jangan, saya laki-laki. Pantang bagi saya dibayari perempuan." Tegas Rasyad.

"Huf... baiklah, terima kasih." Ujar Erina. Ia tidak ingin berdebat karena sudah merasa lelah.

Erina akhirnya meninggalkan Rasyad. Ia masuk ke dalam dan naik lif. Saat lif akan tertutup, tiba-tiba terbuka lagi. Ternyata Rasyad yang menekan tombol lif.

"Jangan bilang kamu mengikutiku?"

Rasyad hanya tersenyum sinis tanpa menjawabnya.

"Ish nyebelin." Gerutu Erina.

Tidak disangka mereka turun di lantai yang sama. Erina keluar dari lif dan menyeret kopernya. Dalam hati ia masih bertanya-tanya.

"Apa mungkin pacar atau istrinya berada di apartemen yang sama denganku. Sebelumnya aku tidak pernah melihatnya di sini."

Tiba-tiba Erina menghentikan langkahnya, hal tersebut membuat Rasyad juga mendadak menghentikan langkahnya sehingga tubuhnya membentur tubuh Erina.

"Maaf-maaf, tidak sengaja." Ujar Rasyad.

"Modus!"

"Astaga... kamu sendiri yang tiba-tiba berhenti."

"Habisnya kamu.... "

Erina menghentikan ucapannya saat Rasyad menuju pintu apartemennya. Rasyad segera membuka pintu dan masuk ke dalam. Ia tidak mempedulikan perkataan Erina. Erina semakin tertegun saat mengetahui unit apartemen Rasyad ternyata berada tepat di depan apartemennya.

"What? Ini tidak mungkin. Perasaan kemarin-kemarin yang tinggal di situ Miss Yolan. Apa dia ada hubungan dengan Miss Yolan? Pacarnya mungkin. Atau suaminya. Ah, kenapa aku memikirkan hal itu. Terserah dia kan... "

Erina pun masuk ke dalam apartemennya dan mengunci pintu kembali. Selanjutnya ia membuka pintu kamarnya. Apartemen tersebut hanya ada satu kamar, ruang tamu, dapur, dan satu kamar mandi. Erina memang sengaja memilih apartemen yang sederhana karena ia tipe orang yang simpel dan sederhana.

"Huh... alhamdulillah akhirnya bisa ketemu kasur." Ucapnya sambil merebahkan diri di tempat tidurnya.

Tidak lama kemudian, handphone nya berdering. Ternyata sang Bunda yng menelponnya. Bunda sangat khawatir karena handphone Erina baru aktif kembali. Padahal Erina baru menemukan Wifi. Ia belum mengaktifkan paket datanya kembali.

"Bunda, Erina baik-baik saja. Ini sudah di apartemen. Kalau Bunda tidak percaya, alihkan pada video call ya."

"Tidak, tidak perlu. Syukurlah kalau kamu sudah sampai. Istirahatlah! Nanti jangan lupa makan ya. Kan sudah bunda bawakan sambal cumi dan Cakalang."

"Siap bundaku sayang. I love you."

" Love you too...Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Bunda tidak boleh tahu kesulitan ku. Bunda hanya boleh tahu aku bahagia."

Erina pen meletakkan handphonenya di laci. Ia segera ganti baju, mencuci mukanya lalu kembali merebahkan di di tempat tidur. Ia pun tidur siang.

Sedangkan di apartemen yang lain, Rasyad sedang menghubungi saudaranya untuk memberitahukan bahwa ia sudah sampai.

"Baiklah, semoga sukses."

"Terima kasih, kak."

"Hem."

Rasyad segera menutup telponnya. Ia tidak langsung beristirahat, melainkan menata baju-bajunya di lemari. Ia juga memeriksa keadaan dapur yang ternyata sama sekali tidak ada persediaan makanan. Sepertinya ia harus pergi belanja. Untungnya ada mini market di samping gedung apartemennya. Rasyad segera keluar dari apartemennya. Sebelum melangkah, pandangannya masih tertuju pada pintu apartemen Erina. Entah apa yang ada di pikirannya.

Sampai di mini market Rasyad membeli aneka pasta, mie instan, beras, bumbu bubuk, kecap, serta caos botol. Ia juga membeli peralatan mandi seperti sabun dan pasta gigi. Setelah selesai berbelanja, Rasyad kembali ke apartemennya. Setelah itu, ia memasukkan belanjaannya ke lemari dapur dan kulkas.

"Sekarang waktunya tidur." Ujarnya.

Rasyad membuka kaosnya lalu tidur. Ia memang terbiasa tidur tanpa menggunakan baju. Minimal jika tidur dengan orang lain, misal teman atau saudaranya ia akan mengenakan kaos singlet.Tidak butuh waktu lama untuknya terlelap.

Waktu sudah menunjukkan jam 2. Erina baru terbangun. Alarm handphonenya sudah berbunti dari tadi. Erina memasang alarm waktu shalat di di handphone nya karena ia jarang mendengar suara adzan di sana. Apartemennya jauh dari Masjid sehingga ia kesulitan untuk menentukan waktu shalat. Makanya ia senganya menyetel alarm sesuai dengan waktu shalat lima waktu.

Erina segera bangun untuk melakukan shalat Dhuhur.

Seperti biasa, setelah selesai shalat, Erina berdzikir dan berdo'a.

"Aamiin.... "

Krucuk krucuk

"Duh lapar." Ucapnya sambil mengusap perutnya.

Erina pun membuka mukenahnya. Ia pergi ke dapur untuk memasak bahan yang ada. Ternyata di kulkas masih ada roti, kornet, dan sayuran. Erina pun memutuskan untuk membuat burger. Ia menghangatkan teflon dengan margarin lalu memanggang rotinya sebentar. Setelah itu ia goreng sebentar kornetnya. Dan selanjutnya ia potong tomat dan selada. Kebetulan juga ada keju slide. Ia olesi roti dengan caos. Lengkap sudah roti burger buatannya. Meskipun ia kehabisan mayones.

"Tara... jadi deh. Tinggal susunya."

Erina menuangkan susu UHT ke dalam gelas. Setelah itu, ia pun duduk di kursi makan seorang diri menikmati hasil karyanya. Dan sepertinya ia sangat menikmatinya.

Setelah selesai makan, Erina berniat untuk pergi belanja ke mini market. Ia menangkap kaosnya dengan jaket, lalu melilitkan pashminanya. Setelah itu, ia pun keluar dari apartemennya. Pandangannya tertuju pada pintu apartemen di depannya.

"Tidak ada pergerakan. Ya Allah kenapa aku harus mengurus orang lain." Batinnya.

Ia pun melanjutkan niatnya untuk pergi ke mini market. Namun bukan Erina namanya kalau tidak melupakan sesuatu. Ia pergi tanpa membawa dompetnya.

"Astaghfirullah... dasar ceroboh." Gerutunya.

Ia keluar dari lif dan kembali ke kamarnya untuk mengambil dompet. Saat ia keluar lagi dari kamarnya, kebetulan Rasyad juga keluar membawa kantong sampah. Keduanya tidak bertegur sapa seperti orang yang tidak pernah bertemu. Namun karena, Rasyad tidak tahu ke mana ia harus membuang sampahnya, ia pun terpaksa bertanya kepada Erina.

"Eh eh tunggu!"

Erina menghentikan langkahnya.

"Ada apa?"

"Di mana aku harus membuang sampah ini?"

"Apa miss Yolan tidak memberitahu mu?"

Rasyad mengernyitkan dahinya.

"Siapa miss Yolan?" Batinnya.

"Tinggal beritahu aku, apa susahnya?"

"Oh... iya. Di pojokan sana. Nanti ada tempat sampah besar seperti kamu besarnya. Buang saja di situ." Ujar Erina.

"Okey."

Rasyad berlalu begitu saja, ia lupa mengucapkan terima kasih. Hal tersebut membuat Erina kesal.

"Ih dasar, nggak tahu terima kasih."Gerutunya.

Erina segera masuk ke dalam lif untuk turun ke lantai bawah.

Bersambung....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Chusnul Zazah

Chusnul Zazah

Masyaalloh sungguh unik interaksi dua orang baik tapi jaim dalam bersikap, padahal sudah berkenalan meski singkat dan saling menolong meski tidak sengaja, karena kemanusiaan dan hati yg baik, menolong yg lemah?? eee kenapa sekarang jadi gengsi Bun jaim?? Hayo awas loh ntar jatuh cinta?? 🤩🤩🤩🤩😇😇😇

2025-08-26

3

betriz mom

betriz mom

sepertinya Rasyad baru akan menetap di Paris ya Thor, apa bener meraka nnt berjodoh tapi kan Erina cuma sebulan karena akan balik lagi ke Indonesia dan mau mencari kerja di jakarta

2025-08-27

2

Marsiyah Minardi

Marsiyah Minardi

Othor ,kadang masih ada beberapa typo ya
Kadang tertukar nama atau ada kalimat yang kurang pas
Tetap semangat berkarya Othor

2025-08-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!