Episode 3 Rencana

Foto-foto yang di lihat Dhafian ternyata foto-foto pertemuan keluarga Aliza dengan Ardito. Dhafian juga mengingat Aliza yang telah menolongnya.

"Dia calon istri Ardito?" tanya Dhafian memastikan yang membuat Arga menganggukkan kepala.

Wajahnya tampak shock dengan mata Dhafian yang melihat ke arah nakas dan ternyata cadar milik Aliza masih ada di sana dan bahkan masih terlihat ada bekas darah.

"Jadi wanita yang menolong ku semalam memiliki hubungan dengan Arum dan justru wanita itu menjadi tali untuk mengikat hubungan Lucky dan Daniel," batin Dhafian.

"Apa rencana tuan? Dhafian mendengar suara itu yang membuatnya kembali melihat ke arah Arga.

"Ponsel tuan terus saja berdering dan saya melihat panggilan dari Nona Arum," ucap Arga.

"Sudah tidak ada gunanya berurusan dengan wanita itu, ternyata aku salah sasaran yang seharusnya dengannya," ucap Dhafian yang membuat Arga terlihat tidak mengerti.

Dhafian yang tiba-tiba mencabut infus di punggung tangannya yang tiba-tiba saja membuat Arga kaget.

"Apa yang tuan lakukan?"

"Kondisi tuan belum stabil," ucap Arga yang benar-benar terlihat begitu panik.

"Aku tidak memiliki waktu untuk berleha-leha di rumah sakit," jawabnya langsung menyibak selimut tersebut matanya mengarahkan untuk Arga mengambil kemejanya. Arga yang menuruti dan langsung memberikan kepada Dhafian.

"Apa rencana tuan selanjutnya?" tanya Arga yang melihat Dhafian sekarang sedang mengkancing satu persatu kemejanya.

Dhafian memberi jawaban dengan tersenyum miring seperti ada rencana yang tersirat di kepalanya. Arga mengangkat kedua bahunya, suasana hati majikan itu tampak baik-baik senang yang tiba-tiba saja dengan cepat menemukan ide dan entahlah apa yang dia rencanakan sebenarnya.

***

"Lalu kenapa tidak menelpon Papa?" tanya Arum tampak begitu excited saat mendengarkan cerita Aliza ketika keduanya berada di ruang tamu.

"Ponselku mati dan ketika sudah sampai di rumah sakit aku juga berencana ingin menghubungi Paman. Tetapi memilih untuk pulang," jawab Aliza.

"Lalu bagaimana dengan pria yang kamu bawa ke rumah sakit? apa keluarganya sudah datang?" tanya Arum.

"Entahlah, aku meninggalkan nomor ponselku, jika mereka ingin menanyakan sesuatu padaku, tetapi sewaktu beliau sudah ditangani oleh Dokter dan Dokter juga mengatakan kondisinya sudah jauh lebih baik," jawab Aliza.

"Lalu kamu sudah mendapatkan telepon dari rumah sakit?" tanya Arum yang membuat Aliza menggelengkan kepala.

"Aku justru mengharapkan tidak mendapatkan telepon apapun dari rumah sakit," ucap Aliza yang membuat Arum mengerutkan dahi.

"Kenapa seperti itu?" tanya Arum.

"Malam itu aku benar-benar panik dan juga takut terjadi sesuatu pada beliau, jadi aku membuka cadarku untuk menangani beliau agar tidak semakin parah. Aku menggunakannya untuk menahan pendarahan pada luka di perutnya, pada saat itu sepertinya dia juga melihatku dan aku lebih baik tidak bertemu lagi dengannya," ucap Aliza yang ternyata sejak tadi malam tidak berhenti memikirkan semua itu.

"Aliza apa yang kamu lakukan juga karena keadaannya dalam terdesak. Aku tahu kamu tidak menginginkan semua itu terjadi. Allah juga tahu keadaan kamu bagaimana," sahut Arum.

"Iya juga," sahut Aliza.

"Papa, Mama," sahut Arum yang melihat kedua orang tuanya.

"Aliza, Bibi sama Paman benar-benar minta maaf tidak bisa menemani kamu ke kampung untuk ziarah ke makam orang tua kamu," ucap Mayang.

"Benar Aliza. Paman harus menemani Bibi kamu ke Malaysia untuk pertemuan dalam bisnisnya," sahut Lucky.

"Paman sama Bibi tidak mengkhawatirkan Aliza. Aliza hanya pergi sebentar saja dan juga akan baik-baik saja di sana juga ada Paman Toha, jadi kalau ada apa-apa nanti Aliza meminta tolong kepada mereka saja," ucap Aliza.

"Terima kasih Aliza atas pengertian kamu," sahut Lucky.

Aliza menganggukkan kepala dengan tersenyum.

"Sebenarnya, Arum ingin sekali menemani Aliza. Hanya saja waktunya memang tidak keburu karena sangat bentrok dengan pekerjaan Arum," ucap Arum dengan raut wajahnya yang tampak sendu yang benar-benar sangat menyayangkan hal itu.

"Tidak apa-apa Arum, kamu juga jangan ikut-ikutan memikirkan semua ini. Lagi pula kamu akan disibukkan sebentar lagi untuk mengurus pernikahanku. Aku juga tidak ingin terlalu merepotkan kamu, Paman dan juga Bibi," ucapnya dengan tersenyum.

Dratt-drattt-drattt.

Lucky mengangkat telepon yang berdering.

"Ada apa?" tanya Lucky.

"Kalau begitu kalian selidiki lokasinya dan temukan barang bukti sebanyak-banyaknya," ucap Lucky dalam panggilan telepon tersebut, Lucky juga terlihat tidak berbicara banyak dan langsung mematikan telepon itu.

"Dari kantor. Pa?" tanya Arum yang membuat Lucky menganggukkan kepala.

"Pihak kepolisian sedang memeriksa gedung yang ternyata dijadikan sebagai tempat operasi judi," jawab Lucky.

"Huhhh, Papa kapan akan menyelesaikan kasus ini?" tanya Arum.

"Entahlah! Jika dalangnya tertangkap maka semuanya akan selesai," sahut Lucky.

"Semoga semua pekerjaan Paman dipermudah oleh Allah," sahut Aliza.

"Amin. Paman juga ingin menyelesaikan kasus ini secepatnya, karena ini sangat berbahaya," sahut Lucky.

"Papa harus hati-hati dan jangan lupa untuk menjaga kesehatan," sahut Arum yang membuat Lucky menganggukan kepala.

****

Rumah sakit.

Taxi yang ditumpangi Aliza berhenti di parkiran rumah sakit. Aliza yang langsung keluar dari Taxi tersebut.

"Aliza bukankah kamu berharap tidak akan dikabari oleh pihak rumah sakit, lalu kenapa kamu sekarang yang datang?" ucapnya dengan menghela nafas.

"Tidak ada salahnya untuk memeriksa keadaannya dan semoga saja keluarga beliau sudah datang, semoga beliau juga sudah baik-baik saja," batin Aliza menghela nafas.

Aliza memasuki rumah sakit yang berjalan di koridor rumah sakit. Aliza juga sudah berdiri di depan salah satu ruangan perawatan. Aliza menghela nafas yang kemudian membuka secara perlahan pintu ruangan itu.

Ternyata di dalamnya tidak ada siapa-siapa yang membuat Aliza mengerutkan dahi dengan penuh kebingungan.

"Kemana beliau?" tanyanya melihat ruangan Itu tampak rapi dan bersih.

"Aku tidak mungkin salah ruangan dan jelas-jelas orang itu dirawat di sini," ucapnya yang kembali mencoba untuk mengingat-ingat.

"Maaf Nona sedang mencari siapa?" Aliza tiba-tiba kaget mendengar suara itu yang membuatnya menoleh ke belakang dan ternyata seorang Suster yang sedang menyapanya.

"Hmmm, pasien ada di ruangan ini ke mana?" tanya Aliza.

"Maksud Nona tuan Dhafian?" tanya Suster itu.

Entahlah Aliza juga tidak tahu siapa nama laki-laki itu.

"Tuan Dhafian sudah pulang tadi pagi," jawab Suster.

"Lalu bagaimana keadaannya dan luka di perutnya apakah sudah baik-baik saja?" tanya Aliza yang terlihat begitu sangat penasaran.

"Sudah baik-baik saja," jawab Suster tersebut.

"Alhamdulillah, syukurlah jika beliau tidak menghubungiku dan aku sangat berharap dia tidak mengingat kejadian itu," batin Aliza menghela nafas.

"Nona ingin menanyakan apalagi atau membutuhkan sesuatu?" tanya Suster itu.

"Tidak Suster, saya berterima kasih karena sudah diberikan informasi dan terima kasih juga sudah menangani pasien dengan baik. Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Aliza dengan tersenyum.

Suster tersebut menganggukkan kepala dan Aliza juga langsung meninggalkan tempat itu yang berlalu dari hadapan Suster.

"Alhamdulilah jika kondisi beliau baik-baik saja, sepertinya lukanya memang tidak parah, mungkin aku saja yang berpikiran terlalu negatif dan mungkin karena aku sangat panik melihat seseorang pertama kali berlumuran darah seperti itu di hadapanku, tetapi syukur jika keadaannya memang benar-benar jauh lebih baik," batin Aliza menghela nafas.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

far~Hidayu❤️😘🇵🇸

far~Hidayu❤️😘🇵🇸

akh memang suka kisah wanita Bercadar

2025-08-24

0

irma hidayat

irma hidayat

lanjut thor

2025-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Ada Maksud
2 Episode 2 Cadar Yang Di Buka
3 Episode 3 Rencana
4 Episode 4 Masuk Ke kamarku
5 Episode 5 Fitnah Dalam Jebakan
6 Episode 6 Terpaksa Menikahkah
7 Episode 7 Gebrakan
8 Episode 8 Marah
9 Episode 9 Aliza Tidak Terlalu Polos.
10 Episode 10 Penegasan Istri
11 Episode 11 Amarah
12 Episode 12 Permintaan
13 Episode 13 Syarat Minta Maaf
14 Episode 14 Terpaksa
15 Episode 15 Tidak Bisa Merahasiakan
16 Episode 16 Tertuduh
17 Episode 17 Mengetahui
18 Episode 18 Ajakan
19 Episode 19 Pasangan Romantis
20 Episode 20 Ceramah
21 Episode 21 Istri Penguat
22 Episode 22 Debat Manis
23 Episode 23 Terjebak
24 Episode 24 Berusaha
25 Episode 25 Merayakan Bersama.
26 Episode 26 Seperti Ada Sesuatu.
27 Episode 27 Kecemburuan
28 Episode 28 Ceramah Istri
29 Episode 29 Kejahilan Suami
30 Episode 30 Di Salahkan.
31 Episode 31 Kebablasan
32 Episode 32 Semakin Dekat
33 Episode 32 Mencoba Mencari Tahu
34 Episode 34 Bersama-sama
35 Episode 35 Malam Bersama
36 Episode 36 Menjadi Canggung
37 Episode 37 Saling Dekat
38 Episode 38 Perkataan Istri
39 Episode 39 Apa Yang Terjadi.
40 Episode 40 Mencurigai
41 Episode 41 Hal Yang Sebenarnya
42 Episode 42 Ngambek
43 Episode 43 Menunggu
44 Episode 44 Malam Indah
45 Episode 45 Semakin Ada Bukti.
46 Episode 46 Siapa Dalangnya
47 Episode 47 Keganjilan
48 Episode 48 Pernyataan
49 Episode 49 Kata-kata Aliza
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Episode 1 Ada Maksud
2
Episode 2 Cadar Yang Di Buka
3
Episode 3 Rencana
4
Episode 4 Masuk Ke kamarku
5
Episode 5 Fitnah Dalam Jebakan
6
Episode 6 Terpaksa Menikahkah
7
Episode 7 Gebrakan
8
Episode 8 Marah
9
Episode 9 Aliza Tidak Terlalu Polos.
10
Episode 10 Penegasan Istri
11
Episode 11 Amarah
12
Episode 12 Permintaan
13
Episode 13 Syarat Minta Maaf
14
Episode 14 Terpaksa
15
Episode 15 Tidak Bisa Merahasiakan
16
Episode 16 Tertuduh
17
Episode 17 Mengetahui
18
Episode 18 Ajakan
19
Episode 19 Pasangan Romantis
20
Episode 20 Ceramah
21
Episode 21 Istri Penguat
22
Episode 22 Debat Manis
23
Episode 23 Terjebak
24
Episode 24 Berusaha
25
Episode 25 Merayakan Bersama.
26
Episode 26 Seperti Ada Sesuatu.
27
Episode 27 Kecemburuan
28
Episode 28 Ceramah Istri
29
Episode 29 Kejahilan Suami
30
Episode 30 Di Salahkan.
31
Episode 31 Kebablasan
32
Episode 32 Semakin Dekat
33
Episode 32 Mencoba Mencari Tahu
34
Episode 34 Bersama-sama
35
Episode 35 Malam Bersama
36
Episode 36 Menjadi Canggung
37
Episode 37 Saling Dekat
38
Episode 38 Perkataan Istri
39
Episode 39 Apa Yang Terjadi.
40
Episode 40 Mencurigai
41
Episode 41 Hal Yang Sebenarnya
42
Episode 42 Ngambek
43
Episode 43 Menunggu
44
Episode 44 Malam Indah
45
Episode 45 Semakin Ada Bukti.
46
Episode 46 Siapa Dalangnya
47
Episode 47 Keganjilan
48
Episode 48 Pernyataan
49
Episode 49 Kata-kata Aliza

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!