Episode 2 Cadar Yang Di Buka

Aliza dan Arum yang terlihat berjalan di bawah langit redup yang diterangi lampu-lampu jalanan.

"Kenapa wajah kamu tampak cemberut seperti itu?" tanya Aliza pada wanita yang sejak tadi menggandeng lengannya itu.

"Dia yang membuat janji dan dia yang telah mengingkarinya, benar-benar menyebalkan," jawab Arum.

"Apa ini tentang pria yang kamu ceritakan?" tebak Aliza.

Arum menganggukkan kepala, "dia sangat cuek dan aku tidak bisa menebak bagaimana dirinya, aku benar-benar sangat bahagia saat dia mengajakku untuk makan malam walau terkadang pembicaraan kami sangat sulit untukku mengerti. Entahlah mungkin pria itu adalah pria yang sangat pintar, sehingga pembicaraan kami tidak seperti orang-orang pada umumnya," ucapnya.

"Memang perbedaan pembicaraan orang-orang pada umumnya dan membicarakan kalian seperti apa?" tanya Aliza.

"Kamu tidak pernah pacaran dan kamu tidak akan mengerti. Aliza pasangan yang melakukan PDKT biasanya mereka akan membicarakan tentang apa kesukaan wanita dan juga kesukaan pria. Tetapi dia hanya terus bertanya tentang keluarga. Dia sebenarnya menyukaiku atau menyukai kedua orang tuaku," ucapnya yang terlihat sedikit sangat kesal.

"Mungkin saja cara seorang pria mengekspresikan perasaannya berbeda-beda," sahut Aliza memberikan pendapat.

"Ya mungkin saja. Sudahlah aku tidak ingin memikirkannya untuk saat ini. Aku akan menunggunya menelponku dan meminta maaf karena sudah mengingkari janjinya, walau ...."

"Walau apa?" tanya Aliza.

"Walau aku yakin dia tidak akan melakukan itu," jawabnya tampak pasrah.

"Sudahlah Aliza. Kita sebaiknya pulang saja aku akan menyuruh Papa untuk menjemput kita," ucap Arum yang mengeluarkan ponselnya dari tasnya.

"Kamu sebaiknya pulang duluan saja. Aku mau mengikuti kajian sebentar," ucap Aliza.

"Malam-malam seperti ini?" tanya Arum.

"Tidak jauh, di sana!" Aliza yang terlihat menunjuk mesjid yang memang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Aliza aku benar-benar ingin menemani kamu, tetapi mood ku sedang berantakan. Maafkan aku yang harus pulang terlebih dahulu," ucapnya.

"Tidak apa-apa," jawab Aliza.

"Makasih Aliza sudah mendengarkan curhatku yang membosankan ini," ucap Arum. Aliza hanya tersenyum menanggapinya.

"Ya sudah Arum, aku langsung saja ke kajian," ucap Aliza yang membuat Arum menganggukkan kepala.

Arum melihat wanita anggun yang memakai gamis berwarna coklat Itu tampak menyeberangi jalan.

"Pantas saja Ardito menyukainya secara ugal-ugalan. Aliza wanita yang hanya cantik, lembut, dan agamis," ucapnya menghela nafas.

****

Seperti apa yang dikatakan Aliza jika dia hanya sebentar saja mengikuti pengajian di salah satu masjid yang tidak jauh dari rumahnya. Aliza yang menuruni anak tangga keluar dari masjid tersebut.

Ting.

"Aliza apa kamu sudah selesai pengajian?" Aliza membuka ponselnya dan melihat pesan dari Arum.

"Alhamdulillah baru selesai," jawab Aliza.

"Papa tadi baru saja selesai meeting dengan timnya aku akan minta Papa untuk menjemput kamu," ucap Arum.

"Tidak usah Arum. Paman pasti sangat lelah dan nanti aku mengatakan kepada beliau untuk tidak perlu menjemput ku. Lagi pula masjidnya tidak jauh dari rumah," tulis Aliza yang memang tidak ingin merekatkan siapapun.

"Kamu yakin?"

"Aku yakin,"

"Baiklah!"

Aliza menghela nafas ketika mendapatkan pesan dari Arum yang sudah hidup bersamanya sangat lama dan bahkan mereka saling memahami dan saling pengertian satu sama lain walau hubungan mereka hanya sepupu.

Saat kakinya yang baru saja melangkah tiba-tiba saja mendengar suara lirikan seseorang.

"Ahhhhhh...." suara itu terdengar semakin jelas yang membuat Aliza menoleh ke arah yang sangat dia curigai, di balik tembok yang terdapat di sudut terlihat ada sebuah tangan. Aliza mengerutkan dahinya yang sangat penasaran membuatnya melangkah perlahan melihat apa yang terjadi.

Akhirnya wanita cantik itu sudah pada tempat yang dia curigai dan benar juga hanya ternyata ada orang di sana.

"Astagfirullah....." ucapnya yang benar-benar kaget menutup mulutnya menggunakan kedua tangan saat melihat pria yang sedikit tertunduk itu berlumuran darah dengan tangannya yang memegang perutnya yang sepertinya terkena tusukan.

"Ya Allah bagaimana ini!" ucapnya panik yang langsung berjongkok yang mencoba untuk melihat pria itu.

"Tuan!"

"Tuan!"

Aliza mencoba untuk membangunkan tetapi tidak ada reaksi sama sekali.

"Tolong!"

"Tolong!"

"Ada orang yang terluka di sini?" Aliza berteriak kepanikan yang ternyata suaranya mampu membuat laki-laki itu membuka matanya dan perlahan mengangkat kepalanya yang ternyata itu adalah Dhafian.

"Ya Allah bagaimana ini?" Aliza semakin panik disaat tidak ada satu orang pun yang datang. Mungkin karena mesjid tersebut berada diantara bangunan perusahaan yang membuat tempat itu tampak sepi di malam hari.

"Kenapa wanita ini berisik sekali, bagaimana jika ada Polisi," batin Dhafian menghela nafas.

"Sebaiknya aku telpon paman," ucapnya dengan tangan bergetar dan mencoba untuk merogoh tasnya mengambil ponselnya dan ternyata sangat sial sekali ponselnya tiba-tiba mati yang membuat Aliza sekarang kehabisan idul entah apa yang harus dia lakukan.

"Ya Allah, pria ini bisa kehabisan darah jika tidak langsung ditangani. Apa yang harus hamba lakukan ya Allah," ucapnya.

Ditengah kepanikan itu yang ternyata Aliza memberanikan diri untuk menekan perut Dhafian agar darah tersebut tidak semakin mengalir dan untuk pertama kalinya dia telah menyentuh laki-laki dan ke keadaan dalam darurat seperti itu memang tidak masalah sama sekali.

Aliza mengeluarkan sesuatu dari tasnya mencoba untuk melihat apa yang bisa dia lakukan untuk membantu pria tersebut.

"Bismilah!" ucapnya yang secara tiba-tiba saja membuka cadarnya.

Aliza tidak memiliki alat-alat untuk menutup sesuatu pada luka itu dan mau tidak mau dia harus membuka cadar dan memperlihatkan wajah cantiknya

Dengan sangat cepat Aliza yang langsung menekankan cadar tersebut pada luka itu dan kemudian merobek bagian gamis bawahnya memanjang untuk menjadi pengikat.

Dhafian membuka perlahan matanya dan sangat jelas melihat wanita yang tampak panik sekarang sedang berusaha untuk mengobatinya. Sementara Aliza sama sekali belum melihat laki-laki itu yang masih fokus pada luka Dhafian.

Mata Dhafian tidak berkedip sama sekali di tengah nafasnya yang terdengar naik turun. Sampai Aliza akhirnya melihat marah pria tersebut.

"Kamu sudah sadar?" suara lembut itu terdengar begitu indah.

Tidak ada respon sama sekali dari Dhafian yang hanya melihat Aliza secara terus-menerus tanpa berkedip

****

Rumah sakit.

Dhafian yang sekarang berada di salah satu ranjang rumah sakit. Tubuh itu yang terlihat tidak memakai pakaian dan tampak luka di perutnya sudah diperban dengan sangat rapi dan bukan menggunakan cadar lagi.

Dhafian perlahan membuka matanya dengan mata berkeliling melihat langit-langit kamar kekiri dan ke kanan yang bisa menduga keberadaannya berada di rumah sakit. Dhafian jika menoleh ke lengannya yang terdapat infus.

"Hah!" ucapnya menghela nafas yang mencoba untuk duduk dan sepertinya keadaannya jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Ceklek.

Pintu ruangan itu terbuka yang membuat Dhafian menoleh kearah pintu itu. Arga asisten kepercayaannya melangkah memasuki ruangan tersebut.

"Gadis itu yang membawa tuan kerumah sakit," ucap Arga.

Dhafian mengerutkan dahinya yang mengingatkan kejadian tadi malam di saat mendengar suara wanita yang minta tolong dan wanita itu tiba-tiba saja membantunya untuk menahan perdarahan pada lukanya.

"Ini sangat kebetulan," ucap Arga.

"Maksud kamu?" tanya Dhafian.

Arga yang memberikan amplop berwarna coklat kepada Dhafian dan langsung di lihat Dhafian dengan wajah kaget dengan dahinya mengerutkan dahi.

Bersambung ......

Terpopuler

Comments

irma hidayat

irma hidayat

seperti disinopsis perempuan yg akan jadi perantara balasan balas dendam

2025-08-23

0

Wicih Rasmita

Wicih Rasmita

next Thor

2025-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Ada Maksud
2 Episode 2 Cadar Yang Di Buka
3 Episode 3 Rencana
4 Episode 4 Masuk Ke kamarku
5 Episode 5 Fitnah Dalam Jebakan
6 Episode 6 Terpaksa Menikahkah
7 Episode 7 Gebrakan
8 Episode 8 Marah
9 Episode 9 Aliza Tidak Terlalu Polos.
10 Episode 10 Penegasan Istri
11 Episode 11 Amarah
12 Episode 12 Permintaan
13 Episode 13 Syarat Minta Maaf
14 Episode 14 Terpaksa
15 Episode 15 Tidak Bisa Merahasiakan
16 Episode 16 Tertuduh
17 Episode 17 Mengetahui
18 Episode 18 Ajakan
19 Episode 19 Pasangan Romantis
20 Episode 20 Ceramah
21 Episode 21 Istri Penguat
22 Episode 22 Debat Manis
23 Episode 23 Terjebak
24 Episode 24 Berusaha
25 Episode 25 Merayakan Bersama.
26 Episode 26 Seperti Ada Sesuatu.
27 Episode 27 Kecemburuan
28 Episode 28 Ceramah Istri
29 Episode 29 Kejahilan Suami
30 Episode 30 Di Salahkan.
31 Episode 31 Kebablasan
32 Episode 32 Semakin Dekat
33 Episode 32 Mencoba Mencari Tahu
34 Episode 34 Bersama-sama
35 Episode 35 Malam Bersama
36 Episode 36 Menjadi Canggung
37 Episode 37 Saling Dekat
38 Episode 38 Perkataan Istri
39 Episode 39 Apa Yang Terjadi.
40 Episode 40 Mencurigai
41 Episode 41 Hal Yang Sebenarnya
42 Episode 42 Ngambek
43 Episode 43 Menunggu
44 Episode 44 Malam Indah
45 Episode 45 Semakin Ada Bukti.
46 Episode 46 Siapa Dalangnya
47 Episode 47 Keganjilan
48 Episode 48 Pernyataan
49 Episode 49 Kata-kata Aliza
50 Episode 50 Saran Aliza
51 Episode 51 Ngidam Merepotkan.
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Episode 1 Ada Maksud
2
Episode 2 Cadar Yang Di Buka
3
Episode 3 Rencana
4
Episode 4 Masuk Ke kamarku
5
Episode 5 Fitnah Dalam Jebakan
6
Episode 6 Terpaksa Menikahkah
7
Episode 7 Gebrakan
8
Episode 8 Marah
9
Episode 9 Aliza Tidak Terlalu Polos.
10
Episode 10 Penegasan Istri
11
Episode 11 Amarah
12
Episode 12 Permintaan
13
Episode 13 Syarat Minta Maaf
14
Episode 14 Terpaksa
15
Episode 15 Tidak Bisa Merahasiakan
16
Episode 16 Tertuduh
17
Episode 17 Mengetahui
18
Episode 18 Ajakan
19
Episode 19 Pasangan Romantis
20
Episode 20 Ceramah
21
Episode 21 Istri Penguat
22
Episode 22 Debat Manis
23
Episode 23 Terjebak
24
Episode 24 Berusaha
25
Episode 25 Merayakan Bersama.
26
Episode 26 Seperti Ada Sesuatu.
27
Episode 27 Kecemburuan
28
Episode 28 Ceramah Istri
29
Episode 29 Kejahilan Suami
30
Episode 30 Di Salahkan.
31
Episode 31 Kebablasan
32
Episode 32 Semakin Dekat
33
Episode 32 Mencoba Mencari Tahu
34
Episode 34 Bersama-sama
35
Episode 35 Malam Bersama
36
Episode 36 Menjadi Canggung
37
Episode 37 Saling Dekat
38
Episode 38 Perkataan Istri
39
Episode 39 Apa Yang Terjadi.
40
Episode 40 Mencurigai
41
Episode 41 Hal Yang Sebenarnya
42
Episode 42 Ngambek
43
Episode 43 Menunggu
44
Episode 44 Malam Indah
45
Episode 45 Semakin Ada Bukti.
46
Episode 46 Siapa Dalangnya
47
Episode 47 Keganjilan
48
Episode 48 Pernyataan
49
Episode 49 Kata-kata Aliza
50
Episode 50 Saran Aliza
51
Episode 51 Ngidam Merepotkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!