Aku Bukan Untukmu

FLASHBACK

"Sorry, I'm late," kata Bunga yang baru saja tiba di sebuah tempat makan. Ia langsung menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Malik. Ia merasa tidak enak karena Malik terlalu lama menunggunya.

"Tidak, aku hanya terlalu cepat datangnya dari jadwal janjian kita," ujar Malik. Laki-laki itu kemudian memberikan menu makanan agar sang kekasih bisa memesan makanannya.

Setelah melihat dan menetapkan pilihannya, Malik segera memanggil pelayan dan memesankan makanan untuk Bunga.

"Katanya ada yang mau kamu omongin," kata Bunga setelah pelayan pergi dari meja mereka. Ia ingat ketika tadi Malik menghubunginya, pria itu mengatakan jika ada sesuatu hal yang harus ia bicarakan. Tidak bisa melalui telepon dan harus bertemu secara langsung.

"Iya nanti saja kita bicarainnya. Aku yakin kamu pasti belum makan,” jawab Malik. Senyuman manis di bibirnya tidak luntur sedari Bunga duduk tepat di depannya. 

"Hmm, bahkan sejak siang aku belum sempat makan karena ada banyak pasien hari ini yang lahiran secar, dan salah satu dari kami juga ada yang cuti. Kami terpaksa membagi tugas yang cuti itu," keluh Bunga. 

“Usahakan untuk tetap makan walaupun sedikit. Jangan sampai kamu sendiri yang akan menjadi pasien di rumah sakit itu,” bijak Malik yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Bunga. Ucapan yang sudah sangat sering ia dengar dari orang-orang di sekitarnya.

"Semangat terus kerjanya. Bukankah ini yang kami impikan sejak dulu,” ucap Malik lembut. Ia tahu benar, kekasihnya tak suka dinasehati. Karena itu, ia memilih untuk tetap berada disisinya—menjadi penopang, bukan penghakim.

"Iya, memang benar. Rasanya begitu menyenangkan bisa membantu para ibu hamil itu untuk melahirkan anak-anak mereka. Kamu tahu, Malik, bayi-bayi baru lahir itu sangat lucu dan menggemaskan," ujar Bunga bersemangat. Wajahnya bersinar setiap kali bercerita tentang momen saat ia menjadi orang kedua yang menggendong bayi-bayi mungil itu, baru beberapa detik menyapa dunia.

"Sabar, suatu hari nanti kita juga akan punya bayi kita sendiri," ucap Malik dengan lembut.

"Apan sih, ngomongnya ngelantur," sahut Bunga sambil mencibir ringan.

Tak lama pesanan mereka datang, dan tanpa menunggu lama Malik dan Bunga langsung menyantap makanan mereka. Di sela-sela makan mereka membicarakan mengenai pekerjaan mereka masing-masing.

Hari itu kebetulan Malik menemani atasannya yang seorang direktur sebuah perusahaan besar. Mereka sedang ada lawatan ke Singapura, dan hal ini dimanfaatkan oleh Malik untuk mengunjungi  wanita yang ia cintai.

Bunga dan Malik sudah menjalin hubungan jarak jauh sejak awal hubungan mereka, yakni selama 2 tahun. Terkadang di sela-sela kesibukannya yang seorang asisten direktur, Malik menyempatkan dirinya untuk mengunjungi sang kekasih.

Terhitung sudah empat bulan mereka tidak bertemu. Malik saat ini tengah disibukkan pekerjaannya, apalagi perusahaan tempatnya bekerja sedang menjalani proses merger dengan perusahaan lain. Sementara itu, Bunga fokus mempersiapkan ujian untuk meraih gelar spesialisnya.

"Kamu mau ngomongin apa?" tanya Bunga ketika mereka telah siap makan malam. Jujur saja, ketika Malik menghubunginya tadi dan mengajaknya bertemu, ia langsung merasa penasaran tentang hal apa yang ingin disampaikan Malik.

Malik kemudian merogoh saku celananya, mengeluarkan sesuatu, lalu meletakkannya di atas meja. Bunga menatap benda itu dengan heran, kemudian mengalihkan pandangannya pada Malik. Tentu saja ia tahu benda kotak kecil itu berisi apa, namun ia masih tetap tidak mengerti maksudnya. Apakah hari ini ulang tahunku? pikirnya.

"Apa maksudnya ini?" tanya Bunga.

"Izinkan aku untuk membahagiakan kamu selama sisa umurku. Jadilah istriku, Bunga. Jadilah ibu untuk anak-anakku," ucap Malik bersungguh-sungguh.

"Bukankah kita sudah pernah membahas ini sebelumnya?" tanya Bunga lagi.

"Dua tahun ini, apa kurang usahaku untuk meyakinkan kamu kalau aku benar-benar mencintai dan menyayangi kamu?” ucap Malik lirih.

"Malik..."

"Apa kamu tidak bisa melihat ketulusan aku, Bunga?"

"Kamu tau bukan kalau aku belum siap untuk menikah," jelas Bunga.

"Bukankah sebentar lagi masa residen kamu akan selesai? Kamu juga akan kembali ke Indonesia? Setelah itu kita akan membicarakan mengenai pernikahan kita," lanjut Malik.

"Malik, kamu tau bukan itu maksud aku,” sergah Bunga.

"Apa sampai saat ini kamu belum bisa membuka hati kamu sepenuhnya untuk aku? Apa kamu masih belum bisa—melupakan dia?" tanya Malik dengan suara lirih. 

Sebelum memulai hubungan dengan Bunga, Malik tahu bahwa wanita ini belum bisa membuka hati untuknya karena trauma yang disebabkan oleh orang masa lalu Bunga. Namun Malik selalu berusaha meyakinkan Bunga bahwa ia bersungguh-sungguh mencintai dan menyayangi Bunga dan kini ia ingin menjadikan Bunga wanita satu-satunya untuk hidupnya.

"Namanya sudah lama mati di hatiku, Malik," jawab Bunga tegas.

"Lalu kenapa kamu menolakku?" tanya Malik lagi.

"Aku tidak menolakmu."

"Jadi, kamu menerima lamaranku?"

Bunga diam beberapa saat sampai akhirnya ia mengangguk pelan.

"Haruskah aku benar-benar membuka hatiku untuk Malik? Sepertinya Malik bersungguh-sungguh. Dua tahun bukan waktu yang sebentar baginya menungguku, dan dia tidak pernah sekalipun mengecewakanku, padahal dia mempunyai kesempatan yang besar untuk curang karena kami yang berjauhan," batin Bunga.

"Kamu melamunkan apa?" tanya Malik yang melihat Bunga sedang melamun.

"Tidak ada."

Malik mengambil cincin dari dalam tempatnya, kemudian ia mengambil tangan Bunga yang ada di atas meja. Malik memasangkan cincin yang sangat mewah dan terlihat indah ke jari manis Bunga. Setelah terpasang, tidak lupa Malik mencium tangan Bunga.

"Cantik," pujinya.

Sebagaimana layaknya wanita pada umumnya ketika dipuji, Bunga menundukan kepala, malu mendengarkan sanjungan Malik. Pipinya yang semula pucat kini berubah kemerahan.

"Kamu semakin cantik ketika pipimu merona seperti itu," gombal Malik.

"Aku tidak menyangka kalau kamu ternyata bisa gombal juga. Padahal kamu terkenal sebagai asisten Tuan Rendra yang dingin seperti kulkas 2 pintu. Si kaku yang selalu tegas, serius, dan tidak pernah tersenyum,” ungkap Bunga.

"Senyumku mahal, dan hanya aku berikan pada wanitaku,” jawab Malik dengan senyum yang tak luntur dari tadi.

Bunga tertawa mendengarkan ucapan Malik.

"Lalu kapan aku bisa menemui keluargamu?" tanya Malik.

"Nanti setelah aku selesai disini, aku akan mengenalkanmu pada mereka," kata Bunga mantap.

Selama ini baik keluarga Malik maupun Bunga tidak ada yang mengetahui hubungan mereka. Hanya seorang sahabat Bunga saja yang mengetahuinya. Itu semua karena permintaan Bunga. Menurut Bunga, ketika suatu hubungan yang sudah pasti barulah pantas untuk dibagikan pada orang lain.

"Padahal aku lumayan sering bertemu dengan Tuan Randi dan beberapa kali bertemu dengan papamu. Mulutku gatal sekali ingin memberi tahu mereka kalau aku ini kekasihmu," keluh Malik.

"Nanti kamu tidak perlu memperkenalkan diri sebagai kekasihku, tapi kamu bisa memperkenalkan diri sebagai calon suamiku."

FLASHBACK OFF

"Dua bulan. Hanya dua bulan dan kini aku mencintaimu. Tapi kenapa rasa sakitnya seperti ini, Malik? Malah melebihi rasa sakit yang diberi oleh Fadi dulu padaku. Apa ini hukuman untukku karena membiarkanmu cinta sendiri selama dua tahun? Tapi mengapa harus sekejam ini kamu padaku?" batin Bunga.

Episodes
1 Hilang
2 Usai
3 Blokir
4 Aku Bukan Untukmu
5 Reckless
6 Luka
7 Penyesalan yang Terlambat
8 Maaf
9 Kutukan Bunga
10 Mengetahuinya
11 Mami Rani
12 Akibat Kutukan
13 Jelita
14 Ingin Berjumpa Lagi
15 Menikahlah
16 Ternyata Kamu
17 Mengutuk Bunga
18 Pertemuan Tak Di Sengaja
19 Tolong… Dengarkan Aku
20 Satu Hari Dua Peristiwa
21 Anakku Bukan Anakku
22 Cerita yang Sebenarnya
23 Mengunjungi Jelita
24 Tidak Boleh Menghindar
25 Bertemu Bertiga
26 Oke, Kita Pergi
27 Jalan Bersama
28 Berhak Bahagia
29 Belajar Ikhlas
30 Not a peace yet
31 It’s Ok to Try
32 Pergi Berlibur
33 Trip to Rinjani
34 Rinjani 1
35 Rinjani 2
36 Will you...?
37 Membeku
38 Pertemuan Pertama
39 Ketakutan Bunga
40 Mama Lita Obat Penenang
41 Silvia Melahirkan
42 Ketakutan Fadi
43 Genggam Tangan
44 Jelita Menginap
45 Monopoli
46 Bolehkah?
47 Fadi
48 Fadi 2
49 Lemahnya Fadi
50 Buka-bukaan
51 Bertemu Wedding Organizer
52 Maaf... dan Terima Kasih
53 SAH
54 Cicak
55 Ulang Tahun Jelita
56 Mirip Fadi
57 Fans Fadi
58 My Flower
59 Ibu Tua
60 Bunga Merajuk
61 Pertemuan dengan BUMN
62 Menjenguk Pak Doni
63 Jelita dan Oma Yeni
64 Kasih
65 Fadi Marah
66 Fakta Lagi
67 Pemeriksaan Kandungan Bunga
68 Bunga Mulai Cerita
69 Jangan Pernah Ceritakan
70 Jelita Hilang
71 Marahnya Bunga
72 Fadi dan Pak Doni
73 Melindungi Keluarga
74 Kamu Tahu?
75 Jelita Keponakan Kamu, dong?
76 Tunggu Dulu
77 Fadi dan Pak Doni
78 Fadi Sakit
79 Mengunjungi Makam Ibu Mardiyah
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Hilang
2
Usai
3
Blokir
4
Aku Bukan Untukmu
5
Reckless
6
Luka
7
Penyesalan yang Terlambat
8
Maaf
9
Kutukan Bunga
10
Mengetahuinya
11
Mami Rani
12
Akibat Kutukan
13
Jelita
14
Ingin Berjumpa Lagi
15
Menikahlah
16
Ternyata Kamu
17
Mengutuk Bunga
18
Pertemuan Tak Di Sengaja
19
Tolong… Dengarkan Aku
20
Satu Hari Dua Peristiwa
21
Anakku Bukan Anakku
22
Cerita yang Sebenarnya
23
Mengunjungi Jelita
24
Tidak Boleh Menghindar
25
Bertemu Bertiga
26
Oke, Kita Pergi
27
Jalan Bersama
28
Berhak Bahagia
29
Belajar Ikhlas
30
Not a peace yet
31
It’s Ok to Try
32
Pergi Berlibur
33
Trip to Rinjani
34
Rinjani 1
35
Rinjani 2
36
Will you...?
37
Membeku
38
Pertemuan Pertama
39
Ketakutan Bunga
40
Mama Lita Obat Penenang
41
Silvia Melahirkan
42
Ketakutan Fadi
43
Genggam Tangan
44
Jelita Menginap
45
Monopoli
46
Bolehkah?
47
Fadi
48
Fadi 2
49
Lemahnya Fadi
50
Buka-bukaan
51
Bertemu Wedding Organizer
52
Maaf... dan Terima Kasih
53
SAH
54
Cicak
55
Ulang Tahun Jelita
56
Mirip Fadi
57
Fans Fadi
58
My Flower
59
Ibu Tua
60
Bunga Merajuk
61
Pertemuan dengan BUMN
62
Menjenguk Pak Doni
63
Jelita dan Oma Yeni
64
Kasih
65
Fadi Marah
66
Fakta Lagi
67
Pemeriksaan Kandungan Bunga
68
Bunga Mulai Cerita
69
Jangan Pernah Ceritakan
70
Jelita Hilang
71
Marahnya Bunga
72
Fadi dan Pak Doni
73
Melindungi Keluarga
74
Kamu Tahu?
75
Jelita Keponakan Kamu, dong?
76
Tunggu Dulu
77
Fadi dan Pak Doni
78
Fadi Sakit
79
Mengunjungi Makam Ibu Mardiyah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!