SUARA

SUARA

EPS. 1. Hari itu..

Eps. 1. Kamis sore.. Di sebuah pedesaan.

Di sebuah desa yang terkenal dengan ke angkeran dan kemistisan nya, saat ini sedang ramai oleh anak - anak kecil yang sedang bermain. Mengapa di juluki demikian? Karena di sana, ada banyak warga nya yang menggunakan pesugihan.

Sore itu di pekarangan yang luas sedang ramai oleh anak - anak dari penduduk setempat yang sedang bermain, mereka tertawa ceria, lari kesana kemari, termasuk satu anak kecil berusia sekitar 4 tahunan berambut model mangkok yang sedang fokus bermain dengan tanah, dia tidak memakai baju hanya celana saja.

"Hompima.. Alaihom.. Gambreng!"

"Gambreng!"

"Gambreng!"

"Yeee kamu kalah.."

Ada juga anak - anak lain yang sedang bermain petak umpet di sana. Di pekarangan itu ada banyak rumpunan bambu yang tersebar di beberapa titik, ada juga pohon - pohon besar di sana juga ada banyak pohon jati, tempat yang sangat pas untuk bermain petak umpet.

"Lea.." Sebuah suara perempuan terdengar memanggil salah satu anak itu.

"Dalem (ya).."

Yang menyahut adalah anak kecil yang rambut nya membentuk mangkok, yang tidak menggunakan baju.

"Balik, wes (sudah) sore." Panggil perempuan paruh baya itu.

Tapi anak kecil bernama Lea itu masih fokus bermain, selayak nya anak kecil yang tak mau selesai dengan permainan nya. Lalu datang anak perempuan lain yang berusia sekitar 10 tahun menghampiri Lea.

"Thalea, koe di cari bapakmu." Ucap nya.

"Mba Indi, Lea titip lumah - lumahan nya Lea ya, sesok lea mau main lagi." Ujar Lea, dia masih cadel.

Anak kecil bernama Lea itu ternyata seorang anak perempuan, tapi penampilan nya seperti anak laki - laki. Rambut mangkok nya yang khas membuat nya begitu lucu, dia lalu berlari menyeberangi jembatan kecil dan pulang ke rumah nya.

Rumah nya rumah yang sangat sederhana, masih bangunan lama dengan jendela - jendela besar di depan nya, tapi di depan pintu masuk nya di pasangi tanggul, sebab rumah Lea sering terendam banjir.

"Lea, mrene nduk." Panggil seorang pria yang kira - kira masih berusia di bawah 30 tahun, ayah Lea.

Lea kecil berjalan dan masuk kedalam pangkuan ayah nya, lalu sang ayah mengusap keringat Lea kecil dan mengelap ingus Lea dengan tangan nya.

"Bapak mau kemana?" Tanya Lea, karena ayah nya itu berpakaian rapi.

"Bapak mau ke laut yo, nduk. Kamu jangan nakal di rumah sama mama sama uti." Ujar ayah Lea.

"Bapak lama, ndak?" Tanya Lea kecil.

"Ndak, bapak paling nanti sebulan sudah balik lagi." Ujar ayah Lea.

"Sebulan itu belapa, pak? Bulan yang di langit?" Tanya Lea kecil, ayah nya terkekeh.

"Lea mau beli telpon - telponan pak, seng bisa nyanyi aselehe.. nanti bapak bawa acis (uang) yang banyak, yo pak." Uajr Lea kecil.

"Yo.. Nanti bapak bawa uang yang banyak, tapi Lea jangan nakal yo." Ucap ayah Lea, dan Lea kecil manggut - manggut lucu.

Lea kecil lalu pergi kedalam dimana ibunya sedang menyiapkan makan malam, sementara nenek nya sedang berada di rumah kayu, tempat biasanya mengerjakan pembuatan kandang dari bambu untuk di jual.

Di dalam satu rumah kecil itu, ada Lea, ayah nya, ibunya, nenek nya, dan pak lek nya yaitu adik dari ibunya, yang lea panggil mamang. Tapi pak lek Lea jarang pulang sebab merantau di luar kota, dan kakek Lea sudah meninggal dua tahun yang lalu.

"Lea papung, nduk." Ucap ibunya Lea.

Lea diam berdiri menatap ibunya.. Di mata Lea ibunya berdiri tapi ada orang lain juga di belakang ibunya. Lea tidak mengenal yang di sebelah ibunya tapi wajah nya jelek.. Melihat Lea diam hanya menatap nya, ibu Lea akhir nya mengusap wajah Lea.

"Kok malah ngelamun, ayo papung sek." Ujar ibunya Lea.

Lea kecil berjalan melewati ibunya, tapi dia masih menatap ke perempuan yang berdiri di dekat ibunya.. Perempuan itu juga menatap Lea dengan mata tajam nya. Karena Lea kecil takut dia akhir nya berlari menuju ke arah nenek nya.

"Uti, Lea mau papung." Ucap nya, tapi Lea tidak menceritakan apa yang di lihat nya.

"Iyo, papung o.. Ojo sue - sue, meh maghrib." Ucap nenek Lea.

Lalu setelah Lea selesai mandi, ayah nya berpamitan selepas maghrib. Ayah Lea memeluk Lea dan kemudian pergi membawa tas ransel usang milik nya.. tapi setelah ayah nya pergi, Lea mendengar suara ibunya menangis di dalam kamar.

"Lea, ngaji nduk." Panggil nenek nya.

"Iya uti." Sahut Lea kecil.

Lea masuk kedalam kamar nya, kamar orang tua nya. Dia melihat ibunya sedang meringkuk dan menangis, memegangi perut nya, dan Lea juga masih melihat perempuan jelek yang Lea lihat sore tadi, dia berdiri di ujung ranjang sedang menatap ibunya.

"Mama, Lea ngaji yo.." Pamit Lea dan ibunya mengangguk saja.

"Assalamualaikum, ma." Lea lalu mengecup pipi ibunya karena tidak bisa salim tangan, tangan ibunya terus memegangi perut.

Lea berangkat mengaji bersama teman - teman nya dan anak yang usia nya lebih besar dari nya, di desa itu belum banyak yang memakai listrik.. Ada.. Tapi tidak semua mampu menggunakan listrik, dan keluarga Lea adalah salah satu yang tidak menggunakan listrik.

Jalanan masih sepi tidak banyak orang yang punya kendaraan bermobil, sepeda motor pun jarang yang punya. Kebanyakan mereka masih berjalan kaki dan pakai sepeda jika ingin kemana - mana, atau kalau berpergian jauh, mereka pakai ojek.

"Mba Indi, tadi Lea liat mbak aneh di lumah Lea." Ucap Lea kecil pada teman nya yang dia panggil mbak Indi.

Rumah Indi tepat berada di depan rumah Lea sebenar nya, hanya saja rumah Lea menghadap ke utara tapi rumah Indi menghadap ke barat.

"Mbak aneh apa, Lea?" Tanya Indi, sambil menggandeng Lea kecil.

"Aneh mbak, selem." Ucap Lea kecil. Tapi setelah nya Lea lari mengejar teman - teman nya..

Sepulang mengaji, Lea kebingungan di rumah nya banyak orang dan mereka semua menangis. Entah apa yang di tangisi, Lea yang baru pulang mengaji langsung di peluk - peluk oleh beberapa orang, yang mengucapkan kata..

"Cah ayu.. Ya Allah nduk, bocah iseh cilik ngene di tinggal mboke.." Ujar orang yang memeluk Lea kecil.

Mereka menyayangkan Lea yang masih kecil itu sudah di tinggal oleh ibunya. Tapi di tinggal yang seperti apa maksud mereka Lea tidak mengerti, Lea bingung sebab orang - orang begitu ramai dan mereka semua terus menangis terisak - isak saat menatap Lea kecil.

Suasana rumah Lea yang biasanya gelap dan hanya remang - remang kini terang sebab menggunakan lampu petromaks, dan di ruang tengah Lea melihat uti nya sedang menangis sedih duduk di depan seseorang yang tidur di tutup kain jarik.

"Bu lek, Uti kok nangis?" Tanya Lea kecil polos.

Yang di tanya bukan nya menjawab malah makin menangis, akhir nya Lea melepaskan pelukan mereka dan berlari dengan riang nya menuju nenek dan kakek nya.

"Uti, lumah kita telang ya." Ucap nya dengan riang menunjukan gigi ompong nya.

Nenek nya yang melihat Lea langsung memeluk Lea dan semakin meraung - raung, Lea heran kenapa semua orang menangis memeluk nya, sampai dia menoleh pada orang yang tidur di atas tikar cokelat.. Lea mengenali nya, itu.. Ibunya..

"Mama, Lea wes muleh ngaji.." Ujar nya polos, Lea lalu melepaskan pelukan nya dari sang nenek.

Lea naik ke atas tubuh ibunya dan memeluknya, karena biasanya dia melakukan itu. Orang - orang yang melihat itu tidak bisa menahan sesak dan air mata mereka, Lea kecil tidak tahu bahwa ibunya sudah meninggal.

"Mama ga peluk Lea, salim dulu mama." Ujar Lea kecil, dia menyalimi tangan kaku ibunya.

"Ti, mama kenapa ndak bangun toh? Mama bobok nya nyenyak banget. Padahal lumah kita telang, Lea seneng lumah kita telang, ti." Ujar Lea, lalu kembali memeluk jasad ibunya.

"Mbak, Lea ne ojo di olihke manjat - manjat mamane." Salah satu tetangga, mengingatkan nenek Lea.

"Lea, mrene nduk." Ujar nenek Lea, tapi Lea enggan beranjak.

"Lea bobok sini sama mama aja, ti. Lea seneng lumah kita telang." Ujar Lea, dia dengan santai nya mengusap - usap pipi ibunya.

"Ssshh.. uti jangan belisik, nanti mama bangun." Ujar Lea dengan polos nya.

Tapi karena tidak kuat melihat ke sesakan itu, akhir nya salah satu sodara nenek Lea mengangkat Lea dengan paksa. Al hasil Lea menangis menjerit - jerit, Lea tidak pernah di perlakukan begitu, di pisahkan dari ibunya..

"Ndak mau, Lea mau bobok sama mama! hiks.. hiks.. Mama.." Tangis Lea kecil.

Yang menggendong paksa Lea juga sebenar nya menangis, dia juga tidak tega melihat anak sekecil Lea sudah kehilangan ibunya. Lea memberontak hendak turun, tapi tubuh kecil nya tidak memiliki tenaga untuk lepas dari dekapan orang yang mengendong nya.

"Ikut mamang yo, nduk." Ujar yang menggendong Lea.

"Moohhhh.. Lea mau sama mama.." Tangis Lea.

Tapi tak peduli seberapa lama Lea memberontak, dia tidak berhasil lepas.. Dan karena kelelahan, akhir nya Lea tertidur masih sambil sesenggukan memanggil mama nya.

"Pie iki, ya Allah." Gumam yang menggendong Lea, dia menangis memeluk Lea.

Akhir nya Lea di rebahkan di kamar tempat biasa nya dia tidur bersama ibunya, di temani oleh kerabat nenek nya. Lea terus sesenggukan, bahkan di tengah tidur nya Lea kecil tiba - tiba menangis memanggil ibunya..

"Mungkin Rianti lagi pamitan karo Lea, ya Allah melaske cah cilik ngene di tinggal ibune." Ucap kerabat nenek Lea, Rianti adalah nama ibunya Lea.

"Mama.." Lea kecil terus menggumam memanggil ibunya.

"Rianti, seng ikhlas yo.. Lea di sini, akan di jaga banyak orang. Banyak yang sayang Lea, koe ndak usah dateng ke mimpi anakmu, nduk.. melaske Lea." Gumam kerabat nenek Lea.

Lea kecil terus sesenggukan, terus menangis dalam tidur nya. Padahal sebelum nya dia suka rumah nya terang.. Dengan suara lucu dan cadel dia terus bilang suka rumah nya terang, tanpa tahu bahwa rumah terang itu.. membawa duka.

"Mama.."

BERSAMBUNG!

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔

☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔

wah mampir aq ya .... meninggal kenapa itu ibu nya Lea kok bisa tiba2 begitu

2025-08-19

2

kaliaa🐈🐈‍⬛👯

kaliaa🐈🐈‍⬛👯

haii thorr baru mampir nih🤣akhirnya bikin cerita lagi

2025-08-20

1

🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ

🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ

loh moro2 ninggal,pas ditinggal pakne?gek loro opo?

2025-08-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!