EPS.5. Ternyata di jadikan tumbal.

EPS. 5. Ayah Lea mematung melihat melihat sosok istrinya yang duduk di atas perahu, ayah Lea sadar betul istrinya sudah meninggal.. dan mustahil rasanya jika dia kembali lagi sampai menyusul ke tengah laut.

"Rianti?" Gumam ayah Lea, dia mendekat pada sosok Rianti.

Rianti di sana sangat cantik, dia menggunakan baju berwarna merah muda dan rok merah polkadot kesukaan nya. Tapi Rianti menangis sedih menatap suaminya, menatap ayah Lea.. Ayah Lea yang melihat itu akhir nya tak kuasa menahan air matanya juga, dia menangis.

Ayah Lea bergegas ingin memeluk istrinya itu, tapi tidak bisa.. Tentu tidak bisa karena Rianti bukan lagi manusia. Menyadari itu tangis ayah Lea makin pecah..

"Kenapa mas ninggal no Lea? Mas ndak sayang anak kita?" Itu ucapan yang keluar dari mulut Rianti.

"Kasihan mas, Lea masih kecil.. masih butuh kasih sayang, mas." Ujar Rianti, dia menangis memgatakan itu.

"Koe kenapa masih di sini, sayang?" Tanya ayah Lea.

"Aku ndak iso pergi.." Sahut Rianti.

"Kenapa?" Tanya ayah Lea.

"Lea sendirian.. Lea ketakutan, Lea nyari - nyari aku. Lea nangis terus, sekarang dia sakit.. kamu ndak mau jaga anak kita mas?"

Mendengar itu ayah Lea terduduk di perahu dan menangis sesenggukan..

"Aku hancur, Rianti.. Hiks.. Hiks.. Aku hancur koe lungo ninggalke aku." Tangis ayah Lea.

"Masih ada Lea.. Lea butuh kamu, mas." Ujar sosok Rianti, lalu tiba - tiba dia melayang..

"Jaga Lea mas, kalo ndak.. Aku ndak akan pergi dari dunia ini dengan tenang." Ucap Rianti, lalu hilang.

Ayah Lea berusaha meraih istrinya tapi tidak bisa, akhir nya tangis nya semakin pecah dan bahkan dia memukul perahu nya.

"Aarrgghh!!" Dia memukul perahu berkali - kali sampai tangan nya berdarah.

Teman - teman nya yang mendengar itu langsung keluar dan menghalangi ayah Lea yang sedang mengamuk memukuli perahu.

"Mas! Mas! Mas! Koe kenapa, astagfirullah!" Ujar teman nya yang Ari.

Ayah Lea hancur, kembali hancur di datangi sosok istrinya sendiri.. Berhari - hari dia terus melamun, terus hilang arah, bahkan dia memutuskan langsung pergi melaut pun supaya dia tidak terus terbelenggu dengan kenangan - kenangan nya bersama istrinya di rumah..

Dan sekarang dia di sadarkan lagi oleh istrinya yang sudah menjadi hantu, bahwa masih ada Lea.. Anak nya yang masih kecil yang membutuhkan kasih sayang nya. Ayah Lea tidak tahu, bahwa dari semua orang yang kehilangan, Lea adalah yang paling terluka.. Dia kehilangan ibunya, dan sekarang ayah nya menjauh..

Setelah beberapa saat di tenangkan akhir nya ayah Lea pun sudah kembali tenang, dia terus terbayang dengan wajah lugu anak nya, dia merasa bersalah.

"Sesok aku mulih, anakku sakit." Ucap ayah Lea.

"Eh, Lea sakit? Sakit apa, mas?" Tanya teman nya.

"Demam." Jawab ayah Lea, lalu dia meringkuk membelakangi teman nya.

Teman nya heran.. Dari mana ayah Lea itu tau bahwa Lea sakit, sementara mereka tidak ada satupun yang memiliki handphone.

Waktu berjalan, dan ke esokan harinya.. karena ayah Lea memutuskan pulang tentu tidak bisa sembarangan karena perahu sudah di tengah laut. Akhir nya ayah Lea menumpang pada perahu rombongan lain yang hendak mendarat, hati dan pikiran nya sudah begitu kacau sejak di datangi almarhumah istrinya.

Ketika ayah Lea sampai di darat, ayah Lea lebih dulu pergi ke warung sahabat nya. Dia akan pamit lebih dulu sampai waktu yang tidak bisa di tentukan, tapi saat dia sampai di sana.. sahabatnya yaitu si pemilik warung mengatakan hal yang tak terduga.

"Rianti semalem nyusul mrene mas, Lea sakit katanya." Ucap teman ayah Lea.

Ayah Lea terkejut tentu saja.. Memang belum ada yang tahu kalau istrinya itu sudah meninggal, semua teman nya mengira Rianti ini hanya sakit dan belum meninggal. Ayah Lea belum memberi tahu mereka kabar itu..

"Kasian mas, muka ne pucet pasti masih sakit iku.. Tak suruh nunggu di dalem tapi tak tinggal ke belakang kok wes ndak ada, muleh lagi koyo e." Ujar teman ayah Lea.

"Rianti?" Tanya ayah Lea.

"Iyo Rianti, bojomu.." Ucap teman ayah Lea.

"Koe kenapa to, mas? Koyo wong linglung begitu." Ucap teman ayah Lea lagi.

"Mas Seto, aku belum kasih kabar iki sama siapapun.. Aku ga siap nerima kenyataan iki, tapi.." Ayah Lea kembali berkaca - kaca.

"Eh! Eh! Pie mas, ono opo?" Teman ayah Lea khawatir karena ayah Lea tiba - tiba menangis.

"Rianti, wes nggak ono.." Ujar ayah Lea, teman nya terdiam mencerna.

"Iyo, wes muleh.. tak suruh tunggu di dalem pergi lagi." Ujar teman ayah Lea, dia belum mengerti arah pembicaraan ayah Lea.

"Bukan mas, Rianti.. sudah meninggal." Ucap ayah Lea, Teman nya terkejut..

"His! Sampean ngomong opo mas?!" Ujar teman ayah Lea dengan panik tak percaya.

"Minggu lalu, aku pulang di jemput iku karena Rianti meninggal mas." Ucap ayah Lea.

"Ya Allah mas! Sampean ndak bohong toh?" Tanya teman ayah Lea.

"Aku buat apa bohong masalah kematian, mas! Aku yo gak mau Rianti meninggal! Aku ga ikhlas mas!" Ujar ayah Lea.

Teman ayah Lea menepuk - nepuk punggung ayah Lea, barulah dia percaya ayah Lea tidak berbohong.. Tapi lantas dia kembali teringat, kalau Rianti sudah meninggal.. Jadi semalam..

"Jadi semalam yang ke sini iku sopo?" Tanya teman ayah Lea.

"Arwah Rianti belom tenang, mas. Dia minta aku pulang, makanya aku pamit pulang lagi." Ujar ayah Lea.

"Ya Allah.. Terus Lea pie? Mas aku ikut sampean pulang, aku pengen ketemu Lea. Ya Allah, Lea.." Ujar teman ayah Lea.

Ayah Lea tidak menyangka teman nya justru lebih mempertanyakan Lea, bukan istrinya dan bukan dirinya. Tapi akhir nya.. hari itu juga ayah Lea pulang dengan teman nya.

Di tempat lain..

Di rumah Lea.. Lea masih sakit, tubuh nya masih demam dan dia masih terus tidur. Hanya saja Lea terus bergumam, dia terus memanggil - manggil ibunya dan almarhum kakek nya yang sudah meninggal. Melihat itu tentu nenek dan bude Win panik, mereka yakin Lea sedang bersama ibunya dan kakek nya di alam mimpi.

Terlihat pak mantri datang, sesuai dengan janjinya yang akan membantu Lea.. Tapi saat pak mantri masuk ke dalam rumah nenek Lea, dia menyadari seauti tidak berjalan semestinya, ada yang tidak beres.

Pak mantri melihat ada sosok perempuan yang Lea juga lihat, dia ada di rumah nenek Lea. Sosok itu bukan semata - mata datang dan menetap di sana, tapi sosok itu merupakan kiriman dari seseorang yang memang menargetkan ibunya Lea sebagai wadal atau tumbal pesugihan.

"Maaf bu, terakhir kali almarhumah hidup.. dia apa makan sesuatu atau di beri sesuatu?" Tanya pak mantri.

"Anu pak mantri, dia mengeluh susah sendawa sampai perut nya sakit, jadi tak kasih sprite sama saya.. Cuma saya lupa, Rianti baru saja minum obat." Ujar nenek Lea, dia kembali menangis menceritakan itu.

"Setelah minum sprite, mulute berbusa.. Hiks.. Hiks." Imbuh nenek Lea.

"Astagfirullah.." Gumam pak mantri.

"Tapi mbok, sebenar nya iki ada kaitan nya sama hal ghoib." Ujar pak mantri.

"Maksude opo pak mantri?" Tanya bude Win.

"Niki ada yang sengaja ngirim sosok buat bikin supaya almarhumah sakit sampai meninggal." Ujar pak mantri.

"Ya Allah, maksude pie pak?" Tanya bude Win.

"Rianti, iki di jadikan tumbal." Ujar pak mantri.

Luruh lah nenek Lea ke tanah.. Dia tak bisa menahan lagi tangis nya. Rianti yang di kira nya meninggal karena keracunan obat dan minuman bersoda, ternyata di jadikan tumbal.

"Sopo pelakune, pak?" Tanya bude Win.

"Masih orang sini, tetangga kalian. Tapi saya ndak akan sebut supaya kalian ndak naruh dendam." Ujar pak mantri.

"Bu Marni, bukan pak?" Tanya nenek Lea tiba - tiba.

Mendengar tebakan itu pak mantri terkejut, dan melihat respon pak mantri yang terkejut itu nenek Lea makin yakin bu Marni lah yang sudah menjadikan anak nya yaitu ibunya Lea sebagai tumbal.

Nenek Lea mengumpat si pelaku dengan bahasa kasar, kebun binatang dia sebut semua. Nenek Lea tidak rela dan tidak ikhlas Rianti di jadikan tumbal oleh orang itu, nenek Lea sangat marah tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun, sebab bu Marni ini adalah orang paling kaya di desa itu.

"Kita mulai ngobatin Lea nya, nggih?" Ujar pak mantri, karena melihat nenek nya Lea akhir nya berangsur tenang.

Lea kecil masih tidak bangun, badan nya makin lemas dan makin panas. Pak mantri dengan doa - doa nya mencoba menetralkan apa yang ada di rumah itu, mencoba mengusir sosok yang ada di rumah itu. Seharus nya sosok itu sudah pergi kembali ke tuan nya atau si pengirim, karena tugas nya sudah selesai.. tapi kenapa dia masih ada di rumah nenek Lea?

Mereka sibuk mencari sesuatu yang kemungkinan adalah buhul yang di tanamkan di pekarangan rumah nenek Lea, sampai tak menyadari Lea kecil yang tiba - tiba membuka matanya. Lea bangun.. dia dengan mata kosong berjalan keluar tanpa di sadari siapapun, dia berjalan menjauh dari rumah tanpa siapapun tahu.

"Cuma ketemu iki, iki pasti buhul yang harus nya buat almarhumah Rianti." Ujar pak mantri.

"Lho, memang harus nya ada berapa pak?" Tanya bude Win.

"Sosok nya masih di sini, iku tandane masih ada yang di incar." Ujar pak mantri.

"Eh, astagfirullah." Bude win buru - buru lari kedalam untuk mengecek Lea, dan dia terkejut mendapati Lea tidak adi sana.

"Lho, Lea kemana, mak!?" Teriak bude Win pada ibunya.

"Opo??" Nenek Lea masuk kedalam.

"Lea hilang!"

BERSAMBUNG..

Terpopuler

Comments

💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ༄⃞⃟⚡

💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ༄⃞⃟⚡

manusia serakah
merampas kehidupan orang lain
demi kesenangan pribadi
koruptor tak terlihat ini pelaku nya

2025-08-20

1

≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ

≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ

semoga Lea bisa cepat ditemukan dan dalam keadaan selamat..

2025-08-20

1

🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃

🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃

Lah ga dijagain, ya ilang

2025-08-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!