Eps. 4. "Ting! Ting! Ting! Ting! Ting!"
"Klenting! Klenting! Klenting!"
Nenek Lea terbangun dari tidur nya saat mendengar suara gelas yang beradu dengan sendok, suaranya seperti seseorang sedang mengaduk minuman. Nenek Lea pun bangun, suasana rumah yang masih gelap itu membuat nenek Lea bingung, siapa yang sedang mengaduk minuman?
Suaranya bukan dari rumah tetangganya, tapi lebih seperti di dapur nya sendiri. Nenek Lea kemudian bangun dan menggelung rambut panjang nya, baru kemudian dia membawa lampu teplok kecil san berjalan keluar dari kamar menuju ke dapur.
"Bowo balek toh?" Gumam nenek Lea.
"Wo!?"
Nenek Lea pikir itu mungkin anak laki - laki bungsu nya, Bowo.. yang memang jarang pulang dan selalu merantau. Tapi ternyata tidak ada jawaban sama sekali, nenek Lea takut sekarang, suara orang mengaduk minuman itu masih ada dan suara nya makin keras.
"Ting! Ting! Ting! Ting!"
Tapi ketika nenek Lea sampai di dapur, tidak ada siapapun dan suara gelas yang beraduk dengan sendok juga seketika hilang.. Tiba - tiba rasanya begitu senyap dan sepi.
Nenek Lea langsung berjalan mundur untuk pergi dari sana, tapi saat dia berbalik badan.. Dengan sangat jelas nenek Lea melihat seseorang memakai baju merah masuk kedalam kamar mendiang anak nya, kamar ibunya Lea. Nenek Lea langsung mengejar, karena di dalam sana Lea tidur sendirian, dia khawatir sekarang.
Tapi setelah sampai di kamar, tidak ada siapapun juga di dalam kamar itu kecuali Lea yang sedang tidur meringkuk.
"Opo iki.." Gumam nenek Lea, dia takut sekarang.
Akhir nya nenek Lea menggendong Lea yang sedang tidur pulas itu dan membawa nya ke luar, di ruang tamu. Nenek Lea ketakutan sambil memangku dan memeluk Lea kecil yang sedang tidur, padahal tadi dia dengan jelas mendengar suara seseorang mengaduk gelas, dan dia dengan jelas melihat seseorang masuk ke kamar Lea, tapi semua itu tidak ada wujud nya..
Nenek Lea menatap jam yang berputar, dan ternyata itu masih jam setengah 1 malam. Tapi seolah rasanya waktu berjalan dengan lambat, dia sampai bisa mendengar jantung nya berdetak kencang..
"Ya Allah, tolong.." Gumam nenek Lea.
Dia makin panik saat tiba - tiba merasakan tubuh Lea menjadi panas mendadak, Lea tiba - tiba pucat. Nenek nya menyadari itu akhir nya langsung menggendong Lea dan keluar dari rumah meminta tolong pada anak nya yang tinggal di sebelah rumah nya.
"Dog! Dog! Dog! Dog! Dog!"
"Win! Win! Tolong Lea, iki panas tinggi." Teriak nenek Lea.
Mendengar keributan, bude Win membuka pintu rumah nya dengan wajah panik juga.
"Pie, mak?" Tanya bude nya Win.
"Iki Lea tiba - tiba panas, mukane pucet ngene.." Ujar nenek Lea panik.
"Astagfirullah." Bude Win terkejut saat menyentuh tubuh Lea yang memang sangat panas.
Bude Win langsung membangunkan suaminya, dan mereka langsung bergegas pergi membawa Lea kecil ke pak mantri, satu - satu nya tenaga medis yang ada di desa itu. Beruntung nya pak mantri tidak lama langsung bangun dan menolong Lea.
"Kok iso panas ngene, bu?" Tanya pak mantri, setelah memeriksa Lea.
"Anu pak, sebelum nya ndak panas kok. Tadi iku di rumah ada kejadian aneh, saya takut jadi saya gendong Lea keluar duduk di ruang tamu, tiba - tiba ae Lea panas ngene." Ujar nenek Lea, di mencoba menjelaskan apa yang terjadi.
Mendengar itu, pak mantri terdiam. Pak mantri ini juga seorang yang memiliki kemampuan lebih, dia bisa menangani sedikit kasus yang berhubungan dengan makhluk ghoib.
Pak mantri lalu menyentuh tubuh Lea yang memang panas nya tidak wajar. Wajah Lea sudah membiru dan nafas nya terasa tipis.. Pak mantri lalu membaca doa dan membisikan sesuatu di telinga kanan Lea, memanggil nama Lea.
"Lea.. Lea.. Mrene nduk, mulih sama pak mantri yok."
Itu yang pak mantri bisik kan di telinga Lea sambil menggenggam tangan Lea dan terus berdoa. Nenek dan bude serta pakde nya Lea harap - harap cemas melihat itu.. sudah jelas Lea bukan panas biasa.
Sementara Lea, Lea saat ini berada di alam astral.. ia sedang berdiri di pekarangan tempat biasa dirinya dan teman - teman nya bermain, tapi di alam itu pekarangan itu menjadi suram, ada satu pohon di bagian yang tidak pernah sama sekali Lea datangi, dan saat ini Lea ada di sana.. di gandeng seorang perempuan.
Lea dengar suara pak mantri, dia melihat pak mantri berdiri tak jauh darinya. Tapi tangan Lea di genggam oleh sosok yang rupanya menyerupai ibunya Lea..
"Mulih nduk, ini bukan tempat Lea." Ujar pak mantri di alam sana.
"Lea mau ikut mama, pak mantli." Ucap Lea kecil dengan suara cadel nya.
"Jangan yo nduk, uti mu sendirian nduk.. Kamu ndak sayang uti?" Ujar pak mantri halus, dia masih mencoba membujuk Lea.
Dan sosok perempuan yang seperti ibunya Lea itu hanya diam tapi menatap tajam pak mantri, pak mantri tidak henti - hentinya berdoa sambil membujuk Lea kecil. Dan dengan kuasa Allah, pak mantri berhasil membuat Lea kecil melihat rupa asli atau wujud asli dari sosok yang menyerupakan dirinya dengan ibunya Lea..
"Aaaaaaa!!" Lea berteriak ketakutan.
Lea melihat wajah sosok itu yang semula adalah wajah ibunya, kini menjadi begitu menyeramkan. Wajah nya mengerikan dengan dagu yang panjang, gigi - gigi nya seperti gergaji dan dan saat sosok itu tersenyum, senyum nya robek sampai ketelinga.. Sosok itu kemudian terbang sambil tertawa.
"Hahahaha!!!"
"Hihihihi!!"
Dan saat itulah, Lea tersadar dan langsung menangis.. Lea menangis ketakutan, langsung sesenggukan. Utinya serta pakde dan budenya yang tidak tahu apapun- pun panik dan mencoba menenangkan Lea yang menangis kejer.
"Huua!! Huaa! Huaa!"
"Shhh.. Cep nduk, cep yo.. Uti di sini sama bude sama pakde." Ujar bude Win.
Lea masih menangis ketakutan, pak mantri yang sudah selesai membacakan doa di air putih kemudian menyuruh nenek Lea untuk memberikan pada Lea. Dengan susah payah akhir nya Lea mau minum, dan pak mantri mengambil sedikit untuk kemudian di raupkan di wajah Lea.
Setelah beberapa saat barulah Lea akhir nya menjadi tenang, nenek dan bude Win sampai ikut menangis.. mengingat Lea sudah tidak memiliki ibu.
"Sebenarnya.. Lea sudah di tandai sama sosok itu sejak sebelum ibunya meninggal." Ujar pak mantri.
"Lho kok iso pak? Kok baru sekarang koyo ngene?" Tanya bude Win.
"Sebelum nya Lea ndak peka.. Tapi saya lihat sekarang Lea ini peka, bu." Sahut pak mantri.
"Peka pie maksude pak mantri?" Tanya nenek Lea bingung.
"Niki yang sering di sebut orang - orang sebagai indigo, bu. Lea iso melihat makhluk ghoib.." Ujar pak mantri.
Terkejut semua orang, nenek Lea terutama.. Nenek Lea jadi ingat saat Lea bilang ada orang jelek di pintu. Bude Win dan suaminya juga terkejut bukan main, mereka teringat dengan kejadian saat Lea memanggil - manggil ibunya saat malam tahlilan lusa lalu.
"Iso di tutup, pak?" Tanya nenek Lea langsung.
"Iso, tapi.. ada tata caranya. Dan iki ndak mudah.." Ujar pak mantri.
"Kenapa, pak?" Tanya pakde Lea.
"Almarhumah ibunya Lea.. masih di rumah, dan almarhumah- lah yang membuat Lea menjadi peka." Ujar pak Mantri.
"Opo maksude pak, Rianti wes gak ono.." Ujar nenek Lea menangis.
"Mbok, ketika manusia meninggal dan masih meninggalkan beban.. dia masih akan ada di dunia, ini yang di sebut arwah nya penasaran." Ujar pak mantri.
Nenek Lea, dan bude Win menangis mendengar itu.. ternyata apa yang di ucapkan tetangga nya benar, Rianti.. Gentayangan.
"Kok isoo.." Gumam nenek Lea, beliau menangis sesenggukan memeluk Lea.
"Besok saya ke rumah nya si mbok, yo.. Saya bantu lihat." Ujar pak Mantri dan nenek Lea mengangguk.
Pak mantri ini bukan dari desa itu sebenar nya, dia asli dari daerah lain. Karena dia menikah dengan orang dari desa itu, jadilah dia tinggal di sana dan menjadi mantri, atau tenaga kesehatan di desa.
Akhir nya nenek Lea, bude Win dan suaminya pulang dari rumah pak mantri, Lea di gendong oleh pakde nya sepanjang perjalanan pulang. Dan karena takut terjadi hal - hal yang tak di inginkan, akhir nya nenek Lea dan Lea menginap di rumah bude nya.
Di tempat lain..
Ayah Lea yang berada di perahu tampak sedang duduk sambil melamun, di tangan nya terselip rokok dan di sebelah nya terdapat segelas kopi.. Dia duduk sambil menatap langit malam yang sunyi dan sepi, dia berada di tengah laut saat ini, ombak laut membuat perahu itu bergoyang kesana kemari.
"Koe kenapa toh, mas? Ngelamun.. ae sejak dateng." Ujar salah satu teman ayah Lea.
"Mba Rianti pie kabare? Wes sehat toh?" Tanya teman nya lagi.
Ayah Lea menatap teman nya, dan wajah nya langsung sendu. Ayah Lea melempar rokok nya ke laut, dan menyeruput kopinya.
"Koe loh mas, bojo ne sakit malah ngelaut. Melaske kalo nanti mba Rianti butuh apa - apa, sampean ndak ada." Ujar teman nya lagi.
Tapi ayah Lea masih diam.. Dia tidak lagi mendengar ucapan teman nya dan malah asik menatap bulan. Teman nya heran tentu saja, ayah Lea itu adalah orang yang sangat ramah dan suka bercanda.. Tapi sejak berangkat dia seperti orang yang berbeda, terus murung sampai membuat semua teman nya khawatir.
"Aku masuk yo mas, atis angine." Ujar teman ayah Lea, dan ayah Lea masih tetap diam.
Teman nya akhir nya masuk kedalam perahu, dan selang beberapa menit kemudian setelah teman nya pergi, ayah Lea mendengar suara tangisan perempuan.. Suaranya tipis terbawa angin, tapi ayah Lea yakin itu tangisan perempuan.
"Hiks.. Hiks.. Hiks.."
"Sopo.." Panggil ayah Lea.
Ayah Lea bangun dan melihat kesana kemari, tentu saja tidak ada siapapun.. Itu di tengah laut. Tapi suara tangisan nya terdengar makin jelas, dan saat ayah Lea berbalik badan dia melihat perempuan menggunakan rok merah polkadot, sedang duduk di tempat yang sebelum nya dia duduki.
Dengan sekali pandang saja ayah Lea langsung kenal rok itu, rok merah polkadot ysng selalu di pakai istrinya..
"R- Rianti?"
BERSAMBUNG!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
Nglangut,membawa lamunan sampai alam maya.
Kepergian orang tercinta,tanpa kata
tanpa pesan menorehkan derita.
Mengembara dalam sukma, entah benar ,entah nyata..
Suara mengantarkan cerita
Angin meniupkan pesan
Tolong....
2025-08-20
2
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
kok bisa penasaran apa karena rianti masih ga ikhlas dan takut ninggalin anak nya ya. aku sampe sesak ikut merasakan loh Thor😥
2025-08-20
1
Nike Raswanto
hahhh...ngeri juga baca malam²...
lanjut besok ajalah /Sob//Sob//Sob/
2025-08-20
1