Aluna menatap Revan lekat-lekat, seakan berusaha mengenal sosok yang baru saja membuat hidupnya berbelok di siang itu.
Reza mengangguk dan melanjutkan, kali ini menoleh penuh ke arah Aluna.
"Dan mungkin kamu bakal kaget, Na. Revan adalah CEO di PT Graha Cipta Abadi, perusahaan besar yang kantornya persis di sebelah tempat kita kerja."
Kata-kata itu membuat Aluna terdiam. Ia tak hanya terkejut karena status Revan, tapi juga karena kenyataan bahwa orang penting itu kini berdiri di hadapannya orang yang tanpa sengaja menyerempetnya, dan sekaligus sahabat masa kecil Reza.
Di dadanya, perasaan aneh mulai tumbuh. Hari itu, ia merasa ada sesuatu yang baru saja dimulai.
****
Setelah memastikan kondisi Aluna cukup baik, Reza keluar sebentar untuk menelpon pihak kantor, memberi kabar mengenai keterlambatan Aluna.
Suaranya terdengar tenang, meski ada nada khawatir yang masih tersisa. Tak lama kemudian, ia kembali masuk ke ruang perawatan, menatap Aluna dengan senyum tipis.
"Na, aku harus balik dulu ke kantor. Ada rapat mendadak. Kamu tenang aja di sini, ya. Revan bakal nemenin kamu," ujar Reza sambil melirik sahabat kecilnya itu.
Aluna hanya mengangguk pelan, meski hatinya terasa aneh melihat Reza melangkah pergi meninggalkan ruangan.
Begitu pintu tertutup, suasana menjadi hening. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar jelas, seolah mempertegas rasa canggung yang menyelimuti ruangan itu.
Aluna menunduk, memainkan ujung selimut.
"Mas Revan… kalau sibuk, nggak apa-apa kok balik kerja aja. Aku bisa tunggu sendirian di sini. Nggak enak rasanya nyusahin."
Revan tersenyum tipis, lalu menggeleng.
"Nggak usah mikirin itu. Aku yang bikin kamu ada di sini, jadi biarin aku yang tanggung jawab. Lagi pula… aku juga nggak tenang kalau ninggalin kamu sendirian."
Tatapannya dalam, membuat Aluna sedikit gugup. Ia berusaha mengalihkan pandangan, tapi justru semakin sadar bahwa pria di depannya ini berbeda. Ada ketegasan sekaligus kelembutan yang entah kenapa membuat dadanya berdebar.
"Mwoyaa..." batin Aluna seperti di drama Korea ><
Beberapa menit kemudian, perawat datang membawa resep obat. Revan sigap berdiri, perawatan itu menyerahkan secarik kertas kepadanya.
"Ini resep obat untuk Bu Aluna ya Pak, silahkan tebus obatnya di apotik sana"
Revan hanya mengangguk, lalu perawat itu keluar.
"Aku ambil obatnya dulu. Kamu tunggu di sini ya."
Aluna sempat ingin menolak, tapi urung saat melihat kesungguhan Revan. Untuk pertama kalinya sejak kejadian tadi, ada rasa aman yang menyelimuti dirinya, namun juga rasa yang asing.
Tak lama kemudian, Revan kembali ke ruang perawatan dengan kantong obat di tangannya.
"Ini sudah lengkap semua, dokter bilang jangan sampai telat diminum. Ada obat pereda nyeri juga, jadi kalau kaki kamu masih terasa sakit nanti bisa langsung diminum."
Aluna menerima kantong itu dengan kedua tangannya, berusaha tersenyum meski masih terasa canggung.
"Terima kasih, Mas Revan. Tapi… kamu nggak perlu repot-repot nungguin aku. Aku bisa sendiri. Kamu pasti punya banyak kerjaan di kantor, kan?"
Revan menggeleng pelan, senyumnya tipis tapi mantap.
"Aku nggak bisa ninggalin orang yang baru saja aku buat jatuh di jalan. Lagian, perusahaan bisa jalan tanpa aku sebentar. Kamu yang lebih penting sekarang. Ah, benar, jangan panggil aku 'Mas' panggil saja Revan."
Aluna mengangguk dengan senyum canggung di wajahnya.
"Ah, iya, Re-van."
Suasana hening beberapa saat. Aluna menggenggam erat obat di tangannya, sementara Revan masih duduk di kursi samping ranjang, seolah sama sekali tak punya niat pergi.
"Setelah ini, aku antar kamu balik ke kantor," lanjut Revan. "Biar aku yang pastikan kamu sampai dengan selamat."
Aluna membuka mulut, hendak membantah, tapi akhirnya hanya menghela napas kecil.
"Baiklah… kalau kamu memang nggak keberatan."
Revan tersenyum lagi, kali ini lebih lebar. "Nggak keberatan sama sekali."
Di ruang yang sederhana itu, terasa ada sesuatu yang tumbuh perlahan. Antara obat yang baru saja diterima, dan tatapan yang mulai sulit dihindari.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
TokoFebri
Aluna hanyaa butuh kenalan dengan cogan aja. hihihi. ayo Na! buat Revan Cemburu walaupun hanya sebagai teman hihihi
2025-08-31
1
@dadan_kusuma89
Sepertinya Revan ini merupakan pribadi yang bertanggung jawab. Aku yakin dia bisa membahagiakanmu, Aluna!
2025-09-01
1
Jemiiima__
Aluna pasti kamu dugeun dugeun ya maeumnya 🤣
2025-09-08
1