Pagi itu, suasana di divisi pemasaran PT. Graha Pratama terasa sedikit berbeda dari biasanya. Semua karyawan diminta berkumpul di ruang tengah untuk rapat singkat.
Aluna yang masih membereskan berkas di mejanya pun buru-buru ikut berdiri bersama rekan-rekannya.
Tak lama kemudian, Pak Ardi dari HRD masuk, diikuti seorang perempuan muda di sampingnya. Wajahnya lembut, dengan rambut panjang berkilau yang tergerai rapi dan senyum yang menenangkan.
"Teman-teman, perkenalkan, ini karyawan kontrak baru kita yang akan bergabung di divisi pemasaran," kata Pak Ardi sambil memberi isyarat agar perempuan itu maju sedikit.
Perempuan itu tersenyum dan melangkah ke depan.
"Halo semuanya, nama saya Kezia Ayudira. Senang bisa bergabung di sini. Semoga bisa belajar banyak dan bekerja sama dengan kalian."
Beberapa orang bertepuk tangan kecil, termasuk Aluna. Ia menatap Kezia dengan senyum ramah.
"Kelihatannya baik dan gampang akrab," batinnya.
Namun, dari sudut pandangnya, ia sempat menangkap sesuatu yang berbeda di wajah Reza. Tatapan pria itu seperti menyimpan pengenalan, seolah pernah melihat Kezia sebelumnya.
Dan ketika Kezia menunduk malu-malu, senyum Reza mengembang samar bukan senyum formal seperti biasanya.
"Baik, Kezia akan ditempatkan di divisi pemasaran. Tolong dibimbing, ya," lanjut Pak Ardi sebelum akhirnya meninggalkan ruangan.
Begitu HRD pergi, suasana jadi lebih santai. Beberapa karyawan langsung mendekati Kezia, memperkenalkan diri satu per satu. Aluna pun ikut menghampiri.
"Hai, aku Aluna. Kalau ada yang kurang dipahami, jangan sungkan tanya, ya," ujarnya ramah.
"Terima kasih banyak, Kak Aluna," jawab Kezia tulus, matanya menatap penuh sopan.
Di saat itu, Reza ikut mendekat. Ia tersenyum kecil, senyum yang entah kenapa terasa berbeda di mata Aluna.
"Kezia… ternyata kita ketemu lagi."
Kezia tampak sedikit terkejut, tapi segera tersenyum. "Kak Reza? Wah, nggak nyangka banget bisa satu kantor!"
Aluna spontan menoleh. "Kamu kenal, Za?" tanyanya penasaran.
Reza tersenyum kecil, menjawab seolah ringan.
Reza mengangkat bahu ringan, seolah tak ada yang istimewa. "Dulu pernah ketemu di jalan. Mobil Kezia sempat mogok, aku bantuin isi bensin."
Kezia tertawa kecil. "Iya, kalau nggak ada Kak Reza, mungkin aku sama Mamah dorong mobil di pinggir jalan."
Mereka berdua tertawa suasana di antara mereka tampak hangat dan akrab. Aluna ikut tersenyum tipis, tapi dalam hatinya ada rasa aneh yang tak bisa ia jelaskan.
Bukan marah, bukan cemburu, tapi seperti ada sesuatu yang mengganjal tanpa alasan yang jelas.
Sepanjang hari, Aluna mencoba fokus pada pekerjaannya, tapi matanya terus saja menangkap interaksi kecil antara Reza dan Kezia.
Mereka lebih banyak mengobrol, tawa singkat, atau sekadar saling pandang. Semua terlihat biasa, tapi tidak bagi Aluna.
****
Jam Makan Siang
Begitu jam makan siang tiba, Aluna mulai merapikan meja kerjanya. Seperti biasa, ia menunggu Reza menghampiri untuk makan bersama.
Itu sudah jadi kebiasaan kecil mereka tanpa perlu janjian pun, Reza pasti datang.
Dan benar saja, tak lama kemudian Reza berdiri di samping mejanya.
"Na, makan bareng yuk. Eh, sekalian ajak Kezia juga, biar dia nggak bingung cari tempat," katanya santai.
Aluna sempat terdiam sejenak. Biasanya hanya mereka berdua. Tapi kali ini, ada satu nama tambahan yang entah kenapa membuat dadanya terasa sedikit sesak. Meski begitu, ia tetap tersenyum.
"Boleh, ayo."
Belum sempat Aluna melangkah, Reza sudah lebih dulu menuju meja Kezia.
"Cia, mau makan di kantin bareng kita nggak?" tanyanya ramah..
Kezia menoleh, wajahnya langsung berbinar. "Boleh, Kak. Makasih ya, Kak Reza, Kak Aluna, udah ngajak aku."
Aluna sempat tertegun mendengar panggilan itu, Cia. Panggilan kecil yang terdengar akrab di telinga untuk seseorang yang baru bergabung, bukankah itu agak terlalu cepat?
Begitu Reza kembali menoleh ke arahnya, Aluna tak bisa menahan rasa ingin tahunya.
"Za, kok kamu panggil dia Cia?" tanyanya pelan.
Reza menatapnya sebentar, lalu tersenyum santai.
"Oh, itu panggilan akrabnya. Waktu itu dia bilang lebih enak dipanggil Cia aja."
Aluna hanya mengangguk pelan. "Oh… gitu."
Ia berusaha tersenyum seperti biasa, tapi hatinya terasa sedikit aneh seolah ada ruang kecil yang tiba-tiba menyempit di antara mereka.
...----------------...
.......
.......
.......
Yang kepo dengan visual mereka, bisa langsung cek di ig yah... ⬇️⬇️⬇️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Uwuuuu 😍! Reza senyum-senyum penuh rahasia gitu bikin aku geregetan! Kayaknya dia tahu sesuatu tentang Kezia yang belum dibocorin, duh jadi makin penasaran sama kelanjutan ceritanya 🤭
2025-10-02
0
Ff Gilgamesh
ada sesuatu kayanya.. mungkin nanti akan dijelaskan
2025-10-01
1
Dewi Ink
cowo kaya Reza tu sulit ditebak , karena dia baik ke semua cewe
2025-08-29
0