Suara ledakan mengisi pendengaranku ketika aku hanya merasa dipeluk oleh seorang peri yang dadanya cukup besar, bahkan aku tidak bisa melihat sekitarku karena aku tidak diizinkan untuk melihatnya.
"Apa yang terjadi?"
"Ini tidak mudah untuk diterima, sudahlah, pejamkan matamu."
Pelukannya semakin erat agar aku tidak bisa mendengar lebih jauh.
Aku yakin ledakan itu berasal dari kerajaan tempatku tinggal, istana kesayanganku yang telah hancur karena ledakan.
Setelah itu aku bisa melihat wilayah sekitar, tidak ada ibuku bahkan kak Ying dan kakek.
Tetapi aku merasa aman-aman saja, karena aku bertemu seorang peri.
"ternyata mama benar... peri itu ada. Bertemulah dengan mamaku ayolah temui dia."
"Kali ini beliau sibuk."
"Ternyata kamu adalah peri jahat!"
Aku menangis saja, bahkan tanpa menghiraukan apa pun.
"Hai, dengarkan aku bocah, kali ini ibumu sibuk dalam pertarungan melawan penjajah."
"Ah, tidak percaya!"
Sekarang aku memukul dadanya dengan sangat kencang.
"Kau hanya peri penjual diri dengan dada besarmu!"
"Bocah, kau nanti juga akan punya dada seperti ini!"
"Tidak akan, dada sebesar ini adalah kutukan bagi para wanita."
"Ini anugerah!"
"Kutukan!"
...
Setelah wanita peri bernama Cindy mencarikan buah apel di pegunungan, yang mungkin ini adalah apel liar yang cukup manis, aku memakan apel ini sambil duduk pada batu besar pada pinggir sungai yang teramat jernih.
"Kau tidak perlu khawatir, aku bukan penculik."
"Ah, aku cukup percaya itu, sekarang kau juga temannya kak Ying ya?"
"Ah, lebih tepatnya teman berburunya."
Sekarang aku mengerti satu hal, dia bukan orang yang akan meminta imbalan harta atau apa pun, tetapi dia berasal dari tujuan yang sama dengan kak Ying.
"Benarkah dirimu seorang pendekar?"
"Aku pendekar peri, kau bisa melihat telingaku yang lebih runcing ini bukan?"
Dia berdiri di sampingku, memperlihatkan telinganya.
"Betul juga ya, sekarang kau juga akan jadi pelayanku."
"Tidak, akan... aku hanya intelejen dari setiap desa, dan aku tunduk di bawah pengawasan klan Gara dan Zhui."
Mungkinkah yang disebut oleh Cindy adalah klan dengan orang yang hebat dalam ilmu kultivasi dan pemanggil, "Gara?"
"Kau tidak perlu tahu."
"Bukannya klan Gara pernah ingin menyatu dengan klan Xun, melewati pertunangan?"
"Lah, kau tahu ya?"
"Ibuku yang cerita."
Cindy menghela nafas dan berkecak pinggang.
"Zhui Ja, sejauh apa kau menggosip dengan anakmu yang masih kecil ini."
Dua terdiam sejenak, melupakan hal sepele itu.
"Lagi pula kita harus bertemu dengan ibumu pada suatu tempat, tetapi... kali ini kita tidak akan menggunakan teleport."
Aku benar-benar berjalan dengannya di tengah hutan yang cukup rindang, haruskah aku menghela nafas juga?
...
Pada akhirnya sebuah gua telah kami masuki, di sana ada ibuku, seorang lelaki yang sebaya dengannya dan seorang gadis berambut warna biru muda. Perasaan khawatirku pada ibu tidak dapat terlukiskan lagi.
"Mama!"
Aku segera berlari hingga memeluknya, bahkan aku menangis.
Kerajaanku telah hancur, rumahku dan semua barang yang aku sayangi telah lenyap sekejap mata, tetapi ibuku lah satu-satunya yang telah selamat.
Setelah itu aku keluar dari gua itu, dan ternyata kakekku juga selamat bersama dengan para prajurit dan pelayan, tetapi beliau saat ini ada di dalam kereta kuda, beliau ternyata mengalami banyak luka-luka dan kelelahan, apalagi beliau masih dalam proses penyembuhan.
"Kakek tidak apa?"
"Wah cucuku, kakek tidak apa, apa pun itu kamu yang terpenting, kau harus selamat."
Ketika itu juga beliau mencoba untuk keluar dari kereta kuda dari kerajaan desa Mount Angel, yang mana beliau juga berterima kasih pada Cindy.
Kegelisahan masih ada dalam pikiranku, "dimana kak Ying saat ini?"
Pertanyaan itu mengejutkan beberapa orang, bahkan kakekku.
Semua orang berbela sungkawa, dan menunduk.
"Apa yang terjadi dengannya?"
Kakekku menyentuh bagian atas kepalaku, yang mana ini tidak biasa.
"Ayolah, pasti dia selamat."
"Sayang sekali."
...
Setelah 1 hari berlalu, Kak Ying bagaikan hilang dari benak semua orang.
Aku menyadari ternyata reruntuhan istanaku bagaikan terkena sebuah sihir, yang membuat benda atau apa pun menjadi debu.
Semua orang berdiri mengucapkan bela sungkawa, atas meninggalnya banyak prajurit yang membela desa ini... Termasuk Kak Ying, yang mana dia meninggal hanya untuk menyelamatkanku.
"Sayang, letakkan bunga itu."
Aku meletakkan bunga warna warni dalam satu ikatan tali yang terbuat dari emas, sesuai perintah ibuku "terima kasih Kak Ying, anda telah menyelamatkan hidupku, semoga anda tenang di sana dengan penuh kebahagiaan."
"Amin."
Aku mengikuti semua orang yang pergi secara perlahan menuju sebuah kereta kuda, untuk pergi ke tempat pengungsian untuk sementara waktu.
Bayangan Kak Ying masih teringat di pikiranku, saat kereta kuda melaju membawaku dengan ibuku.
"Kita tidak akan bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal, tetapi mereka masih hidup di dalam kenangan kita."
Aku mulai mengerti apa yang dikatakan ibuku, selebihnya itu sedikit membuatku menerima keadaan yang sulit ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments