Pagi itu udara lebih segar dari biasanya. Jam menunjukkan pukul 4.15 pagi, dan Raka alias Adrian sudah berangkat menuju Sweet Anya. Kali ini ia membawa sesuatu di dalam ranselnya buku catatan kulit berwarna cokelat.
Buku itu sebenarnya bukan buku biasa. Di dalamnya tersimpan beberapa resep keluarga yang ia simpan sejak dulu. Tidak ada orang yang tahu, bahkan rekan bisnisnya di perusahaan. Dan pagi ini, ia berniat menyumbang satu resep untuk eksperimen di toko roti milik Anya… tentu saja tanpa menyebutkan kalau itu resep yang diwariskan neneknya.
Begitu sampai di depan toko, lampu sudah menyala terang. Dari balik kaca, Anya tampak sedang menepuk-nepuk adonan di meja besar. Rambutnya diikat asal, beberapa helai keluar dan menempel di pipinya yang sedikit merah karena udara dingin.
Raka tersenyum. Cling.....! Lonceng pintu berbunyi.
“Pagi, Bos Roti,” sapa Raka.
“Pagi, Pegawai Magang Abadi,” balas Anya tanpa menoleh. “Cuci tangan, pakai apron, dan siap-siap. Hari ini kita uji resep baru.”
Raka menaruh ranselnya, lalu menghampiri meja. “Resep baru? Apa aku boleh menebak… roti rasa sarden?”
Anya menatapnya dramatis. “Itu ide paling buruk yang pernah kudengar sejak ada pelanggan minta roti isi bawang putih sama stroberi.”
Mereka berdua tertawa.
“Serius nih, resepnya apa?” tanya Raka.
Anya menunjuk sebuah buku catatan kecil yang terbuka di meja. “Roti susu lembut. Kelihatannya gampang, tapi kalau salah takaran, hasilnya bisa jadi senjata lempar.”
Raka mengangguk. “Kebetulan aku bawa resep rahasia juga. Mau dicoba setelah ini?”
Anya mengangkat alis. “Wah, mulai berani nih. Tapi jangan sampai aku kecewa, ya.”
---
Pekerjaan dimulai. Anya menakar tepung, gula, dan susu bubuk. “Ini penting, jangan lebih dari takaran. Kalau kelebihan, adonan jadi keras.”
Raka mengangguk serius… lalu menuang susu bubuk sedikit lebih banyak.
“Rakaaa! Aku bilang jangan lebih!” seru Anya
“Lebih sedikit biar lebih manis,” jawab Raka sambil nyengir.
Anya memutar bola mata. “Kalau gagal, kamu yang makan semua.”
“Aku siap.” jawab Raka
Mereka mengaduk adonan bersama. Tepung menempel di ujung hidung Raka, membuat Anya ingin tertawa tapi menahan diri. Begitu adonan siap, mereka membentuk bulatan-bulatan kecil.
Raka menatap satu bulatannya. “Kalau kubuat jadi bentuk hati, pelanggan suka nggak ya?”
Anya menatap tajam. “Kamu nggak bisa lepas dari bentuk hati ya? Ini roti, bukan undangan lamaran.”
---
Jam 7, pelanggan mulai datang. Yang pertama adalah Bu Narti, tentu saja, kali ini tanpa kucing tapi membawa seikat sayur.
“Nak Anyaaa, roti hari ini apa?” tanya Bu Narti heboh
“Roti susu lembut, Tante,” jawab Anya.
Bu Narti melirik Raka. “Wah, pegawai barumu makin ganteng aja. Kamu hati-hati, Nak Anya. Banyak saingan di luar sana.”
Raka tersenyum kaku. “Terima kasih… Tante.”
“Kalau kamu mau, Raka, Tante kenalin sama ponakan Tante. Cantik, manis, rajin masak.” ujar Bu Narti
Anya langsung memotong. “Tante, dia kerja di sini. Fokusnya jual roti, bukan cari jodoh.”
Bu Narti tertawa cekikikan. “Ya siapa tahu rezeki datang dari dua arah, kan?”
---
Setelah roti susu selesai dipanggang, mereka mencoba resep Raka. “Ini roti kayu manis isi krim madu,” jelasnya.
Anya mencoba mencium aromanya. “Wangi… tapi kenapa kayaknya aku lapar banget ya?”
“Itu efek kayu manis,” jawab Raka sambil menyiapkan adonan.
Saat proses pengisian krim, Raka tanpa sengaja menyemprotkan terlalu banyak, membuat krim muncrat ke wajahnya sendiri. Anya langsung tertawa terbahak-bahak.
“Rakaaa! Ini bukan masker wajah!” seru Anya sembari tertawa
Raka mengelap pipinya. “Minimal kulitku jadi mulus.”
---
Sore menjelang, beberapa anak sekolah mampir. Mereka melihat roti bentuk hati buatan Raka.
“Kak! Ini bentuk hati ya? Buat Kak Anya?”
Anya langsung terbatuk. “Bukan, itu salah bentuk.”
Anak-anak itu cekikikan. “Iyaaa deh… salah bentuk.”
Raka hanya tersenyum misterius sambil menata roti di etalase.
---
Hujan gerimis mulai turun. Pelanggan berkurang, suasana toko jadi hangat dan sunyi. Anya duduk sambil menulis catatan keuangan.
“Kamu capek?” tanya Raka sambil menaruh secangkir teh di depannya.
“Lumayan… tapi senang,” jawab Anya. “Kamu cepat belajar. Besok kita bisa coba jual roti kayu manis ini.”
Raka tersenyum. “Kalau ada yang suka, kita beri nama ‘Sweet Anya Special’.”
Anya tertegun sebentar, lalu pura-pura sibuk menulis lagi. “Lihat saja nanti.”
---
Saat jam hampir tutup, Pak Tono muncul lagi. “Wah, udah mulai bikin roti bentuk hati, ya? Tanda-tanda baik nih!”
Anya menepuk jidat. “Pak, tolong, jangan mulai.”
Raka tertawa kecil, tapi dalam hati ia merasa satu langkah lebih dekat dengan tujuan aslinya.
Sebelum pulang, ia sekali lagi menggenggam kalung bintang itu di saku. “Sabar sedikit lagi…” bisiknya pelan.
Sedangkan di posisi lain, tepatnya di sebuah rumah mewah terlihat sepasang suami istri dan juga sang putri yang sedang duduk bersama.
"Mom... Kak Adrian kok gak pernah pulang, memangnya kemana?" tanya Andara gadis SMA adik kandung dari Adrian.
"Mommy juga gak tau katanya ada kerjaan penting jadi belum bisa pulang tapi gak tau kerjaan apa, gak biasanya kakak mu itu ngilang lama gini" jawab sang mommy
Lalu sang mommy menatap kearah suaminya yang duduk santai tanpa komentar apapun, dan itu membuat sang istri dan putrinya curiga. Sang Daddy yang merasa di tatap pun menoleh kearah mommy.
"Ada apa... Kok liat Daddy gitu?" tanya Daddy heran
"Daddy jujur sama mommy sebenarnya Daddy tau kan kemana putra kita yang dingin kayak es batu itu, karena jika Daddy gak tau apapun pasti Daddy sudah gak tenang" ujar sang mommy
"ngapain Daddy khawatir,,, dia saat ini sedang mengejar cinta mantu mommy" jawab Daddy lalu tersadar karena sudah membocorkan rahasia putranya
"Apa mantu...!!!" seru mommy dan Andara kaget
"Iya " jawab Daddy lemas
"Yang bener Daddy... Mantu bagaimana, cepat jelaskan jangan bikin mommy penasaran" ujar mommy dan di angguki oleh Andara
Daddy yang melihat istrinya yang mendesak pun akhirnya menghela nafas berat, "Mom sebenarnya Ardian tidak mengizinkan Daddy untuk memberi tau kalian dulu untuk masalah ini ini tapi karena sudah terlanjur Daddy akan ceritakan tapi jangan ganggu dia dulu" ujar Daddy
""Iya.... Iya cepat Daddy" jawab mommy
Akhirnya Daddy memberi tau tentang gadis yang di cari putranya selama ini, gadis yang menolongnya saat dalam bahaya, bagaimana perjuangan putranya mencari gadis itu hingga akhirnya menemukan dan saat ini sang putra sedang menyamar menjadi pelayan toko roti milik gadis itu.
Mendengar cerita sang Daddy mommy dan Andara sangat shock, karena bagaimana bisa ada cerita sedrama ini dan apa tadi pikir mereka Adrian sangat CEO Dingin dan misterius sedang menjadi pelayan.
"Hahaha.... Ini sangat menarik, aku akan ke toko itu besok untuk membeli roti dan juga melihat bagaimana sang pangeran menyamar. Aku juga mau tau bagaimana calon kakak iparku dan membuat kakakku rela melakukan ini" ujar Andara antusias lalu pergi ke kamarnya dengan wajah tidak sabar sedangkan sang mommy masih shock
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments