Galang Kembali

*****

Hari itu Galang dan Almira tengah memilih cincin pernikahan mereka di salah satu toko berlian.

" Sekarang kamu pilih mana yang kamu suka." Kata Galang memperlihatkan Almira deretan cincin berlian mewah yang siap menempel di jari manis Almira.

" Kenapa aku saja pilih? Kamu juga dong. Kan ini untuk kita?" Tanya Almira balik.

" Karena aku percaya dengan pilihan ku. Aku tidak salah pilih calon istri. Dan apa pun yang di pilih calon istri ku nanti nya, adalah pilihan terbaik untuk kita." Jawab Galang memuji sang kekasih nya.

Almira tersenyum pada Galang.

" Aku bahagia sekali, Lang. Aku sangat bahagia bisa menikah dengan kamu. Aku jadi nggak sabar menunggu hari bahagia itu."

" Aku juga sangat bahagia. Aku janji tidak akan pernah meninggalkan kamu. Kamu adalah hal terbesar yang ingin aku pertahan kan selama hidup aku." Ucap Galang.

" Aku juga janji nggak akan meninggalkan kamu. Aku nggak tahu bagaimana hidup aku tanpa kamu, Lang."

Galang menarik kedua tangan Almira. Memegang erat jari - hati lentik Almira. Lalu mengangkat nya dan mengecup nya dengan penuh perasaan.

" Justru hidup aku terasa semakin berarti sejak kamu menjadi pemilik nya. Selama nya... Kamu adalah pemilik hati Galang. Tidak akan ada yang bisa menggantikan nya."

Almira hanya tersenyum kecil menatap Galang dalam. Dan kedua nya pun berpelukan di depan etalase cobain berlian itu.

" Aku sangat mencintai kamu, Lang." Ucap Almira.

" Aku sangat sangat mencintai kamu." Sahut Galang.

" Aku sangat sangat sangat mencintai kamu."

" Pokok nya cinta aku ke kamu itu yang paling besar." Jawab Galang tak mau kalah.

*

*

*

Setelah acara akad nikah Almira dan Aksa naik ke atas pelaminan agar para tamu bisa bersalaman memberikan ucapan selamat untuk pengantin.

Beberapa dari tamu saling berbisik saat melihat pengantin pria nya bukan lah Galang. Tapi semua itu tidak di hiraukan Aksa. Dengan lembut dia terus merangkul pinggang Almira dengan erat. Menyalurkan kekuatan untuk menghadapi tamu yang usil bertanya tentang keberadaan Aksa di sana.

* * *

" Lang. Kenapa sih berangkat nya tidak menunggu setelah kita menikah saja? Masih ada beberapa perlengkapan pernikahan yang harus kita beli." Rengek Almira pada Galang.

" Aku sudah meminta mama untuk menemani kamu melengkapi semua nya."

" Jangan pergi." Rengek Almira manja.

" Maaf, sayang. Tapi aku harus pergi. Pekerjaan ini penting bagi ku dan untuk masa depan kita. Kesempatan seperti ini itu tidak akan terulang untuk kedua kalinya." Jawab Galang.

" Bukan nya Om Bastian sudah bilang kalai dia akan mempercayakan kamu mengelola salah satu hotel setelah kita menikah?"

" Papa memang bilang begitu. Tapi aku mau melakukan sesuatu sesuai kemampuan aku dulu. Aku ingin berusaha sendiri membangun perusahaan ku tanpa bantuan dari papa. Agar kamu, mama dan papa bisa bangga sama aku."

" Gitu?"

" Iya, Mir. Ini juga buat kita nanti nya. Kalau proyek ini berhasil, setelah menikah kita akan pindah ke Jepang. Kamu mau kan?"

Mata Almira berbinar saat Gakang mengatakan kalau mereka akan pindah ke Jepang. Keinginan Almira sejak lama adalah ingin menginjakkan kaki ke luar negeri. Kemana pun itu.

" Jepang?" Tanya Almira kagum.

" Iya. Di sana kan sering turun salju. Nanti kamu bakal bisa sering - sering lihat salju, main salju. Itu keinginan kamu kan?"

" Kok kamu tahu sih?"

" Ya tahu lah sayang. Tapi maaf, aku belum bisa mewujudkan nya. Kamu doa kan aku ya agar bisnis aku berjalan dengan lancar."

Almira hanya mengangguk dengan riang nya.

*  *  *

" Almira." Panggil Zora saat mereka sudah berada di depan hotel.

Setelah acara selesai malam itu, keluarga akan pulang. Sedangkan Aksa dan Almira akan menghabiskan beberapa hari menginap di hotel keluarga Rahardian.

" Ya, tante." Jawab Almira.

" Terima kasih. Kamu sudah menjadi penyelamat bagi keluarha kami." Puji Zora.

" Jangan bersikap terlalu berlebihan, tante. Sudah menjadi kewajiban Almira untuk menjaga nama baik keluarga Rahardian yang sudah menyayangi Almira sejak dulu kan?"

" Kamu memang anak yang baik, Almira. Aksa tidak salah mengambil keputusan nya. Kamu menjadi menantu mama sekarang."

Almira terdiam. Dia menatap Zora fokus dengan dahi mengernyit.

" Mulai sekarang kamu harus panggil Mama. Bukan tante. Mau kan?"

Almira memgangguk ragu lalu kedua perempuan itu pun saling berpelukan.

" Papa harap kalian bisa semakin dekat. Belajar mengenal satu sama lain. Semoga hari ini adalah awal yang baik untuk masa depan kalian."

Almira menoleh dengan cepat saat pelukan nya dengan Zora terurai.

" Om..."

" Papa... bukan Om." Ujar Bastian.

" Kamu sudah menjadi menantu saya sekarang. Jadi panggil papa. Saya akan jadi papa kamu selama nya. Apa pun yang terjadi nanti nya." Kata Bastian tersenyum lebar.

" Taksi saya sudah. Saya pulang duluan ya, Zora." Kata Marina pamit pada Zora.

" Iya, Rin. Maaf kalau tadi kita sempat cek cok."

" Nggak papa. Saya sudah lupa malahan. Sekarang kita sudah jadi besan sekarang. Saya titip Almira ya."

Zora mengangguk.

" Kamu tenang saja. Kami akan menjaga dan menyayangi Almira di rumah kami."

Setelah berpelukan dengan Zora, Marina mendekati keponakan nya yang masih berdiri di sebelah Aksa.

" Marina jaga diri kamu baik - baik ya sayang di rumah mama Zora. Tante hanya bisa berdoa semoga kamu dan Aksa menemukan kebahagiaan kalian. Nggak ada salah nya juga kamu belajar mengenal Aksa. Insha Allah dia bisa jadi istri yang baik untuk kamu." Ucap Marina.

Almira tak kuasa menahan isak tangisnya, dan dalam derai air mata, ia mendekap Marina erat-erat. Hijab Marina menjadi saksi bisu kesedihan Almira, tersiram air mata yang jatuh tak terbendung.

" Aksa. Tante titip Almira ya. Jadilah suami yang bertanggung jawab untuk Almira."

" Iya, Tante." Jawab Aksa mengangguk.

" Zora, Bastian. Saya pulang dulu ya. Assalamualaikum."  Pamit Marina.

" Waalaikumsalam." Jawab semua serentak.

Marina melangkah memasuki taksi. Saat pintu tertutup, dan taksi mulai melaju meninggalkan kemegahan lobby hotel, hatinya terasa sedih. Kecemasan merajai pikirannya, menggema sebuah pertanyaan yang tak terjawab.

" Ya Allah. Aku titip Almira pada mu ya Allah. Bahagian dia bersama dengan keluarga baru nya. Jangan beri dia cobaan yang lebih berat ya Allah." Bathin Marina.

*

*

*

" Mama sama papa juga harus pulang nih. Kalian di sini dulu ya beberapa hari. Nikmati bulan madu kalian di sini. Nanti mama dan papa akan siapkan bulan madu yang lebih menarik dari ini. " Ucap Zora dengan senyum lebar nya.

Terlihat sekali Zora bahagia sekarang. Kesedihan dan kepanikan yang sempat merajai hati nya hilang seketika.

" Iya, ma. Terima kasih ya ma."

Tak berapa lama sebuah mobil berwarna hitam berhenti dengan cepat. Bastian memandangi mobil itu dengan seksama. Memastikan jika dia mengenal mobil hitam itu.

" Galang?" Gumam Bastian.

Mendengar nama Galang, semua mata pun menoleh ke arah mobil yang berhenti. Selang beberapa menit, seorang pria keluar dari sana. Tak salah lagi, dia adalah Galang Rahardian. Yang seharus nya menjadi pengantin Almira hari ini.

" Galang?" Ucap Zora tak percaya dengan kehadiran putra nya itu.

Galang berdiri di hadapan Zora dan Bastian. Menatap kedua orang tua nya dengan rasa bersalah.

Almira berdiri terpaku, amarah dan kekecewaan bergemuruh dalam dada saat memandang Galang.

Setiap ingatan tindakan Galang yang menyakitinya semakin menusuk-nusuk hati, membuat luka yang tak kunjung sembuh. Seakan tiap detik, Galang mencabik-cabik janji setia yang pernah terucap, meninggalkan Almira dalam kehancuran yang mendalam.

" Ma..." Galang mendekat dan memeluk Zora.

Galang mulai menangis dalam pelukan sang mama.

" Maaf kan Galang, ma. Maaf kan Galang." Ucap Galang menyesal.

" Semua nya sudah terlambat, Nak. Almira sudah menikah dengan Aksa." Zora mengurai pelukan nya.

" Galang tahu, ma. Galang sudah lihat di media tadi."

" Pa..." Galang mendekati Bastian dan ingin mencium tangan Bastian. Tapi Bastian dengan cepat menarik tangan nya sebelum Galang sempat menyentuh nya.

" Kenapa kamu tidak datang? Kamu tahu ini hari pernikahan kamu kan?" Tanya Bastian dengan emosi yang siap meledak.

" Maaf kan aku, pa. Aku tidak datang karena tidak ingin menyakiti Almira lebih jauh lagi." Jawab Galang.

" Apa maksud kamu? Menyakiti Almira?" Tanya Zora gantian yang heran.

" Iya, ma. Aku sebenar nya sudah menikah tiga bulan yang lalu sewaktu aku melakukan perjalanan ke Jepang untuk bisnis."

Semua mata terbelalak, tertegun saat kata-kata Galang memecah keheningan, mengungkapkan bahwa ia sudah menikah.

Terutama Almira, yang seakan kehilangan pijakan, tubuhnya limbung seakan hendak tersungkur ke lantai. Untunglah, Aksa cepat-cepat menangkap dan menopangnya dari belakang, mencegahnya dari kejatuhan yang pasti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!