*****
Semua mata menatap ke arah Aksa. Merasa tak percaya dengan ucapan Aksa barusan.
" Jangan bercanda Aksa. Ini bukan hanya soal harga diri. Tapi juga soal hubungan kamu dengan Almira nanti nya. Masa depan kalian, Nak." Sahut Zora mendekati putra nya itu.
Mata Almira masih menatap Aksa. Tak percaya mendengar keputusan Aksa barusan. Aksa yang selama ini dia kenal dengan sosok yang sangat dingin. Bahkan Aksa tidak pernah bicara dengan nya. Di tambah lagi Aksa yang memilih menjalan kan perusahaan keluarga nya yang di luar kota. Membuat Almira menebak - nebak maksud dan tujuan Aksa mau menggantikan posisi sang adik menikahi Almira.
" Mungkin itu adalah jalan keluar yang terbaik Aksa. Papa setuju. Dengan begitu, acara ini akan tetap berlangsung walau tanpa Galang." Sahut Bastian setuju.
" Setuju kamu bilang? Kalian hanya memikirkan harga diri kalian saja tanpa kalian bertanya bagaimana pendapat Almira soal ini. Yang akan menjalani nya nanti itu Almira, bukan kalian." Protes Marina.
" Saya tidak setuju Almira menikah dengan Aksa. Bukan Aksa yang seharus nya bertanggung jawab atas pergi nya Galang dari acara pernikahan nya. Dan saya tidak mau, masa depan Almira menjadi tidak bahagia karena kalian yang hanya memikirkan harga diri kalian saja." Ucap Marina lagi.
" Marina... tenang kan diri kamu dulu. Saya juga tidak setuju dengan ini." Kata Zora.
" Pa, Aksa tidak bisa menggantikan Galang. Semua ini tidak semudah yang kita pikirkan. Tolong pikir kan bagaimana perasaan Almira saat ini." Ucap Zora mengharap pada Bastian agar memikirkan cara yang lain.
" Aksa... mama tahu kamu mau menyelamatkan nama baik keluarga kita. Tapi mama tidak setuju kalau kamu sampai mengorbankan perasaan kamu juga Almira karena keegoisan Galang." Tambah Zora pada Aksa.
" Tapi ma..." Sanggah Aksa.
" Cukup Aksa." Potong Marina.
Kini Zora berpindah tempat ke dekat Almira. Di tatap nya lama - lama wajah gadis yang wajah nya sudah basah karena air mata.
" Tidak, Nak. Mungkin Galang bukan jodoh yang baik untuk Almira. Tapi mama tidak mau, kalau Almira menikah dengan laki - laki yang tidak dia cintai. Acara ini lebih baik di batalkan saja." Ucap nya menatap mata sendu Almira. Betapa dia bisa melihat kehancuran di mata gadis yang sudah dua puluh lima tahun bersama nya.
" Zora. Apa yang kamu katakan? Apa kamu mau orang - orang membicarakan hal ini di luar sana? Mereka semua mempermalukan kita karena Galang? Papa tidak setuju." Bantah Bastian setengah berteriak.
" Cukup, pa. Cukup. Cukup memikirkan tentang pendapat orang lain. Berhenti memikirkan pendapat orang lain pada keluarga kita. Sekarang... seharusnya kita memikirkan perasaan Almira. Gadis yang seharus nya mendapatkan kebahagiaan nya hari ini... harus terluka karena anak kita." Bentak Zora.
Zora ikut menangis tersedu di depan Almira. Bahkan tubuh Zora hampir roboh ke lantai jika tangan Almira tidak menopang kedua bahu nya.
" Jangan katakan itu tante. Bukan hanya Almira yang terluka karena Galang, tapi tante dan keluarga juga terluka karena Galang. Dan Almira juga nggak bisa terima jika orang - orang di luar sana membicarakan hal buruk tentang keluarga ini, tante. Almira sudah menganggap keluarga ini seperti keluarga Almira sendiri. Dan Almira akan melakukan hal yang sama dengan mas Aksa. Demi nama baik dan harga diri keluarga Rahardian." Ucap Almira dengan nada yang sedikit lebih tenang sekarang. Walau pum masih terdengar isak tangis di sana.
" Tante tahu kamu akan melakukan yang terbaik untuk keluarga ini, Almira. Tapi tidak mengorbankan masa depan kamu. Tante tidak setuju kalau kamu menikah dengan Aksa. Pernikahan ini di batalkan saja. Kita pulang dan kembali menjalani kehidupan kita seperti sebelum nya. Dan untuk Galang, kamu harus lupakan dia. Anggap saja kamu tidak pernah kenal dengan Galang... Juga dengan keluarga ini. Keluarga yang hanya mementingkan harga diri mereka dari pada harga diri kamu." Protes Marina lagi.
Marina benar - benar tidak bisa menerima jika Almira harus melanjutkan pernikahan nya tapi dengan Aksa. Sebagai rasa bertanggung jawab atas perbuatan adik nya demi Almira juga demi keluarga nya.
" Saya membangun perusahaan serta nama baik Rahardian dari nol. Sekarang saya tidak ingin segala nya berakhir sia - sia hanya karena seorang anak yang tidak bertanggung jawab seperti Galang. Pesta pernikahan ini harus tetap di lanjutkan meski bukan lagi Galang yang akan menjadi pengantin pria nya." Kata Bastian.
" Apa maksud papa?" Tanya Zora.
" Almira... Mau kah kamu menikah dengan Aksa demi kami, Nak?" Tanya Bastian menatap Almira.
Mata nya menunjukkan raut pengharapan dia sana. Dengan mata yang juga menahan amarah juga sejuta kesedihan di sana memohon kepada calon menantu nya itu.
" Bastian... Apa kamu sudah gila? Almira tidak akan menikah dengan Aksa." Teriak Marina tidak setuju.
" Pernikahan bukan lah sebuah permainan, Bastian. Ini adalah sebuah ikatan dan tanggung jawab yang besar. Tidak cukup jika hanya beralasan untuk harga diri dan nama baik keluarga saja." Ucap Marina mulai merendahkan suara nya.
Bastian tak lagi mampu memungkiri setiap ucapan yang di lontar kan Marina. Dia pun mendekati kursi dan terduduk di sana.
" Tante Marina... Kita anggap saja pernikahan ini memang di dasari dengan keterpaksaan untuk menyelamatkan nama baik keluarga saya. Tapi di sini, kita juga memikirkan nama baik Almira juga. Apa kata orang di luar sana jika Almira tidak jadi menikah? Galang tidak datang di hari pernikahan mereka? Tidak menutup kemungkinan kan jika orang - orang mengira Almira melakukan satu kesalahan sampai Galang tidak hadir di hari pernikahan nya? Ini hanya jalan saja... Karena sebenar nya pernikahan itu adalah rencana Allah untuk masa depan kami." Sahut Aksa.
Almira menatap Aksa dalam diam nya. Lama tidak mendengar suara Aksa, kini Aksa berbicara layak nya seorang penyelamat dalam hidup Almira yang menyakitkan ini. Perkataan Aksa yang sangat lembut mampu memporak porandakan hati Almira di tengah perdebatan sengit itu.
" Aksa akan tetap menikahi Almira hari ini." Ucap Aksa lagi dengan tegas.
Tubuh Almira tiba - tiba saja membeku. Aliran darah nya seolah berhenti menitik. Dia membisu dan melemas acara bersamaan. Semua mata kini memandang ke arah gadis yang hanya di besar kan sendiri oleh Tante nya itu.
" Bagaimana dengan kamu, Almira?" Tanya Marina dengan lembut.
" Almira sayang." Panggil Marina.
Almira menatap Marina ragu. Hatinya bergetar. Keringat dingin terus bercucuran. Dia pandangi wajah Tante nya, lalu beralih menatap Zora dan terakhir menatap Aksa yang tak menatap nya sama sekali.
Mata Aksa bergerak menatap Almira. Mereka saling bertatapan. Dan untuk pertama kalinya hati kedua nya berdebar. Bukan sebagai orang lain. Melainkan sebagai calon pengantin.
Ada masalah yang harus di selesaikan. Ada luka yang masih tersembunyi. Ada hati yang harus dia jaga. Serta balas Budi yang harus di tuntas kan.
" Jika mas Aksa bersedia, Almira juga bersedia, Tante." Jawab Almira pasrah.
" Benar kah Almira?" Tanya Bastian dengan mata berbinar.
Almira hanya mengangguk dan Zora langsung memeluk calon menantu nya itu.
" Terima kasih, Nak. Kami berhutang Budi padamu. Tante tidak akan pernah menyia - nyiakan kamu." Ucap Zora mengecup kening Almira. Air mata nya mengalir deras.
Bastian tak mampu menyembunyikan rasa haru nya. Pemilik Hotel bertaraf internasional itu begitu takjub dengan keputusan Aksa dan Almira. Dia pun memeluk Aksa dengan erat.
" Terima kasih, Aksa." Ucap Bastian.
Aksa hanya mengangguk seraya tersenyum kecut menatap Almira yang masih berada dalam pelukan sang mama.
*
*
*
" Saya terima nikah dan kawin nya Almira Wardani dengan mas kawin seberat seratus gram di bayar tunai."
" Bagaimana saksi? Sah?"
" Sah."
" Alhamdulillah."
Usai ijab Qabul, Aksa memberikan punggung tangan nya dan Almira segera mengecup takdzim. Setelah itu Aksa mengecup mesra pucuk kepala Almira. Almira seketika menitikkan air mata.
Dia sangat bahagia bisa menikah. Tapi bukan pernikahan seperti ini yang dia harapkan. Menikah dengan Aksa tidak ada tertulis dalam catatan kehidupan nya selama ini.
" Kamu dimana sebenar nya, Lang? Kenapa kamu melakukan hal ini kepada ku? Apa kesalahan ku kepada kamu Galang sampai kamu tega tidak datang di hari pernikahan kita. Pernikahan yang sudah kita rencana kan sejak lama." Bathin Almira menangis.
***
Akhirnya sah juga kan mas Aksa dan Almira... Tapi bagaimana nih dengan hati Almira??? Yang mungkin masih berharap pada Galang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments