Hari Pernikahan

*****

Di sudut ruangan, Bastian dan Aksa secara bergantian menghubungi Galang. Tapi tidak mendapatkan jawaban apa pun. Bahkan beberapa pesan yang di kirim juga tidak di balas.

" Mungkin Galang masih di pesawat, pa. Nggak bisa angkat telepon." Kata Aksa.

" Anak ini sudah membuat papa khawatir saja. Papa sudah bilang agar dia pulang kemarin. Agar sebelum acara dia sudah berada di Jakarta. Tapi dia malah nggak mau. Kata nya nggak mau meninggalkan pekerjaan nya. Apa pekerjaan nya itu lebih penting dari pernikahan nya?" Kesal Bastian.

" Pa... Sudah. Kita tunggu saja. Galang pasti datang. Mungkin tadi pesawat nya ada kendala saat berangkat. Mungkin sempat delay." Bela Aksa yang masih berpikiran positif pada sang adik.

" Seharus nya dia hubungi kita dulu sebelum berangkat. Bukan nya malah diam saja seperti ini. Lihat, semua tamu sudah datang. Penghulu juga sudah datang."

Tak berapa lama, Almira di bantu seorang MUA keluar dari kamar dan memasuki area pernikahan. Semua mata tertuju pada Almira yang terlihat sangat cantik hari itu.

Dengan hati - hati Almira duduk di depan penghulu. Dia duduk sendiri menunggu calon suami nya datang.

*

*

*

Jauh dari hotel mewah tempat resepsi pernikahan Galang dan Almira, Galang duduk berhadapan dengan seorang perempuan sedang menikmati sarapan mereka.

Dddrrtttt... Dddrrrrtttt....

Ponsel Galang yang berada di atas meja terus berdering sejak pagi.

" Siapa sih? Kenapa nggak di angkat sayang?" Tanya Hilda.

" Dari mama. Nanti saja lah." Jawab Galang lalu membalikkan layar ponsel nya.

" Angkat saja, sayang. Siapa tahu penting. Bilang sama mama kamu kalau kita akan sampai di Jakarta nanti sore."

" Nggak usah. Hari ini pernikahan adik angkat aku, pasti mama hanya mau marah karena aku tidak menghadiri acara itu."

" Adik angkat?" Tanya Hilda.

Wajar saja Hilda sedikit kaget saat Galang menyebut adik angkat di depan nya. Sebab sejak kenal dengan Hilda, Galang tidak pernah bercerita jika dia punya adik angkat selama ini.

" Sebenar nya dia itu teman aku sekolah dulu, teman kuliah bahkan dia juga kerja di kantor papa. Dia sangat dekat dengan keluarga aku. Karena mama tidak punya anak perempuan, mama menganggap dia seperti anak mama sendiri. Jadi anak angkat lah." Jawab Galang menjelaskan.

" Memang nya dia tidak punya orang tua?"

" Orang tua nya meninggal saat dia masih SMP. Dan dia tinggal dengan Tante nya."

" Oh... Beruntung sekali dia di anggap anak oleh mama kamu. Mama pasti ibu yang baik. Aku jadi nggak sabar ketemu dan kenal sama mertua aku." Hilda cengengan seraya kembali mengulang sarapan nya.

" Iya." Jawab Galang mengangguk.

" Terus dia mau menikah dengan siapa? Adik angkat kamu itu." Tanya Hilda lagi.

Galang tak langsung menjawab. Tidak mungkin juga dia menjawab jika hari ini Almira seharus nya menikah dengan nya. Tapi justru dia lah yang akan membuat semua nya menjadi tidak pasti.

Hari pernikahan yang seharus nya menjadi hari yang bahagia buat Almira terancam batal karena Galang tidak datang di hari pernikahan nya.

" Dengan...."

Belum sempat Galang menjawab, seorang pelayan restoran datang menghampiri mereka membawa kan buah pencuci mulut.

" Ini buah nya pak, buk." Ujar Pelayan.

" Oke. Terima kasih, mas." Ucap Hilda.

Setelah meletakkan buah di atas meja, pelayan kemudian pergi meninggalkan mereka.

" Sayang, aku ke toilet dulu ya." Pamit Hilda.

Galang hanya mengangguk pelan.

Setelah merasa Hilda sudah jauh, Galang mengambil ponsel nya dan melihat banyak nya panggilan masuk dari keluarga nya yang terus menghubungi nya.

" Maaf kan aku, Almira. Aku sudah mengkhianati janji kita." Gumam Galang.

Galang pun mengetikkan sesuatu di dalam ponsel nya. Sebuah pesan yang akan dia kirim sebelum dia menonaktifkan ponsel nya.

*

*

*

Setengah jam sudah Almira duduk di depan penghulu. Bahkan penghulu sudah berulang kali melirik jam di pergelangan tangan nya.

" Dimana pengantin pria nya? Akad nya harus segera di mulai?" Tanya penghulu pada Almira.

" Tunggu sebentar lagi ya, pak. Calon suami saya pasti masih di jalan." Jawab Almira terbata.

" Tapi saya tidak bisa lama - lama. Saya masih ada janji dengan calon pengantin yang lain."

" Iya, pak. Sebentar lagi pa. Tunggu ya pak." Bujuk Almira.

Almira tersentak diam. Masalah nya sudah hampir setengah jam dia duduk di sana sendiri. Namun Galang belum juga terlihat.

Almira menoleh ke kiri. Dia menatap wanita yang akan jadi mertua nya yang duduk tak jauh dari nya. Zora, mama dari Galang tersenyum getir lalu mengangguk. Meminta Almira menunggu sebentar lagi.

Lalu Zora bangkit dan mencoba menghubungi Galang. Tapi nomor Galang tidak bisa di hubungi.

" Dimana kamu, Galang? Kenapa belum datang juga? Seharus nya kamu sudah sampai jika naik pesawat pagi." Gumam Zora mondar mandir sendiri di sana.

Langkah Zora terhenti, jantungnya berdebar tak karuan saat notifikasi pesan memecah kesunyian ponselnya.

Dengan tangan yang gemetar, ia membuka pesan itu dan membaca setiap kata yang seolah menusuk relung hatinya yang paling dalam, membuat napasnya tercekat.

" Bagaimana, ma? Galang sudah dimana?" Tanya Bastian, papa dari Galang.

Bukan nya menjawab, Zora malah menatap Bastian dengan mata yang berkaca - kaca.

" Ada apa, ma? Kenapa kamu menangis?" Tanya Bastian bingung.

Zora pun menyerahkan ponsel nya pada Bastian dan menunjukkan pesan yang di kirim Galang untuk nya.

' maaf, ma. Galang tidak bisa datang. Galang sudah putuskan. Galang tidak akan menikah dengan Almira. Galang harus pergi. Jangan tunggu Galang, ma.'

Mata Bastian melotot membaca pesan masuk dari putra kedua nya itu.

" Galang..." Pekik Bastian frustasi.

" Bagaimana ini pa? Bagaimana sekarang? Kenapa Galang melakukan ini pa?"

" Ada apa, ma?" Tanya Aksa yang sudah berada di antara mereka.

" Lihat ini, lihat perbuatan adik kamu ini." Bastian memberikan ponsel Zora agar Aksa bisa membaca pesan nya.

" Apa - apa an ini? Apa sebenar nya yang ada di pikiran Galang sekarang?" Tanya Aksa tak percaya.

" Galang tidak akan datang?" Gumam Bastian.

" Apa?" Tanya Almira terkaget.

Almira terkaget menutup mulut nya mendengar pembicaraan calon mertua nya di sudut ruangan.

" Galang tidak kan datang? Apa maksud nya Tante?" Tanya Almira lagi.

" Almira... " Kata Zora.

" Bagaimana ini? Kita bisa malu jika Galang tidak jadi menikah dengan Almira. Semua tamu akan menertawakan kehancuran keluarga kita. Mau di taruh dimana muka saya di depan relasi kerja saya, ma." Bastian semakin panik

Almira terduduk di kursi dengan air mata yang terus menetes.

" Kalian hanya memikirkan harga diri keluarga kalian saja? Begitu?" Bentak Marina, Tante nya Almira.

" Kalian tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan keponakan saya? Seharus nya saya sudah paham jika Galang tidak siap menikah dengan Almira saat dia pergi keluar kota? Jadi seperti ini kan sekarang? Keponakan saya akan malu jika dia tidak jadi menikah hari ini. Apa kata orang - orang nanti nya. " Protes Marina.

Air mata Almira mulai jatuh membasahi pipinya. Di sebelah nya, Marina hanya bisa mengusap punggung Almira. Memberikan sedikit kekuatan untuk Almira bisa menerima kenyataan ini.

" Maaf kan Galang, Marina. Saya juga tidak tahu akan seperti ini jadi nya. Galang tidak pernah mengatakan apa pun pada kamu sebelum dia pergi." Bela Zora.

" Nggak mungkin, Mbak. Nggak mungkin Galang tidak bicara apa pun pada kalian." Bantah Marina.

" Benar Marina."

" Hari ini kalian sudah mempermalukan keponakan saya? Kalian anggap apa keponakan saya ini? Dia juga punya perasaan. Tapi seenak nya saja Galang mempermainkan nya." Ucap Marina kesal.

Di dalam sunyi kapel yang seharusnya dipenuhi dengan desau bahagia para tamu, Almira duduk termangu, kebingungan menggelayuti pikirannya.

Kenapa Galang tidak muncul di hari yang paling penting dalam hidup mereka? Semua terasa begitu sempurna hingga kemarin, dan tiba-tiba, keheningan menggantikan kegembiraan yang seharusnya ada.

Hanya air mata yang terus mengalir, mencerminkan kerinduan dan ketidakpastian yang kini menjerat jiwanya. Hatinya terasa remuk, bagai cermin yang pecah berkeping-keping, saat dia terduduk di kursi dingin itu.

" Aksa akan menikahi Almira, ma. Aksa akan menyelamatkan harga diri keluarga kita, juga harga diri Almira hari ini. Acara ini akan tetap berlangsung tanpa Galang." Sahut Aksa memecah kesunyian di sana.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ya ampun Aksa... Kamu memang sebagai penyelamat bagi keluarga kamu. Tapi gimana nih dengan Almira? Kira2 dia mau nggak ya nikah sama Aksa??

Terpopuler

Comments

Ryohei Sasagawa

Ryohei Sasagawa

Menyentuh hati ❤️

2025-08-09

1

lihat semua
Episodes
1 Melamar Almira
2 Hari Pernikahan
3 Sah
4 Galang Kembali
5 Rahasia Galang
6 Menutup Rahasia
7 Menolak Mendengarkan
8 Bayangan Masa Lalu
9 Ikut Suami
10 Hati Yang Bimbang
11 Bimbang nya Galang
12 Bukan Anakku
13 Pengagum Rahasia
14 Permintaan Zora
15 Galang Meresahkan
16 Kedatangan Bella
17 Mulai Terbawa Perasaan
18 Merindu
19 Mendonorkan Darah
20 Menyusul Istri
21 Drama Suami Istri
22 Aksa Sakit
23 Berbaikan
24 Mulai Sayang
25 Rasa Kecewa
26 Pulang
27 Nasehat Dari Sahabat
28 Menyusun Rencana
29 Niat Menerima Almira
30 Pengakuan Almira
31 Ancaman Dari Sang Mantan
32 Satu Kamar
33 Ulah Mantan Istri
34 Musibah
35 Hamil ???
36 Bidadari Dunia Nyata
37 Bidadari Didunia Nyata
38 Hamil ???
39 Musibah
40 Ulah Mantan Istri
41 Mengakhiri Drama Hamil
42 Pria Tidak Dikenal
43 Musibah Baru
44 Kecurigaan Aksa
45 Sekelumit Masa Lalu
46 Putri Yang Hilang
47 Permintaan Hilda
48 Penjelasan Untuk Aksa
49 Almira Dan Kebenarannya
50 Galang Pergi
51 Kegilaan Galang
52 Yang Almira Rasakan
53 Permintaan Maaf Hilda
54 Mendengarkan Penjelasan
55 Istri Gue
56 Pergi Nonton
57 Membawa Almira Ke Kantor
58 Menjadi Istri Sesungguhnya
59 Mulai Ketagihan
60 Suami Yang Baik
61 Keinginan Punya Anak
62 Ingin Kembali Ke Jakarta
63 Sampai Ke Jannah
64 Menemui Bella
65 Berujung Menyesal
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Melamar Almira
2
Hari Pernikahan
3
Sah
4
Galang Kembali
5
Rahasia Galang
6
Menutup Rahasia
7
Menolak Mendengarkan
8
Bayangan Masa Lalu
9
Ikut Suami
10
Hati Yang Bimbang
11
Bimbang nya Galang
12
Bukan Anakku
13
Pengagum Rahasia
14
Permintaan Zora
15
Galang Meresahkan
16
Kedatangan Bella
17
Mulai Terbawa Perasaan
18
Merindu
19
Mendonorkan Darah
20
Menyusul Istri
21
Drama Suami Istri
22
Aksa Sakit
23
Berbaikan
24
Mulai Sayang
25
Rasa Kecewa
26
Pulang
27
Nasehat Dari Sahabat
28
Menyusun Rencana
29
Niat Menerima Almira
30
Pengakuan Almira
31
Ancaman Dari Sang Mantan
32
Satu Kamar
33
Ulah Mantan Istri
34
Musibah
35
Hamil ???
36
Bidadari Dunia Nyata
37
Bidadari Didunia Nyata
38
Hamil ???
39
Musibah
40
Ulah Mantan Istri
41
Mengakhiri Drama Hamil
42
Pria Tidak Dikenal
43
Musibah Baru
44
Kecurigaan Aksa
45
Sekelumit Masa Lalu
46
Putri Yang Hilang
47
Permintaan Hilda
48
Penjelasan Untuk Aksa
49
Almira Dan Kebenarannya
50
Galang Pergi
51
Kegilaan Galang
52
Yang Almira Rasakan
53
Permintaan Maaf Hilda
54
Mendengarkan Penjelasan
55
Istri Gue
56
Pergi Nonton
57
Membawa Almira Ke Kantor
58
Menjadi Istri Sesungguhnya
59
Mulai Ketagihan
60
Suami Yang Baik
61
Keinginan Punya Anak
62
Ingin Kembali Ke Jakarta
63
Sampai Ke Jannah
64
Menemui Bella
65
Berujung Menyesal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!