Rayu

Rayu

01

Happy Reading
.
Hujan yang Tak Pernah Usai
NovelToon
Hidup tidak pernah benar-benar ramah pada Sahila Kirana, gadis desa berusia delapan belas tahun yang tumbuh di kaki gunung dengan hamparan sawah, angin lembut, dan suara jangkrik sebagai pengantar tidur. Sejak kecil, Sahila tahu bahwa kemiskinan bukan sekadar soal uang. Tapi soal tak punya pilihan. Ayahnya meninggal karena kecelakaan saat menebang pohon di hutan ketika ia baru berusia sepuluh tahun. Sejak itu, ibunya, Bu Rahayu, menjadi satu-satunya penopang keluarga kecil mereka—dengan menjual kue keliling, menjahit, apa saja. Namun tubuh Bu Rahayu perlahan melemah karena penyakit yang tak pernah mereka mengerti. Napasnya sering sesak. Batuknya berdarah. Tapi tak pernah sekalipun ia mengeluh, apalagi ke rumah sakit yang jauh dan mahal.
Sahila, si sulung, hanya bisa lulus sampai SMP. Uang sekolah adiknya lebih penting daripada ijazah miliknya. Hari-hari berlalu dengan air mata yang ditelan diam-diam dan senyum yang dipaksa tetap hangat di depan adik kecilnya, Galang, yang baru kelas tiga SD. Lalu suatu hari, seorang tetangga yang baru pulang dari kota memberi kabar:
Bibi
Bibi
Kalau mau kerja cepat, ke kota aja, La. Di sana banyak klub malam yang butuh pelayan. Gajinya bisa buat bayar berobat ibumu, nyekolahin adikmu.
Sahila Kirana
Sahila Kirana
Klub malam? Tempat yang selalu jadi bisik-bisik buruk para ibu di warung kopi? Tapi… jika itu satu-satunya jalan?
Setelah memikirkannya berhari-hari, dan melihat ibunya makin sering batuk darah, Sahila akhirnya membuat keputusan. Ia meminjam uang dari tetangganya untuk ongkos, lalu pergi ke kota sendirian.
Ia diterima di Velaris Club, klub malam yang katanya elit dan “aman” bagi pelayan. Meski awalnya ditolak karena tak punya ijazah, manajer klub akhirnya menerimanya karena wajahnya yang “lembut dan bisa dijual.”
"Kamu cuma pelayan, jangan khawatir. Asal jangan berani macam-macam," "Kamu bisa kirim uang tiap minggu, asal kuat kerja malam."
Ujar si manajer tersebut
Sahila tersenyum tipis.
Ia hanya ingin satu hal: ibunya sembuh. Ia hanya ingin adiknya tetap sekolah. Ia tak peduli harus berdiri di bawah lampu remang, membersihkan muntahan pelanggan mabuk, atau menyaksikan wanita-wanita lain “dibeli” malam itu
.
Setiap malam ia pulang ke kos-kosan sempit berukuran 2x3 meter. Mencuci seragamnya sendiri. Makan nasi dengan garam. Dan menelpon ibunya di desa sambil pura-pura ceria.
Sahila Kirana
Sahila Kirana
Aku cuma kerja antar minuman kok, Bu. Aku jaga diri. Aku janji. Yang penting Ibu sembuh ya… aku mau nabung buat bawa Ibu ke rumah sakit.
.
Tapi takdir tidak menunggu tabungannya penuh. Tiga minggu setelah bekerja, saat ia baru pulang dari shift malam, ia menerima telepon dari tetangganya:
Bibi
Bibi
📞:La… Ibumu meninggal tadi subuh.
Dunia Sahila runtuh seketika. Ia pulang ke desa dalam hujan. Menangis dalam diam. Tubuh ibunya dibungkus kain putih tipis, dikuburkan di tanah yang becek, tanpa suara azan yang lantang, hanya doa lirih dari warga kampung.
Sahila mencium dahi ibunya untuk terakhir kali.
Sahila Kirana
Sahila Kirana
Maaf ya, Bu... aku terlambat. Tapi aku akan terus jaga Galang. Meski aku sendiri sekarang…
Dan sejak saat itu, Sahila Kirana tak punya siapa-siapa kecuali adiknya. Ia kembali ke kota. Kembali ke Velaris Club. Dengan luka yang tak bisa sembuh. Dengan senyum palsu yang harus ia kenakan setiap malam.
Namun ia tidak tahu…
Di suatu sudut klub malam itu, ada mata yang telah memperhatikannya. Dan hidup Sahila akan segera berubah—entah ke arah yang lebih baik, atau lebih hancur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!