Anak Mafia 05

Lev terpaku oleh apa yang diucapkan Smith. Bagaimana bisa pria itu menebak dengan tepat situasinya. Padahal dia sudah sangat berhati-hati agar dirinya tidak ketahuan.

"Kok dia bisa tepat dalam menebak. Siapa sebenarnya dia?" ucap Lev dalam hati. Sialnya, Lev tidak bisa mengetahui siapa Smith karena dia tidak membawa smartphone miliknya.

"Kenapa Uncle bisa bicara seperti itu? Uncle tampak yakin tentang situasiku?" Tatapan menyelidik dilayangkan oleh Lev kepada Smith. Ada sebuah perasaan yang mengatakan bahwa pria di depannya itu bukanlah pria biasa.

"Haah, aku pernah ada diusia sepertimu. Aku pernah marah kepada orangtuaku dan merajuk dengan kabur. Dan saat ini, kamu pasti melakukan hal yang sama. Kamu, pasti sedang kesal sehingga pergi begini. Pulanglah, takut ibu mu mencari mu. Dia pasti sangat kesulitan sekarang," ucap Smith dengan lembut.

Meskipun dia belum menikah dan juga belum punya anak, tapi Smith sudah sering menghadapi anak dari teman-temannya. Jadi, dia cukup pandai untuk berinteraksi dengan Lev.

"Aku masih tidak mau pulang,"ujar Lev murung. Wajahnya seolah terlihat kembali pada wajah yang sebenarnya. Dia juga melepaskan semua atribut penyamarannya.

"Kenapa? Apa sungguh kau sedang bermasalah dengan orang tuamu atau dengan teman-temanmu? Lari seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah, Lev. Jika ada sesuatu yang mengganjal, seharusnya kau bicarakan kepada orangtuamu. Kalau kau diam sa~"

"Aku sudah bicara, tapi Ibu tak mau mendengarkan ku,"potong Lev cepat. Smith belum selesai bicara namun anak itu agaknya sudah tidak sabar untuk mengungkapkan kekesalannya

"Aku sudah mencoba bicara dengan ibu ku. Tapi dia enggan mendengarkan. Dia selalu berkata bahwa aku tidak perlu mengetahuinya. Bukan hanya sekali dua kali Uncle aku bicara padanya, tapi apa? Aku sama sekali tidak mendapatkan jawaban,"imbuh Lev dengan menggebu-gebu.

Hmmm

Smith memilih diam dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh anak itu.

Lev tengah dalam masa-masa pemberontakan. Dia dalam tahap apa yang diinginkan harus diberikan.

Akan tetapi, jika merujuk dari perkataan anak itu, Smith bisa menyimpulkan bahwa Lev bukannya merajuk begitu saja. Anak ini sudah berusaha untuk mencoba bicara, namun mungkin apa yang diminta sulit untuk diberikan oleh ibunya.

Yah apapun itu Smith tidak tahu dan juga tidak mau tahu. Baginya hal yang perlu dilakukan adalah segera mengantarkan Lev kembali dengan selamat dan tidak terlibat terlalu jauh dalam urusan mereka.

"Baiklah-baiklah, sekarang begini saja. Kau belum mau pulang kan? Tapi aku juga tidak bisa terus menampung mu. Bukannya apa-apa. Hanya saja, aku harus pergi bekerja, yang kedua aku tidak mau dianggap menculik seorang anak. Waah bisa gawat kalau sampai anggapan itu benar-benar terjadi. Solusinya adalah, kau hubungi dulu ibu mu. Katakan tentang keberadaan mu itu. Bagaimanapun, dia pasti kebingungan."

Ucapan panjang lebar dari Smith tentu dapat diterima oleh Lev. Dia paham akan hal tersebut. Meskipun Lev kadang bersikap tak acuh, tapi dia jelas bukan tipe anak yang akan membuat kerusuhan dan menyusahkan orang yang sudah berbuat baik padanya.

"Aku akan menghubungi ibu ku, tapi izinkan aku tinggal di sini untuk beberapa waktu. Aku tidak akan merepotkan Uncle. Aku juga tidak masalah untuk ditinggal kerja. Boleh ya?" pinta Lev dengan wajah yang memelas.

Ughhh

Smith selalu lemah dengan anak-anak. Cucu dari pemilik Linford Transportation juga sering bermain dengan Smith, dan dia selalu tidak bisa menolak keinginan anak-anak itu.

"Hah, baiklah kalau begitu.Tapi ingat ya, jangan berkata sesuatu yang membuat asumsi buruk tentang ku. Nah ini ponselnya, gunakan degan baik. Aku akan harus bersiap," jawab Smith luluh. Dia sungguh tidak pernah bisa tegas dengan permintaan anak-anak.

Dimana hal itu nantinya akan membuatnya terlibat lebih jauh dengan sebuah permasalahan yang tidaklah kecil.

Rasa tidak teganya, lemah hatinya terhadap anak-anak, akan membuat pria berusia 35 tahun itu masuk dalam sebuah permasalahan panjang.

"Entah kenapa aku harus terlibat dengan masalah bocah itu, haaah,"gumam Smith lirih. Dia sudah berada di kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

Sedangkan Lev, saat ini anak itu tengah menggenggam ponsel milik Smith. Dia tak langsung menggunakan ponsel milik pria itu untuk menghubungi ibunya.

Lebih dulu Lev berpikir tentang bagaimana dia tetap berada di tempat ini untuk sementara waktu. Lev merasa bahwa dirinya saat ini ingin sedikit berjarak dengan ibunya. Rasa kesal tentang ketidakterbukaan Irina terkait siapa ayah kandung Lev membuat anak itu mengalami dilema.

"Ya, begitu saja,"ucap Lev saat dia sudah menyusun kata-kata yang akan diungkapkan kepada ibunya.

Lev mulai menekan nomor ponsel Irina. Dia mendekatkan ponsel itu ke telinga. Dan saat sudah tersambung lalu panggilannya diangkat, Lev segera bicara sesuai apa yang sudah dipikirkannya.

"Aku baik-baik saja. Kalau Ibu tidak mau aku pergi semakin jauh, maka jangan pernah mencoba melacak nomor ini dan berhenti mencari ku. Aku akan tinggal di luar untuk beberapa waktu. Orang yang menampungku adalah orang yang sangat baik, jadi tidak perlu khawatir. Aku hanya ingin memiliki waktu sendiri, itu saja."

Tuuuuut

Fyuuuuh

Lev menghela nafasnya penuh dengan kelegaan. Dia merasa cukup bicara dan apa yang ingin dia katakan sudah diungkapkan.

Rasanya memang menjadi lebih baik. Dan dia kini bisa tinggal di tempat itu dengan tenang.

"Nah Boy, apa sudah bicara dengan ibu mu?" tanya Smith saat dia keluar dari kamar. Pria itu sudah rapi dengan setelan pakaian kerja. Meski tidak mengenakan jas, namun aura pemimpin yang muncul dari diri Smith sangat kuat.

"Eung, sudah. Terimakasih Uncle. Aku sudah bicara dengan ibu,"sahut Lev senang. Lebih tepatnya, pembicaraan yang dilakukan Lev hanyalah satu arah. Atau lebih tepatnya itu adalah sebuah pemberitahuan.

"Good Boy, kalau begitu Uncle pergi dulu oke. Ingat jangan pergi kemana-mana. Ah iya, ada beberapa makanan instan di kulkas. Kau anak yang cerdas, jadi aku yakin pasti kau bisa melakukannya. Nanti saat aku pulang, ku bawakan makanan sungguhan. Hati-hati, jangan keluar dari rumah dan jangan bukakan pintu untuk orang asing,"ucap Smith. Pesan panjang lebar itu didengarkan oleh Lev dengan sungguh-sungguh.

Srak srak

Degh!

Ada perasaan yang tidak bisa Lev deskripsikan ketika Smith mengusap kepalanya. Lev tidak membenci hal itu.

"Rasanya hangat,"ucap Lev. Dia menyentuh kepalanya yang baru saja diusap oleh Smith.

Selama ini belum ada yang melakukan hal itu pada dirinya. Tidak ada yang berani malah. Orang-orang dikediamannya notabene adalah anak buah Irina, jadi siapa juga yang berani menyentuh kepala anak dari bos mereka.

Jadi apa yang dilakukan oleh Smith, merupakan hal baru baginya.

"Aku menyukai pria itu,"gumam Lev sambil tersenyum.

TBC

Terpopuler

Comments

Srie Handayantie

Srie Handayantie

berawal dari sini nih kyanya , Smith diminta jadi papanya lev 🤭 uhuyy mulai seruu nihh

2025-08-09

4

Retno Palupi

Retno Palupi

wah jd salah satu calon bpk ya lev? 😁😁😁

2025-08-09

2

aleena

aleena

kandidat calon bapak yg baik, hangat dan pengertian

2025-08-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!