Anak Mafia 03

Pertikaian kecil diantara Smith dan Ian itu tentu saja terdengar di telinga Lev. Saat ini Lev sedang bersama Rika. Rika menyajikan makan malam untuk anak tersebut.

"Maaf ya, kamu pasti sedikit terganggu. Mereka berdua memang seperti itu,"ucap Rika.

Meski Rika merasa yakin bahwa Lev tidak akan paham dengan apa yang anak dan suaminya bicarakan, tapi tetap saja dia harus meminta maaf atas keributan kecil itu.

"Tidak apa-apa, Oma RIka. Saya malah senang melihatnya."

Eh?

Rika terkejut dengan ucapan Lev. Bagaimana bisa seorang anak bisa bicara demikian, yakni suka melihat pertengkaran kecil itu.

Rika tentu tidak tahu, bahwa Lev ini adalah anak yang cerdas. Dan Lev, menguasai bahasa Indonesia dengan cukup baik.

Apa yang dilihat Lev dan apa yang dikatakan Lev tadi, sebenarnya bukan merujuk ke pertengkarannya. Melainkan pada hubungan ayah dan anak yang tampak dekat dan akrab. Lev bisa melihat bahwa keduanya begitu dekat. Dan ia sangat merasa iri akan hal itu.

Lev ingin memiliki sosok ayah. Dia ingin berinteraksi seperi interaksi Ian dan Smith. Tapi, tentu itu tidak bisa dilakukan karena dia tidak memiliki orang yang bisa dipanggilnya ayah.

Tak!

"Halo Boy, siapa nama mu? Apa kau mengingat nomor ayah atau ibu mu? Ah ya, panggil saja aku Uncle Smith. Kau sebesar keponakan-keponakanku. Jadi, bagaimana kamu bisa terpisah dari keluarga mu?"

Segelas susu diberikan oleh Smith untuk Lev. Dia menarik kursi dan duduk di sebelah anak itu.

Untuk ukuran anak yang terpisah dari keluarganya, Smith merasa anak ini terlalu tenang. Biasanya anak-anak akan menangis dan panik jika dia terpisah dengan keluarganya.

"Nama saya Lev Zoran Rostova, Uncle Smith. Saya, ughhh. Hoaaaam."

Lev menampilkan wajah yang kelelahan. Hal itu cukup membuat Smith bersama Ian dan Rika merasa kasihan.

"Smith, agaknya kita biarkan dia istirahat dulu. Oh iya, besok Papa sama Mama kan harus kembali ke Jakarta. Jadi untuk Lev, kamu bantu dia buat nyari keluarganya ya," ucap Rika. Dia sebenarnya tidak tega meninggalkan anak itu, tapi dia juga tidak bisa untuk tidak ikut suaminya kembali ke Jakarta.

Lagi pula, Rika yakin bahwa putranya itu akan mampu menemukan keluarga Lev.

"Mama tenang saja. Itu gampang. Nah Boy, sekarang ayo kita istirahat. Anak kecil tidak boleh tidur terlalu malam. Tidak bagus untuk pertumbuhan."

Lev mengangguk, dia kemudian memberi salam ucapan selamat malam kepada Ian dan Rika. Lev juga mengucapkan terimakasih karena sudah memberi pertolongan.

Klaak

"Bang, apa benar anak itu anak hilang?" tanya Rika. Ternyata dia memiliki feeling yang sama dengan Ian tadi.

"Anak itu terlalu tenang untuk dikatakan anak hilang. Aku pikir dia sedang memberontak kepada orangtuanya dan kabur dari rumah. Biarlah besok Smith yang mengurusnya," sahut Ian. Dia berkata demikian karena melihat bagaimana Lev bersikap.

Sebenarnya Ian berpikir untuk langsung mengantarkan Lev ke kantor polisi alih-alih dibawa pulang. Tapi jika ia melakukan itu, maka Lev pasti akan kabur lagi.

Jadi keputusan untuk membawa anak itu ke rumah merupakan keputusan yang tepat untuk saat ini. Ian berpikir bahwa, anak itu pasti tahu bagaimana dirinya bersikap.

Meskipun hanya sepintas, tapi Ian yakin bahwa Lev bukanlah anak-anak yang tidak tahu apa-apa. Hanya dari tatapan mata anak itu, membuatnya paham bahwa Lev terlihat pintar.

Melihat Lev mengingatkan dirinya pada Mr. Sun masa dulu. Seorang anak kecil namun memiliki kecerdasan tingkat tinggi.

"Semoga saja Smith tidak terlibat sesuatu yang rumit," ucap Ian dalam hati.

Harapan Ian tersebut sungguh sangat tulus dari hati. Semua itu karena Rika. Rika tentu tahu apa yang dilakukan suaminya dulu.

Ian adalah asisten pribadi dari CEO LT, yakni Silvya Bellona Linford. Namun selain menjadi seorang asisten pribadi, Ian juga merangkap sebagai anak buah dari seorang Queen Mafia. Meskipun sudah tidak aktif, namun faktanya jika terjadi sesuatu yang tidak beres di 'dunia bawah' Silvya pasti akan turun tangan dan itu berati Ian pun akan ikut juga.

Rika tidak mempermasalahkan itu, hanya saja dia tidak ingin anak semata wayangnya juga ikut terjun ke sana. Namun tanpa Rika ketahui, Smith bahkan sudah terjun meski tidak aktif. Dia hanya melakukan tindakan saat terjadi kekacauan saja.

"Nah Boy, tidurlah di sini. Maaf ya kalau tidak nyaman karena kamar ini adalah kamar tamu."

Smith mengantarkan Lev hingga ke kamar. Dia meminta bocah itu untuk segera tidur.

"Terimakasih Uncle, ini sudah lebih darqi cukup. Maaf karena aku sudah sangat merepotkan,"sahut Lev. Sebenarnya dia tidak mengantuk sama sekali, tapi tidak mungkin juga dia tetap terjaga. Hal yang perlu Lev lakukan adalah pura-pura untuk tidur.

"Tidak masalah, besok mari kita mencari keluargamu oke? sekarang istirahatlah."

Ceklek

Klak

Smith menutup pintu itu secara perlahan. Untuk sekarang dia tidak ingin memaksa Lev menceritakan tentang keluarganya. Dia bisa melihat bahwa anak itu butuh ketenangan. Entah apa yang dialami anak itu, jelas Smith tidak tahu menahu.

Sedangkan Lev, dia membuka semua penyamarannya setelah mengunci pintu. Meski orang-orang di sini tidak mengenalnya, namun dia tidak ingin mereka melihat wajahnya yang asli.

"Mereka orang-orang yang baik. Dan aku cukup merasa bersalah karena membohongi mereka. Hmmm rumah ini bukannya yang besar sekali, tapi entah mengapa aku merasa nyaman di sini. Pria itu, Smith ya namanya. Dia adalah pria yang baik dan menyenangkan."

Lev merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Dia seolah tengah membuat penilaian kecil tentang Smith dan kedua orang tuanya.

"Opa dan Oma itu juga orang yang hangat. Sepetinya akan menyenangkan jika menjadi bagian dari mereka. Sungguh bertolak belakang dengan keluargaku. Keluarga? tidak, aku cuma punya ibu. Dan yang lain di rumah itu hanyalah anak buah Ibu. Kenapa Ibu tidak pernah memberitahukan siapa ayahku sih? Orang-orang juga tidak pernah membuka mulutnya setiap aku bertanya. Ya mereka pasti takut dengan Ibu. Padahal kan aku hanya butuh nama saja. Aah sudahlah, lebih baik aku tidur."

Lev bicara panjang lebar. Tentu saja dia hanya bicara sendiri. Saat ini dia sama sekali tidak membawa ponsel maupun tabletnya, sehingga dia tidak bisa mencari informasi tentang Smith dan keluarganya ini.

Lambat laun anak itu tertidur. Bisa dikatakan bahwa ini merupakan rekor tercepat Lev tidur. Biasanya lewat tengah malam dia baru memejamkan mata.

Nampaknya dia merasa nyaman, tanpa tahu bahwa Irina, Anya dan semua anak buah Irina saat ini tengah kebingungan mencarinya.

Tentu saja Lev tidak peduli. Ini adalah wujud rasa kesalnya karena Irina tidak pernah mengabulkan permintaannya.

TBC

Terpopuler

Comments

Srie Handayantie

Srie Handayantie

maaf yaa kak thor bukan maksud aku nabung bab, di aku notif gak muncull dan ternyata belum aku masukin favorit . 🙏🙏 mianhee kak

2025-08-09

2

aleena

aleena

paman Smith sangat baik
sehjbgga kamu menargetkannya sebagai calon ayah

2025-08-07

1

GiZaNyA

GiZaNyA

hhmmm... masih misteri ini siapa ayah kandung nya si Lev...

2025-08-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!