EPISODE 3 – “Rahasia yang Disembunyikan Angin”
---
📍Scene 1: Taman Kampus – Siang Hari
(Laura duduk sendiri di bawah pohon besar. Angin berhembus lembut. Di pangkuannya ada sketchbook, dan ia menggambar sambil mendengarkan musik dari earphone. Alvin datang dari arah lain, membawa buku.)
(Ia berhenti saat melihat Laura yang sedang fokus menggambar.)
Imanuel Alvin Bhayangkara
Lagi-lagi kamu di sini ya?”
Laura terkejut kecil, langsung mencabut earphone.)
Chyntia Laura Andhara
Eh, Alvin… iya, aku lagi gambar aja. Tempat ini sepi, jadi tenang.”
Imanuel Alvin Bhayangkara
Boleh aku lihat?”//(duduk di sampingnya)
Laura sedikit ragu, tapi menyerahkan sketchbook-nya. Di dalamnya ada sketsa wajah Alvin, Shosei, dan suasana kampus.
Kamu berbakat. Aku baru tahu kamu suka menggambar.”//(tersenyum kecil)
Chyntia Laura Andhara
Aku suka musik juga. Terutama lagu-lagu Jepang. Dan idolku namanya Shosei.”
Imanuel Alvin Bhayangkara
Pantesan kamu keliatan kalem tapi penuh warna."//(tersenyum tulus)
Scene 2: Taman – Masih di tempat yang sama
(Alvin dan Laura duduk lebih santai sekarang. Alvin menggenggam rumput dan memainkannya.)
Imanuel Alvin Bhayangkara
Kamu tahu? Aku penasaran sama kamu.”
Chyntia Laura Andhara
Aku? Kenapa?”
Imanuel Alvin Bhayangkara
Kamu punya aura yang beda. Kamu ramah, lembut... tapi banyak orang malah menjauh.”
Laura terdiam, menunduk.
Chyntia Laura Andhara
Mungkin karena aku... anak orang kaya.”
Imanuel Alvin Bhayangkara
Maksudnya?”//(terdiam)
Chyntia Laura Andhara
Ayahku pengusaha besar. Ibuku punya butik yang cabangnya hampir ada di seluruh kota. Tapi... sejak kecil, aku sering dijauhi. Dibilang sombong, aneh, terlalu pendiam. Padahal aku cuma gak pandai bersosialisasi…”
Imanuel Alvin Bhayangkara
Kadang... orang menilai dari apa yang mereka lihat, bukan dari siapa kamu sebenarnya.”
Laura menatap Alvin, senyumnya muncul sedikit.
Chyntia Laura Andhara
Kamu sendiri? Tinggal di mana?”
Alvin ragu sebentar, tapi kemudian menjawab dengan tenang.
Imanuel Alvin Bhayangkara
Aku tinggal di kontrakan kecil sama ibu. Dulu... keluargaku juga orang berada. Ayahku seorang tentara militer. Tapi dia gugur di medan perang, dan saat itu, utang-utang datang bertubi-tubi. Kami jatuh miskin seketika.”
Laura terkejut, mendengarkan dengan mata berkaca.
Imanuel Alvin Bhayangkara
Ibu sekarang kerja di laundry. Aku bantu-bantu jadi montir dan tukang antar makanan. Kuliah ini… aku jalanin bukan buat gelar, tapi buat harapan.”
Chyntia Laura Andhara
Alvin… kamu kuat.”
Mata Laura mulai berkaca. Alvin tersenyum sambil menepuk bahunya pelan.
Imanuel Alvin Bhayangkara
Kamu juga. Kaya bukan berarti hidupmu mudah. Tapi kita berdua... sama-sama berjuang.”
Scene 3: Rumah Laura – Malam Hari
(Laura tiba di rumah besar bergaya modern. Peter, adik laki-lakinya menyambut dari tangga.)
Peter Fernandez Harahap
Kakak! Kamu telat! Aku tungguin dari tadi!”
Chyntia Laura Andhara
Maaf, Peter. Kakak tadi ngobrol sama teman.”//(tersenyum lembut)
Peter Fernandez Harahap
Teman cowok ya?"//(menggoda)
Chyntia Laura Andhara
Aduh kamu nih…”//(malu)
Maya, ibu Laura muncul dari dapur mengenakan apron butik.
Maya tiarasih Sihombing
Laura, besok jangan lupa ikut aku ke butik ya. Ada event fashion baru. Kamu harus mulai belajar terlibat.”
Chyntia Laura Andhara
Iya, Ma…”
Scene 4: Rumah Kontrakan Alvin – Malam Hari
(Alvin pulang dan membuka pintu kecil kontrakan. Ibunya, Mira, sedang menyetrika pakaian pelanggan.)
Mira Chandrawathi
Puji Tuhan kamu sudah pulang, Vin. Makan dulu, ibu udah masak sederhana.”
Imanuel Alvin Bhayangkara
Ibu duluan aja. Aku tadi makan sama teman.”//(tersenyum)
Mira Chandrawathi
Vin… kamu bahagia?”//(melihat Alvin dengan penuh kasih)
Alvin diam sejenak.
Imanuel Alvin Bhayangkara
Hari ini… aku merasa tenang. Gak tahu kenapa.”
Scene 5: Kampus – Keesokan Hari
(Laura berjalan ke kelas, tiba-tiba langkahnya dihentikan oleh Felicya dan Karina.)
Natalie Felicya Alendra
Gak nyangka ya... anak bos besar mau deketin cowok kontrakan. Kamu ngincar Alvin karena kasihan atau cuma mainin perasaan?”
Laura terdiam, namun menatap dengan berani.
Chyntia Laura Andhara
Kalau kamu ngerasa berhak atas Alvin, kenapa dia pergi dari kamu?”
Natalie Felicya Alendra
Kamu berani sama aku?!”//(tersentak)
Alvin muncul dari belakang.
Imanuel Alvin Bhayangkara
Felicya, cukup. Ini kampus, bukan arena drama. Aku yang pilih siapa temanku, dan kamu gak ada hak untuk menilai Laura.”
Laura menunduk dan Alvin memegang tangannya, menuntunnya pergi dari situ.)
---
📍Scene 6: Rooftop Kampus – Sore Hari
(Laura dan Alvin duduk bersama di atap gedung kampus, memandang langit senja.)
Chyntia Laura Andhara
Kamu tahu, ini pertama kalinya aku merasa... gak sendirian.”
Imanuel Alvin Bhayangkara
Dan aku... pertama kali merasa ingin seseorang tetap ada di hidupku.”
Kamera memperlihatkan kedua tangan mereka yang saling berdekatan, belum menyentuh, tapi seolah dunia mereka mulai menyatu.)
---
🔚 END OF EPISODE 3
Comments