World Of Cyberpunk: Neo-Kyoto
Langit Neo-Kyoto malam itu selalu sama: kabut asam bercampur polusi elektronik yang membuat bulan tampak seperti koin usang. Hujan buatan yang beraroma logam membasahi jalanan, memantulkan cahaya neon raksasa dari papan reklame yang tak pernah padam. Di tengah kekacauan visual itu, sosoknya berdiri tegak di atap gedung tertinggi, siluetnya menentang badai.
Namanya Kaelen. Bukan nama asli, tapi nama yang ia pilih ketika meninggalkan masa lalunya. Kaelen mengenakan trench coat panjang yang terbuat dari serat karbon, menutupi armor tipis yang terpasang di tubuhnya. Rambut peraknya basah kuyup, menempel di dahi, dan matanya memancarkan kilatan biru neon yang aneh. Itu adalah mata buatan, hadiah dari seorang ahli bedah siber yang terlalu murah hati. Di punggungnya, terikat sebuah pedang besar. Bukan pedang biasa, melainkan Katana Jiwa, pedang legendaris yang konon bisa memotong apa saja, baik materi maupun energi.
Ia ada di sana untuk satu misi: membunuh seorang pemimpin sindikat kriminal bernama Ryu Hoshi, si "Naga Elektronik". Ryu Hoshi adalah salah satu dari segelintir orang yang masih memiliki sisa-sisa Sihir Kuno, sebuah kekuatan yang hampir punah di era cyberpunk. Ia bisa memanipulasi energi listrik dan menggunakannya untuk menyerang atau bertahan. Kekuatan itu membuat ia hampir tak tersentuh. Namun, Kaelen tahu satu hal yang tidak diketahui orang lain: Katana Jiwa adalah satu-satunya benda yang bisa menembus perisai energi Ryu Hoshi.
Tiba-tiba, sebuah drone pengintai menyusur di dekatnya, memancarkan sinar laser merah. Kaelen menunduk, dan ia melompat dari atap ke atap. Setiap lompatannya presisi, menggunakan grappling hook yang terpasang di pergelangan tangannya untuk berayun di antara gedung-geding pencakar langit. Angin menderu, tapi ia merasa lebih hidup dari sebelumnya. Ia bukan manusia biasa lagi. Sejak ia menerima mata dan pedang itu, ia adalah makhluk hibrida, gabungan antara manusia dan teknologi yang tidak sempurna.
Setelah tiba di gedung markas Ryu Hoshi, Kaelen masuk melalui ventilasi. Di dalam, gedung itu adalah sarang teknologi. Cyborg penjaga, drone patroli, dan jebakan laser memenuhi setiap koridor. Ia mengeluarkan Katana Jiwa. Pedang itu terasa dingin di tangannya, namun memancarkan aura kehangatan yang aneh. Mata biru neonnya memindai sekeliling, mencari celah.
Kaelen menghadapi tiga cyborg sekaligus. Tubuh mereka terbuat dari logam dan dilengkapi dengan senjata api berat. Namun, Kaelen bukan petarung yang mengandalkan kekuatan. Ia mengandalkan kecepatan. Gerakannya secepat kilat, menghindari setiap tembakan yang datang. Dengan satu ayunan pedangnya, ia memotong kaki salah satu cyborg. Kilatan listrik dan percikan api keluar dari tubuh robot itu. Dua cyborg lainnya menembakkan laser. Kaelen mengayunkan pedangnya lagi, dan secara ajaib, pedang itu menciptakan perisai energi yang memblokir serangan. Serangan balik yang cepat dan akurat, Kaelen memotong tangan mereka satu per satu, sampai akhirnya kedua cyborg itu roboh tak berdaya.
Pertarungan itu menarik perhatian. Alunan suara alarm mengaum, dan ratusan penjaga datang ke arahnya. Kaelen tersenyum tipis. Ia mengayunkan pedangnya lagi, kali ini dengan kekuatan penuh, dan bilahnya memancarkan cahaya hijau neon. Cahaya itu bukan hanya cahaya biasa; itu adalah energi dari Katana Jiwa, yang mampu memotong dimensi. Kaelen berlari menuju pintu masuk, membelah pintu besi yang kokoh menjadi dua. Ia tidak bisa terlalu lama di sini.
Di tengah kebingungan para penjaga, sebuah suara feminin yang dingin menyapa. "Kau pikir bisa kabur begitu saja, Kaelen?"
Seorang wanita muncul dari bayang-bayang. Ia mengenakan baju kulit hitam ketat dan memiliki rambut merah menyala. Di tangannya, ia memegang sebuah tombak listrik yang bergetar. Kaelen mengenali wanita itu. Ia adalah Sora, tangan kanan Ryu Hoshi. Namun, di masa lalu, Sora adalah bagian dari timnya. Mereka berdua adalah pemburu bayaran yang paling ditakuti di Neo-Kyoto. Sampai akhirnya, Sora mengkhianati Kaelen.
"Tentu saja aku bisa kabur," jawab Kaelen, suaranya tenang namun penuh emosi. "Tapi sepertinya aku harus membuat sedikit kekacauan sebelum itu."
Sora tertawa sinis. "Kau masih sombong seperti dulu. Aku akan mengajari kau pelajaran yang sudah kau lupakan."
Pertarungan dimulai. Sora adalah seorang ahli dalam menggunakan tombak. Gerakannya gesit dan mematikan. Tombak yang ia pegang bisa menghasilkan gelombang listrik yang kuat, membuat Kaelen kesulitan untuk mendekat. Namun, Kaelen adalah ahli pedang. Ia menari dengan pedangnya, memblokir dan menghindari setiap serangan.
"Kau melupakan satu hal, Sora," kata Kaelen, sambil mengelak dari serangan tombak yang menghantam dinding di sampingnya. "Aku yang mengajarimu cara bertarung."
"Itu dulu!" seru Sora, dan tombaknya mengeluarkan ledakan energi. Kaelen terlempar ke belakang, punggungnya menghantam dinding besi. Matanya berkedip-kedip, dan ia merasakan sakit yang luar biasa. Tapi itu tidak cukup untuk menghentikannya. Ia bangkit, dan Katana Jiwa di tangannya mulai memancarkan cahaya yang lebih terang.
"Mungkin benar," jawab Kaelen, napasnya tersengal-sengal. "Tapi yang aku tidak pernah ajarkan padamu adalah bagaimana cara mengalahkan pedang."
Dengan satu serangan pamungkas, Kaelen mengayunkan pedangnya, dan energi hijau Katana Jiwa mengalir deras. Sora mencoba memblokir dengan tombaknya, tapi Katana Jiwa memotongnya dengan mudah. Tombak itu hancur berkeping-keping, dan Sora terlempar ke belakang, terkejut.
Kaelen menodongkan pedangnya ke leher Sora. Ia bisa saja membunuhnya, tapi ia tidak melakukannya. Ada sesuatu di matanya, keraguan yang tidak bisa ia sembunyikan.
"Kenapa kau berkhianat, Sora?" bisik Kaelen. "Kenapa kau meninggalkanku?"
Sora menatapnya dengan pandangan dingin. "Aku menemukan jalan yang lebih baik. Dan, aku akan kembali untuk menghabisimu."
Sebelum Kaelen bisa bereaksi, sebuah asap tebal memenuhi ruangan. Ketika asap itu hilang, Sora sudah tidak ada lagi. Kaelen berdiri sendirian, memegang Katana Jiwa, dan matanya memancarkan kesedihan. Ia telah menemukan Ryu Hoshi, tapi ia juga telah bertemu dengan masa lalunya. Misi ini tidak hanya tentang membunuh seorang kriminal, tapi juga tentang mencari tahu kebenaran di balik pengkhianatan Sora. Dan ia tahu, ini hanyalah awal.
Kaelen menghela napas panjang, asap pertempuran masih memenuhi udara di sekitarnya. Alarm terus meraung, menandakan bahwa waktu baginya sangat terbatas. Ia harus segera keluar dari gedung ini sebelum bala bantuan yang lebih besar tiba. Katana Jiwa ia genggam erat, siap untuk menghadapi siapapun yang menghalangi jalannya.
Dari arah lorong, terlihat puluhan sosok bersenjatakan senapan laser dan tongkat listrik berlarian menuju tempatnya. Mereka adalah garda depan Ryu Hoshi, para petarung jalanan yang diperkuat dengan implan siber mematikan. Kaelen menyeringai tipis. Ini akan menjadi jalan keluar yang cukup ramai.
Tanpa ragu, ia menerjang maju. Ayunan Katana Jiwa menciptakan jalur energi hijau yang menebas senjata dan melumpuhkan lawan dalam sekali tebasan. Gerakannya cepat dan mematikan, seperti tarian pedang di tengah badai petir. Setiap musuh yang mendekat, tumbang dengan luka sayatan bersih atau terkena ledakan energi pedangnya.
Namun, jumlah musuh terlalu banyak. Mereka datang bergelombang, mencoba mengepungnya dari segala arah. Kaelen menyadari bahwa ia tidak bisa terus bertarung seperti ini. Ia membutuhkan jalan keluar yang cepat. Pandangannya tertuju pada langit-langit ruangan yang tinggi. Beberapa lampu neon besar tergantung di sana, terhubung dengan kabel-kabel tebal. Sebuah ide muncul di benaknya.
Dengan cepat, ia menembakkan grappling hook ke salah satu struktur penyangga lampu. Kait baja itu mencengkeram erat, dan dalam sekejap, Kaelen terayun tinggi ke atas, menghindari serbuan para penjaga di bawahnya. Mereka hanya bisa menatap ke atas dengan bingung saat ia melayang di atas kepala mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Ardi Yesa
Wih Fress nih alurnya, jarang ngangkat teman cyberpunk gini, semangat Thor👏
2025-08-03
1
Alvin Mirza
pembawaan karakternya bagus
2025-08-04
0
muhamad andri
next
2025-08-04
0