APAKAH BISA DIPERCAYA?

...***...

Pangeran Jun Hie dan Pangeran Chaoxiang hampir memasuki wilayah bukit Mawar Berdarah, akan tetapi saat itu ada dua orang yang mencegat perjalanan mereka.

"Siapa kalian?."

"Kami utusan dari guru maharesi! Kalian dilarang masuk."

"Dilarang masuk?." Pangeran Jun Hie melirik ke arah adiknya. "Guru maharesi kalian yang menyuruh kami datang ke sini! Bagaimana mungkin dilarang masuk?!."

"Tenanglah kakak pertama." Pangeran Chaoxiang menahan kakaknya agar tidak menyerang dua orang itu. "Jangan terbawa amarah, aku kenal betul dengan pakaian murid maharesi bukit mawar berdarah."

Pangeran Jun Hie menatap adiknya, dan mengangguk tanda setuju.

"Sebaiknya kalian menyingkir, dan jangan membuat masalah dengan ku."

"Kau mau bertarung dengan kami?."

"Kalian bukanlah murid dari bukit mawar berdarah." Respon pangeran Chaoxiang. "Apa tujuan kalian mencegat aku di sini?."

Tidak ada tanggapan dari kedua orang asing itu, hanya saling bertatapan saja, dan memberikan kode.

Deg!.

Saat itu juga bermunculan panah yang sangat banyak. Pangeran Jun Hie dan Pangeran Chaoxiang berusaha menghindari tembakan anak panah. Tentunya dengan kekuatan tenaga dalam yang mereka miliki, mampu menghalau anak panah yang terus berdatangan ke arah mereka. Namun saat itu ada sebuah anak panah yang hampir saja menebus bahu kiri pangeran Chaoxiang.

Krak!.

Deg!.

Mereka semua terkejut ketika ada sebuah pagar gaib yang melindungi pangeran Chaoxiang dari serangan anak panah itu. Mata mereka semua tertuju pada sosok yang melompat dan mendekati mereka.

"Siapa kau?." Pangeran Jun Hie waspada. "Apakah kau? Yang telah melindungi adik saya?."

"Hormat hamba tuan pangeran jun hie." Ia memberi hormat. "Tidak ada waktu untuk menjelaskannya." Ia melirik ke arah dua orang pemuda yang tampak panik. "Anak panah yang dilepaskan itu sangat beracun." Hatinya terasa bergemuruh. "Jika terkena racun anak panah itu, maka tubuh tuan ku pangeran akan hancur perlahan-lahan." Ia genggam kuat tangannya seakan-akan hendak memukul orang di hadapannya. "Namun sebelum itu akan mengalami sakit yang berkepanjangan, terasa ingin bunuh diri."

Deg!.

Pangeran Jun Hie dan Pangeran Chaoxiang terkejut mendengar penjelasan itu.

"Kurang ajar!." Umpat pangeran Chaoxiang. "Berani sekali kalian melakukan pembunuhan terhadap kami?!."

Pemuda bertopeng itu mengerahkan tenaga dalamnya, ia merasakan adanya serangan anak panah yang tidak biasa.

Duar!.

Terdengar sebuah ledakan akibat tenaga dalam yang dilepaskan ke arah semak-semak oleh pemuda bertopeng itu.

"Eagkh!."

Terdengar suara teriakan yang sangat memilukan, sehingga membuat kedua pangeran Guo terkejut. Bukan hanya itu saja, pemuda bertopeng itu menghajar habis-habisan dua pemuda yang telah mencegat pangeran.

...***...

Kediaman Jendral Xiao Chen.

Seorang pelayan masuk bergegas ke kamar Jianhong, ia mendengarkan tawa dari dalam. Matanya menangkap Jianhong dan adiknya Junfeng sedang tertawa keras ketika bermain kartu?.

"Hormat saya tuan muda."

"Ada apa?." Jianhong menghentikan tawanya, namun matanya masih tertuju pada kartu yang hendak ia keluarkan. "Katakan!."

"Rencana tuan muda gagal." Ucapnya dengan perasaan takut. "Mereka tidak berhasil melakukan tugas yang telah tuan berikan." Lanjutnya. "Kedua pangeran dibantu seseorang."

"Apa?!."

Jianhong dan Junfeng bereaksi cepat, langsung meluapkan amarahnya. Jianhong mencengkram kuat leher pelayannya itu, sehingga membuatnya kesakitan.

"Katakan! Kenapa ada orang yang membantunya?!." Amarahnya semakin memuncak. "Siapa yang berani ikut campur dalam rencana ku?!."

"Maaf tuan muda." Ia berusaha menjelaskan, walaupun suaranya hampir terputus-putus karena menahan sakit. "Saya tidak mengetahuinya."

"Bagaimana kau tidak mengetahuinya?!." Amarah Jianhong semakin memuncak.

"Kakak! Tenanglah!." Junfeng memberikan peringatan. "Jika kakak membunuhnya? Bagaimana dia bisa menjelaskan situasi yang terjadi?."

Jianhong segera melepaskan cengkraman tangannya.

"Uhuk! Uhuk!." Pemuda pelayan itu terbatuk, menahan sakit di lehernya, dan hampir sesak nafas.

"Katakan! Kenapa bisa gagal?!." Suara Jianhong menggema di ruangan kamarnya.

"Awalnya berjalan lancar tuan muda." Jawabnya. "Tapi, ketika anak panah itu hendak menembus tubuh pangeran chaoxiang, ada seseorang yang menghalangi anak panah itu dengan kekuatannya."

"Apakah kau kenal dengan orang itu?!."

"Maaf tuan muda." Ia berlutut memberi hormat. "Ia mengenakan topeng penutup wajah, sehingga saya tidak bisa mengenalinya."

Duakh!.

"Kegh!."

Pelayan tersebut malah menerima sebuah tendangan yang sangat keras dari Jianhong.

"Tidak berguna!."

Jianhong yang terbawa amarah langsung memukuli pemuda itu. Sedangkan Junfeng hanya diam saja, namun pikirannya sedang dipenuhi gejolak yang tidak biasa.

"Gagal?." Pikirannya berkata demikian. "Kenapa bisa gagal? Bajingan mana yang mencoba jadi pahlawan kesiangan?." Hatinya dipenuhi oleh amarah yang tida biasa.

...***...

Perbatasan bukit Mawar Berdarah.

"Tugas hamba telah selesai." Ia memberi hormat. "Silahkan tuan ku pangeran berdua memasuki padepokan."

"Tunggu!."

Pangeran Chaoxiang mencoba menahan pemuda itu.

"Aku-." Ucapnya dengan ragu. "Saya belum berbicara apapun, kenapa kau terburu-buru pergi begitu saja?."

"Adik!." Pangeran Jun Hie heran.

"Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau mengetahui?." Tatapan mata pangeran Chaoxiang begitu curiga. "Jika anak panah itu beracun? Dan akan membahayakan keselamatan saya?."

Belum ada tanggapan dari pemuda bertopeng itu.

"Katakan! Apakah kau mengetahui sesuatu?!." Suara pangeran Chaoxiang terdengar tinggi.

Pemuda bertopeng itu membalikkan badannya, memberi hormat.

"Hamba mendapatkan sebuah ramalan bintang buruk." Jawabnya. "Bahwa ada orang yang ingin mencelakai tuan ku pangeran chaoxiang."

Deg!.

"Kau mengetahui siapa yang berniat jahat pada saya?!."

"Hamba mengetahuinya."

"Siapa? Katakan!."

"Hanya saja hamba belum punya bukti yang kuat." Hatinya terasa sakit. "Jika memang mereka yang ingin mencelakai tuan ku pangeran chaoxiang."

"Mereka? Mereka siapa?!."

"Katakan!."

"Kediaman jendral xiao chen tao."

Deg!.

Pangeran Jun Hie dan Pangeran Chaoxiang terkejut mendengar ucapan itu.

"Lancang!." Pangeran Jun Hie tampak marah, spontan mengeluarkan pedang dari sarungnya. "Beraninya kau menuduh mereka berbuat jahat pada kami?!."

"Kalau kau bosan hidup? Maka akan aku kabulkan." Pangeran Chaoxiang mengeluarkan cambuk Api Naga Merah, amarahnya keluar begitu saja.

"Tuan ku pangeran chaoxiang." Pemuda bertopeng itu memberi hormat. "Pelajarilah jurus seruling pemecah gelombang." Lanjutnya. "Harap berhati-hati setelah ini."

Deg!.

"Hei!." Pangeran Chaoxiang hendak mengejar, tapi ditahan oleh Pangeran Jun Hie.

"Kak, dia-."

"Tenanglah." Balasnya cepat. "Nanti kita selidiki masalah ini."

"Tapi? Kita tidak memiliki masalah apapun dengan mereka." Ucapnya kesal. "Bahkan dengan tuan muda ketiga jendral, yang terkenal binalnya itu pun? Kita tidak memiliki masalah apapun kak!."

"Chaoxiang! Tenanglah!."

"Kak? Kau mau mendengarkan ucapan orang asing itu?!."

"Chaoxiang!."

Deg!.

Kali ini suaranya lebih keras dari yang sebelumnya.

"Nanti kita tanyakan pada guru maharesi, apakah benar adanya? Jurus seruling pemecah gelombang?." Ucapnya dengan serius. "Kenapa dia menyuruh kau mempelajari jurus itu?!."

"Baiklah kak." Pangeran Chaoxiang memberi hormat.

"Kalau begitu, mari kita masuk."

"Mari kak."

Setelah itu keduanya masuk ke padepokan Mawar Berdarah. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Simak dengan kisah kisah selanjutnya.

...***...

Terpopuler

Comments

Sarah Q. M

Sarah Q. M

Yeuhhh ente yang maksa minta dikasih tau ... tapi malah ente yang marah pas udah tau. Maunya gimana sih?~😌

Dasar impulsif /Smug/

2025-08-09

1

Sarah Q. M

Sarah Q. M

Thorr, gak bisa kasih narasi penjelasan lebih apa? otakku masih loading mencoba menangkap cerita hanya dari dialog.

2025-08-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!