Kakakmu mengerikan.

"Aaa....," pekik Mahira saat ia berbalik badan setelah selesai mengisi bathtub dengan air. Ia menutup kedua matanya dengan telapak tangannya karena tiba-tiba Arsa yang hanya mengenakan boxer masuk ke dalam kamar mandi.

"Apakah hobi mu berteriak?," tanya Arsa menyunggingkan senyumannya melihat ketakutan Mahira.

"Tuan, pakai kembali pakaianmu!," jawab Mahira yang masih menutup kedua matanya dengan telapak tangannya.

"Kalau aku tidak mau?," tantang Arsa. Sepertinya ia mempunyai mainan baru sekarang, menggoda perempuan seperti Mahira cukup menyenangkan baginya.

"Tuan jangan bercanda," jawab Mahira. Ini adalah pertama kalinya ia berada dalam satu ruangan dengan seorang pria.

"Kamu mau kita bercanda disini?," tanya Arsa merengkuh pinggang Mahira. Entahlah, kenapa ia bisa seagresif ini pada Mahira. Aroma tubuh Mahira membuatnya benar-benar menggila. Ia menghirup dalam-dalam aroma tubuh Mahira yang membuatnya tenang.

Mahira melebarkan kedua matanya karena tiba-tiba saja atasannya ini memeluknya. Ia segara menginjak kaki Arsa lalu melayangkan tamparan pada pria itu. Ia tidak terima atasannya melecehkannya seperti ini.

"Jaga batasan anda Tuan," ucap Mahira dengan kedua mata berkaca-kaca. Nafasnya terlihat naik turun menahan rasa sesak di dadanya.

Arsa mengusap pipinya, bekas tamparan dari Mahira. Entah kenapa ia tidak marah sama sekali pada perempuan ini. Ia tersenyum kecil lalu menatap tajam Mahira."Kaulah perempuan pertama yang menampar ku. Dan akan aku pastikan kau tidak akan bisa keluar dari tempat ini. Sekarang keluarlah!," ujar Arsa dengan tatapan tajamnya.

Mahira menelan salivanya dengan kasar, tubuhnya bergetar hebat dan ketakutan saat sadar telah menampar Arsa. Ia segara keluar dari kamar mandi tanpa menoleh sedikitpun pada Arsa.

Mahira gadis yang memiliki nama lengkap Mahira Salim merupakan seorang gadis yatim piatu yang bergelar Dokter. Ia dibuang oleh keluarganya setelah sang Ayah meninggal dunia dan yang lebih parahnya saudara tirinya mem-blacklist nya di rumah sakit mana pun. Dan akhirnya ia menghubungi saudara sepupu Ayahnya yang bekerja di kediaman Iskandar untuk menumpang tinggal. Dan jadilah ia bekerja di rumah besar Iskandar dan akhirnya di rekrut ke sini.

"Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan?," gumam Mahira menatap telapak tangannya yang tadi menampar pipi Arsa. Kalau Arsa memecatnya lalu ia akan tinggal di mana setelah ini?. Ia tidak memiliki keluarga selain Bibinya yang bekerja di kediaman Iskandar.

Sementara itu di kamar mandi Arsa memejamkan kedua mata sembari berendam di bathtub. Ia membayangkan wajah Mahira yang mengganggu pikirannya sejak semalam. Dan tadi ia memeluknya dan merasakan hangat tubuhnya. Rasanya ia ingin kembali memeluk Mahira dan menghirup aroma tubuhnya yang membuatnya candu.

***

"Siapa kamu?," Devano menatap Mahira dari atas hingga bawah saat akan memasuki kamar Arsa. Memang kamar yang ditempati Arsa berasa di lantai tiga Markas dan hanya dia saja yang diizinkan Arsa untuk menginjakkan kaki di lantai tiga ini.

Mahira yang akan keluar dari kamar Arsa berpapasan dengan Devano yang akan memasuki kamar Arsa."Saya pelayan baru disini," jawab Mahira terbata.

Devano mengerutkan keningnya. Sejak kapan Arsa mempekerjakan pelayan disini, perempuan lagi. Dan yang mengejutkannya Arsa membiarkan perempuan ini memasuki area pribadinya.

Devano menyipitkan kedua matanya menatap perempuan yang berpakaian tertutup itu dengan penuh selidik."Pelayan?, kau yakin?," tanya Devano.

"Apa maksudmu?," jawab Mahira.

"Maksudku--

"Devano... Ada apa?," tanya Arsa yang baru saja keluar dari kamar mandi mengenakan handuk yang ia lilitkan di pinggang.

"Kak... aku-- Devano tidak melanjutkan ucapannya saat melihat Mahira bergegas keluar dari kamar Arsa. Ia menatap Mahira hingga hilang dari balik pintu kamar.

"Devano," ujar Arsa kini menatap pria yang sudah ia anggap adik itu dengan tajam.

Devano tersentak kaget lalu kembali menatap pada Arsa." Di luar markas ada orang-orang Dark light. Jumlahnya cukup banyak Kak, sepertinya mereka balas dendam," jawab Devano.

"Lalu kenapa kau ke sini?," tanya Arsa membuka lemari pakaiannya mengambil bajunya dengan asal lalu memakainya. Dan setelah ia selesai berpakaian ia memakai topengnya lalu membuka lemari yang berisi senjata api dan mengambilnya dengan asal.

"Aku hanya memberitahumu Kak, dibawah sudah Ibra dan juga Lucky," jawab Devano lalu segara keluar dari kamar setelah Arsa memberikan dua buah airsoftgun padanya.

Arsa memakai jubahnya, meski lengannya masih terasa sakit namun ia tetap ikut dalam penyerangan malam ini. Ia keluar dari kamarnya mendapati Mahira yang keluar dari kamarnya.

"Tetaplah di kamarmu dan jangan keluar sebelum aku memintamu keluar!," ucap Arsa tanpa menoleh pada Mahira. Ia terus berjalan menuruni anak tangga menuju lantai dasar.

Mahira mengerutkan keningnya melihat penampilan Arsa. Ia merasa tidak asing dengan penampilan Arsa, entahlah ia merasa pernah melihatnya. Ia kemudian kembali ke kamarnya sesuai perintah Arsa. Tadi ia berniat memanggil Arsa untuk makan malam tapi pria itu malah pergi entah kemana.

***

Peperangan tidak dapat terelakkan, Dark light menuntut balas atas apa yang menimpa pimpinan nya kemarin malam yang hampir saja tewas. Dan juga meminta kalau anak buahnya yang ditawan oleh Arsa agar dibebaskan.

Namun Dark light kalah jumlah dari Black Serpent, anggota mereka sudah banyak tewas kemarin malam. Arsa yang baru saja bergabung tersenyum puas karena anak buahnya hampir berhasil melumpuhkan anggota Dark light.

"Kau pimpinan Black Serpent?. Aku datang untuk menuntut balas atas apa yang kau lakukan pada pimpinan kami," ucap salah satu dari anggota Dark light berdiri dengan pongahnya tidak jauh dari Arsa. Ia mengacungkan samurai panjang pada Arsa.

"Aku akan membawa kepalamu untuk pimpinan kami," tambahnya lagi berlari menghampiri Arsa dengan samurai panjang di tangannya.

Arsa hanya diam ditempat menunggu serangan dari pria itu. Ia menggeleng pelan dan saat pria itu hampir sampai di dekatnya ia langsung menendang tangan pria itu hingga samurai yang ada ditangannya jatuh ke tanah. Arsa langsung menodongkan senjata apinya lalu tanpa banyak bicara ia langsung melepaskan tembakannya tepat di kepala pria itu.

Dor

Pria itu langsung meregang nyawa di tangan Arsa. Kemudian ia menembaki para musuhnya yang tengah menyerang Ibra.

"Habisi saja mereka yang masih hidup dan seperti biasa, jual organ mereka ke pasar gelap," ujar Arsa pada anak buahnya saat anggota Dark light tersisa beberapa saja.

"Wah...ini benar benar olahraga malam yang menyenangkan Kak, serahkan padaku untuk mengeksekusinya. Tidak perlu dihabisi dulu, sepertinya akan lebih seru lagi jika mereka masih hidup," ucap Lucky dengan senyuman iblisnya.

"Dasar psikopat gila," kekeh Ibra.

"Silahkan," jawab Arsa. Tubuhnya benar benar lelah sekali jika tidak ia akan ikut bersama Lucky. Ia kembali berjalan masuk kedalam markas. Ia membuka topengnya lalu menyimpannya disukai jubahnya.

Sementara itu di sebuah tempat Queen tengah berada di rumah sahabatnya. Ia benar benar galau karena rencananya gagal.

"Lalu apa lagi rencanamu Queen. Kamu akan tetap menikah dengan Daren," tanya Diva.

"Entahlah. Sepertinya dia memang tidak memiliki perasaan padaku. Buktinya dia tidak menemui ku dan menanyakan kebenarannya. Kakakku pasti sudah bercerita padanya Diva," jawab Queen.

"Kenapa kamu tidak mencoba mengatakan perasaanmu pada nya. Dari pada seperti ini, jangan sampai Daren benar-benar suka padamu," ucap Diva.

"Tidak akan," jawab Queen.

"Aku takut dia menolak ku Diva," sambung Queen lagi.

"Kamu belum mencobanya bagaimana bisa kamu menyimpulkannya seperti itu," ucap Diva.

"Aku yakin Kakak mu tidak akan setuju kalau kamu sama Daren menikah," sambung Diva.

"Eh kok kamu tahu. Jangan-jangan diam diam kamu suka sama Kak Arsa ya," goda Queen.

"Mana ada," elak Diva.

"Ayo dong mengaku, kalau iya juga tidak apa-apa. Kakak ku masih jomblo akut," ucap Queen.

"Tidak. Kakakmu itu sangat mengerikan," jawab Diva bergidik geli ngeri.

...****************...

.

Episodes
1 Pertemuan
2 Kembali bertemu
3 Menarik
4 Kakakmu mengerikan.
5 Maukah kamu jadi istriku
6 Dasar pemaksa
7 Mulai menyelidiki
8 Pengkhianatan.
9 Bucin boleh, bodoh jangan.
10 Kembali kabur
11 Menikah
12 Gagal
13 Hukuman
14 hukuman 2
15 Pengusiran
16 pengusiran 2
17 Merasa tidak asing
18 Tidak akan membiarkan pergi
19 Hukuman lagi
20 Dasar maniak
21 Tidak bisa menolak
22 Penolakan Arsa
23 Ancaman Arsa( revisi)
24 Makan siang
25 Anggap saja kita bulan madu
26 Kekesalan Zaki
27 Gagal menghasut
28 Dinner
29 Pengkhianat
30 Kegalauan Mahira
31 Pesta ulang tahun perusahaan
32 Terbongkar
33 Terciduk
34 Rencana licik Arsa
35 Amukan bumil
36 Modus Arsa
37 Sebuah kebenaran
38 Kamu bikin candu
39 Perayaan pernikahan.
40 Pelakunya
41 Koma
42 Skenario Devano
43 Tuduhan Resta
44 Perkara bubur ketan hitam
45 Pergi
46 Bertemu kembali
47 Hukuman untuk Mahira
48 Shoping
49 Perhatian Arsa
50 Mulai terungkap
51 Jelous
52 Perkara panggilan
53 Sisi Kejam Arsa
54 Pulang
55 Pembalasan
56 Bagaimana perasaanmu padaku?
57 Arsa menghilang
58 Mimpi buruk
59 Koma
60 Kamu tidak selemah ini , Mas.
61 Siuman
62 Kedatangan Wilona
63 Kucing Air
64 Kejutan
65 Mulai posesif
66 Sah
67 Biang masalah
68 Rencana Lucky
69 Penawaran
70 Tiba-tiba mual
71 Makan malam keluarga
72 Kembali pulang
73 Rencana yang gagal
74 Pelakunya
75 Balasan Arsa
76 Bikin repot saja
77 Monica
78 Kecurigaan Lucky pada Monica
79 Pengkhianat
80 Pengkhianat 2
81 Balas dendam.
82 Balasan untuk Monica
83 Hukuman Monica
84 Taruhan (part Ibra)
85 Pria aneh
86 Menyebalkan
87 Keterkejutan Dominic
88 Baby Arash dan Ariz
89 Rencana Dominic
90 Pertemuan Dominic dan Alvian
91 Bar bar
92 Pertempuran
93 Ketakutan Mahira
94 End
95 Extra part 1
96 extra part 2
97 Extra part 3
98 Extra part 4
99 Extra part 5
100 Extra part 6
101 Extra part 7
102 pengumuman
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Pertemuan
2
Kembali bertemu
3
Menarik
4
Kakakmu mengerikan.
5
Maukah kamu jadi istriku
6
Dasar pemaksa
7
Mulai menyelidiki
8
Pengkhianatan.
9
Bucin boleh, bodoh jangan.
10
Kembali kabur
11
Menikah
12
Gagal
13
Hukuman
14
hukuman 2
15
Pengusiran
16
pengusiran 2
17
Merasa tidak asing
18
Tidak akan membiarkan pergi
19
Hukuman lagi
20
Dasar maniak
21
Tidak bisa menolak
22
Penolakan Arsa
23
Ancaman Arsa( revisi)
24
Makan siang
25
Anggap saja kita bulan madu
26
Kekesalan Zaki
27
Gagal menghasut
28
Dinner
29
Pengkhianat
30
Kegalauan Mahira
31
Pesta ulang tahun perusahaan
32
Terbongkar
33
Terciduk
34
Rencana licik Arsa
35
Amukan bumil
36
Modus Arsa
37
Sebuah kebenaran
38
Kamu bikin candu
39
Perayaan pernikahan.
40
Pelakunya
41
Koma
42
Skenario Devano
43
Tuduhan Resta
44
Perkara bubur ketan hitam
45
Pergi
46
Bertemu kembali
47
Hukuman untuk Mahira
48
Shoping
49
Perhatian Arsa
50
Mulai terungkap
51
Jelous
52
Perkara panggilan
53
Sisi Kejam Arsa
54
Pulang
55
Pembalasan
56
Bagaimana perasaanmu padaku?
57
Arsa menghilang
58
Mimpi buruk
59
Koma
60
Kamu tidak selemah ini , Mas.
61
Siuman
62
Kedatangan Wilona
63
Kucing Air
64
Kejutan
65
Mulai posesif
66
Sah
67
Biang masalah
68
Rencana Lucky
69
Penawaran
70
Tiba-tiba mual
71
Makan malam keluarga
72
Kembali pulang
73
Rencana yang gagal
74
Pelakunya
75
Balasan Arsa
76
Bikin repot saja
77
Monica
78
Kecurigaan Lucky pada Monica
79
Pengkhianat
80
Pengkhianat 2
81
Balas dendam.
82
Balasan untuk Monica
83
Hukuman Monica
84
Taruhan (part Ibra)
85
Pria aneh
86
Menyebalkan
87
Keterkejutan Dominic
88
Baby Arash dan Ariz
89
Rencana Dominic
90
Pertemuan Dominic dan Alvian
91
Bar bar
92
Pertempuran
93
Ketakutan Mahira
94
End
95
Extra part 1
96
extra part 2
97
Extra part 3
98
Extra part 4
99
Extra part 5
100
Extra part 6
101
Extra part 7
102
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!