Mengantarkan Kay Sekolah

Kevin mengerjapkan matanya perlahan. Seperti biasa. Dia segera bangkit dari tempat tidur, melemaskan ototnya sebentar lalu meraih handuknya dan bergegas pergi ke kamar mandi.

Sementara itu.

Kay menatap wajah ibunya dengan penuh minat, hatinya membuncah saat menyadari bahwa dirinya tengah berada didalam pelukan wanita yang sudah melahirkannya.

Tangan kecil itu ia arahkan pada pipi sang ibu. Mengelusnya dengan pelan hingga akhirnya wanita itu merasa terganggu dan terbangun.

"Enggh." Alexa mulai menggeliat dan Kay segera menutup matanya. Dia takut kena marah ibunya karena sudah mengganggu tidur wanita itu.

Perlahan mata indah itu terbuka. Matanya melirik ke arah samping, hampir saja dia berteriak namun dirinya langsung ingat, anak didepannya ini adalah anaknya Alexa dan kebetulan dia hidup sebagai wanita itu. Bisa dikatakan dia sekarang adalah ibunya.

Astaga, bahkan dia belum pernah merasakan sebuah pernikahan, sekarang dia malah sudah memiliki anak sekaligus suami.

Entah ini kutukan atau berkah.

"Kay, bangun." dengan kaku dia menggoyangkan tubuh kecil itu hingga perlahan mata Kay terbuka.

"Ibu." panggil anak itu sembari menggosok-gosok matanya. Alexa segera menahannya. "Jangan menggosok matamu, nanti merah."

Kay tersenyum manis, dia mengangguk menuruti perintah ibunya. Hati Alexa menghangat, dia tanpa sadar meraih tubuh kecil itu dan memeluknya dengan erat.

Tapi.

Bruk...

Tubuhnya tiba-tiba terdorong kebelakang. Pelakunya adalah Kevin. Entah bagaimana awalnya, tapi pria itu tiba-tiba masuk dan mendorong tubuhnya dengan keras.

Apa pria itu tidak bisa lembut dengannya, dia masih wanita loh.

"Apa yang kau lakukan pada anakku hah!" geram pria itu sembari memeriksa seluruh tubuh anaknya.

"Ayah, ibu tidak menyakitiku." Kay berusaha untuk meredakan emosi ayahnya, dia takut ayahnya kembali menyakiti ibunya.

"Diam Kay, ayah tidak akan membiarkan wanita itu menyakitimu lagi. Dan kau Alexa, berhenti berpura-pura baik, dan ingat ini, aku tidak akan pernah menerima keberadaan mu disini." ucap pria itu tegas.

Alexa tertegun. Dia benar-benar tidak menyangka mendapatkan perlakuan kasar dari pria yang katanya suaminya. Dan apa katanya tadi, tidak menerimanya disini, haruskah dia pergi.

"Tidak, aku tidak mau ibu pergi." rengek Kay yang sudah menangis tersedu-sedu, membuat Kevin terdiam, dia memandang anaknya yang berusaha untuk turun dari gendongannya.

Karena Kay terlalu banyak bergerak membuatnya hampir jatuh keatas lantai, dengan terpaksa Kevin melepaskan anak itu.

Yang tidak terduga adalah, Kay yang meminta gedong pada Alexa yang masih diam diatas ranjang. Tatapan wanita itu kosong, tapi tangannya tetap menerima tubuh kecil Kay dan memeluknya dengan erat.

Sekarang gantian Kevin yang tertegun. Melihat penerimaan wanita itu kepada anaknya. Dia masih ingat dulu, perlakuan Alexa pada Kay sangat keterlaluan.

Wanita itu bahkan dengan tega membiarkan Kay yang saat itu masih bayi menangis hingga wajahnya memerah karena menahan lapar. Alexa menolak untuk menyusui anaknya itu, alasannya takut dan dengan terang-terangan menolak kehadiran bayi tanpa dosa itu.

Kedua, Alexa tidak pernah menggendong Kay, bahkan dia tahu anaknya itu sering sekali berusaha mengambil perhatian ibunya, tapi sayang, Alexa tidak pernah melihatnya, wanita itu sibuk dengan dunianya sendiri.

Dan ada satu kejadian yang membuat kesabaran Kevin habis, selama ini Kevin membiarkan perilaku buruk istrinya, yang penting Kay tidak dalam bahaya. Sayangnya dia tidak bisa diam begitu saja. Semakin dibiarkan, kelakuan wanita itu semakin menjadi-jadi.

Pembantunya, sering mengadu kepadanya, bahwa Alexa kerap mendorong tubuh Kay dengan sengaja karena anak itu sedang mengganggu pekerjanya.

Dan yang terakhir, dia tidak bisa mentolerir istrinya lagi karena wanita itu dengan sengaja mengunci Kay didalam kamar mandi selama lima jam. Bayangkan, anak umur tiga tahun kedinginan didalam kamar mandi, wajahnya sudah pucat karena terlalu lama menangis, sedangkan ibunya sendiri sibuk jalan dengan teman-teman sosialitanya.

Sejak itu, Kevin memutuskan untuk pisah kamar dengan Alexa bahkan sempat ingin menceraikan wanita itu. Tapi anaknya menolak untuk berpisah dengan ibunya.

Kay sangat menyayangi ibunya, entah apapun yang dilakukan Alexa meskipun menyakitinya, tapi dia tetap sayang.

"Kay, ayo ikut ayah, Kay harus sekolah." Kevin berusaha membujuk anaknya yang semakin membenamkan wajahnya di dada Alexa.

Alexa tersentak saat dadanya tiba-tiba basah. Ternyata Kay sedang menangis di pelukannya.

"Kay, kenapa menangis." dengan kaku dia mengelus punggung kecil itu. Semuanya tidak luput dari perhatian Kevin, dia masih tidak percaya dengan istrinya.

Kay mendongakkan kepalanya, wajahnya terlihat sembab bahkan air matanya masih mengalir di pipinya. "Kenapa menangis?" tanya Alexa lembut, bahkan dia mengelap air mata anak itu dengan tangannya.

Kay merasa sangat senang karena ibunya mau menyentuhnya. "Ibu, Kay mau diantar sekolah sama ibu."

Deg..

Tangan Alexa berhenti bergerak. Matanya melirik ke arah Kevin dengan perasaan takut. Sepertinya pria itu tidak suka jika Kay berdekatan dengannya.

"Dengan ayah saja ya." Alexa berusaha membujuk anak itu, tapi yang terjadi malah tangis Kay yang semakin keras.

"Hueee, aku mau diantar ibu, teman-temanku selalu mengejekku karena tidak pernah dijemput ibu, mereka bilang Kay tidak punya ibu, uhukkk." Alexa langsung mengelus dada anaknya yang tersedak karena terlalu keras menangis. Hatinya teriris mendengar ucapan anak itu. Sepertinya Kay selalu dibully teman-temannya karena tidak pernah membawa ibunya.

Dia merutuki kelakuan Alexa yang asli. Bisa-bisanya tidak pernah mengantarkan anaknya ini sekolah.

Kevin kembali sedih, dia menatap anaknya dengan tatapan sendu, selama ini dia selalu berusaha memberikan apa yang terbaik untuk Kay, karena terlalu sibuk, dirinya tidak tahu jika selama ini Kay selalu mendapatkan hinaan dari teman-temannya.

Dan dia tidak menyangka anaknya itu menyimpan masalahnya sendiri. Dia merasa gagal menjadi orangtua.

"Sst.. Berhenti menangis Kay, baiklah ibu akan mengantarmu hari ini, jika ayah memperbolehkannya." ucap Alexa dengan ragu. Matanya melirik ke arah Kevin yang masih diam terpaku didepan mereka.

Kay langsung berhenti menangis, dia menyeka air matanya dengan tangan. "Ibu janji." anak itu mengulurkan jari kelingkingnya didepan Alexa. Ada setitik harapan untuk mewujudkan impiannya.

"Ibu janji." Alexa langsung menautkan kelingkingnya pada anak itu. Senyum Kay langsung merekah, tidak ada hari yang paling membahagiakan selain hari ini.

Melihat pemandangan didepannya, bibir Kevin tidak sengaja naik. Dia senang melihat senyum lebar putranya, tapi ada rasa was-was saat menatap ke arah Alexa.

Entah apa yang direncanakan wanita itu. Dia harus tetap waspada.

....

Kay dengan semangat turun dari mobil dan Alexa langsung memekik panik. "Kay pelan, bagaimana jika jatuh."

Kay tersenyum manis kemudian meraih tangan ibunya, kemudian dia raih tangan ayahnya.

Ketiganya langsung berjalan masuk dengan posisi Kay ditengah-tengah mereka dengan tangan yang saling bertautan.

Akhirnya, cita-cita Kay terwujud juga. Berangkat sekolah dengan menggandeng tangan orangtuanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!