Bab 4

♡♡♡
♡♡
.
.
Hari-hari berlalu, tapi kejadian di ruang BK itu masih membekas di kepala Arshila.
Revan
Cowok asing yang muncul tiba-tiba. Membentak, tapi juga minta maaf
Dingin, tapi tetap ngotot cari tahu soal dia
Ada sesuatu dari Revan yang nggak bisa ia jelaskan.
Tatapannya tajam, tapi nggak menghakimi
Suaranya tegas, tapi nggak menusuk.
Dan yang paling bikin bingung...
...kenapa cowok itu repot-repot balik lagi?
Shila sudah lama belajar: orang yang terlalu peduli biasanya hanya mampir sebentar. Lalu pergi tanpa pamit.
Jadi ketika Revan mulai muncul lagi—kadang di taman belakang, kadang duduk di mobil hitam di depan gerbang sekolah—Shila mulai merasa resah
Takut
Tapi juga penasaran
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
Kenapa lo suka duduk sendirian di taman belakang?
Revan bertanya suatu sore, saat Arshila sedang membaca buku sendirian.
Arshila Ayara Putri
Arshila Ayara Putri
Karena nggak ada yang mau duduk di sini,
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
Kata siapa?
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
Nyatanya gue disini
Shila menoleh cepat
Menatap Revan seolah cowok itu baru aja bilang hal paling absurd di dunia.
Arshila Ayara Putri
Arshila Ayara Putri
Kenapa lo baik banget?
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
Gue nggak baik. Gue cuma… penasaran.
Shila menatap tanah
Matanya mulai berkaca
Kalimat sesederhana itu bisa membuat tembok pertahanannya retak
Revan melihat itu
Tapi dia nggak bilang apa-apa.
Dia tahu, beberapa luka nggak bisa disembuhkan dengan nasihat
Cukup dengan duduk di sebelahnya… tanpa menghakimi
Mereka diam cukup lama
Tapi itu bukan keheningan yang canggung
Justru terasa damai
Seperti ada ruang aman yang tercipta tiba-tiba
***
Hari-hari selanjutnya, Revan datang makin sering
Kadang dengan dua cup teh hangat
kadang dengan camilan kecil
Kadang hanya dengan diam, duduk di bangku taman yang sama
Dan Arshila mulai membuka sedikit pintu kecil dalam dirinya
Arshila Ayara Putri
Arshila Ayara Putri
Dulu rumah gue rame
Arshila Ayara Putri
Arshila Ayara Putri
Tapi bukan yang bikin hangat.
Arshila Ayara Putri
Arshila Ayara Putri
Rame karena teriakan, lemparan barang, tangis mama, bentakan papa…
Revan mendengarkan pelan-pelan
Arshila Ayara Putri
Arshila Ayara Putri
Gue masih kecil waktu itu
Arshila Ayara Putri
Arshila Ayara Putri
Tapi suara bentakannya kayak ngendap di kepala
Arshila Ayara Putri
Arshila Ayara Putri
Sekali dengar suara keras, gue langsung... rusak
Dia nggak nangis
tapi nadanya sedikit bergetar
Revan menggenggam cup teh yang mulai dingin
Dia nggak tau harus ngomong apa
Jadi dia hanya mengangguk
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
Kalau gue...
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
Dituntut untuk sempurna dari kecil
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
Anak cowok satu-satunya
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
Nggak boleh salah
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
Harus kuat
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
dan harus jadi penerus
Arshila menoleh
Itu pertama kalinya Revan cerita soal dirinya
Arshila Ayara Putri
Arshila Ayara Putri
Tapi kok lo keliatan kuat?
Revan Mahardika Azzura
Revan Mahardika Azzura
Karena gue belajar pura-pura
Hari itu, senja turun cepat
Langit berubah abu-abu, angin mulai dingin
Tapi mereka tetap duduk di sana
Tanpa banyak kata
Hanya kehadiran yang terasa
Di dalam hati mereka masing-masing, ada suara kecil yang belum mereka akui:
"Jangan-jangan... kita bisa saling sembuhin."
Tapi luka yang dalam nggak sembuh hanya dengan satu pelukan atau teh hangat.
Luka itu butuh waktu
Dan waktu, kadang tak selamanya berpihak
♡♡♡
♡♡
.
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!