Forbidden Bloom --KookV--
Bab 2: Sebuah Undangan yang Tak Bisa Ditolak
Sejak pertemuan singkat itu, Kim Taehyung mulai menyadari ada yang berbeda
Beberapa kali ia merasa pandangan CEO Jeon Jungkook mengikutinya di lorong atau di kafetaria, meski setiap kali Taehyung berbalik, Jungkook sudah menghadap ke arah lain atau berpura-pura sibuk dengan ponselnya
Hal itu membuatnya sedikit canggung, namun juga... penasaran
Jeon Jungkook adalah sosok yang begitu jauh, begitu berkuasa, sehingga perhatian sekecil apa pun darinya terasa tak biasa
Siang itu, Taehyung sedang sibuk meninjau draf kampanye pemasaran terbaru di mejanya saat ponsel kantornya bergetar
Sebuah notifikasi pesan masuk
💬 Jeon Jungkook: "Taehyung, ini Jeon Jungkook. Bisakah kau datang ke ruanganku pukul 3 sore ini? Ada beberapa hal lagi yang ingin saya diskusikan mengenai proyek Namsan"
Taehyung mengerutkan kening
Ia sudah menyerahkan semua preview dan revisi yang diminta minggu lalu
Jantungnya berdebar sedikit lebih cepat. Ia mengetik balasan singkat
💬Kim Taehyung: "Baik, Tuan Jeon. Tentu. Saya akan datang pukul 3 sore"
Pukul tiga kurang lima menit, dengan gugup Taehyung mengetuk pintu kantor utama
Suara Jungkook terdengar datar dari dalam
Taehyung membuka pintu dan melangkah masuk
Jungkook sudah duduk di kursinya, membaca sesuatu di tabletnya
Ia mengenakan kemeja biru gelap yang membuat kulitnya tampak lebih pucat, namun tetap mengesankan
Aura dominannya mengisi seluruh ruangan
Kim Taehyung
Selamat sore, Tuan Jeon,
Sapa Taehyung, suaranya sedikit gemetar
Ia membawa tas laptopnya, berpikir mungkin ada beberapa data yang perlu ia tunjukkan
Jungkook mengangkat pandangannya, menunjuk kursi di depan mejanya
Taehyung duduk, berusaha terlihat tenang
Kim Taehyung
Ada yang bisa saya bantu, Tuan? Apakah ada revisi lagi untuk proyek Namsan?
Ia mengeluarkan tabletnya
Jungkook menggeleng pelan
Jeon Jungkook
Tidak perlu sekarang
Ia meletakkan tabletnya di meja
Jeon Jungkook
Aku ingin bertanya tentang sesuatu yang lain
Kim Taehyung
Ada apa, Tuan?
Jungkook bangkit dari kursinya, melangkah perlahan ke arah jendela besar yang membingkai pemandangan kota Seoul yang ramai
Punggungnya menghadap Taehyung
Jeon Jungkook
Aku dengar kau punya bakat lebih dari sekadar desain interior
Jeon Jungkook
Kau juga ahli dalam seni, bukan? Galeri, lukisan, patung... hal-hal semacam itu
Informasi ini tidak pernah tertera di CV atau data karyawan
Ia memang mengambil jurusan Seni Murni di universitas, dan seni adalah passion terbesarnya, tapi ia tak pernah mengumbarnya di kantor
Kim Taehyung
Uhm, saya memang belajar seni, Tuan. Tapi saya tidak menganggap diri saya ahli
Jungkook berbalik, menatap Taehyung lekat-lekat
Jeon Jungkook
Aku ingin kau mendesain sebuah galeri seni pribadi untukku
Jeon Jungkook
Di salah satu propertiku di pinggir kota
Ia berhenti, mengamati reaksi Taehyung
Jeon Jungkook
Kau tertarik?
Sebuah galeri seni pribadi? Dari Jeon Jungkook? Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup bagi seorang seniman
Kim Taehyung
Galeri seni pribadi?
Kim Taehyung
Tapi... bukankah itu di luar lingkup pekerjaan divisi desain interior, Tuan?
Jeon Jungkook
Aku tidak bertanya lingkup pekerjaan,
Jeon Jungkook
Aku bertanya apakah kau tertarik
Jeon Jungkook
Ini akan menjadi proyek personal, tentu saja akan ada kompensasi yang layak di luar gajimu
Jantungnya berdebar kencang
Ia tahu ini adalah tawaran yang tak bisa ditolak, sebuah impian yang tak pernah ia bayangkan akan terwujud
Kim Taehyung
Saya... saya sangat tertarik, Tuan Jeon
Kim Taehyung
Itu akan menjadi sebuah kehormatan besar bagi saya
Senyum tipis, nyaris tak terlihat, terukir di bibir Jungkook
Ia melangkah lebih dekat, mengamati ekspresi terkejut namun antusias di wajah Taehyung
Jeon Jungkook
Mulai besok, kau tidak perlu datang ke kantormu di Jeon Group
Kim Taehyung
Ma-maksud anda?
Jeon Jungkook
Aku akan mengatur seseorang untuk menjemputmu setiap pagi. Kau akan langsung datang ke properti itu,
Jeon Jungkook
Kita akan bekerja lebih dekat. Bagaimana menurutmu?
Wajah Taehyung merona samar
Bekerja lebih dekat dengan Jeon Jungkook?
CEO yang disegani itu? Ada perasaan aneh, campuran antara ketakutan dan kegembiraan, bergolak dalam dirinya
Kim Taehyung
Saya... saya setuju, Tuan Jeon
Kim Taehyung
Terima kasih banyak atas kesempatan ini
Jeon Jungkook
Sama-sama, Taehyung,
kata Jungkook, suaranya kini terdengar lebih lembut, nyaris seperti bisikan. Ia melihat ke arah Taehyung, yang berdiri kaku, bibirnya sedikit bergetar
Jeon Jungkook
Kalau begitu, kita akan bertemu besok
Taehyung membungkuk dalam, hampir terlalu dalam, sebelum buru-buru berbalik dan meninggalkan ruangan
Suara pintu tertutup menggema di keheningan
Jungkook kembali ke mejanya, namun kini ia tidak lagi fokus pada angka-angka di tabletnya
Pikirannya dipenuhi gambaran Taehyung, mata terkejutnya yang indah, dan janji akan kebersamaan yang lebih dekat
Benih itu, yang sudah berakar, kini mulai menembus permukaan, siap untuk tumbuh dan menjalin ikatan yang tak terduga
Ini adalah awal dari sesuatu yang ia tahu, jauh di dalam lubuk hatinya, akan sangat rumit dan penuh rahasia
Comments