Bab 3. Bertemu dengan Orang Tua Ammar

Aisyah berjalan keluar dari kafe itu dengan tergesa. Tak mau lagi berhubungan dengan pria itu. Rasa sakit hatinya begitu dalam. Dia berjalan sambil menunduk, menahan air mata agar tak tumpah.

Ammar yang tak terima dengan keputusan Aisyah yang meminta kembali uangnya, lalu mengejar wanita itu. Dia ingin meminta penjelasan lebih lanjut.

Tangan Aisyah di tahan oleh Ammar. Dia tak membiarkan wanita itu pergi lebih jauh. Membawanya menuju halaman parkir.

"Aisyah, apa maksudmu kalau aku harus mengembalikan uang lima puluh juta itu?" tanya Ammar.

"Aku rasa kau tak terlalu bodoh untuk memahami omonganku!" seru Aisyah.

Gadis itu memandangi Ammar dengan tatapan tajam. Rasa ingin menelannya hidup-hidup.

Aisyah menarik tangannya dari genggaman Ammar. "Aku ingin uang itu kembali, Tuan Ammar. Mulai detik ini aku dan kau tak memiliki hubungan apa pun lagi," kata Aisyah dengan suara yang tegas.

Ammar memandang Aisyah dengan tatapan yang penuh keheranan. "Apa yang terjadi denganmu, Aisyah? Aku tidak mengerti. Kau berubah. Selama ini kau tak pernah menyinggung mengenai uang. Aku tau kau marah karena aku putuskan, tapi aku tak mengira kau akan begini," kata Ammar dengan suara yang lembut agar Aisyah merasa bersalah dan tak lagi menagih uang tersebut.

"Apa ...? Aku atau kau yang telah berubah. Lagi pula, aku hanya minta uangku kembali," ucap Aisyah.

Ammar kembali tampak menarik rambutnya. Sepertinya sudah sangat frustasi.

"Aisyah, aku tak bisa mengembalikan itu. Gajiku tak cukup," ucap Ammar, akhirnya mengakui jika tak memiliki uang.

"Kalau begitu, jual mobil itu. Kau bisa langsung kembalikan uang ku!" seru Aisyah, tak juga kunjung berubah pikiran.

"Beri aku waktu. Aku pasti akan mengembalikan uangmu itu," ujar Ammar memohon. "Tapi, aku tak bisa jual mobil itu."

"Kenapa mobil itu harus di jual?" tanya Ibu Rida, ibunya Ammar. Entah sejak kapan wanita itu ada di antara mereka.

Ibu Rida memandang Aisyah dengan mata yang penuh penasaran. "Ya, kenapa mobil itu harus dijual?" tanya Ibu Rida lagi.

Aisyah memandang Ibu Rida dengan mata yang tajam. "Karena uang itu milikku, dan aku ingin mendapatkannya kembali," kata Aisyah dengan suara yang tegas.

Ibu Rida memandang Ammar dengan tatapan penuh tanda tanya. "Ammar, apa yang terjadi? Mengapa ada uang yang harus dikembalikan?" tanya Ibu Rida.

Ammar tak berani memandangi ibunya. Dia menunduk. "Aku... aku meminjam uang dari Aisyah, Ibu," kata Ammar dengan suara yang lembut.

Ibu Rida lalu memandang Aisyah. "Berapa jumlah uang yang dipinjam, Ammar?" tanya Ibu Rida.

"Lima puluh juta, Bu. Dan aku ingin mendapatkannya kembali," kata Aisyah dengan suara yang tegas.

Ibu Rida tampak marah. Wajahnya memerah mendengar penuturan Aisyah. Rasanya tak percaya jika anaknya meminjam uang sebanyak itu. Dia memang mendengar jika gadis itu cukup banyak memiliki harta peninggalan orang tuanya.

"Jadi ini caramu mengikat putraku selama ini. Kau beri dia pinjaman agar dia mau bertahan denganmu. Ingat, Aisyah. Sampai kapan pun, kau tak pantas untuk anakku. Dia hanya cocok bersanding dengan seorang dokter. Aku akan mengembalikan uangmu. Setelah itu kau jangan pernah lagi menghubungi putraku!" seru Ibu Rida dengan nada yang tinggi.

Aisyah tertawa mendengar ucapan ibunya Ammar. Dia tidak terlihat takut sedikitpun. Bukannya dia tak sopan jika bersikap begini.

"Maaf, Bu. Selama ini aku bertahan dengan putra Ibu, karena aku pikir dia pria yang gentleman. Jika aku tau dia hanya seorang pecundang, tak akan aku mau dengannya apa lagi memberikan uang padanya," ucap Aisyah.

Bu Rida tak terima dengan ucapan Aisyah. Tangannya lalu terangkat dan menampar wajah Aisyah dengan cukup keras. Hingga keluar darah segar dari sudut bibirnya.

Aisyah mengelap darah itu dengan kasar. Dia mengabaikan rasa sakit di bibirnya. Sakit hati yang dia rasakan jauh lebih besar.

"Kesialan Ammar adalah kenalan denganmu. Sehingga harus begini jadinya. Aku akan kirim segera uangmu. Tapi, kau harus janji, jangan pernah dekati putraku lagi. Dia telah memiliki calon istri seorang dokter!" seru Bu Rida.

Aisyah kembali tersenyum simpul mendengar ucapan ibunya Ammar. Dia jadi semakin mengerti sekarang, jika pria itu memutuskan hubungan karena telah memiliki wanita lain.

"Jangan takut, Bu. Aku akan pergi jauh, hingga bayanganku saja tak akan pernah tampak lagi. Sejak saat ini akan ku pastikan jika kabarku tak akan pernah didengar lagi," jawab Aisyah.

Ammar yang berdiri di belakang ibunya tak bisa mengatakan apa pun. Dia malu. Selama ini mengaku pada kedua orang tuanya jika mobil itu di beli dari hasil kerjanya.

Ibu Rida lalu meminta nomor rekening Aisyah. Dia langsung mentransfer uang yang diminta. Namun, wajahnya tak bisa dibohongi. Wanita itu tampak sangat marah dan kecewa dengan sang putra.

"Uangmu telah ditransfer. Aku mau kau tepati janjimu. Jangan pernah temui putraku lagi," ucap Ibu Rida. Dia menunjukan buktinya ke Aisyah.

"Terima kasih. Jangan takut, Bu. Aku tak akan pernah muncul lagi. Aku justru berharap jika kami tak akan pernah bertemu lagi, selamanya."

Aisyah lalu memandangi Ammar yang hanya tertunduk. Dia mendekati pria itu.

"Ammar, kalau kehidupan selanjutnya itu benar-benar ada, mari jangan bertemu dalam kesempatan apa pun. Dan hiduplah dengan sangat baik tanpa pernah mengenalku. Bahkan jika semesta mempertemukan kita lagi tanpa sengaja, marilah mencoba untuk tidak saling kenal," ucap Aisyah.

Aisyah menarik napas dalam. Dia mencoba menahan air mata yang telah mendesak ingin keluar.

"Ammar, ada banyak cara pria menipu wanita. Tapi cara paling kotor adalah dengan pura-pura mencintainya. Kualitas seseorang itu bukan dinilai dari jabatan atau materi, tapi dari prilaku mereka mempertanggung jawabkan perbuatannya."

Aisyah mengatakan itu agar pria itu sadar dengan perbuatannya yang telah merenggut kesuciannya tapi lari dari tanggungjawab.

Setalah mengucapkan itu, tanpa menunggu jawaban dari Ammar, atau ibunya, Aisyah langsung melangkah menjauh. Dia sudah tak Sudi berhadapan dengan kedua orang itu.

Aisyah langsung masuk ke dalam taksi yang ada di sana. Dia meminta supir untuk segera menjalankan mobilnya. Akhirnya tangis Aisyah pecah. Dari tadi dia telah mencoba menahannya.

"Duhai hati, kamu baik-baik saja'kan? Tidak seharusnya aku pertanyakan itu. Menangis saja. Tak apa menangislah. Kadang tak baik menahan emosi yang seharusnya dikeluarkan. Namun, jika bisa jangan sampai ada yang tahu kamu menangis. Mungkin Tuhan sengaja memisahkan kamu dengannya agar kamu tidak terluka terlalu dalam. Cobalah berprasangka baik atas apa yang terjadi. InsyaAllah akan manis meskipun tak bersama dia yang kamu idamkan selama ini. Barangkali di bagian bumi sana ada seseorang yang mendoakan kamu meskipun tak tahu namamu," gumam Aisyah dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Reni

Reni

nggilani laki g modal 😬😬😬 dia coba menjerat mangsa dengan atribut baju loreng menjebak memeras harta hingga tubuhnya juga astaga kenapa sebodoh itu jadi wanita semoga bisa jadi pembelajaran dan itu emaknya astaga idem ternyata baik dibuang skrg drpd ntar malah lebih2 sakitnya😬😬😬

2025-07-29

0

Oma Gavin

Oma Gavin

jgn takut dan menyerah aisyah percayalah pasti ada kebahagiaan ditempat lain menanti mu, semoga karier ammar ngga akan pernah naik dan pernikahan perjodohan mereka tidak bahagia dan jgn lupakan semoga istrinya kelak arogan dan sdh lossdoll dan dominan mengatur mertua dan suami

2025-07-29

0

Nana Niez

Nana Niez

bodohnya wanita,, kl percaya saat ada lelaki blg cinta trs dipaksa menyerah kan kesucian,,, kl cinta ya dijaga SMP halal,, jodohnya pasti lbh baik,, trs ammar terpuruk,,, jgn mau balik lgi tendang aja ke laut selatan

2025-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Memutuskan Hubungan
2 Bab 2. Hubungan Berakhir
3 Bab 3. Bertemu dengan Orang Tua Ammar
4 Bab 4. Memutuskan Pergi
5 Bab 5. Meninggalkan Kota Kelahiran
6 Bab 6. Bertemu Kembali
7 Bab 7. Tempat Tinggal Baru
8 Bab 8. Cincin Pertunangan
9 Bab 9. Maaf Pak Alby
10 Bab 10. Minum Kopi Segelas Berdua
11 Bab 11. Akad Nikah
12 Bab 12. Salah Sebut Nama
13 Bab 13. Tuhan, Bantu Aku Untuk Melupakannya
14 Bab 14. Makan Siang
15 Bab 15. Ada apa denganku?
16 Bab 16. Positif Hamil
17 Bab 17. Nama Yang Kau Sebut
18 Bab 18. Di Apartemen Alby
19 Bab 19. Salah Sebut Lagi
20 Bab 20. Sarapan Buatan Alby
21 Bab 21. Apakah Masa Lalu selalu jadi pemenang?
22 Bab 22. Makan Siang Di Rumah Alby
23 Bab 23. Bulan Madu Yang Gagal
24 Bab 24. Mia dan Aisyah
25 Bab 25. Ke Dokter Kandungan
26 Bab 26. Cinta Karena Kasihan
27 Bab 27. Penampilan Baru
28 Bab 28. Menikah Siri
29 Bab 29. Lamaran Diterima
30 Bab 30. Sah
31 Bab 31. Bukan Donatur
32 Bab 32. Sarapan Pagi yang Istimewa
33 Bab 33. Pegangan Hidup
34 Bab 34. Berbohong
35 Bab 35. Menantu Yang Mama Inginkan
36 Bab 36. Aisyah vs Luna
37 Bab 37. Menuju Kota B
38 Bab 38. Bertemu Masa Lalu
39 Bab 39. Ke Makam Ayah dan Ibu
40 Bab 40. Persalinan
41 Bab 41. Zavier Putra Adiwangsa
42 Bab 42. Mirip Ammar
43 Bab 43. Menyiapkan Sarapan Pagi
44 Bab 44. Siapa Aisyah?
45 Bab 45. Tasyakuran Aqiqah Zavier
46 Bab 46. Di Taman
47 Bab 47. Mengetahui Kebenarannya
48 Bab 48. Mengganti Dokter
49 Bab 49. Dokter Reni
50 Bab 50. Apa Maksudmu, Mia?
51 Bab 51. Apa Benar Aisyah Hamil Anakku?
52 Bab 52. Jalan-Jalan Pertama Zavier
53 Bab 53. Bertemu Dokter Mia
54 Bab 54. Mengatakan Siapa Mia
55 Bab 55. Akhirnya Buka Puasa
56 Bab 56. Menjemput Ibu
57 Bab 57. Rencana Ibu
58 Bab 58. Apa Benar Suami Aisyah Seorang CEO?
59 Bab 59. Jejak yang Mulai Terungkap
60 Bab 60. Kejutan Ulang Tahun Aisyah
61 Bab 61. Dia Milikku
62 Bab 62. Luka Hati Mia
63 Bab 63. Pertemuan Alby dan Ammar
64 Bab 64. Alby vs Ammar
65 Bab 65. Masa Lalu Alby
66 Bab 66. Bayangan Masa Lalu
67 Bab 67. Mengatakan Kebenaran
68 Bab 68. Telepon Dari Ammar
69 Bab 69. Janji Bertemu Ammar
70 Bab 70. Bertemu Ammar
71 Bab 71. Ancaman Ammar
72 Bab 72. Pertengkaran Ammar dan Mia
73 Bab 73. Membujuk Mia
74 Bab 74. Menghadap Komandan
75 Bab 75. Hari Yang Berbeda
76 Bab 76. Positif Hamil
77 Bab 77. Pertengkaran Ammar dan Mia
78 Bab 78. Bertemu Aisyah
79 Bab 79. Telepon Dari Dokter Mia
80 Bab 80. Maaf
81 Bab 81. Bab Baru Kehidupan
82 Bab 82. Periksa Kandungan
83 Promo Novel Baru
84 Bab 83. Kedatangan Ammar
85 Bab 84. Kisah Akhir
86 Bab 85. Bonus Chapter
87 Promo Novel Susanti31
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. Memutuskan Hubungan
2
Bab 2. Hubungan Berakhir
3
Bab 3. Bertemu dengan Orang Tua Ammar
4
Bab 4. Memutuskan Pergi
5
Bab 5. Meninggalkan Kota Kelahiran
6
Bab 6. Bertemu Kembali
7
Bab 7. Tempat Tinggal Baru
8
Bab 8. Cincin Pertunangan
9
Bab 9. Maaf Pak Alby
10
Bab 10. Minum Kopi Segelas Berdua
11
Bab 11. Akad Nikah
12
Bab 12. Salah Sebut Nama
13
Bab 13. Tuhan, Bantu Aku Untuk Melupakannya
14
Bab 14. Makan Siang
15
Bab 15. Ada apa denganku?
16
Bab 16. Positif Hamil
17
Bab 17. Nama Yang Kau Sebut
18
Bab 18. Di Apartemen Alby
19
Bab 19. Salah Sebut Lagi
20
Bab 20. Sarapan Buatan Alby
21
Bab 21. Apakah Masa Lalu selalu jadi pemenang?
22
Bab 22. Makan Siang Di Rumah Alby
23
Bab 23. Bulan Madu Yang Gagal
24
Bab 24. Mia dan Aisyah
25
Bab 25. Ke Dokter Kandungan
26
Bab 26. Cinta Karena Kasihan
27
Bab 27. Penampilan Baru
28
Bab 28. Menikah Siri
29
Bab 29. Lamaran Diterima
30
Bab 30. Sah
31
Bab 31. Bukan Donatur
32
Bab 32. Sarapan Pagi yang Istimewa
33
Bab 33. Pegangan Hidup
34
Bab 34. Berbohong
35
Bab 35. Menantu Yang Mama Inginkan
36
Bab 36. Aisyah vs Luna
37
Bab 37. Menuju Kota B
38
Bab 38. Bertemu Masa Lalu
39
Bab 39. Ke Makam Ayah dan Ibu
40
Bab 40. Persalinan
41
Bab 41. Zavier Putra Adiwangsa
42
Bab 42. Mirip Ammar
43
Bab 43. Menyiapkan Sarapan Pagi
44
Bab 44. Siapa Aisyah?
45
Bab 45. Tasyakuran Aqiqah Zavier
46
Bab 46. Di Taman
47
Bab 47. Mengetahui Kebenarannya
48
Bab 48. Mengganti Dokter
49
Bab 49. Dokter Reni
50
Bab 50. Apa Maksudmu, Mia?
51
Bab 51. Apa Benar Aisyah Hamil Anakku?
52
Bab 52. Jalan-Jalan Pertama Zavier
53
Bab 53. Bertemu Dokter Mia
54
Bab 54. Mengatakan Siapa Mia
55
Bab 55. Akhirnya Buka Puasa
56
Bab 56. Menjemput Ibu
57
Bab 57. Rencana Ibu
58
Bab 58. Apa Benar Suami Aisyah Seorang CEO?
59
Bab 59. Jejak yang Mulai Terungkap
60
Bab 60. Kejutan Ulang Tahun Aisyah
61
Bab 61. Dia Milikku
62
Bab 62. Luka Hati Mia
63
Bab 63. Pertemuan Alby dan Ammar
64
Bab 64. Alby vs Ammar
65
Bab 65. Masa Lalu Alby
66
Bab 66. Bayangan Masa Lalu
67
Bab 67. Mengatakan Kebenaran
68
Bab 68. Telepon Dari Ammar
69
Bab 69. Janji Bertemu Ammar
70
Bab 70. Bertemu Ammar
71
Bab 71. Ancaman Ammar
72
Bab 72. Pertengkaran Ammar dan Mia
73
Bab 73. Membujuk Mia
74
Bab 74. Menghadap Komandan
75
Bab 75. Hari Yang Berbeda
76
Bab 76. Positif Hamil
77
Bab 77. Pertengkaran Ammar dan Mia
78
Bab 78. Bertemu Aisyah
79
Bab 79. Telepon Dari Dokter Mia
80
Bab 80. Maaf
81
Bab 81. Bab Baru Kehidupan
82
Bab 82. Periksa Kandungan
83
Promo Novel Baru
84
Bab 83. Kedatangan Ammar
85
Bab 84. Kisah Akhir
86
Bab 85. Bonus Chapter
87
Promo Novel Susanti31

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!