Bab 3 ~ Di temani si manusia kutub

CEKLEK!

Pintu itu terbuka lebar, dan dengan seketika Nadira dan orang itu saling pandang.

"DIRA?" Tanya Kendrick yang tercengang tatkala melihat Nadira duduk di depan pasien.

"Ngapain kamu sampai jaga pasien seperti ini? bukannya jam kerja kamu sudah selesai?" Tanya Kendrick dengan ketus sambil mengerutkan keningnya.

"Iya Pak, saya sedang menjaga Bapakku," jawab Nadira sambil kembali menatap Bapaknya.

Deg!

Jantung Ken berdetak kencang, Dia terdiam terpaku tatkala mendengar perkataan Nadira. Ternyata sosok Bapak itu adalah Bapaknya dari Nadira anak koas yang sedang dia bimbing.

Kendrick pun mencoba menetralkan perasaannya dengan menghela nafas tanpa bersuara. Kemudian ....

"Lebih baik sekarang kamu pulang biar bapakmu dijaga oleh suster!" Titah Kendrick kepada Nadira, sambil mengecek kondisi bapaknya Nadira.

"Tidak saya tidak bisa pulang karena saya pasti tidak bisa beristirahat dengan tenang selama Bapak saya masih di sini, beliau tidak ada siapa-siapa lagi selain dari saya. Sehingga hanya saya yang bisa menjaganya," jelas Nadira tanpa melirik sedikit pun ke arah Kendrick.

"Terserah kamu tapi saya harap kamu besok tetap dapat melakukan tugasmu dengan baik," ujar Kendrick, sambil melangkahkan kakinya melalui pintu keluar.

Kendrick pun keluar tanpa melirik Nadira sedikitpun.

Punya pemimpin nyebelin banget, bisa kali ada prihatinnya sedikit aja, jangan cuma ngomongin kerja ... kerja!, emang hidup harus kerja terus tanpa ada yang lain?, nyebelin banget sumpah kenapa juga gue harus dapat pembimbing kayak dia, bukan Pak Thomas aja. Gerutu Nadira dengan memutar kedua bola matanya dengan malas.

Beberapa menit kemudian ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan tersebut. Nadira pun berdiri kemudian membukakan pintu tersebut.

"Iya Pak, ada apa ya?" Tanya Nadira dengan heran.

"Ini Mbak, saya hanya memberikan ini, satu bungkus nasi dari seseorang untuk Mbak," ujar seorang laki-laki itu yang berbicara kepadanya sambil menyerahkan satu kantong plastik kecil berwarna hitam.

"Dari siapa ya?" Tanya Nadira kepada pria tersebut.

"Oh saya tidak tahu Mbak, saya hanya disuruh oleh penjual nasi goreng di depan untuk memberikan ke ruangan ini," kilah pria tersebut.

"Oh begitu, baiklah Tolong ucapkan terima kasih kepada yang memberi," ucap Nadira dengan tersenyum ramah.

"Iya baik mbak, kalau begitu saya permisi," pamit pria tersebut kepada Nadira dengan membukukan badannya.

Ketika pria itu telah berlalu, Nadira pun menutup pintu ruangan tersebut dan kembali duduk di tempatnya. Nadira melihat isi di balik kantong plastik tersebut dia tersenyum. Namun dia enggan untuk memakan nasi tersebut di karenakan nafsu makannya yang telah hilang ketika dia melihat Sang Bapak berbaring di atas ranjang rumah sakit tersebut. Yang sampai sekarang belum juga sadarkan diri.

Tak lama dari itu kembali kendrick memasuki ruangan tersebut.

"Kamu masih di sini Dira?" Tanya Kendrick dengan nada ketusnya yang tidak asing lagi di dengar oleh Nadira.

"Iya Pak, saya tidak akan pulang Saya mau menginap di sini." Nadira tak kalah ketusnya dari Kendrick.

"Terserah kamu, isi perutmu jangan sampai kosong, kalau kamu sakit bisa-bisa repot saya," sahut Kendrick dengan nada ketusnya yang sudah tidak asing didengar oleh Nadira.

"Iya Pak, tenang saja ini sudah ada nasi goreng saya nanti akan memakannya," ketus Nadira dengan penuh rasa dongkol mendengar segala perkataan Dokter Ken yang tidak pernah ada lembut-lembutnya sedikitpun.

Tanpa disadari oleh Nadira ucapannya tersebut, membuat Kendrick pun tersenyum senang karena nasi bungkus tersebut dia lah yang telah memesannya, dan ialah yang menyuruh seorang pria yang untuk mengantarkan nasi tersebut. Kendrick mendatangi ruangan tersebut hanya untuk memastikan, Apakah nasi itu akan dimakannya atau tidak? Kendrick merasa khawatir kepada Nadira. Karena tidak menyangka jika Bapak paruh baya itu ternyata Bapaknya Nadira.

"Bawalah nasimu keluar dan makanlah di sana!, biar saya bisa memeriksa Bapakmu," Titah Kendrick dengan nada Datarnya.

"Kenapa saya harus memakan nasi ini di luar?, saya bisa memakannya di sinikan?" Protes Nadira dengan heran, sambil menatap ke arah Kendrick dengan mengerutkan keningnya.

"Ikuti saja perintah saya, karena saya akan memeriksa bapakmu dengan keseluruhan," seru Kendrick dengan keseriusannya tanpa ingin di bantah sedikitpun.

Nadira pun bangkit dari duduknya, dengan menggeser kursi lipat itu dengan kasar, dan melangkahkan kakinya sambil menghentak-hentakkan kakinya dengan kasar.

"Kenapa juga aku harus keluar nyebelin banget," gerutu Nadira sambil terus menghentakkan kakinya menuju pintu luar.

Semua itu tidak luput dari pandangan Kendrick, namun Kendrick tidak menegurnya sedikitpun, malah tersenyum simpul melihat sikap dari Nadira, sambil menggelengkan kepalanya saat mendengar gerutunya.

Sorry Dira Gue sengaja nyuruh Lo makan di luar, karena gue tahu kalau lo makan di sini lo nggak akan ada nafsu makan. Gue nggak mau lo sampai sakit. Batin Kendrick dengan menghela napas kasar.

Kendrick pun langsung memeriksa keadaan bapaknya Nadira tanpa ada yang terlewati sedikitpun dalam pemeriksaan tersebut, dan disesuaikan dengan data yang telah dia terima dari Thomas.

Pemeriksaan pun tak berlangsung lama namun dia sengaja menunggu di ruangan itu sampai Nadira kembali.

Di sisi lain Nadira yang telah berada kursi taman pun terus bergerutu, setiap bergerutu setiap satu sendok nasi habis dilahapnya.

Tak terasa Nasi itu kandas, selain kesal Nadira pun merasakan lapar yang tidak tekira.

Setelah selesai makan, Nadira pun kembali ke ruangan di mana Bapaknya di rawat, dan dia pun membuka pintu ruangan tersebut secara perlahan.

Ketika dia telah memasuki ruangan tersebut, Nadira pun tercengang saat melihat Dokter Ken yang tertidur dengan menengadahkan kepalanya, yang tertumpu tepat kepada tembok yang berada di belakangnya.

Nadira berjalan perlahan, menatap sejenak muka pria jutek nan dingin bagai kutub utara tersebut dengan jarak yang begitu dekat, Entah kenapa tiba-tiba Nadira mengembangkan senyuman di bibirnya.

Tangan Nadira hampir menyentuh tangan Ken hanya mencoba untuk membangunkannya, namun niatnya di urungkan karena merasa tidak tega melihat begitu nyamannya Dokter itu tertidur.

Kemudian Nadira pun duduk di sebuah kursi yang berada tepat di samping Dokter Ken.

Nadira pun merogoh Handphone yang berada di balik celananya, kemudian membuka aplikasi Al-Qur'an dan kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Qur'an tersebut.

Tanpa di sadari Nadira, Kendrick pun terbangun ketika mendengar suara lantunan ayat suci yang keluar dari mulut Nadira.

Suara lantunan itu terdengar begitu menyentuh hatinya, Kendrick mengembangkan senyuman di bibirnya, dengan tetap pada posisinya saat dia tertidur.

Kendrick begitu nyaman, hingga dia tidak ingin beranjak dari posisinya agar tidak mengganggu Nadira dalam mengaji.

Untung saja malam ini gue off kerja hanya mengecek satu pasien ini karena Thomas terburu-buru pulang. Batin Ken bersyukur sehingga meneruskan dirinya berada di samping Nadira Tanpa bergerak sedikitpun ataupun berniat untuk beranjak dari ruangan itu.

Selama Nadira mengaji Kendrick terus mendengarnya tanpa membuka matanya. Namun ternyata Nadira yang telah mengaji dalam waktu setengah jam itu, tiba-tiba merasakan dirinya lemas hingga akhirnya ....

Bersambung ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!