Bab 2 ~ Hari yang buruk

Ketika matanya tertuju ke arah pria paruh baya itu, badannya gemetar, langsung mengeluarkan cairan bening dari matanya dan .... "Ba-Bapak ..., bangun Pak, kenapa Bapak ada di sini? sejak kapan Bapak ada di sini? Bapak kenapa Pak? bangun Pak bangun, ada apa ini?" Teriak Nadira dengan tangisan yang histeris.

Klek - pintu di buka oleh seseorang.

"Dira ...? ada apa? kenapa kamu menggoyang-goyangkan tubuh pasien seperti itu?" Tegur Dokter Thomas saat memasuki ruangan pasien tersebut.

Nadira pun melirik ke arah seseorang yang sedang menegurnya.

"Di-dia Bapakku Dok, ada apa ini? Bapakku kenapa Dok? kenapa ga bangun bangun?, kenapa dia sampai ada di sini?" Nadira mencecar segala pertanyaan kepada Dokter Thomas hingga tubuhnya melorot, kini Nadira berdiri hanya dengan menggunakan kedua lututnya.

Thomas pun tercengang saat Dira mengatakan dia adalah Bapaknya.

"Bangun Ra, jangan seperti ini. Saya juga tidak tahu kenapa beliau ada di sini, beliau saat ini sedang koma, semoga tidak terjadi apapun ya, bangun yu!, kalau kamu begini Bapakmu bisa sedih, justru kamu harus kuat jadi Bapak bisa bangun dengan cepat dengan segala support yang kamu berikan, kamu tentu tahu hal itu bukan?" Thomas memberikan semangat kepada anak Koas tersebut.

Nadira pun bangun dan mengusap air matanya dengan kasar. "Pak, tapi Bapakku bisa bangun dan kembali padaku kan Pak?" Tanya Nadira seakan anak kecil yang butuh kepastian.

Dokter itu tersenyum, dan menghapus air mata Nadira, "Dengar Dira, saya hanya seorang Dokter, saya hanya bertugas semampu saya untuk mengobati pasien, selebihnya itu keputusan Allah, kamu banyak-banyaklah berdoa kepada-Nya ya," ujar Thomas mengingatkan.

Maaf gue gatau Ra, kalau beliau ini Bokap Lo, Gue juga gatau kejadian sebenarnya, semoga saja Bokap lo baik-baik aja ya Ra, gue bingung Ra, Gue pengen banget meluk Lo biar Lo tenang, tapi itu ga mungkin gue lakukan karena bisa dapat fitnah bagi Lo yang notabene wanita yang baik. Batin Thomas sambil menatap sendu wajah Nadira.

Nadira hanya terdiam membisu, tubuhnya berasa kaku, gadis itu melirik secara perlahan pada sang Ayah yang sedang berbaring di brankar kasur di ruangan tersebut.

Dada gadis itu terasa sesak, tak mampu lagi dia berkata-kata, Nadira dibantu duduk oleh Thomas, tanpa mengatakan terimakasih, Nadira mengikuti arahan tangan Thomas kepada sebuah kursi di samping pasien.

Kemudian Thomas melepaskan tangannya yang telah membantunya duduk, Nadira kembali tertunduk di dekat lengan Bapaknya. Hingga terdengar isakan tangis memilukan keluar dari mulut Gadis cantik itu.

Thomas pun terhenyak mendengar suara tangis itu, dia mensejajarkan tubuhnya mendekati tubuh Nadira yang berdiri dengan kedua lututnya.

Thomas mengusap punggung Nadira dengan lembut berharap itu bisa membuatnya tenang.

Tak lama handphone Nadira berdering, dia pun mengangkat teleponnya.

"Ya hallo sis?" Tanya Nadira dengan suara paraunya.

"Lo Di mana? Kenapa lo ga balik lagi ke meja?" Tanya Siska dengan heran.

"Maaf gue masih di ruangan pasien tadi, maaf gue izin!" sesalnya dalam telepon tersebut.

"Lo kenapa? kenapa suara lo begitu? lo habis nangis? ada apa? ga perlu izin kali waktu kerja kita habis," jelas Siska dengan rasa penuh khawatir.

Namun Nadira hanya terdiam mendengar segala yang di ucapkan Siska.

"Ra hallo, lo di mana? gue samperin lo, gue mau kasih tas lo sambil pulang, lo masih di ruangan no 10 itu kan?" Tanya siska memastikan.

"Iya thanks," sahut Nadira singkat yang langsung menutup teleponnya sebelah pihak.

Kembali Nadira menatap sang ayah yang berada di hadapannya.

"Sabar ya, semoga Bapakmu baik-baik saja dan cepat sadar dan bisa berkumpul kembali denganmu." Thomas kembali mengusapkan tangannya ke punggung Nadira.

"Iya Pak, terima kasih banyak." Nadira dengan bersedih menatap sang ayah.

Tak lama temannya pun datang dengan membuka pintu ruangan tersebut secara perlahan, kemudian menghampiri Nadira.

"Eh ternyata ada Pak Thomas," Ujar Siska yang tersentak kaget ketika membalikkan tubuhnya hendak mendekati Nadira.

Thomas pun tersenyum, "Kebetulan sekarang ada kamu sis, kalau begitu saya permisi dulu ya." Thomas melirik Siska, kemudian beralih kepada Nadira, "Karena sekarang kamu sudah ada temannya, saya tinggal dulu ya!" ucap Thomas kepada Nadira ketika hendak keluar.

"Iya pak terima kasih," ujar Nadira dengan tersenyum getir.

Thomas pun keluar ruangan yang diganti oleh Siska dengan mendekati Nadira

"Lo kenapa kok bersedih? "Tanya Siska dengan memegang bahu temannya.

"Sis ... Kamu tahu bapak ini, dia adalah Bapakku," ujar Nadira dengan suara getir hendak menangis.

"Jangan bercanda," sahut Siska tidak percaya.

"Terserah lo mau percaya atau enggak sama gue. Tapi thanks atas tasnya, Lo duluan aja balik soalnya gue mau nungguin bokap gue dulu, mungkin gue bakal nginep di sini," sahut Nadira menjelaskan.

"Oke gue percaya, tapi permasalahannya kenapa tiba-tiba bokap lo ada di sini? sedangkan lo sendiri nggak tahu ada bokap lo yang sedang dirawat? bahkan kabarnya bokap lo korban tabrakan," jelas Siska yang tidak paham akan segala kondisinya.

Nadira pun tercengang tatkala mendengar yang dikatakan oleh Siska, dengan memandang wajah Siska dengan membulatkan kedua matanya.

"APA?, APA bener yang lo katakan kalau bokap gue korban dari tabrakan?" Tanya Nadira dengan wajah penuh keseriusan.

"Lo belum tahu kabar ini?" Siska mengerutkan keningnya, dan dia teringat akan sesuatu, "Oh iya kabar ini datang saat Lo lagi sibuk ngurusin pasien lain setelah melakukan operasi. Betul ini korban tabrak lari, yang di tangani oleh dokter Thomas. Tadinya mau ditangani oleh dokter Ken hanya saja operasi besar Dokter Thomas tidak dapat melakukannya sehingga dituker lah oleh dokter Thomas," jelas Siska dengan panjang lebar.

"Kenapa tega sekali? apa dia yang menabraknya tidak melihat seorang bapak-bapak yang sedang membawa gerobak sayur sebesar itu?, tidak tahu lagi aku harus berbuat apa jika gue harus hidup tanpanya. Lihatlah sampai sekarang pun beliau belum sadarkan diri. Gue nggak punya siapa-siapa lagi selain beliau, sis," sahut Nadira dengan berlinang air mata.

"Hust itu ngomong ke mana aja, Kalau ngomong itu yang baik-baik jangan ngelantur ke mana aja, ingat kata-kata itu adalah doa, jadi lebih baik kamu banyak berdoa daripada berpikir yang macam-macam itu lebih baik," ucap Siska yang mengingatkan Nadira.

"Lo bener banget sih thanks ya udah ngingetin gue, thanks juga lo udah jadi temen gue di sini, sebaiknya sekarang Lo cepet balik pasti orang tua lo pada nungguin di rumah," ucap Nadira kepada Siska yang penuh dengan pengertian.

"Oke gue balik duluan jaga diri lo!, dan jangan lupa isi perut Lo, takutnya lo yang malah sakit. Ya udah gue balik dulu ya jaga diri lo jangan sampai lo sakit. Maaf gue nggak bisa nemenin lo, semoga bokap lo cepat sadar ya. Gue doakan, bye, Assalamu'alaikum," pamit Siska dengan penuh rasa berat meninggalkan Nadira seorang diri dalam ruangan tersebut.

"Nggak usah khawatirin gue, gue bakal baik-baik aja, oke thanks ya doanya juga, hati-hati di jalan waalaikumus salam," sahut Nadira membalas salam.

Setelah temannya berlalu, Nadira pun terdiam sendiri sesekali Nadira mengaji untuk Bapaknya, dan keluar hanya sekedar untuk melakukan shalat.

Tak terasa kini jam telah menunjukkan pukul 8 malam, Nadira sedang menggenggam jemari sang Ayah, dia kembali meneteskan air matanya.

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba masuklah seseorang ke ruangan tersebut.

Bersambung ...

Episodes
1 Bab 01 ~ Hari pertama co-ass
2 Bab 2 ~ Hari yang buruk
3 Bab 3 ~ Di temani si manusia kutub
4 Bab 4 ~ Kepedulian
5 Bab 5 ~ Menikah
6 Bab 6 ~ Meninggal
7 Bab 7 ~ Pemakaman
8 Bab 8 ~ Prank
9 Bab 9 ~ Obrolan Cewek
10 Bab 10 ~ Kegalauan Nadira
11 Bab 11 ~ kekhawatiran Nadira
12 Bab 12 ~ Pasien Bandel
13 Bab 13 ~ Kejutan
14 Bab 14 ~ Sang Kutub Mencair
15 Bab 15 ~ POS
16 Bab 16 ~ Ketakutan Nabila
17 Bab 17 ~ Modus
18 Bab 18 ~ Thomas Emosi
19 Bab 19 ~ Kedatangan Oliya
20 Bab 20 ~ Ken terbakar api Cemburu
21 Bab 21 ~ Membujuk Ken
22 Bab 22 ~ Kepedulian Teman
23 Bab 23 ~ Perhatian Kendrick
24 Bab 24 - Sarapan bersama
25 Bab 25 ~ Thomas Alergi
26 Bab 26 ~ Nyawa hampir melayang
27 Bab 27 ~ Abang Jojo
28 Bab 28 ~ Menemani di rumah Nadira
29 Bab 29 - Tejebak situasi
30 Bab 30 - Penjelasan
31 Bab 31 ~ Administrasi
32 Bab 32 ~ Bertemunya keluarga Oliya
33 Bab 33 - Sepenggal cerita tentang Ken
34 Bab 34 - Rumah Ken
35 Bab 35 - Persiapan Dinas
36 Bab 36 ~ PMS
37 Bab 37 - Gangguan Oliya di pedesaan
38 Bab 38 ~ Obrolan tanpa kejelasan
39 Bab 39 ~ Jebakan Oliya terhadap Nadira
40 Bab 40 ~ Di lindungi 2 Pria
41 Bab 41~ Sibuk dengan pemikirannya masing-masing
42 Bab 42 ~ Nadira meminta keadilan
43 Bab 43 ~ Mencoba Romantis
44 Bab 44 - First Kiss
45 Bab 45 ~ Pertanyaan Random
46 Bab 46 ~ Bermimpi
47 Bab 47 ~ Keadilan bagi Nadira
48 Bab 48 ~ Flashback
49 Bab 49 ~ Pak Ken is Hero
50 Bab 50 ~ Penyenderaan Perawat Gadungan
51 Bab 51 ~ Ken menegur Nadira
52 Bab 52 ~ Ken mengembalikan Mood Nadira
53 Bab 53 ~ Ken melepas pakaian Nadira
54 Bab 54 ~ Kejutan di kamar Ken
55 Bab 55 ~ Ken dan Nadira bertengkar
56 Bab 56 ~ Ray menemukan kei
57 Bab 57 ~ Nabila tercengang
58 Bab 58 ~ Ray dan Nabil terjebak dalam ruangan
59 Bab 59 ~ Pelukan Kerinduan
60 Bab 60 ~ Penyesalan dan Usaha Ken
61 Bab 61 ~ Penyelidikan TKP
62 Bab 62 ~ Tangisan kekecewaan
63 Bab 63 ~ Rayhan membawa pergi Nadira
64 Bab 64 ~ Setibanya di kediaman Rayhan
65 Bab 65 ~ Ancaman Ken
66 Bab 66 ~ Frederick mencari Nadira
67 Bab 67 ~ Rayhan Melow
68 Bab 68 ~ Rayhan menemani tidur Nadira
69 Bab 69 ~ Kepolosan Nadira
70 Bab 70 ~ Mulai Bekerja
71 Bab 71~ Uji Kompetensi
72 Bab 72 ~ Nadira menghindari Ken
73 Bab 73 ~ Kejujuran Ken pada Rayhan
74 Bab 74 ~ Rencana Frederick dan Rayhan
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 01 ~ Hari pertama co-ass
2
Bab 2 ~ Hari yang buruk
3
Bab 3 ~ Di temani si manusia kutub
4
Bab 4 ~ Kepedulian
5
Bab 5 ~ Menikah
6
Bab 6 ~ Meninggal
7
Bab 7 ~ Pemakaman
8
Bab 8 ~ Prank
9
Bab 9 ~ Obrolan Cewek
10
Bab 10 ~ Kegalauan Nadira
11
Bab 11 ~ kekhawatiran Nadira
12
Bab 12 ~ Pasien Bandel
13
Bab 13 ~ Kejutan
14
Bab 14 ~ Sang Kutub Mencair
15
Bab 15 ~ POS
16
Bab 16 ~ Ketakutan Nabila
17
Bab 17 ~ Modus
18
Bab 18 ~ Thomas Emosi
19
Bab 19 ~ Kedatangan Oliya
20
Bab 20 ~ Ken terbakar api Cemburu
21
Bab 21 ~ Membujuk Ken
22
Bab 22 ~ Kepedulian Teman
23
Bab 23 ~ Perhatian Kendrick
24
Bab 24 - Sarapan bersama
25
Bab 25 ~ Thomas Alergi
26
Bab 26 ~ Nyawa hampir melayang
27
Bab 27 ~ Abang Jojo
28
Bab 28 ~ Menemani di rumah Nadira
29
Bab 29 - Tejebak situasi
30
Bab 30 - Penjelasan
31
Bab 31 ~ Administrasi
32
Bab 32 ~ Bertemunya keluarga Oliya
33
Bab 33 - Sepenggal cerita tentang Ken
34
Bab 34 - Rumah Ken
35
Bab 35 - Persiapan Dinas
36
Bab 36 ~ PMS
37
Bab 37 - Gangguan Oliya di pedesaan
38
Bab 38 ~ Obrolan tanpa kejelasan
39
Bab 39 ~ Jebakan Oliya terhadap Nadira
40
Bab 40 ~ Di lindungi 2 Pria
41
Bab 41~ Sibuk dengan pemikirannya masing-masing
42
Bab 42 ~ Nadira meminta keadilan
43
Bab 43 ~ Mencoba Romantis
44
Bab 44 - First Kiss
45
Bab 45 ~ Pertanyaan Random
46
Bab 46 ~ Bermimpi
47
Bab 47 ~ Keadilan bagi Nadira
48
Bab 48 ~ Flashback
49
Bab 49 ~ Pak Ken is Hero
50
Bab 50 ~ Penyenderaan Perawat Gadungan
51
Bab 51 ~ Ken menegur Nadira
52
Bab 52 ~ Ken mengembalikan Mood Nadira
53
Bab 53 ~ Ken melepas pakaian Nadira
54
Bab 54 ~ Kejutan di kamar Ken
55
Bab 55 ~ Ken dan Nadira bertengkar
56
Bab 56 ~ Ray menemukan kei
57
Bab 57 ~ Nabila tercengang
58
Bab 58 ~ Ray dan Nabil terjebak dalam ruangan
59
Bab 59 ~ Pelukan Kerinduan
60
Bab 60 ~ Penyesalan dan Usaha Ken
61
Bab 61 ~ Penyelidikan TKP
62
Bab 62 ~ Tangisan kekecewaan
63
Bab 63 ~ Rayhan membawa pergi Nadira
64
Bab 64 ~ Setibanya di kediaman Rayhan
65
Bab 65 ~ Ancaman Ken
66
Bab 66 ~ Frederick mencari Nadira
67
Bab 67 ~ Rayhan Melow
68
Bab 68 ~ Rayhan menemani tidur Nadira
69
Bab 69 ~ Kepolosan Nadira
70
Bab 70 ~ Mulai Bekerja
71
Bab 71~ Uji Kompetensi
72
Bab 72 ~ Nadira menghindari Ken
73
Bab 73 ~ Kejujuran Ken pada Rayhan
74
Bab 74 ~ Rencana Frederick dan Rayhan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!