Bab 4

Sementara itu, di gedung pencakar langit pusat kota…

Asisten pribadi Arjuna berdiri tegap di depan layar besar, memantau grafik saham.

“Pak Arjuna belum masuk kantor lagi?” tanya direktur keuangan.

“Belum, Beliau sedang… istirahat.”

“Sejak kapan bos kita istirahat? Biasanya seminggu gak masuk, berarti dia lagi nyusun strategi akuisisi perusahaan.”

Asisten itu tersenyum samar. “Mungkin sekarang beliau lagi menyusun… rumah tangga.”

...----------------...

Pagi itu, Ayuna sedang menyapu halaman rumah kecilnya sambil bersenandung pelan. Suasana pagi yang biasanya terasa berat kini terasa ringan berkat kehadiran Arjuna, lelaki yang ia nikahi secara mendadak namun mulai mengisi hari-harinya dengan kejutan-kejutan kecil yang menyenangkan.

Arjuna keluar dari dalam rumah dengan membawa map berwarna biru muda. Senyum tipis tergurat di wajahnya.

"Ayuna... sini sebentar," panggil Arjuna sambil duduk di kursi rotan yang berada di teras.

Ayuna meletakkan sapunya dan menghampiri, "Ada apa, Mas?"

Dengan pelan, Arjuna membuka map itu dan mengeluarkan selembar kertas resmi bersampul stempel basah dari Kantor Urusan Agama.

"Ini... surat nikah kita. Sudah resmi, sah secara hukum dan agama."

Ayuna terpaku. Matanya membesar saat membaca nama mereka berdua tertera di dokumen itu.

"Mas... kamu serius mengurus semua ini? Cepat sekali..."

Arjuna tersenyum lembut, "Kita sudah menikah di depan penghulu, jadi surat ini hanya pelengkap. Aku tak ingin kamu berpikir semua ini main-main. Aku serius, Yu."

Ayuna terharu. Tangan gemetar memegang surat itu, menatapnya lama.

"Makasih, Mas... aku pikir nggak ada orang yang benar-benar mau serius denganku lagi," ucap Ayuna pelan, suaranya parau menahan tangis.

Arjuna berdiri dan mengacak rambut Ayuna lembut. "Sekarang mandi yang bersih. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

Beberapa jam kemudian, Ayuna berdiri terpaku di depan cermin panjang butik pengantin. Tubuhnya dibalut gaun putih berpotongan klasik namun elegan. Roknya bertumpuk ringan, dengan renda halus dan detail payet yang berkilau samar.

"Mas... ini... buat aku? Serius?"

Arjuna mengangguk, duduk di kursi sambil memandang Ayuna tanpa berkedip. "Kamu pantas mendapatkan yang terbaik. Gaun ini hanya awal."

Ayuna memutar tubuhnya perlahan, matanya berkaca-kaca. Ia tak pernah membayangkan bisa memakai gaun seindah ini. Apalagi setelah luka pengkhianatan Revan.

"Kamu kelihatan cantik sekali," gumam Arjuna lirih.

"Mas... kita kan nggak punya acara pesta... buat apa aku pakai gaun segini cantiknya?"

Arjuna berdiri dan menggenggam tangan Ayuna. "Kita akan punya acara pesta. Dan kita akan menggelarnya di tempat yang seharusnya jadi tempat pengkhianatan. Aku sudah cek ulang gedungnya, dan kamu masih punya hak penuh atas itu. Semua atas nama kamu, semua pembayaran lengkap, kuitansi, invoice, semuanya kamu simpan kan?"

Ayuna mengangguk cepat. "Iya, aku simpan rapi... semua aku yang bayar, jadi... mereka nggak bisa protes."

Arjuna tersenyum penuh arti. "Bagus. Kita akan pakai tempat itu. Biar mereka lihat, wanita yang mereka rendahkan bisa berdiri dengan kepala tegak."

Ayuna tertawa kecil, senyum pertamanya hari itu tampak lega. "Mas, kamu tahu nggak? Aku suka banget balas dendam model kayak gini. Elegan, nggak pakai teriak."

"Balas dendam terbaik adalah hidup bahagia, Yu," jawab Arjuna.

Mereka pun mulai menyusun rencana pesta sederhana, namun penuh makna. Ayuna akan memakai gaun cantik itu di tempat yang dulu hampir menghancurkannya. Kini ia akan berdiri di sana—bukan sebagai wanita yang ditinggalkan, tapi sebagai wanita yang memilih dan dipilih dengan hati.

Dan Revan…? Biarlah nanti ia yang melihat siapa sebenarnya yang layak untuk dihargai.

...----------------...

Siangnya mereka masuk ke dalam tempat acara. Dekorasi pastel lembut menghiasi seluruh ruangan. Bunga-bunga segar, tirai tipis menjuntai dari langit-langit, dan pencahayaan yang hangat membuat suasana terasa begitu sakral dan anggun.

Di sudut ruangan, seorang wanita dari tim dekorasi menghampiri mereka.

"Bu Ayuna, semuanya sudah sesuai rundown. Gaun sudah digantung di ruang rias, makanan siap, dan tim dokumentasi sudah standby. Tapi... maaf, suami Ibu... beliau siapa ya, Bu? Soalnya kami belum dapat detail latar belakangnya dari WO."

Ayuna menoleh ke Arjuna sambil tersenyum. "Dia suami saya. Itu saja sudah cukup."

Wanita itu mengangguk, tak berani bertanya lebih lanjut. Arjuna hanya tersenyum ramah dan merapikan dasinya. Tak seorang pun dari tim atau tamu undangan tahu siapa dia sebenarnya. Statusnya sebagai pemilik salah satu jaringan hotel dan perusahaan ritel besar masih dirahasiakan rapat—hanya orang-orang tertentu saja yang tahu.

“Mas, aku masih nggak nyangka... kita beneran berdiri di sini,” Ayuna berbisik saat mereka mengecek meja tamu dan daftar kursi.

Arjuna menggenggam tangan Ayuna dengan hangat. “Karena kamu kuat. Kamu nggak menyerah walaupun udah dihancurkan. Dan kamu tetap jalanin hidup dengan kepala tegak. Itu kenapa kamu pantas dapetin semua ini.”

Sebelum mereka pergi ke ruang rias, Ayuna sempat membuka map di tangannya, memperlihatkan surat nikah dan bukti pembayaran tempat ini. Ia menyimpan semuanya di laci bagian dalam meja panitia.

"Kalau suatu saat ada yang protes, semua bukti pembayaran atas namaku. Gedung ini sah kupakai. Aku nggak mencuri momen siapa-siapa, aku hanya mengambil kembali yang sudah jadi hakku."

Arjuna tertawa kecil. "Dan kamu melakukannya tanpa teriak, tanpa drama, hanya dengan elegan dan tenang. Aku bangga sama kamu, Yu."

"Kalau Revan datang nanti?" tanya Ayuna ragu.

"Biarkan dia melihat. Ini bukan tentang dia. Ini tentang kamu. Tentang kita."

Ayuna tersenyum dan mengangguk. Ia pun berjalan menuju ruang rias, di mana gaun pengantinnya tergantung anggun. Gaun itu kini bukan lagi sekadar pakaian cantik. Ia menjadi simbol kemenangan—dan awal baru.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Mutiara Nisak

Mutiara Nisak

double A yg mau pesta ,kok aq yg deg2gan y,berasa akan ada pesta menarik d TKP.....gmn reaksi keluarga mantan entar klo tau,siapa yg udah bayar sewa gedung sm katering nya.....

2025-07-24

1

Giandra

Giandra

g sabar nunggu kelanjutan ceritanya

2025-07-24

0

solihin 78

solihin 78

seru cerita nya

2025-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!