Bab 2: Lamaran Kilat di Depan Minimarket

Ayuna Sekar berdiri di depan minimarket 24 jam. Hatinya masih berdebar kencang setelah berkeliling setengah kota hanya untuk menemukan... calon suami darurat.

Langit mulai gelap. Ia mulai khawatir Tuhan akan menarik kembali “kesempatan kedua” ini kalau dia terlalu lama ragu-ragu.

“Harus cepat. Pokoknya aku harus nikah hari ini. Siapa pun yang aku temui pertama…” gumam Ayuna pelan, penuh tekad.

Dan saat itu… Seakan tuhan mendengar doanya tiba tiba terdengar suara pria yang mengejutkan Ayuna.

“Permisi, Mbak, jangan berdiri dekat pintu. Orang mau masuk susah.” ujar sang pria

Suara berat dan tegas terdengar dari samping. Seorang pria berseragam satpam berdiri tegap sambil menatapnya. Wajahnya teduh, rahangnya tegas, tubuhnya tinggi. Tapi ekspresinya agak… dingin.

Ayuna menoleh. Matanya membulat, secara tiba tiba bayangan pernikahan muncul tiba tiba, Ayuna merasakan perasaan asing dan seakan menemukan kebahagiaan yang terkubur selama ini

"Mbak..." ujar pria itu sekali lagi dan itu menyadarkan Ayuna

“Mas…” seru Ayuna dengan senyumannya

“Hmm?” Satpam itu mengangkat alis heran saat melihat ekspresi Ayuna

Ayuna menggenggam jemarinya yang gemetaran. “Mas, kamu udah nikah belum?” tanya Ayuna tiba tiba

Satpam itu yang ternyata bernama Arjuna menatap Ayuna, jelas-jelas bingung. “Eh?”

“Aku tanya serius. Kamu udah nikah belum?” ulang Ayuna cepat.

Arjuna mengernyit. “Belum. Tapi kenapa?” heran Arjuna

“Aku mau nikah. Sekarang. Sama kamu.” ujar Ayuna

“…Ha?” kaget Arjuna serta bingung

---

Beberapa detik keheningan.

Angin malam bertiup pelan. Ayuna masih berdiri tegak, meski wajahnya merah padam.

Arjuna berkedip beberapa kali. “Maaf, Mbak. Tadi aku denger kamu ngajak aku… nikah?”

“Iya. Ayo nikah.” jawab Ayuna di barengi ajakan yang serius

“Sekarang?” tanya Arjuna

“Sekarang.” jawab Ayuna mantap

“…Sama saya?”tanya Arjuna sekali lagi

Ayuna menarik napas panjang. “Iya mas. Sama kamu. Satpam tinggi yang entah kenapa bikin aku yakin kamu bukan orang jahat.”

Arjuna melipat tangan di depan dada. “Mbak... kamu ngelamar aku di depan Indomaret. Apa kamu yakin kamu waras?”

Ayuna menggeleng pelan. “Mungkin nggak waras. Tapi aku sadar aku nggak mau disakitin lagi. Dan aku butuh seseorang yang mau nikah sama aku, bukan karena uangku. Atau gelarku. Atau masa laluku.” jawab Ayuna dan itu menyentil hati Arjuna

Arjuna terdiam sesaat lalu bicara lagi pada Ayuna “Dan kamu pikir aku cocok karena… aku satpam?”

“Bukan. Karena kamu satu-satunya orang yang nggak menatapku aneh hari ini.” jawab Ayuna jujur

---

Arjuna mendesah. Ia menunduk, seolah menimbang. “Ini... beneran? Nggak main-main?” batin Arjuna

"Ini cewek waras gak sih, tau tau ini konten kan malu maluin "Ujar Arjuna dalam hati dan menoleh kesana kemari mencari kamera tapi tidak ada.

"Mas " panggil Ayuna

Ini... beneran? Nggak main-main?” tanya Arjuna pada Ayuna

“Serius,” jawab Ayuna mantap.

“Kita baru ketemu lima menit, lho.” ujar Arjuna

“Masih lebih baik daripada lima tahun bareng cowok yang ternyata pengkhianat.”

“Masalahnya bukan cuma itu, Mbak…” jelas Arjuna

“Ayuna.” ujar Ayuna memperkenalkan dirinya pada Arjuna

“Hah?” tanya Arjuna bingung

“Nama aku, Ayuna Sekar. Kamu siapa?” jawab Ayuna dengan pertanyaan balik

“Arjuna.” jawab Arjuna

Ayuna tersenyum tipis. “Tuh, udah cocok. Ayuna dan Arjuna.”

Arjuna tertawa kecil. “Mbak Ayuna, kamu gila, tahu nggak?”

“Ya, mungkin. Tapi aku gila dengan tujuan jelas.” jawab Ayuna

Arjuna mengusap tengkuknya. “Aku juga lagi pusing. Sebenernya… aku memang butuh nikah cepat.”

Mata Ayuna membesar. “Hah?! Serius?”

“Iya. Lama-lama semua orang ngatur hidupku. Disuruh nikah sama perempuan yang nggak aku kenal. Padahal aku cuma mau hidup normal.”

“Jadi kita sepakat?” Ayuna menatapnya penuh harap.

Arjuna tertawa pendek. “Kita beneran mau nikah karena… sama-sama kepepet?”

Ayuna mengangguk cepat.

Arjuna menghela napas panjang. “…Oke.”

“Oke?” tanya Ayuna

“Oke.” jawab Arjuna

“Beneran?!” tanya Ayuna memastikan

“Beneran. Tapi kamu jangan lari kalau tahu aku orangnya banyak rahasia.” jawab Arjuna

Ayuna tersenyum. “Aku juga banyak luka. Kita impas.”

---

Beberapa jam kemudian...

Penghulu di masjid kecil dekat gang sempit itu menggaruk-garuk kepala. “Kalian serius mau ijab kabul sekarang?”

“Serius, Pak Ustaz,” jawab Ayuna mantap.

“Keluarga?” tanya Pak Ustaz

“Nggak ada,” jawab mereka bersamaan.

“Saksi?” tanya Pak Ustaz lagi

“Tetangga kos dan Pak RT bisa dipanggil,” kata Arjuna santai.

Penghulu menghela napas panjang. “Kalian ini seperti film. Tapi ya sudah, kalau semua syarat sah, saya bantu, tapi ini mau nikah sirih atau nikah sah negara juga"

"Nikah sah pak, besok kami urus, ini sudah malam mana ada kantor KUA buka, tapi kasih bukti pernikahan ini ya pak berupa surat gitu biar besok mudah urusannya" ujar Arjuna dan di setujui Ayuna

"Baiklah jika begitu" jawab pak ustadz dan penghulu

---

Satu jam setelahnya,

“Qobiltu nikahahaa...”

Ayuna menatap Arjuna. Matanya berkaca-kaca. Ia tidak percaya. Ia benar-benar menikah... dengan pria yang baru ia kenal beberapa jam.

“Mulai sekarang, kamu istri saya,” ucap Arjuna pelan.

Ayuna menggigit bibir. “Dan kamu suami saya. Aneh ya?”

Arjuna nyengir. “Gila malah.”

Ayuna tertawa kecil. “Terima kasih... sudah mau gila bareng aku.”

Arjuna memandang Ayuna serius. “Sama-sama. Tapi mulai besok, jangan panggil aku ‘Mas Satpam’ ya. Aku sakit hati.”

“Oke. Aku panggil... Pak Komandan?”

“Jangan!” seru cepat Arjuna

“Pak Suami?” tanya Ayuna

“…Oke, itu boleh.” jawab Arjuna dan mereka pun tertawa bersama

---

Malam itu, dua orang asing tidur di satu atap. Bukan karena cinta pada pandangan pertama, tapi karena luka dan harapan yang mempertemukan mereka.

Dan tanpa mereka sadari, cinta perlahan mulai menemukan celahnya... di antara sisa-sisa perih dan secangkir teh manis dalam gelas retak.

Keesokan harinya.

Pagi pagi Ayuna terbangun terlebih dahulu dari Arjuna, setelah nyawanya terkumpul Ayuna baru sadar jika ia sedang tidur di kasur yang sama dengan seseorang pria, kening Ayuna sampai berkerut. Ia menatap langit-langit kamar kecil berwarna krem dengan bercak-bercak air hujan yang mengering.

“Aku beneran udah nikah?” batin Ayuna. “Dan… sama satpam?” lanjutnya lagi

Ayuna menoleh ke samping. Arjuna tidur miring membelakangi, masih mengenakan seragam satpam lengkap dengan sepatu." Eh.... Beneran sepatu! Astaga, hehehe" Ayuna merasa lucu

“Dia bener-bener nggak lepas sepatu?!” gumam Ayuna

“Mas...” Ayuna menyenggol lengan Arjuna pelan.

Arjuna menggeliat kecil, lalu membuka satu matanya.

“Hmm?” gumam Arjun

“Kamu tidur pakai sepatu?” tanya Ayuna

“Refleks.” jawab Arjuna

“Refleks? Emangnya kamu Batman?” ujar Ayuna

Arjuna menguap. “Biasanya jaga malam. Nggak terbiasa buka sepatu. Siapa tahu ada maling.”

Ayuna memiringkan kepala. “Di dalam kamar juga?”

“Eh, iya juga…” jawab Arjuna baru sadar

Mereka saling menatap selama dua detik… lalu tertawa.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Lea Tiandari Pranamya

Lea Tiandari Pranamya

lanjut thor.
penasaran banget sama kisah nya

2025-07-22

0

juwita

juwita

semoga cerita komedi romantis. g berat konplik nya

2025-07-27

0

Tiara Bella

Tiara Bella

lucunya ayuna sm Arjuna

2025-07-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!