Masuk RS

Aisyah yang malang ia malah di keluarkan dari rumah suaminya. Sekar yang kejam ingin selalu tampil muak dengan sikap Aisyah yang saat ini. Merebut suami orang, padahal Sekar saat itu cemburu dengan suaminya.

Mama Veni ikut beraksi melihat sikap Aisyah, tapi percuma saja jika dirinya saat ini puas dengan apa yang terjadi saat ini. Rumah tangga yang mereka bangun akhirnya hancur berkeping-keping. Tidak salahkah jika Sekar mengusirnya begitu saja.

Sella yang tadi malah membungkus pakaian Aisyah dengan melemparkan tas milik Aisyah. Aisyah hanya menangis apa yang terjadi, suaminya tidak berkutik sama sekali membiarkan istrinya di usir secara tidak baik oleh keluarga suaminya.

Aisyah memohon ampun di kaki Sella, namun Sella menyingkirkan tangan kotor Aisyah hingga tak terasa. Aisyah hanya menangis rasa ia tidak di peduli kan saat ini.

"Menyingkirkan lah dari ku Aisyah! Kamu tahu, kamu itu hanya menantu sampah yang tak layak disini. Kamu sebaiknya pergi, jangan pernah singgah lagi di rumah ini. Sejujurnya Sella males jika Abangku akan menjadi menikahi perempuan lemah seperti mu, kau disini hanya sampah. Tapi maaf, sampai detik pun Sella tak akan biarkan dirimu merenggut kebahagiaan keluarga ku," ucap Sella maju dengan memijak tangan hingga Aisyah merasakan sensasi luar biasa.

"Apa salah Aisyah? Aisyah hanya seorang istri dari Abang mu. Kenapa kamu sebagai Adik tidak menghargai kehadiran ku. Mama, jangan usir Aisyah dari rumah ini. Aisyah ingin disini. Aisyah takut ma."

"Mama? Saya bukan mama kamu. Ini anak makin kurang ajar ya. Cepat ambil sapu Sella. Kita ingin Aisyah hancurkan malam ini juga," ujarnya yang tidak ingin Aisyah sampai hidup.

Jika mereka tahu Aisyah sedang hamil anak pertama dari rahim milik Suaminya. Seandainya tahu, mungkin mereka tidak akan menyakiti perasaan Aisyah. Kekalutan dalam hatinya tidak sebanding apa yang dirasakan oleh Aisyah. Aisyah hanya menangis, berteriak semoga ada warga yang simpati mendengar jika keluarga suaminya malah ingin memukuli tubuh Aisyah hingga memar.

Sella yang pergi ke dapur mencari sebuah sapu lidi untuk diberikan kepada Mamanya, namun saat itu juga Naufal malah mencari Aisyah dimana. Naufal marah karena terdengar dari suara ribut-ribut dari luar rumah. Suami yang selama ini pernah menyentuh Aisyah ketika dalam keadaan marah. Namun, saat ini Mamanya ingin memutuskan hubungan dengan Aisyah dikarenakan Sekar merasa cemburu setelah kepulangan Suaminya.

Tak ada yang berani melawan amarah Naufal, Naufal yang mengerti jika Mamanya tidak memiliki rasa belas kasihan terhadap Menantunya. Aisyah yang hanya menangis karena tiba-tiba saja perutnya kram dan Aisyah hampir pingsan.

Mereka bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Aisyah. Segerombolan warga malah mendengar Keributan Keluarga Pak Naufal. Disana, tergelatak Aisyah yang sudah tak berdaya. Warga yang merasa kasihan terhadap Aisyah lalu melintas menuduh jika Keluarga Naufal yang bermasalah.

"Kalian pasti kan yang sudah buat Aisyah seperti ini! Ngaku kalian, lihatlah Aisyah tidak sadar. Lihat itu, ada bekas biru di lengan Aisyah," terka Pak Ahmad pemilik kebun di sepanjang jalan komplek.

"Iya pak! Wah benar-benar keluarga serakah, dzolim. Apa yang kalian harapkan, Ayo bawa Aisyah ke RS."

Naufal mengikuti arahan Pak Ahmad, namun Mama Veni yang curiga dengan kondisi dengan Anaknya mengapa lenih memilih perempuan itu tapi tidak dengan Sekar. Sekar merajuk, masuk kedalam kamarnya mengunci kembali pintu dengan rapat-rapat.

Sella yang kelamaan hampir buntu tidak ada orang di luar sana. Mama Veni dengan raut muka di tekuk, menyebalkan jika Aisyah langsung di bawa ke RS oleh Warga setempat. Merasa Warga peduli dengan kondisi Aisyah yang sekarang, namun Naufal sangat merasa bersalah.

Sella mulai bertanya kenapa Aisyah tidak ada disana, lagi-lagi Mama Veni dengan nada yang sulit diartikan.

"Ma, tadi Aisyah kemana sih? Udah capek-capek ambil sapu malah si Aisyah udah ga ada. Ma? Kok malah pergi".

"Kamu sih kelamaan di dapur. Para warga malah bawa Aisyah. Gimana ini, pasti Naufal akan memberikan terbaik untuk Aisyah," sergap Mama Veni duduk lesu pikirannya melayang seolah akan mengalami perubahan fisik.

"Kok jadi di salahin Sella. Mama kan suruh Sella ambil sapu, paling tadi Sella juga ga mau. Udah ah, Sella mau masuk ke kemar aja. Lagian, gara-gara Aisyah semuanya jadi kacau," sulut emosi Sella mengundang seluruh isi hatinya ingin keluar dari rumah tersebut.

Mama Veni merasa frustasi jika pernikahan mereka akan gagal. Mama Veni mengetuk pintu kamar Sekar dan langsung ingin memeluk tubuh Sekar di pelukan Mama Veni.

Tok

Tok

"Sayang! Maafkan Mama, Mama ga berhasil membujuk Naufal. Mama, minta maaf Sekar. Oh ya, besok kita Shopping yuk. Kita habiskan uang Naufal, bagaimana kamu setuju, sayang," pikir melihat raut wajah Sekar mulai basah.

"Setuju! Terimakasih Mama. Ga nyangka dapat Mertua yang baik seperti ini menurut Sekar, Alhamdulillah. Sekar juga sayang, Mama," imbuhnya menyalurkan perasaan rindu yang tertahankan.

Sekar begitu setuju saat Mertuanya mengajak Shopping. Oleh karena itu, beruntung sekali Sekar dapat menikah dengan suami orang. Bodohnya pikiran Mertuanya yang sangat menyayangi Sekar, terlalu pintar. Namun, dibalik semuanya tersimpan dendam yang ingin Sekar menikmati menari di atas penderitaan oranglain. Bukan maksud untuk membuat Keluarga Suami itu sendiri mengalami kebangkrutan yang luar biasa.

Aisyah dengan raut wajah pucat. Tubuhnya kehilangan banyak cairan. Saat ini juga Aisyah masih juga belum sadar. Para warga menyalahkan Naufal yang tidak beres mengurus seorang Istri padahal istrinya sangat baik, ramah, dan Soleha.

Naufal melihat uang milik di rekening miliknya, ia sengaja membekukan rekening ia sendiri. Naufal justru merasa kehilangan istri sah nya ini. Entah mengapa, setelah pernikahan kedua bersama Sekar rasa-rasa itu hilang, tidak ada diantara mereka kehangatan serta tentram disebuah pernikahan.

Airmata Naufal yang tak bisa mengelus pipi Istrinya yang terbaring lemah. Namun, pucat sekali wajah milik istrinya. Hatinya hanya redup memikirkan bagaimana bisa Aisyah langsung pingsan. Apakah musti Naufal bertanya pada Mamanya sedangkan takut Mamanya mengancam untuk tidak menjaga Aisyah di RS.

Para warga sendiri tak ingin pulang, Ibu-ibu yang rumah nya tidak jauh saja ikut menjaga kesehatan Aisyah sampai ia benar-benar sembuh dan sadar.

Lagi-lagi Naufal menelpon orang rumah, malah diangkat oleh Sekar yang sejak tadi menangisi Aisyah. Ia juga berpura-pura untuk bisa Aisyah tak hidup lagi. Skenario Sekar sangat tidak penting bagi Naufal, tapi apakah Sekar benar-benar merasa kehilangan Aisyah.

"Halo Mas, bagaimana kabar Kak Aisyah. Sekar takut Mas. Kamu tahu kan, kalau Sekar tadi yang ga sengaja sudah mendorong Kak Aisyah. Mohon maaf Mas, Apa sebaiknya Mas tidak pulang. Kalau begitu biar Sekar yang disana, Mas pulang ya?" Tanya Sekar di telepon untuk Naufal pulang.

"Tapi Mas rasanya tidak bisa meninggalkan Aisyah. Istri Mas sedang tidak baik-baik saja. Sekar, dengerin Mas kamu dirumah aja jangan kemana-mana, Mas juga bentar lagi akan pulang".

Para Ibu-ibu tidak sengaja mendengar suara Naufal berbicara dengan oranglain. Seperti mesra, ibu-ibu yang kepo malah lebih ingin memikirkan bagaimana bisa Naufal menikah lagi dengan orang tanpa sepengetahuan istri sah nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!