05.

"mas gimana udah ketemu davinya?" tanya dara saat suaminya selesai menelpon liam.

"hmm.. Kamu tuh gimana sih dar?kamu kan ada di rumah kenapa sampai davin pergi itu kamu ngga tau." hadi baru mengetahui davin hilang setelah pihak sekolah menelpon menanyakan kenapa davin tak masuk sekolah padalah sedang ujian.

Hadi yang mendengar itu menelpon istrinya dan yang tambah membuatnya kesal pada dara adalah, karena wanita itu tidak tahu menahu tentang davin.

"lho gimana aku tau mas setelah pertengkaran kita aku masuk kamar dan ngga keluar lagi. Jadi mana aku tau davin pergi aku kira ya dia sekolah seperti biasa." elak dara tak mau disalahkan.

Hadi kehabisan kata-kata menghadapi istrinya yang tidak begitu perduli dengan putra semata wayang mereka.

hadi memilih kembali ke ruang kerja daripada menghadapi istrinya, ia akan makin kesal dibuatnya.

"mas mau kemana ? Kita belum selesai bicara, kenapa kamu pergi gitu aja sih." dara merasa jengkel pada suaminya karena sering meninggalkan ia ditengah pembicaraan.

apalagi dara belum tau tentang keberadaan davin putranya. Walaupun dara bersikap cuek terhadap putra semata wayangnya itu tapi tetap saja sebagai seorang ibu dara merasa khawatir tentang keberadaan putranya itu.

Hadi tak mengindahkan kata-kata istrinya dan terus pergi ke ruang kerjanya. "mas hadi itu benar-benar ya. Aku belum selesai ngomong main pergi aja." gerutu dara pada suaminya.

Sementara hadi sebelum ke ruangannya ia menemui mbok asih. "mbok boleh saya minta tolong?"

"iya tuan, tuan butuh apa?"

"mbok bisa tolong kemasi perlengkapan sekolah davin. Nanti kalau sudah minta pak man antar ke rumah liam, ya."

"baik tuan akan mbok siapkan sekarang, apa ada lagi tuan?"

"ngga mbok udah itu aja." hadi berlalu ke ruang kerjanya setelah selesai bicara dengan mbok asih.

Setelah mendengar perintah dari tuannya mbok asih bergegas naik ke lantai dua ke kamar tuannya mudanya.

dara yang tengah duduk di ruang keluarga melihat mbok asih naik ke lantai 2. Setelah beberapa lama mbok asih datang dengan tas sekolah davin dan satu tas lagi yang entah lah apa isinya.

"mau dibawa kemana itu mbok?" tanya dara saat melihat mbok asih yang tengah turun membawa tas-tas itu.

"ini mau mbok kasih ke pak man nyah, mau diantar ke rumah den liam." jawab mbok asih.

"ke rumah liam ya." gumam dara.

"iya nyah, bapak yang nyuruh mbok tadi."

"ya udah mbok boleh pergi."

"baik nyah, mbok permisi."

Dara merasa lega karena tau keberadaan putranya. "aku sampai lupa kalau davin itu kan dekat dengan jihan, jadi saat seperti ini pasti ia cari jihan." dara sendirian mengakui bahwa putranya lebih dekat dengan adik iparnya ketimbang dirinya.

"mas hadi juga kenapa coba ngga bilang aja kalau davin ada di rumah liam. Dia malah sibuk nyalahin aku yang seakan-akan ngga perhatian sama anak." gerutu dara menyalahkan suaminya.

Ia memilih kembali ke kamar karena besok ia hendak ke rumah jihan untuk melihat keadaan davin dan berterima kasih pada jihan karena mau menapung putranya.

Keesokan paginya mereka sarapan dengan tenang, tak ada yang berminat memulai obrolan.

Selesai makan hadi segera pergi dengan mobilnya tanpa berpamitan dulu dengan istrinya yang menatapnya kesal.

"kebiasaan main pergi-pergi aja, dia kira akunini apa. Jadi istri ngga ada harganya banget." gerutu dara saat melihat suaminya pergi tanpa berpamitan dengannya.

"dari pada mikirin dia mending aku siap-siap ajalah, aku mau kerumah jihan buat nemuin davin deh." dara pergi ke kamarnya dan siap-siap setengah jam kemudian ia turun dan pergi mengendarai mobil mewahnya ke rumah adik iparnya.

Tak lupa dijalan dara membeli cake untuk dibawa kerumah jihan.

Saat hampir mau sampai rumah jihan ia melihat ada mobil yang tak asing sedang terparkir di depan rumah jihan. Ia tau betul itu mobil siapa karena ia hafal nomer plat kendaraannya.

Dara memberhentikan mobilnya agak bersembunyi depan rumah jihan ia memantau dari dalam mobilnya.

Tak lama kemudain ia melihat jihan keluar dari rumahnya bersama seseorang yang tak lain adalah hadi suaminya.

Dara memantau gerak-gerak mereka berdua. kecemburuan menguasainya melihat suaminya begitu akrab dan sesekali melempar candaan menggoda rio yang kini ada digendongan jihan.

Mereka tertawa bersama. Tawa hadi begitu lebar saat bersama meraka tidak seperti saat bersamanya dan davin. Ia hanya akan diam tak berminat dengan apapun yang menyangkut dara dan davin.

Itulah yang dipikirkan dara saat melihat mereka dengan pandangan sulit diartikan. Dan beberapa saat kemudia hadi berpamitan dan pergi dan hal itu tak lepas dari pandangan dara.

Melihat itu hati dara sakit, jika dengan jihan ia berpamitan semetara dengannya hadi seperti menganggapnya tak ada.

Dara melajukan mobilnya menjauhi rumah jihan, ia tak jadi ke rumah adik iparnya itu karena perasaannya tengah tak menentu.

Beberapa saat kemudian dara pergi ke cafe tempat janjian dengan teman-temannya. Sampai disana dara langsung duduk tak menyapa kedua temannya.

Selly dan mia saling pandang melihat sahabatnya yang datang-datang dengan wajah masam.

"kamu kenapa dar? datang-datang muka udah ditekuk aja. Berantem lagi sama suamimu?" tanya mia.

"kan biasa kamu ada berantem sama mas hadi, cerita aja dar. jangan dipendam nanti bisa gila lho."timpal selly.

Beberapa saat dara diam mencerna apa yang ia lihat tadi di rumah jihan. Lalu ia berpikir sejenak apa ia perlu menceritakannya masalah ini kepada sahabatnya.

Tapi kalau dia ngga cerita benar apa yang di omongin sama selly dia bisa gila kalau mikirin semuanya sendiri.

"hmm... Iya aku emang sempet berantem sama mas hadi kemarin." ujar dara lesu.

"bener cuma itu doang?"

"kamu kan biasa berdebat bahkan sampai berantem sama mas hadi. tapi kali ini, aku ngerasa ngga seperti biasanya." lanjut selly.

sahabatnya benar-benar tau bagaimana sifat dara.yang tak akan ambil pusing hanya karena masalah rumah tangga nya.

"iya dar, ada apa?" mia mulai mode serius.

"aku mergokin mas hadi ada rumah liam tadi pagi."

Mereka tak ada yang menyela cerita dara, mereka mendengarkan cerita dara dengan serius.

"dan saat itu cuma ada jihan dan anaknya aja..." dara berhenti sejenak menguatkan hatinya yang sakit saat melihat interaksi suami dan jihan tadi pagi.

"dan yang membuat aku sakit hati aku liat mas hadi begitu akrab dan begitu hangat memperlakukan jihan dan rio. Berbeda saat ia memperlakukan aku dan davin keluarganya sendiri." jelas dara begitu merasa tersakiti sekarang terlihat dari getaran suaranya yang menahan tangis saat bercerita.

"aku ngga bodoh sel,mi. Aku liat cinta dimatanya masih begitu besar saat memandang jihan, atau mungkin tak pernah berkurang." air mata lolos begitu saja membasahi pipi dara tanpa dipinta.

Melihat sahabatnya yang begitu rapuh saat ini selly dan mia memeluk dara menguatkan wanita itu.

"kamu yang sabar ya dar. Semua pasti ada jalan keluarnya." ucap selly menenangkan.

"iya dar, lu jangan sedih kita selalu ada buat lu kok." sambung mia.

Dara menumpahkan kesedihannya di dalam pelukan teman-temannya. Ia bukannya tidak tau siapa orang yang suaminya cintai, tapi ia berkeras hati ingin merebut hati suaminya karena ia begitu mencintai hadi suaminya yang ternyata adalah cinta pertama bagi dara.

.

.

.

.

Tbc

Terpopuler

Comments

Juguito De Frutifastastico Uwi

Juguito De Frutifastastico Uwi

Alur ceritanya keren banget!

2025-07-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!