Ibu Kontrak
di sebuah rumah kecil yang cukup jelek hidup lah seorang remaja bernama Fadli dia berusia 16 tahun yang kini tinggal sendirian akibat tak di pedulikan oleh kedua orang tua nya.
Fadli berdiri dia segera memakai seragam dan pergi ke sekolah untuk mendaftar ke masuk sekolah.
Di perjalanan menuju ke sekolah yang dia tuju dia melihat sekeliling yang sangat ramai dengan orang akan tetapi tetapi diri nya tampak tak peduli dengan hal itu karena dia sendirian.
Setelah berjalan selama bebebrapa menit akhirnya fadli pun sampai di sekolah. fadli segera masuk ke ruang guru dan mendaftarkan diri untuk bersekolah di sma melati itu.
"kamu datang ke sini sendirian?" tanya guru yang menerima pendaftaran.
"ya aku datang sendirian orang tua aku ngak ada mereka ngak peduli pada aku" jelas fadli dengan tenang.
"ya baiklah bukan masalah tapi ini kertas pendaftaran kamu, besok bawalah kertas itu dengan tanda tangan orang tua di atas matrai. besok adalah hari pertama sekolah untuk sekarang kamu bisa ke aula dan mendegarkan peraturan di sekolah ini"jelas guru itu menatap tajam dan tak peduli dengan fadli.
Fadli menerima kertas nya dan segera pergi ke aula sekolah. di aula dia diam dan mendegarkan kepala sekolah yang bicara di depan menjelaskan peraturan sekolah dan lain nya.
Setelah beberapa jam di aula akhir nya semua murid bisa pulang. fadli berjalan pulang menuju ke rumah nya dengan tatapan kosong dan biasa saja dia tak peduli dengan apa yang terjadi pada diri nya. Namun jauh di dalam hati nya fadli dia sangat ingin sekolah dengan tenang dan tanpa ada gangguan sedikit pun.
Saat bejalan pulang fadli memutuskan untuk mampir ke sebuah warung kopi dia duduk dan memesan kopi serta rokok. Setelah itu fadli pun bersantai sambil minum kopi dan menghisap rokok sekalian menenangkan diri "bagaimana cara aku mendapatkan tanda tangan orang tua aku yang tak peduli dengan aku? Hah..merepotkan sekali" kata nya di dalam hati.
"hei.. kamu masih muda merokok dasar pakai seragam lagi" bentak salah satu orang.
Fadli menatap orang itu dan menjawab "terserah aku, hidup aku kamu ngak usah ikut campur"
"tidak bisa aku adalah guru di sekolah" jelas orang yang memarahi fadli.
Fadli terdiam dan mematikan rokok nya lalu melanjutkan makan camilan kecil.
"apa ini sikap kamu saat bertemu dengan guru kamu sendiri? Kamu sekolah di sekolah melati kan?, aku adalah guru kamu jadi tunjukan rasa hormat kamu" kata guru wanita itu.
"jadi?, aku harus seperti apa?, apakah aku harus hormat pada kamu hanya karena kamu adalah guru aku?, atau aku harus tunduk pada kamu karena kamu adalah guru aku?."
Guru wanita itu tampak kesal dia lalu duduk di depan fadli dan bertanya dengan sabar " kamu murid baru kan kamu angkatan baru kan?, kalo kamu terus bersikap seperti ini aku akan memberi tau pihak sekolah dan mengeluarkan kamu dari sekolah"
"terserah aku juga ngak peduli soal sekolah" jawab fadli santai.
"hah..dasar nakal ayo pulang ke rumah kamu. aku ingin bicara dengan orang tua kamu dan memberi tau mereka kalo kamu merokok" kata guru itu.
"yah.... maap aku ngak tau mereka di mana saat ini aku di rumah tinggal sendirian mereka masih tanggung jawab sih ngasih aku uang tiap bulan tapi mereka ngak peduli dengan aku jadi maap aku ngak tau mereka di mana dan kamu ngak bisa mendatangi rumah aku " jawab fadli.
Seketika guru itu terkejut dan diam dia berguman "begitu ya berati anak ini mengalami kehidupan yang berat astaga kenapa aku malah marah pada nya tadi kalo aku tau kehidupan nya seperti ini aku pasti tak akan marah tadi aku akan bicara dengan tenang"
guru itu lalu memesan sebuah makanan. Setelah memesan makanan dia kembali bertanya kepada fadli "kamu punya cita- cita atau tidak?"
Fadli tampak bingung dengan pertanyaan yang di berikan namun dia tetap menjawab nya dengan tenang "tidak ada aku ngak punya cita- cita"
"begitu ya kamu ngak punya tujuan hidup, hem..semangat lah aku yakin kamu bisa menemukan tujuan hidup kamu" jelas guru itu dengan senyuman.
"apa yang kamu maksud perkataan kamu membuat aku bingung tau" kata fadli dengan wajah yang kesal.
"lupakan saja hal itu, kamu besok sekolah kan?, jadi selamat datang ke sekolah sma melati. oh iya kamu bilang kamu ngak tau orang tua kamu di mana jadi besok kamu akan datang ke sekolah sendirian kan?"
"kamu malah membuat aku kesal" bentak fadli menggebrakan meja karena kesal dengan perkataan dari guru nya itu.
"maap tapi itu benar kan?,"
"iya memang nya kenapa kalo aku datang sendian aku tidak keberatan kok."
"tidak aku hanya punya saran saja untuk kamu carilah wakil, entah itu bibi, tante atau paman terserah kamu. Hal itu akan membuat kamu tenang besok" jelas guru itu.
Fadli diam saja meski dia mengerti apa yang di maksud oleh guru nya tapi dia tak mempunyai bibi,paman atau pun tante karena dia hidup di tempat yang terpisah dengan seluruh keluarga nya.
Tak kama kemudian makanan yang di pesan sang guru datang dia terseyum lalu berkata "fadli ini makan lah untuk kamu sudah aku bayar dan semangat ya" kata guru itu langsung pergi setelah memberikan fadli makanan.
Fadli hanya diam saja dia melamun selama beberapa menit,setelah itu dia segera pergi pulang tanpa memakan makanan yang di berikan oleh guru nya.
Saat tiba di rumah dia masuk ke dalam dan langsung tiduran di kasur meski rumah nya sangat berantakan dia tak peduli yang penting ada tempat untuk dia tiduran di kasur.
"besok aku datang sendiri saja ngak usah malu karena ngak punya orang tua,tapi sekarang sebaik nya aku tidur saja" kata nya langsung menutup mata.
Beberapa jam berlalu. Bel rumah fadli berbunyi dia yang tadi nya tidur akhir nya terbangun fadli segera membuka pintu nya dan melihat wanita.
"ada perlu apa?" tanya fadli bingung.
"anu..apa kamu punya pekerjaan untuk aku,aku bisa melakukan apa saja bersih- bersih atau menjadi pembantu" tanya wanita itu.
"haha kamu ada- ada saja dari luar saja terlihat rumah aku kecil dan usang lalu aku tinggal di pinggiran kota seperti ini mana mungkin aku punya pekerjaan" jelas fadli.
"begitu ya baiklah maap kan aku" kata wanita itu.
fadli menatap wanita itu dan berkata "tunggu aku punya perkerjaan untuk kamu tapi gaji nya tidak terlalu besar"
Wanita itu terseyum "ya bukan masalah bagi aku apa pekerjaan yang harus aku lakukan untuk kamu?"
"pertama- tama silakan duduk di kursi itu dulu" jelas fadli menunjuk kursi.
Wanita itu duduk fadli lalu duduk dan bertanya "kamu tinggal di mana?"
"sekarang aku ngak punya tempat tinggal" jelas wanita itu.
"hem..aku kira kamu punya tempat tinggal, hem..kalo begitu baiklah kamu jadi lah pembantu aku tapi aku tidak bisa membayar kamu banyak aku hanya bisa memberikan kamu 1 juta saja sebulan tapi untuk makanan kamu ngak perlu khawatir sudah aku siapkan" jelas fadli.
"baiklah aku setuju tapi aku tinggal di rumah kamu juga kan?" tanya wanita itu.
"boleh kalo kamu mau tapi rumah aku berantakan"jelas fadli.
"aku akan membereskan nya tenang saja"jawab wanita itu.
"baiklah kita setuju kalo begitu kamu akan menurut dengan apa yang aku perintah kan bukan?, besok ikut aku ke sekolah dan jadilah perwakilan orang tua aku"
"iya, bukan masalah itu artinya aku akan menjadi ibu kamu kan?"
Fadli langsung terdiam mendegar perkataan itu tapi dia mengangguk.
"nama kamu siapa?" tanya fadli bingung.
"aku fitri,umur aku sudah 30 tahun sih sudah tua" jelas fitri.
"ya aku fadli sekarang kamu resmi bekerja di rumah aku kalo begitu kita buat kontrak saja sekarang untuk 1 bulan ke depan ya"jelas fadli sambil mengeluarkan kertas dan pulpen.
"ya boleh 1 bulan dulu saja"jelas fitri.
Fadli terseyum dia mulai menulis kontrak nya dan fitri menatap tulisan fadli. Sambil melihat kontrak yang ingin fadli ajukan.
Setelah beberapa menit menulis akhir nya fadli selesai juga dia memberikan isi kontrak yang dia ajukan kepada fitri.
"baiklah saya baca dulu ya, ajuan pertama kamu adalah aku harus mewakili semua yang berhubungan dengan orang tua saat di sekolah dan juga kamu meminta agar saat di sekolah kamu bisa bilang kalo aku adalah ibu kamu?, boleh saja ini aku setuju, selanjut nya kamu ingin aku kerja dengan benar tetapi hanya membersihkan rumah dan membuat makanan saja. Oke aku setuju kamu hanya mengajukan dua kontrak ya, untuk satu bulan ke depan aku tanda tangani, gaji aku satu juta dan kamu memberikan aku makan" kata fitri langsung menandatangani kontrak itu.
Fadli menatap ke arah fitri dengan raut wajah bingung "kamu ngak mau ngajuin syarat pada aku?" tanya nya pada fitri.
Fitri terseyum "ngak ada, aku cukup kok di gaji dan bisa tinggal di sini. Sekarang ayok masuk ke dala ini sudah mulai gelap aku harus memasak untuk makan malam"
Fitri berdiri dan mendorong pintu rumah fadli saat dia masuk dia langsung terkejut dan terdian karena rumah yang sangat berantakan.
"apa ini?, tempat sampah?" tanya fitri heran.
"maap akan aku bersihkan sekarang"jelas fadli segera masuk ke dalam rumah dan mulai membersihkan rumah nya.
"ya sudah aku juga ikut bantu" kata fitri.
Mereka berdua lalu membersihkan rumah bersama- sama. Setelah 1 jam berlalu rumah yang tadi nya berantakan dan kotor kini telah berubah menjadi sangat bersih.
Fadli duduk kelelahan di kasur kecil nya sementara fitri sedang membersihkan wadah di dapur. "ah..gila lelah sekali membersihkan rumah sampah nya juga tak aku sangka bisa sampai 2 karung besar. Aku harus membuang nya besok sambil pergi ke sekolah bersama ibu" kata fadli di dalam hati nya.
Saat fadli sedang bersantai fitri datang menghampiri dia bertanya " anu.. Di kulkas tak ada makanan apapun dan di lemari hanya ada mie instan nasi juga ngak ada malam ini mau makan apa? hari sudah mulai gelap loh"
"makan mie instan saja aku biasa nya makan mie instan" jelas fadli.
"baiklah... hem... Fadli boleh aku bertanya?"
"tentu saja boleh mau bertanya apa coba"
"apa kamu selalu makan mie setiap hari?" tanya fitri menatap fadli.
"ya setiap hari aku tidak bisa memasak biasa nya aku beli makanan di luar tapi sekarang lebih sering makan mie instan saja karena mudah dan praktis"jawab fadli penuh senyuman.
"begitu ya, baiklah malam ini kita makan mie saja tapi besok biar aku yang belanja berikan saja uang belanja nya" jelas fitri.
Fadli mengangguk dia segera mengambil amplop coklat dan memberikan nya kepada fitri, "ini dia di dalam amplop itu biasa nya ada uang 3 juta, 1 juta ambil saja untuk kamu lalu sisa nya bebas mau kamu belikan apa juga inti nya makanan saja"jelas fadli sambil tiduran di kasur.
"ini apa ini uang kiriman dari orang tua kamu" tanya fitri yang penasaran.
fadli tampak murung dia tiduran di kasur namun dia tetap menjawab pertanyaan dari fitri "benar sekali itu adalah uang kiriman dari orang tua aku biasa nya mereka mengirim lewat pos"
Fitri terseyum karena bisa bicara lancar dengan fadli namun diri nya juga tampak sedih tetapi dia memutuskan untik diam dan segera ke dapur.
Di dapur fitri memanaskan air dia bergumam "masa aku memasak mie saja untuk tuan aku hem..fadli dia masih masa sekolah dan membutuhkan banyak gizi ini masih sore meski hampir malam sebaik nya aku segera membeli makanan yang lebih layak lagi dari mie instan"
fitri segera pergi ke luar dari rumah fadli yang melihat fitri pergi membiarkan nya begitu saja dia memutuskan untuk membaca buku di sore itu.
beberapa menit berlalu fitri kembali dengan satu kresek bahan masakan fadli yang melihat bertanya "apa itu?"
Fitri menanggapi dengan tenang "ini ya, nanti kamu akan tau kok"
Fitri berjalan ke dapur dan mulai memasak sementara fadli diam saja di kasur kecil milik nya.
Beberapa jam kemudian di jam 7 malam fitri menghidangkan makanan kepada fadli.
Fadli menatap fitri "makasih fitri kamu telah membuatkan makanan untuk aku" kata nya penuh rasa syukur.
"sama- sama ini kan sudah tugas aku jadi bukan masalah sekarang silakan di makan" jawab fitri sambil mendorong piring ke arah fadli.
Fadli terseyum san mulai makan bersama fitri saat makan fadli sesekali menatap ke arah fitri, fitri yang menyadari hal itu bertanya "ada apa fadli?"
Fadli menggelengkan kepala dan menjawab "tidak ada"
Setelah makan fadli kembali belajar membaca buku sementara fitri menonton sinetron di televisi.
"anak itu dia cukup rajin juga sudah malam tapi masih membaca buku" kata fitri di dalam hati nya.
"tadi itu apa ya, kenapa saat makan rasa nya sungguh menyenangkan berbeda dengan sebelum- sebelum nya aku selalu makan cepat dam rasa nya juga berbeda" kata fadli di dalan hati nya penuh rasa bingung.
1 jam berlalu fadli segera ke kamar dan langsung tiduran di kasur, fitri yang juga sudah mengantuk berjalan masuk ke kamar dia melihat fadli yang tiduran dan langsung naik ke kasur.
Fadli seketika terkejut dia berbalik dan langsung berkata "aku akan tidur di sopa ruang tamu saja"
Saat fadli turun dari ranjang fitri langsung menarik lengan fadli dan berkata "di ruang tamu dingin sudah tidur di sini saja, jangan khawatir aku ngak akan macam- macam kok pada kamu"
Meski merasa malu dengan wajah yang memerah fadli kembali naik ke kasur lalu tiduran di kasur bersebelahan dengan fitri wanita 30 tahun yang masih sangat cantik.
"anu.. Apa tidak masalah kita tidur bersama seperti ini?" tanya fadli bingung.
"kalo kamu keberatan aku bisa pindah ke ruang tamu dan kamu di kamar" jelas fitri.
"tidak aku ngak keberatan tapi rasa nya agak malu saja" jelas fadli.
Fitri berbalik dia menatap ke arah fadli dan berkata "wajah kamu memerah"
"haha maap ini pertama kali nya aku tidur bersama perempuan" jelas fadli.
"apa sebelum nya kamu sendirian dari bayi?"tanya fitri penasaran.
"tidak aku dengar sih aku di rawat oleh suster yang di bayar orang tua aku sampai aku masuk sd aku masih ingat suster itu tapi entah gimana kabar nya sekarang" jelas fadli.
Fitri mendekat dan memeluk fadli dengan erat "begitu ya, sekarang tidur lah"
Wajah fadli memerah dia ingin menjauh namun rasa hangat membuat nya terdiam hingga dia tertidur dengan wajah yang masih malu-malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments