di sebuah rumah kecil yang cukup jelek hidup lah seorang remaja bernama Fadli dia berusia 16 tahun yang kini tinggal sendirian akibat tak di pedulikan oleh kedua orang tua nya.
Fadli berdiri dia segera memakai seragam dan pergi ke sekolah untuk mendaftar ke masuk sekolah.
Di perjalanan menuju ke sekolah yang dia tuju dia melihat sekeliling yang sangat ramai dengan orang akan tetapi tetapi diri nya tampak tak peduli dengan hal itu karena dia sendirian.
Setelah berjalan selama bebebrapa menit akhirnya fadli pun sampai di sekolah. fadli segera masuk ke ruang guru dan mendaftarkan diri untuk bersekolah di sma melati itu.
"kamu datang ke sini sendirian?" tanya guru yang menerima pendaftaran.
"ya aku datang sendirian orang tua aku ngak ada mereka ngak peduli pada aku" jelas fadli dengan tenang.
"ya baiklah bukan masalah tapi ini kertas pendaftaran kamu, besok bawalah kertas itu dengan tanda tangan orang tua di atas matrai. besok adalah hari pertama sekolah untuk sekarang kamu bisa ke aula dan mendegarkan peraturan di sekolah ini"jelas guru itu menatap tajam dan tak peduli dengan fadli.
Fadli menerima kertas nya dan segera pergi ke aula sekolah. di aula dia diam dan mendegarkan kepala sekolah yang bicara di depan menjelaskan peraturan sekolah dan lain nya.
Setelah beberapa jam di aula akhir nya semua murid bisa pulang. fadli berjalan pulang menuju ke rumah nya dengan tatapan kosong dan biasa saja dia tak peduli dengan apa yang terjadi pada diri nya. Namun jauh di dalam hati nya fadli dia sangat ingin sekolah dengan tenang dan tanpa ada gangguan sedikit pun.
Saat bejalan pulang fadli memutuskan untuk mampir ke sebuah warung kopi dia duduk dan memesan kopi serta rokok. Setelah itu fadli pun bersantai sambil minum kopi dan menghisap rokok sekalian menenangkan diri "bagaimana cara aku mendapatkan tanda tangan orang tua aku yang tak peduli dengan aku? Hah..merepotkan sekali" kata nya di dalam hati.
"hei.. kamu masih muda merokok dasar pakai seragam lagi" bentak salah satu orang.
Fadli menatap orang itu dan menjawab "terserah aku, hidup aku kamu ngak usah ikut campur"
"tidak bisa aku adalah guru di sekolah" jelas orang yang memarahi fadli.
Fadli terdiam dan mematikan rokok nya lalu melanjutkan makan camilan kecil.
"apa ini sikap kamu saat bertemu dengan guru kamu sendiri? Kamu sekolah di sekolah melati kan?, aku adalah guru kamu jadi tunjukan rasa hormat kamu" kata guru wanita itu.
"jadi?, aku harus seperti apa?, apakah aku harus hormat pada kamu hanya karena kamu adalah guru aku?, atau aku harus tunduk pada kamu karena kamu adalah guru aku?."
Guru wanita itu tampak kesal dia lalu duduk di depan fadli dan bertanya dengan sabar " kamu murid baru kan kamu angkatan baru kan?, kalo kamu terus bersikap seperti ini aku akan memberi tau pihak sekolah dan mengeluarkan kamu dari sekolah"
"terserah aku juga ngak peduli soal sekolah" jawab fadli santai.
"hah..dasar nakal ayo pulang ke rumah kamu. aku ingin bicara dengan orang tua kamu dan memberi tau mereka kalo kamu merokok" kata guru itu.
"yah.... maap aku ngak tau mereka di mana saat ini aku di rumah tinggal sendirian mereka masih tanggung jawab sih ngasih aku uang tiap bulan tapi mereka ngak peduli dengan aku jadi maap aku ngak tau mereka di mana dan kamu ngak bisa mendatangi rumah aku " jawab fadli.
Seketika guru itu terkejut dan diam dia berguman "begitu ya berati anak ini mengalami kehidupan yang berat astaga kenapa aku malah marah pada nya tadi kalo aku tau kehidupan nya seperti ini aku pasti tak akan marah tadi aku akan bicara dengan tenang"
guru itu lalu memesan sebuah makanan. Setelah memesan makanan dia kembali bertanya kepada fadli "kamu punya cita- cita atau tidak?"
Fadli tampak bingung dengan pertanyaan yang di berikan namun dia tetap menjawab nya dengan tenang "tidak ada aku ngak punya cita- cita"
"begitu ya kamu ngak punya tujuan hidup, hem..semangat lah aku yakin kamu bisa menemukan tujuan hidup kamu" jelas guru itu dengan senyuman.
"apa yang kamu maksud perkataan kamu membuat aku bingung tau" kata fadli dengan wajah yang kesal.
"lupakan saja hal itu, kamu besok sekolah kan?, jadi selamat datang ke sekolah sma melati. oh iya kamu bilang kamu ngak tau orang tua kamu di mana jadi besok kamu akan datang ke sekolah sendirian kan?"
"kamu malah membuat aku kesal" bentak fadli menggebrakan meja karena kesal dengan perkataan dari guru nya itu.
"maap tapi itu benar kan?,"
"iya memang nya kenapa kalo aku datang sendian aku tidak keberatan kok."
"tidak aku hanya punya saran saja untuk kamu carilah wakil, entah itu bibi, tante atau paman terserah kamu. Hal itu akan membuat kamu tenang besok" jelas guru itu.
Fadli diam saja meski dia mengerti apa yang di maksud oleh guru nya tapi dia tak mempunyai bibi,paman atau pun tante karena dia hidup di tempat yang terpisah dengan seluruh keluarga nya.
Tak kama kemudian makanan yang di pesan sang guru datang dia terseyum lalu berkata "fadli ini makan lah untuk kamu sudah aku bayar dan semangat ya" kata guru itu langsung pergi setelah memberikan fadli makanan.
Fadli hanya diam saja dia melamun selama beberapa menit,setelah itu dia segera pergi pulang tanpa memakan makanan yang di berikan oleh guru nya.
Saat tiba di rumah dia masuk ke dalam dan langsung tiduran di kasur meski rumah nya sangat berantakan dia tak peduli yang penting ada tempat untuk dia tiduran di kasur.
"besok aku datang sendiri saja ngak usah malu karena ngak punya orang tua,tapi sekarang sebaik nya aku tidur saja" kata nya langsung menutup mata.
Beberapa jam berlalu. Bel rumah fadli berbunyi dia yang tadi nya tidur akhir nya terbangun fadli segera membuka pintu nya dan melihat wanita.
"ada perlu apa?" tanya fadli bingung.
"anu..apa kamu punya pekerjaan untuk aku,aku bisa melakukan apa saja bersih- bersih atau menjadi pembantu" tanya wanita itu.
"haha kamu ada- ada saja dari luar saja terlihat rumah aku kecil dan usang lalu aku tinggal di pinggiran kota seperti ini mana mungkin aku punya pekerjaan" jelas fadli.
"begitu ya baiklah maap kan aku" kata wanita itu.
fadli menatap wanita itu dan berkata "tunggu aku punya perkerjaan untuk kamu tapi gaji nya tidak terlalu besar"
Wanita itu terseyum "ya bukan masalah bagi aku apa pekerjaan yang harus aku lakukan untuk kamu?"
"pertama- tama silakan duduk di kursi itu dulu" jelas fadli menunjuk kursi.
Wanita itu duduk fadli lalu duduk dan bertanya "kamu tinggal di mana?"
"sekarang aku ngak punya tempat tinggal" jelas wanita itu.
"hem..aku kira kamu punya tempat tinggal, hem..kalo begitu baiklah kamu jadi lah pembantu aku tapi aku tidak bisa membayar kamu banyak aku hanya bisa memberikan kamu 1 juta saja sebulan tapi untuk makanan kamu ngak perlu khawatir sudah aku siapkan" jelas fadli.
"baiklah aku setuju tapi aku tinggal di rumah kamu juga kan?" tanya wanita itu.
"boleh kalo kamu mau tapi rumah aku berantakan"jelas fadli.
"aku akan membereskan nya tenang saja"jawab wanita itu.
"baiklah kita setuju kalo begitu kamu akan menurut dengan apa yang aku perintah kan bukan?, besok ikut aku ke sekolah dan jadilah perwakilan orang tua aku"
"iya, bukan masalah itu artinya aku akan menjadi ibu kamu kan?"
Fadli langsung terdiam mendegar perkataan itu tapi dia mengangguk.
"nama kamu siapa?" tanya fadli bingung.
"aku fitri,umur aku sudah 30 tahun sih sudah tua" jelas fitri.
"ya aku fadli sekarang kamu resmi bekerja di rumah aku kalo begitu kita buat kontrak saja sekarang untuk 1 bulan ke depan ya"jelas fadli sambil mengeluarkan kertas dan pulpen.
"ya boleh 1 bulan dulu saja"jelas fitri.
Fadli terseyum dia mulai menulis kontrak nya dan fitri menatap tulisan fadli. Sambil melihat kontrak yang ingin fadli ajukan.
Setelah beberapa menit menulis akhir nya fadli selesai juga dia memberikan isi kontrak yang dia ajukan kepada fitri.
"baiklah saya baca dulu ya, ajuan pertama kamu adalah aku harus mewakili semua yang berhubungan dengan orang tua saat di sekolah dan juga kamu meminta agar saat di sekolah kamu bisa bilang kalo aku adalah ibu kamu?, boleh saja ini aku setuju, selanjut nya kamu ingin aku kerja dengan benar tetapi hanya membersihkan rumah dan membuat makanan saja. Oke aku setuju kamu hanya mengajukan dua kontrak ya, untuk satu bulan ke depan aku tanda tangani, gaji aku satu juta dan kamu memberikan aku makan" kata fitri langsung menandatangani kontrak itu.
Fadli menatap ke arah fitri dengan raut wajah bingung "kamu ngak mau ngajuin syarat pada aku?" tanya nya pada fitri.
Fitri terseyum "ngak ada, aku cukup kok di gaji dan bisa tinggal di sini. Sekarang ayok masuk ke dala ini sudah mulai gelap aku harus memasak untuk makan malam"
Fitri berdiri dan mendorong pintu rumah fadli saat dia masuk dia langsung terkejut dan terdian karena rumah yang sangat berantakan.
"apa ini?, tempat sampah?" tanya fitri heran.
"maap akan aku bersihkan sekarang"jelas fadli segera masuk ke dalam rumah dan mulai membersihkan rumah nya.
"ya sudah aku juga ikut bantu" kata fitri.
Mereka berdua lalu membersihkan rumah bersama- sama. Setelah 1 jam berlalu rumah yang tadi nya berantakan dan kotor kini telah berubah menjadi sangat bersih.
Fadli duduk kelelahan di kasur kecil nya sementara fitri sedang membersihkan wadah di dapur. "ah..gila lelah sekali membersihkan rumah sampah nya juga tak aku sangka bisa sampai 2 karung besar. Aku harus membuang nya besok sambil pergi ke sekolah bersama ibu" kata fadli di dalam hati nya.
Saat fadli sedang bersantai fitri datang menghampiri dia bertanya " anu.. Di kulkas tak ada makanan apapun dan di lemari hanya ada mie instan nasi juga ngak ada malam ini mau makan apa? hari sudah mulai gelap loh"
"makan mie instan saja aku biasa nya makan mie instan" jelas fadli.
"baiklah... hem... Fadli boleh aku bertanya?"
"tentu saja boleh mau bertanya apa coba"
"apa kamu selalu makan mie setiap hari?" tanya fitri menatap fadli.
"ya setiap hari aku tidak bisa memasak biasa nya aku beli makanan di luar tapi sekarang lebih sering makan mie instan saja karena mudah dan praktis"jawab fadli penuh senyuman.
"begitu ya, baiklah malam ini kita makan mie saja tapi besok biar aku yang belanja berikan saja uang belanja nya" jelas fitri.
Fadli mengangguk dia segera mengambil amplop coklat dan memberikan nya kepada fitri, "ini dia di dalam amplop itu biasa nya ada uang 3 juta, 1 juta ambil saja untuk kamu lalu sisa nya bebas mau kamu belikan apa juga inti nya makanan saja"jelas fadli sambil tiduran di kasur.
"ini apa ini uang kiriman dari orang tua kamu" tanya fitri yang penasaran.
fadli tampak murung dia tiduran di kasur namun dia tetap menjawab pertanyaan dari fitri "benar sekali itu adalah uang kiriman dari orang tua aku biasa nya mereka mengirim lewat pos"
Fitri terseyum karena bisa bicara lancar dengan fadli namun diri nya juga tampak sedih tetapi dia memutuskan untik diam dan segera ke dapur.
Di dapur fitri memanaskan air dia bergumam "masa aku memasak mie saja untuk tuan aku hem..fadli dia masih masa sekolah dan membutuhkan banyak gizi ini masih sore meski hampir malam sebaik nya aku segera membeli makanan yang lebih layak lagi dari mie instan"
fitri segera pergi ke luar dari rumah fadli yang melihat fitri pergi membiarkan nya begitu saja dia memutuskan untuk membaca buku di sore itu.
beberapa menit berlalu fitri kembali dengan satu kresek bahan masakan fadli yang melihat bertanya "apa itu?"
Fitri menanggapi dengan tenang "ini ya, nanti kamu akan tau kok"
Fitri berjalan ke dapur dan mulai memasak sementara fadli diam saja di kasur kecil milik nya.
Beberapa jam kemudian di jam 7 malam fitri menghidangkan makanan kepada fadli.
Fadli menatap fitri "makasih fitri kamu telah membuatkan makanan untuk aku" kata nya penuh rasa syukur.
"sama- sama ini kan sudah tugas aku jadi bukan masalah sekarang silakan di makan" jawab fitri sambil mendorong piring ke arah fadli.
Fadli terseyum san mulai makan bersama fitri saat makan fadli sesekali menatap ke arah fitri, fitri yang menyadari hal itu bertanya "ada apa fadli?"
Fadli menggelengkan kepala dan menjawab "tidak ada"
Setelah makan fadli kembali belajar membaca buku sementara fitri menonton sinetron di televisi.
"anak itu dia cukup rajin juga sudah malam tapi masih membaca buku" kata fitri di dalam hati nya.
"tadi itu apa ya, kenapa saat makan rasa nya sungguh menyenangkan berbeda dengan sebelum- sebelum nya aku selalu makan cepat dam rasa nya juga berbeda" kata fadli di dalan hati nya penuh rasa bingung.
1 jam berlalu fadli segera ke kamar dan langsung tiduran di kasur, fitri yang juga sudah mengantuk berjalan masuk ke kamar dia melihat fadli yang tiduran dan langsung naik ke kasur.
Fadli seketika terkejut dia berbalik dan langsung berkata "aku akan tidur di sopa ruang tamu saja"
Saat fadli turun dari ranjang fitri langsung menarik lengan fadli dan berkata "di ruang tamu dingin sudah tidur di sini saja, jangan khawatir aku ngak akan macam- macam kok pada kamu"
Meski merasa malu dengan wajah yang memerah fadli kembali naik ke kasur lalu tiduran di kasur bersebelahan dengan fitri wanita 30 tahun yang masih sangat cantik.
"anu.. Apa tidak masalah kita tidur bersama seperti ini?" tanya fadli bingung.
"kalo kamu keberatan aku bisa pindah ke ruang tamu dan kamu di kamar" jelas fitri.
"tidak aku ngak keberatan tapi rasa nya agak malu saja" jelas fadli.
Fitri berbalik dia menatap ke arah fadli dan berkata "wajah kamu memerah"
"haha maap ini pertama kali nya aku tidur bersama perempuan" jelas fadli.
"apa sebelum nya kamu sendirian dari bayi?"tanya fitri penasaran.
"tidak aku dengar sih aku di rawat oleh suster yang di bayar orang tua aku sampai aku masuk sd aku masih ingat suster itu tapi entah gimana kabar nya sekarang" jelas fadli.
Fitri mendekat dan memeluk fadli dengan erat "begitu ya, sekarang tidur lah"
Wajah fadli memerah dia ingin menjauh namun rasa hangat membuat nya terdiam hingga dia tertidur dengan wajah yang masih malu-malu.
Esok hari nya tiba. Di pagi hari fadli sedang sarapan dengan beberapa roti bakar buatan fitri pembantu nya sekaligus ibu nya.
"enak sekali gawat ternyata menyenangkan juga punya orang yang bisa selalu membantu aku kapan saja" kata fadli di dalam hati nya sambil makan.
tak lama kemudian fitri keluar dari kamar dia berkata "ayo kita ke sekolah kamu aku sudah siap"
Fadli menatap ke arah fitri dia terseyum lega "kamu cantik sekali bahkan aku rasa kamu seperti wanita seumuran dengan aku" jelas nya.
Fitri terkejut wajah nya memerah "ah..dasar sudah ayok kita ke sekolah sma melati untuk menyelesaikan pendaftaran kamu"
Fadli mengangguk dia memasukan sisa roti ke tas nya. Fitri yang melihat itu bertanya "buat apa itu fadli?"
Fadli menjawab "eh..ini ya tentu saja buat makan nanti di sekolah"
Fitri terseyum dia mengambil kotak makanan dan memberikan nya kepada fadli "ini dia untuk bekal kamu yang itu simpan saja" jelas nya terseyum lembut.
Melihat seyuman tulus dari fitri hati fadli mulai tenang dia mengambil kotak makanan nya dan segera memasukan nya ke tas mereka lalu pergi ke sekolah.
Di sekolah di ruangan pendaftaran fadli memberikan kertas pendaftaran nya lagi berserta dengan tanda tangan dari fitri.
"hem..kamu berati bukan ibu kandung fadli ya?, di lihat dari kertas ini kamu adalah wali fadli?" tanya guru itu kepada fitri.
"benar sekali aku adalah wali nya fadli" jawab fitri dengan tenang.
"baiklah aku mengerti fadli silakan masuk ke kelas kamu resmi di terima dan kamu berada di kelas A" jelas guru itu.
Fadli mengangguk "baiklah bu guru, anu.. Aku pamit dulu ya ibu"
Fitri terseyum dan mengangguk "ya belajarlah dengan giat jangan pulang malam ya ibu akan menunggu kamu"
Fadli terseyum dan segera pergi ke kelas nya sementara itu di ruangan itu fitri duduk dan mulai mengobrok dengan guru itu.
"jadi mohon maap sebelum nya saya harus mengetahui dulu latar belakang anda" kata guru itu.
Fitri mengangguk "bukan masalah aku akan menjawab semua nya" kata nya.
"hem... Di mulai dari mana ya, maap ini mungkin tidak sopan tapi kepan kamu dan fadli bertemu?"
"kemarin sore"
"kemarin sore?, jangan- jangan kamu tidak tau kahidupan fadli dari kecil? Kalo begitu berati kamu bukan lah keluarga fadli?"
"ya bisa di bilang bukan sih tapi kehidupan fadli aku tau kok, aku tau semua dia bilang dari kecil hanya di asuh oleh suster yang di bayar orang tua nya lalu saat sd fadli hidup sendirian sampai sekarang" jelas fitri.
"begitu ya.. mohon maap sekarang hubungan kamu dan fadli seperti apa?"
"pembantu dan seorang ibu. Di sekolah aku adalah seorang ibu dan di rumah aku adalah seorang pembantu"
"begitu ya,pekerjaan kamu sebelum nya apa?,sebelum kamu bertemu dengan fadli?"tanya guru itu dengan tatapan penuh rasa penasaran
"pelayan di tempat hiburan malam"jawan fitri dengan santai nya.
"tempat hiburan malam?. Jangan- jangan kamu melayani lelaki?"
"ya.. Tepat sekali dulu sehari aku bisa melayani sampai 10 lelaki" jelas nya santai.
"serius?... Kenapa kami sekarang bekerja di rumah fadli bukan nya seharus nya kamu mempunyai uang banyak dan maap kamu ternyata bukan orang baik"
"yah... Aku tidak punya uang sih soal nya dulu di tempat hiburan malam itu aku di pakai gratis karena harus bayar hutang orang tua aku"
Guru itu langsung terdiam seketika setelah mendegar jawaban dari fitri.
"maap aku ngak tau soal itu" kata guru itu.
"ya bukan masalah, biarkan saja masa lalu biarlah berlalu" jawab fitri santai.
"seperti nya hidup kamu berat sekali"
"tidak juga kok mungkin dulu iya aku merasa capek dan lelah tapi sekarang kedua orang tua aku di penjara terus orang- orang yang pernah bermain dengan aku kini harus bulak balik ke rumah sakit jadi dendam aku terbalaskan"
"jangan-jangan kamu punya penyakit dan menularkan nya?"
"bisa di bilang seperti itu tapi bukan penyakit yang mematikan kok"jelas fitri.
"hah...biarlah sekarang bahagialah bersama dengan fadli, oh ya isi dulu kertas ini alamat rumah dan lain nya setelah itu kamu bisa pulang"jelas guru itu sambil memberikan kertas.
Fitri segera mengisi kertas nya sementara itu fadli yang sudah berada di kelas dia nenatap pembelajaran di depan papan tulis sambil bergumam "1 kelas hanya di isi oleh 10 orang ya. Tapi bagus lah sungguh luas ruangan ini tapi kenapa semua nya wanita kecuali aku yang laki- laki sial..." fadli tampak panik karena di kelas sekarang hanya diri nya saja yang laki- laki sementara teman- teman nya perempuan semua.
Beberapa jam pelajaran yang melelahkan akhir nya fadli bisa pulang juga dia segera pulang ke rumah nya yang berada di pinggiran kota.
Sesampai nya di rumah fadli masuk ke dalam dan langsung tiduran di sopa.
"astaga kamu sudah pulang kenapa ngak mengetuk pintu dulu dan bilang aku sudah pulang biar aku bisa tau kalo kamu pulang" kata fitri.
Fadli menanggapi "ya maap kan aku"
fitri terseyum dia lalu duduk di dekat fadli dan bertanya " bagaimana sekolah kamu hari ini"
Fadli langsung duduk dan menjawab "ya menyenangkan sekali aku mendapatkan 9 teman tapi semua nya perempuan"
"maksud kamu gimana nak?" tanya fitri bingung.
"maksud aku semua orang di kelas adalah siswi kecuali aku dan beberapa guru yang masuk" jelas fadli.
"eh..bagus dong kamu punya harem" kata fitri terseyum menggoda.
"harem itu apa?"tanya fadli bingung dan ngak tau.
"tidak ada ngak akan ibu kasih tau,... Nanti kamu akan tau dengan sendiri nya apa itu harem"jelas fitri menggoda.
"ya baiklah, tapi semoga saja aku suka di sekolah dan betah di sekolah agar aku selalu ingin sekolah"kata fadli.
"iya semoga saja kamu bisa nyaman di sekolah kamu, sekarang nanti malam mau makan apa biar aku buatkan" jelas fitri sambil berjalan menuju ke arah kulkas.
Fadli mengikuti fitri saat fitri membuka kulkas fadli terkejut dengan betapa banyak nya bahan masakan di dalam kulkas, kulkas yang sebelum nya kosong kini terisi penuh oleh bahan masakan.
"banyak sekali ini belanja habis berapa?"tanya fadli.
"hanya satu juta saja, ini seperti nya akan cukup untuk 1 bulan ke depan" jelas fitri.
"1 juta ya. Kalo di belikan mie instan pasti dapat banyak" kata fadli.
"jangan,( bentak fitri) sekarang kamu harus makan- makanan sehat" jelas nya.
Fadli mengangguk dia terseyum "baiklah makasih, sekarang yang ini aku makan malam ini adalah terserah kamu saja aku akan memakan apa yang kamu buatkan untuk aku"
Fitri mengangguk setelah itu fadli segera belajar sementara fitri membuat makanan untuk nanti malam.
Beberapa jam berlalu di malam hari fadli dan fitri makan bersama mereka tampak bahagia di dalam kebersamaan itu.
ke esokan hari nya tiba saat fadli bersiap- siap untuk pergi ke sekolah dia di hampiri oleh fitri yang membawa kotak bekal untuk fadli.
"ini bekal kamu jangan lupa habisin semua nya" kata fitri memberikan kotak nasi itu.
"makasih aku akan memakan semua nya, kalo begitu aku akan berangkat sekarang. Aku akan pulang cepat nanti tengah hari" jelas fadli.
"ya belajar lah yanh rajin"jawab fitri terseyum.
Fadli tampak tenang dan langsung pergi dari rumah nya menuju ke sekolah, di perjalanan menuju ke sekolah fadli bergumam di dalam hati nya "menyenangkan entah kenapa hari ini aku merasa senang kenapa ya?.." di balik pertanyaan nya pada diri nya sendiri fadli selalu terseyum dia terus berjalan hingga tiba di kelas nya kelas A.
fadli duduk di kursi nya sambil menyiapkan buku untuk belajar tiba-tiba dia di hampiri oleh helmi teman perempuan nya.
"selamat pagi fadli" sapa helmi dengan wajah datar.
"ya pagi ketua kelas. Ada apa?" tanya fadli bingung.
"kamu belum melakukan absensi tempelkan kartu kamu ke absensi sana di depan pintu"jelas helmi tampak marah.
Fadli memengang kepala nya "oh iya aku lupa makasih ketua telah memperingatkan aku" jelas fadli sambil berjalan menuju absensi kelas.
fadli menggesekan kartu absensi nya dan berkata "selesai juga" fadli pun kembali duduk di kursi nya yang terletak di belakang.
"fadli kamu laki-laki sendirian di sini ngak malu ya?" tanya salah satu teman fadli yang benama,dila.
"dila... Tentu saja aku ngak malu, lagian kalian juga ngak akan melakukan hal aneh pada aku kan?"ujar fadli terseyum.
Para siswi yang melihat senyuman fadli tampak terkejut mereka memandang fadli, fadli yang menyadari bertanya " ada apa?. apa ada yang aneh?"
Dila:" ngak ada yang aneh hanya saja kamu tampak ceria ya padahal hari ini kita akan belajar matematika sampai jam pulang"
Fadli:" belajar itu memang melelahkan tapi bukan masalah habis nya kan itu juga untuk masa depan kita"
Helmi:" hem..kamu laki- laki yang aneh ya"
ghea :"benar sekali aku setuju dengan kamu helmi fadli ini seperti nya akan menjadi teman kita karena dia aneh"
fadli ;" yang aneh apa nya?"
Mona :" cara bepakaian kamu fadli, biasa nya lelaki itu suka mengeluarkan baju dan juga suka memakai topi lalu sedikit compang-camping tapi kamu rapih sekali"
Fadli:" itu aneh?, ngak lah kan memang sekolah seharus nya begitu"
Helmi :" ya baiklah aku terima kamu berada di kelas yang aku pimpin bagus lah sekarang kelas ini tenang tadi nya aku mau minta guru untuk memindahkan kamu agar di sini isi nya semua perempuan saja"
Fadli :" astaga jahat sekali jangan lah aku nyaman di sini karena aku bisa tenang ngak ada yang berisik"
Lisa:" aku setuju biarkan saja fadli di sini lagian jarang lelaki seperti dia aku sedikit penasaran"
Tak lama saat mereka asik mengobrol guru matematika masuk ke dalam kelas guru lelaki berbadan kekar dia langsung berkata "tenang lah kita akan mulai menghitung" semua langsung duduk dan mulai belajar.
Beberapa menit belajar guru kekar bertanya "apa kalian mengerti yang barusan aku ajarkan jika tidak ada yang mengerti tanyakan saja"
Fadli lansung mengangkat tangan nya dan berkata "ya aku ada yang tak aku mengerti sedikit"
Guru kekar menunjuk ke arah fadli dan berkata "nah..ini nih contoh murid yang tidak memperhatikan"
Fadli menatap guru itu dan berkata "hah.. Kamu bukan nya kamu yang bilang tadi kalo ada yang tidak di mengerti tanyakan saja. Tapi kamu malah bilang aku murid yang tak memperhatikan kamu bodoh ya?"
Mendegar itu semua terkejut terutama sang ketua kelas helmi "apa yang dia katakan" tanya helmi di dalam hati nya.
"kamu berani juga melawan aku" kata guru itu menatap tajam ke arah fadli.
"kamu sendiri untuk apa menjadi guru jika perlakuan kamu seperti ini, kamu ngak pantas menjadi guru" jelas fadli dengan tegas.
Mereka saling menatap dan tiba- tiba brak..pintu terbuka "stop.. Apa yang kalian lakukan malah berantem dasar bodoh" bentak salah satu guru wanita.
helmi berdiri dan langsung menjelaskan "ya bu guru fadli melawan pak guru"
Fadli membantah "tidak aku hanya membela diri saja"
Bu guru itu lalu menarik fadli dan berkata " kamu juga ikut aku pak.. Kita selesaikan sekarang sebelum menjadi masalah yang lebih besar lagi"
Akhirnya fadli dan guru kekar itu pun di bawa ke salah satu ruangan kelas kosong.
" fadli aku adalah diana panggil saja ibu diana aku adalah wali kelas kamu jadi apa masalah nya"tanya bu diana pada fadli.
"siapa yang peduli dengan kamu wali kelas aku, aku ngak peduli haha"jelas fadli.
Guru kekas itu bergumam "berani juga anak ini bicara pada bu diana seperti itu bisa- bisa dia di cambuk"
Bu diana menatap tajam ke arah fadli dia berjalan mengambil sapu dan berkata "padahal aku bertanya dengan tapi jawaban kamu malah seperti itu?,"brak..fadli di pukul oleh sapu itu.
Fadli terdiam sambil menahan sedikit rasa sakit nya tapi dia tampak biasa saja berwajah dingin.
"jadi ceritakan dari awal apa masalah kalian sampai berantem seperti itu, dan kamu juga badan besar berantem sama anak kecil" bentak diana.
Akhirnya mereka berdua menceritakan apa yang terjadi dia lama kelas setelah beberapa menit bu diana duduk dan berpikir.
fadli tampak kesal "sudah jelas aku yang benar karena kamu guru jangan bela orang kekar ini" kata fadli
"hahaha sudah jelas kamu salah bodoh" kata guru kekar itu.
"diam.." bentak diana.
Diana berdiri dia menatap ke arah guru kekar dan berkata "kamu salah guru seharus nya menjelaskan semua yang tak di megerti oleh murid dan kejadian tadi sama saja kamu menjebak fadli bodoh minta maap kepada fadli"
Fadli terseyum dia berguman "hahaha aku menang"
Diana mendekat dia juga melotot ke arah fadli "kamu juga sama saja bilang guru bodoh itu adalah perbuatan yang salah" jelas diana. "minta maap lah" bentak nya.
Bu diana lalu pergi dari ruangan kosong itu fadli dan guru kekar itu saling menatap, fadli mengulurkan tangan begitu juga dengan guru itu mereka pun berjabat tangan meski kesal.
"aku akan mebalas kamu nanti" jelas guru kekar itu.
"aku tidak takut" jawab fadli.
Mereka lalu kembali ke kelas dan mulai belajar lagi, melupakan masalah yang baru terjadi, beberapa jam berlajar tibalah jam pulang dengan semangat fadli langsung pulang ke rumah nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!