TAHTA DI BALIK PENGKHIANATAN
Luka Lama dan Aliansi Bayangan
Hari kedua di semester baru Daruven High Academy tak pernah terasa sepanas ini.
Xena, si peringkat 999 yang mendadak menjatuhkan peringkat 150 hanya dengan dua pukulan, kini menjadi perbincangan seluruh koridor.
Tapi bukan pujian yang datang... melainkan bisikan ancaman, rasa takut, dan tanya besar:
random
Apa tujuannya kembali?
Dan jawabannya hanya diketahui oleh satu orang: Lenka.
📱 Chat Pribadi: Xena & Lenka
Lenka
Lo sadar gak, satu sekolah sekarang nganggep lo iblis?
Xena
Biarin. Iblis juga pernah jadi malaikat dulu.
Lenka
Bro… ngomong gitu lagi, gue curiga lo masih nyimpen luka soal Aprilia.
Xena
Gue gak nyimpen. Gue simpan baik-baik. Beda.
Lenka
Kalau tujuan lo cuma buat bales dendam, lo bakal kalah.
Xena
Bukan cuma dendam. Ini… rehabilitasi jiwa.
🏫 Narasi: Kelas Politik Kekuasaan
Kelas dimulai seperti biasa, tapi suasana mencekam.
Setiap guru tahu posisi murid bergantung pada kekuatan dan reputasi.
Dan Xena, yang dulu dibuang karena insiden “Darah di Tangga Utara”, kini duduk kembali di barisan depan.
Tepat di belakang Aprilia.
Aprilia
Lo gak seharusnya duduk di sini...
Xena
Kenapa? Kursinya milik lo?
Aprilia
Kita punya sejarah di sini.
Xena
Dan sejarah bisa dihapus.
Aprilia
Aku gak pernah mau ninggalin kamu, Xen...
Kilas Balik: 1 Tahun Lalu
Xena, peringkat 1, pemimpin respek, kekasih Aprilia.
Tapi suatu malam, dia dijebak.
Ujian duel ilegal, tuduhan manipulasi nilai, dan laporan yang secara misterius dikirim ke kepala akademi.
Dan nama yang tertulis sebagai saksi utama?
Aprilia.
Malam itu, Xena dikeluarkan dari semua klub elit. Dijatuhkan. Dibuang.
Kini dia kembali. Bukan sebagai murid kehormatan, tapi ancaman.
Dan saat lonceng berbunyi, satu pesan masuk ke grup rahasia.
📱 Group Chat Rahasia: ALIANSI BAYANGAN
Lenka
Gue udah pantau 3 kandidat. Anak teknik, si Putra, sama... Irfan
Putra
Siapa bilang gue mau gabung?
Xena
Lo butuh tempat aman. Dan lo tau semua mata udah liat lo bantuin gue kemarin.
Putra
Fine. Tapi gue gak bisa dipercaya sepenuhnya.
Lenka
Justru itu kenapa kita rekrut lo 😏
Tempat sepi itu jadi markas pertama. Hanya empat orang:
Xena: Pemimpin bayangan.
Lenka: Wakil sekaligus penjaga moral.
Putra: Otak manipulasi.
Irfan: Otot dan kekacauan.
📱 Aliansi Bayangan: Rapat Rahasia
Xena
Tujuan kita bukan cuma naik peringkat. Kita mau kontrol peringkat.
Putra
Lo mau jadi Raja Daruven?
Xena
Gue mau hancurin singgasana yang bikin orang bunuh sahabatnya sendiri.
Irfan
Gue cuma mau gebukin Nald. Yang lain bonus.
Lenka
Kita mulai dari siapa?
Xena
Peringkat 90. Namanya Drevi, dan dia pemilik informasi jalur bayangan antara guru dan elit
💢 Narasi: Duel Tak Terdaftar
Drevi tertawa saat tantangan datang.
Drevi
Lo cuma tim pecundang. Gak ada yang bisa nyentuh gue.
Drevi
Mau naik? Lewat mayat gue dulu!
Dan mereka melawan... dengan cara baru
Putra menyebar rumor tentang Drevi yang terlibat korupsi nilai.
Irfan memancingnya dalam pertarungan yang tidak sah.
Lenka menyabot senjata pelatihan Drevi.
Xena memukul saat dia lengah — satu pukulan tepat di jantung harga dirinya.
---
📱 Chat Pribadi: Edel & Andre
Edel
Dia bukan anak buangan lagi. Dia... pahlawan kelas bawah.
Edel
Nald gak takut. Tapi... aku iya.
📱 Chat Pribadi: Aprilia & Lenka
Aprilia
Len... kenapa Xena berubah banget?
Lenka
Dia gak berubah. Dia kembali sebagai versi yang dibentuk oleh luka.
Aprilia
Aku cuma mau dia tahu... aku gak pernah bener-bener ninggalin.
Lenka
Sayangnya, luka gak ngerti alasan. Cuma ngerti siapa yang ninggalin saat berdarah.
📱 Group Chat: ALIANSI BAYANGAN
Xena
Peringkat 88. Namanya Viko.
Xena
Dia penyedia senjata modifikasi ilegal. Kalau kita ambil dia, kita kuasai pasar.
Putra
Kalau kita sampai sana... kita bukan aliansi bayangan lagi.
Putra
Kita jadi ancaman utama.
Irfan
Akhirnya bisa gebuk elite di terang-terangan
Dari reruntuhan reputasi, lahir kekuatan tak terlihat.
Mereka tak lagi bergerak sebagai pecundang.
Mereka adalah bayangan di balik cahaya.
Mereka tak minta izin... mereka ambil.
Dan di atas semuanya... Xena menatap papan peringkat.
Tertulis: Xena – Peringkat 149
Xena
Tapi tahta bukan di atas angka...
Tahta ada di tempat semua orang tunduk, bahkan yang tak pernah mau lihatku berdiri kembali.
Comments