Menangkap Pencopet

Di supermarket, ada oma yang sedang menunggu kedatangan cucunya untuk menjemputnya. Oma habis belanja sekaligus membeli hadiah untuk cicitnya, Raka Arya Narendra yang akan dirayakan ulang tahunnya hari ini.

Lalu nenek menelepon cucunya, Arka.

"Halo Arka, oma tunggu di depan ya, biar nanti tidak repot lagi kamu harus masuk ke dalam".

"Baik oma, 5 menit lagi aku sampai ya, oma hati hati".

Oma Menyimpan kembali hp nya ke dalam tas, tanpa oma tau dari kejauhan Sudah dipantau oleh seseorang dan...

BRUG...

Tas oma dicopet!!

"Tolong, tas saya dicopet tolong" teriak oma.

Lalu tiba-tiba ada seorang gadis pemberani menghadang pencopet tersebut pakai motornya. Gadis itu Hanna, dia abis mengantar tante Dewi ke supermarket.

"Heh sini lu kalau berani, jangan beraninya sama orang tua, balikin tuh tas nenek itu". Ucap Hanna

"Waduh bocah kecil berani lu sama gua, mending lu pergi, gue ga lawan perempuan!! Atau kalau lu maksa jangan salahin kalau lu gue tusuk" kata pencopet sambil memegang pisau.

"Ya Allah bagaimana ini, aku tidak boleh takut". Gumam Hanna

Tiba-tiba dia teringat sesuatu bahwa dia selalu antisipasi jikalau ada kejahatan yang akan menimpanya, dia selalu menyimpan semprotan air cabai di dalam tasnya lalu mengambil spray tersebut kemudian menyemprotkannya langsung ke mata pencopet itu.

"Aduuuhh, perih sekali mata ini".

Pencopet itu meringis kesakitan lalu perlahan tas itu jatuh ke tanah. Dengan secepat kilat dia mengambil tas nenek tersebut.

Tidak lama kemudian para warga membawa pencopet itu ke kantor polisi.

"Huft, akhirnya aku berhasil. Ini nek tasnya, coba di cek dulu nek ada yang hilang tidak?". Ucap Hanna sambil memberikan tas nenek itu.

Lalu nenek mengecek tas itu dan tidak ada yang hilang hanya sedikit sobek saja.

"Ya Allah terimakasih ya nak, kamu kok berani banget sih, kamu gapapa kan?" tanya nenek khawatir.

"Aku baik baik saja nek, nenek hendak kemana? Boleh saya antar? Takutnya nenek ketemu penjahat lagi kaya tadi".

"Tidak perlu nak, saya disini sedang menunggu cucu saya untuk jemput, tadi dia bilang sebentar lagi sampai mungkin lagi macet". Tidak lama kemudian, datang mobil Arka "nah itu cucuku".

"Oh begitu, ya sudah saya pergi dulu ya, nenek hati hati ya pulangnya". Ucap Hanna membungkuk

Tidak lama setelah itu Arka datang menjemput oma.

"Oma kenapa, itu tadi siapa?".

"Kamu ini lama sekali, tadi oma kecopetan untung ada gadis baik hati mau nolong oma".

"Ya ampun maafin Arka ya oma, tadi beneran macet sekali di depan persimpangan, tapi oma gapapa kan?". Tanya Arka penuh kekhawatiran

"Oma gapapa. Gadis itu baik sekali dan cantik, tapi sayang oma lupa tidak nanyain namanya".

"Semoga nanti aku bisa ketemu gadis itu lagi, hatiku sungguh mengatakan dia akan jadi mantuku". Ucap oma dalam hati.

"Yasudah oma ayo naik ke mobil". Ucap Arka sembari membuka pintu mobil untuk oma.

***

Sesampainya dirumah, Arka langsung merebahkan tubuhya diatas tempat tidur. Dia begitu lelah, bukan karena aktivitas atau jadwalnya yang padat tapi karena kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan.

Sebentar dia memejamkan mata, lalu bayangan gadis tadi tibatiba muncul dalam benaknya.

"Ah gadis itu kenapa aku memikirkannya, hal yang ia lakukan begitu menarik perhatianku".

***

Di sisi lain, tepatnya masih di supermarket, tante dewi sudah selesai berbelanja lalu menghampiri Hanna.

"Nak ayo pulang, tante sudah selesai".

"Oke tante hehe, banyak juga ya tante belanjanya".

"Iya nak, ini sengaja tante belanja banyak, kebutuhan bulan kemarin di panti sudah habis banyak. Hm oiya tadi Syifa nelpon tante, dia bilang kamu disuruh ke toko rotinya katanya dia mau minta tolong sama kamu, tante ga ngomong banyak lagi soalnya tadi lagi repot, nelpon kamu juga ga diangkat2".

"Oh ya ampun, ternyata hp aku di silent hehe". Ucap Hanna sambil memegang hpnya.

"Yaudah sehabis aku antar tante, aku ke toko roti dulu ya"

"Apa kamu tidak cape nak?"

"Ah tante kaya gatau ponakannya aja, aku justru kalau diem dirumah malah cape, kan tante tau aku kaya ular keket hahaha".

"Ada ada aja kamu".

15 menit sudah akhirnya mereka sampai dirumah, Hannah membantu tante Dewi membawa barang belanjaan ke panti lalu menyerahkannya sama mbok Darmi.

"Yaudah tante aku pamit ya mau ke toko roti dulu".

"Kamu hati hati ya dijalan, jangan ngebut bawa motornya".

"Siap bos hehe"

Lalu 20 menit perjalanan akhirnya Hanna sampai di toko roti. Di masuk ke toko roti langsung menuju ruang ka Syifa namun disana ruangannya kosong. Hanna bertanya sama karyawan disana ternyata Ka Syifa berada di dapur.

"Ka, ada apa suruh aku kemari? Butuh bantuan? Keliatannya kaka begitu gelisah?".

"Ah Hanna, sini ke ruangan kaka aja dulu".

Syifa menarik tangan Hanna untuk masuk ke ruangannya.

"Kaka minta tolong antar kue dan roti ini ke alamat ini, soalnya kurir yang biasa antar, istrinya masuk rumah sakit. Apa kamu bisa dek antar? Soalnya kaka juga harus antar pesanan yang lain.

"Hm begitu, yaudah biar aku antar, sini alamatnya"

"Maaf ya Han jadi merepotkan kamu".

"Kak! Please deh kaya sama siapa aja. Tenang ya". Seru Hanna sambil tersenyum.

"Makasih ya dek, pesanannya semua udah ditaro di mobil, kamu tinggal berangkat aja, keburu kok ini acara mereka soalnya sore.

"Siap bos cantik hehe".

***

Dirumah bu Ratna semua sedang sibuk mengurusi acara ulang tahun cucu satu satunya itu, ia bernama Akbar Raka Narendra.

Biasa dipanggil Raka. Papanya seorang dokter dan ibunya sudah lama meninggal ketika Raka berumur 1 tahun akibat kecelakaan.

"Mama kapan pulang?" tanya bu Ratna kepada mertuanya.

"Mama sudah pulang daritadi tapi mungkin kamu lagi di halaman belakang jadi tidak dengar, mama cape jadi langsung aja masuk kamar"

"Oh begitu"

"Tadi mama hampir kecopetan untung saja ada gadis baik nolongin mama, kalo tidak entah apa jadinya mama".

"Tapi mama baik baik aja kan? Ga terluka sedikitpun? Kok bisa, emang Arka belum datang menjemput?"

"Dia lama datangnya karna katanya jalanan macet sekali".

"Yasudah alhamdulillah yang penting mama baik baik saja".

Lalu pak satpam datang menghampiri bu Ratna dan oma Ratih.

"Permisi nyonya, di luar ada gadis katanya mau mengantarkan pesanan nyonya"

"Oh ya ampun, saya lupa. Yaudah pak suruh masuk aja ya dan tunggu saya sebentar nanti saya keluar sebentar lagi".

"Baik nyonya".

"Permisi bu, saya dari toko roti mau mengantarkan pesanan"

"Iya terimakasih ya sudah mengantarkan". Bu Ratna menyuruh pak satpam angkut semua kue dan rotinya ke dalam rumah, "pak tolong ya semua masukin dan hati hati rusak"

"Baik nyonya". Sahut pak satpam

"Yasudah bu terimakasih, saya pamit dulu ya".

Tiba-tiba oma datang menghampiri keduanya.

"Hei tunggu, kamu gadis yang di supermarket tadi kan? Yang nolongin saya tadi?".

"Oalah nenek, iya ini saya tadi, alhamdulillah nenek masih ingat saya".

"Saya ga mungkin lupa sama kamu, malah saya berharap bisa bertemu kamu lagi. Oiya Ratna ini gadis yang mama ceritakan tadi, dia yang udah nolong mama dari pencopet tadi".

"Masya Allah alhamdulillah, terimakasih ya nak sudah membantu mama mertua saya".

"Iya bu sama sama, kebetulan aja tadi saya ada disana menunggu tante saya selesai berbelanja".

"Ayo masuk dulu yuk, oma mau ngajakin kamu makan siang sebagai tanda terimakasih, mau ngobrol-ngobrol juga sama kamu. Dan satu lagi Jangan panggil nenek, panggil oma aja".

"Aduh maaf nek, eh oma, saya sungkan, gapapa saya ikhlas bantuin oma tadi".

"Pokoknya kamu harus ikut oma, jangan sungkan ya".

" baiklah oma jika memaksa hehe jadi enak".

"Aduh kamu lucu dan cantik sekali sih".

"Terimakasih bu". Ucap Hanna sambil tersenyum.

Di kejauhan dekat kolam renang, ada anak kecil lagi merenung dengan tatapan sendu.

"Maaf bu, apa anak itu yang ulang tahun hari ini?"

"Iya itu cucu saya namanya Arka, dia lagi ngambek sama papanya makanya dia daritadi sedih dan saya juga bingung gimana ngebujuknya lagi. Acara ulang tahunnya sore ini tapi dia tiba-tiba mau membatalkan acaranya, papanya sedang ada kunjungan keluar kota jadi tidak bisa pulang minggu2 ini akhirnya Raka marah. Tadinya papanya akan pulang cepat tapi karna ada kondisi darurat mengharuskan dia disana dulu.

"Oh begitu ya bu, apa boleh saya membujuknya?".

"Ya ampun boleh banget, mungkin sama kamu bisa".

"Terimakasih bu, permisi oma saya kesana dulu".

Oma tidak menjawab, hanya tersenyum saja. Begitu senang oma melihat gadis itu, dia teringat akan seseorang.

Terpopuler

Comments

iqbal nasution

iqbal nasution

oke

2025-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 Clarisha Hanna Wijaya
2 Menangkap Pencopet
3 Membujuk Raka
4 Curhat
5 Flashback
6 Perjodohan
7 Surprise untuk Raka
8 Peringatan Pak Adit
9 Hanna menerima perjodohan
10 Syifa bertemu Raka
11 Acara Reuni Kampus
12 Menjenguk Hanna
13 PDKT
14 siapa tamu Pak Hanung?
15 Syarat dari Arka
16 Adit tau perasaan Arka
17 Masa lalu bu Sisil
18 Syifa dan Adit semakin dekat
19 Arka cemburu
20 Adit menyatakan perasaannya
21 Alasan eyang tidak menyukai Adnan
22 Cathy mengganggu!
23 Raka ingin ikut lomba
24 Arka salting
25 Ken sahabat Arka?
26 Kisah masa lalu Hanna
27 Ratna curiga?
28 Syifa bertemu Raka (2)
29 Raka melanggar janji
30 Kemarahan Adit
31 Arka jadi pahlawan
32 Pelukan Hanna
33 Ke makam
34 Menikmati Sunset
35 Yang sebenarnya terjadi
36 Memeluk Hanna
37 Calon istri Adit?
38 Dunia begitu sempit
39 Kekecewaan Syifa
40 Masa lalu yang terungkap
41 Perjodohan Arka dan Hanna
42 Rencana Hanna
43 Kejahilan Arka
44 Cathy gagal
45 Luka 7 tahun yang lalu
46 Jalan-jalan
47 Naik kereta gantung
48 Janji Suci
49 Rencana lamaran
50 Panggil Mas?
51 Happy Engagement
52 Kesempatan lagi?
53 Saya cemburu
54 Minta Maaf
55 Pasar Malam
56 Siapa pria paruh baya itu?
57 Masa lalu tante Dewi
58 Permintaan Eyang
59 Perjodohan Arka dan Hanna
60 Seperti Sidharth Malhotra!
61 Kakak?
62 Kembali kuliah
63 Bertemu Ibnu lagi
64 Luka lama terkuak kembali
65 Menolong Papa
66 Ayah?
67 Arka menyesal
68 Sah!!
69 Satu per satu Kebenaran terungkap
70 Malam pertama
71 Rencana Bulan Madu
72 Menemani Raka lomba
73 Raka menang
74 Datang ke rumah Om Adnan
75 Ibnu sakit
76 Syifa pingsan
77 Masa Lalu Sarah
78 Syifa Hamil
79 Sosok Mata di Lukisan Mama Terungkap
80 Air Mata Hanna
81 Test DNA
82 Terungkap lagi
83 Syifa tau semuanya
84 Adnan menyesal
85 Adnan ke rumah Arka?
86 Saling memaafkan
87 Kedatangan Zara?
88 Hanna Salah Paham
89 Perhatian Arka ke Hanna
90 Hanna dilamar
91 Ancaman Sisil
92 Melepas Rindu
93 Pesan mengganggu
94 Sisi lain Heri
95 Rencana Heri
96 Heri ditangkap
97 Menemui Heri di kantor Polisi
98 Perkara Kotak Bekal
99 Ke sekolah Raka
100 Saudara Tiri Cathy?
101 Ken dan Arka baikan?
102 Ketemu Deva lagi
103 Perhatian Ken ke Mila
104 Kecelakaan
105 Melaporkan Kejadian
106 Mencari Pelakunya
107 Menemukan Pelaku
108 Menangkap Pelaku
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Clarisha Hanna Wijaya
2
Menangkap Pencopet
3
Membujuk Raka
4
Curhat
5
Flashback
6
Perjodohan
7
Surprise untuk Raka
8
Peringatan Pak Adit
9
Hanna menerima perjodohan
10
Syifa bertemu Raka
11
Acara Reuni Kampus
12
Menjenguk Hanna
13
PDKT
14
siapa tamu Pak Hanung?
15
Syarat dari Arka
16
Adit tau perasaan Arka
17
Masa lalu bu Sisil
18
Syifa dan Adit semakin dekat
19
Arka cemburu
20
Adit menyatakan perasaannya
21
Alasan eyang tidak menyukai Adnan
22
Cathy mengganggu!
23
Raka ingin ikut lomba
24
Arka salting
25
Ken sahabat Arka?
26
Kisah masa lalu Hanna
27
Ratna curiga?
28
Syifa bertemu Raka (2)
29
Raka melanggar janji
30
Kemarahan Adit
31
Arka jadi pahlawan
32
Pelukan Hanna
33
Ke makam
34
Menikmati Sunset
35
Yang sebenarnya terjadi
36
Memeluk Hanna
37
Calon istri Adit?
38
Dunia begitu sempit
39
Kekecewaan Syifa
40
Masa lalu yang terungkap
41
Perjodohan Arka dan Hanna
42
Rencana Hanna
43
Kejahilan Arka
44
Cathy gagal
45
Luka 7 tahun yang lalu
46
Jalan-jalan
47
Naik kereta gantung
48
Janji Suci
49
Rencana lamaran
50
Panggil Mas?
51
Happy Engagement
52
Kesempatan lagi?
53
Saya cemburu
54
Minta Maaf
55
Pasar Malam
56
Siapa pria paruh baya itu?
57
Masa lalu tante Dewi
58
Permintaan Eyang
59
Perjodohan Arka dan Hanna
60
Seperti Sidharth Malhotra!
61
Kakak?
62
Kembali kuliah
63
Bertemu Ibnu lagi
64
Luka lama terkuak kembali
65
Menolong Papa
66
Ayah?
67
Arka menyesal
68
Sah!!
69
Satu per satu Kebenaran terungkap
70
Malam pertama
71
Rencana Bulan Madu
72
Menemani Raka lomba
73
Raka menang
74
Datang ke rumah Om Adnan
75
Ibnu sakit
76
Syifa pingsan
77
Masa Lalu Sarah
78
Syifa Hamil
79
Sosok Mata di Lukisan Mama Terungkap
80
Air Mata Hanna
81
Test DNA
82
Terungkap lagi
83
Syifa tau semuanya
84
Adnan menyesal
85
Adnan ke rumah Arka?
86
Saling memaafkan
87
Kedatangan Zara?
88
Hanna Salah Paham
89
Perhatian Arka ke Hanna
90
Hanna dilamar
91
Ancaman Sisil
92
Melepas Rindu
93
Pesan mengganggu
94
Sisi lain Heri
95
Rencana Heri
96
Heri ditangkap
97
Menemui Heri di kantor Polisi
98
Perkara Kotak Bekal
99
Ke sekolah Raka
100
Saudara Tiri Cathy?
101
Ken dan Arka baikan?
102
Ketemu Deva lagi
103
Perhatian Ken ke Mila
104
Kecelakaan
105
Melaporkan Kejadian
106
Mencari Pelakunya
107
Menemukan Pelaku
108
Menangkap Pelaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!